Anda di halaman 1dari 5

Peninggalan Dinasti Sanjaya

1.Candi Banyunibo
Candi Banyunibo terletak di bagian sebelah timur dari Kota Yogyakarta. Secara administratif terletak
di Dusun Cepit, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Candi ini dibangun
pada sekitar abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno
Di sekitar candi ini pun banyak dijumpai situs candi yang berserakan di beberapa dusun sekitarnya..
Candi ini dibangun pada sekitar abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Candi Banyunibo
jarang dikunjungi wisatawan.

2. Candi Sukuh
Candi Sukuh adalah sebuah kompleks candi agama Hindu yang secara administrasi terletak di
wilayah Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, eks Karesidenan Surakarta,
Jawa Tengah. Candi ini dianggap kontroversial karena bentuknya yang kurang lazim dan karena
penggambaran alat-alat kelamin manusia secara eksplisit pada beberapa figurnya.
Situs candi Sukuh dilaporkan pertama kali pada masa pemerintahan Britania Raya di tanah Jawa
pada tahun 1815 oleh Johnson, Residen Surakarta. Setelah masa pemerintahan Britania Raya
berlalu, pada tahun 1842, Van der Vlis, arkeolog Belanda, melakukan penelitian. Pemugaran pertama
dimulai pada tahun 1928.
3. Candi Dieng
Candi Dieng merupakan kumpulan candi yang terletak di kaki pegunungan Dieng, Wonosobo, Jawa
tengah. Kawasan Candi Dieng menempati dataran pada ketinggian 2000 m di atas permukaan laut,
memanjang arah utara-selatan sekitar 1900 m dengan lebar sepanjang 800 m.
Kumpulan candi Hindu beraliran Syiwa yang diperkirakan dibangun antara akhir abad ke-8 sampai
awal abad ke-9 ini diduga merupakan candi tertua di Jawa. Para ahli memperkirakan bahwa
kumpulan candi ini dibangun atas perintah raja-raja dari Wangsa Sanjaya. Di kawasan Dieng ini
ditemukan sebuah prasasti berangka tahun 808 M, yang merupakan prasasti tertua bertuliskan huruf
Jawa kuno, yang masih masih ada hingga saat ini. Pembangunan Candi Dieng diperkirakan
berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama yang berlangsung antara akhir abad ke-7 sampai
dengan perempat pertama abad ke-8, meliputi pembangunan Candi Arjuna, Candi Semar, Candi
Srikandi dan Candi Gatutkaca. Tahap kedua merupakan kelanjutan dari tahap pertama, yang
berlangsung samapi sekitar tahun 780 M.

4. Candi Gebang
Candi Gebang adalah candi Hindu yang berada di dusun Gebang, Kelurahan Wedomartani,
Ngemplak, Sleman, DIY. Candi ini diperkirakan dibangun pada sekitar abad ke-8 M pada saatwangsa
Sanjaya berkuasa pada zaman Kerajaan Mataram Kuno.
Candi ini mempunyai ukuran kira-kira 5,25 x 5,25 meter dengan tinggi 8 meter. Candi Gebang
menghadap ke timur, mempunyai puncak berbentuk lingga. Pada relung sebelah barat arca Ganesa,
sementara di sisi pintu terdapat dua relung yang salah satunya berisi arca Nandiswara. Sebuah yoni
berada di ruang candi.
5. Candi Gedong Songo
Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi peninggalan budaya Hindu
yang terletak di desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Di kompleks candi ini terdapat sembilan buah candi.
Candi ini diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya Hindu dari
zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 (tahun 927 masehi).
Candi ini memiliki persamaan dengan kompleks Candi Dieng di Wonosobo. Candi ini terletak pada
ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara disini cukup dingin (berkisar
antara 19-27 °C)
Lokasi 9 candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan alam yang indah.
Selain itu, obyek wisata ini juga dilengkapi dengan pemandian air panas dari mata air yang
mengandung belerang, area perkemahan, dan wisata berkuda.

6. Candi Lumbung
Candi Lumbung adalah salah satu kompleks percandian Buddha yang berada di dalam kompleks
Taman Wisata Candi Prambanan, yaitu di sebelah candi Bubrah. Meskipun demikian, Candi ini telah
masuk ke wilayah Jawa Tengah, yaitu di Kabupaten Klaten.Menurut perkiraan, candi ini dibangun
pada abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno.
Peninggalan Dinasti Syailendra
1)      Candi Mendut

Terletak dijalan Mayor Kusen Mungkid Kabupaten Magelang  Jawa Tengah dan berada disekitar 3
Kilometer dari candi borobudur.
Bahan bangunan candi tersebut sebenarnya adalah batu bata yang ditutupi dengan batu alam.
Bangunan ini terletak pada sebuah basement yang tinggi, sehingga tampak lebih anggun dan kokoh.
Tangga naik dan pintu masuk menghadap ke barat-daya. Di atas basement terdapat lorong yang
mengelilingi tubuh candi. Atapnya bertingkat tiga dan dihiasi dengan stupa-stupa kecil. Jumlah stupa-
stupa kecil yang terpasang sekarang adalah 48 buah. Tinggi bangunan adalah 26,4 meter. Belum
didapatkan kepastian mengenai kapan Candi Mendut dibangun, namun J.G. de Casparis menduga
bahwa Candi Mendut dibangun oleh raja pertama dari wangsa Syailendra pada tahun 824 M. Dugaan
tersebut didasarkan pada isi Prasasti Karangtengah (824 M), yang menyebutkan bahwa Raja Indra
telah membuat bangunan suci bernama Wenuwana. Casparis mengartikan Wenuwana (hutan
bambu) sebagai Candi Mendut. Diperkirakan usia candi Mendut lebih tua daripada usia Candi
Barabudhur.

2)      Candi kalasan

Sejarah pembangunan Candi Kalasan dapat kita temukan pada Prasasti Kalasan yang ditemukan
tidak jauh dari ditemukannya lokasi candi tersebut. Prasasti tersebut ditulis di tahun Saka 700 atau
778 Masehi. Prasati Kalasan ditulis menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf pranagari. Dalam
prasasti ini kita dapat mengetahui bahwa awal mula pembangunan Candi Kalasan berasal dari
nasehat para pemuka agama di zaman wangsa Syailendra.
Pada masa itu, para pemuka agama menasehati Maharaja Tejapurnama Panangkarana untuk
membangun tempat suci sebagai sarana pemujian Dewi Tara dan biara untuk para pendeta Budha.
Maharaja Tejapurnama Panangkarana yang disebutkan pada prasati ini maksudnya adalah Rakai
Panangkaran, yang tidak lain adalah putra Raja Sanjaya dari Kerajaan Hindu Mataram. Hal ini ketahui
dari prasasti Raja Balitung di tahun 907 Masehi. Dalam sejarah Kerajaan Mataram kuno, diketahui
bahwa Rakai Panangkaran akhirnya menjadi Raja Kerajaan Mataram Hindu yang kedua. Dari
prasasti Kalasan pula kita mengetahui bahwa Candi Kalasan dibangun dari tahun 778 Masehi.

3)      Candi Ngawen

Candi tersebut terletak di desa Ngawen, kecamatan Muntilan, kabupaten Magelang. Candi Ngawen
termasuk candi bercorak agama Buddha. Tampak ada beberapa arca sang Buddha yang berada di
dalam candi utamanya. Menurut perkiraan, candi ini dibangun oleh wangsa Syailendra pada abad ke-
8 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Keberadaan candi Ngawen ini kemungkinan besar adalah
yang disebut dalam prasasti Karang Tengah pada tahun 824 M.
 Candi ini terdiri dari 5 buah candi kecil, dua di antaranya mempunyai bentuk yang berbeda dengan
dihiasi oleh patung singa pada keempat sudutnya. Sebuah patung Buddha dengan posisi duduk
Ratnasambawa yang sudah tidak ada kepalanya nampak berada pada salah satu candi lainnya.
Beberapa relief pada sisi candi masih nampak cukup jelas, di antaranya adalah ukiran Kinnara,
Kinnari, dan kala-makara.

4)      Candi Pawon

Bangunan pemujaan ini termasuk salah satu Candi Buddha yang  diperkirakan didirikan oleh Dinasti
Syalendra antara abad VIII – IX Masehi, akan  tetapi waktu pembangunan secara pasti tidak diketahui
karena belum ada data-data yang cukup kuat. Menurut Casparis, Candi Pawon merupakan tempat
penyimpanan abu jenazah Raja Indra (782 – 812 M), ayah Raja Samarrattungga dari Dinasti
Syailendra. Dalam ruangan di tubuh Candi Pawon, diperkirakan semula terdapat Arca Bodhhisattva,
sebagai bentuk penghormatan kepada Raja Indra yang dianggap telah mencapai tataran Bodhisattva.
Para ahli berpendapat bahwa Candi Pawon merupakan pintu gerbang Candi Borobudur, sebagai
tempat umat membersihkan badan dan pikirannya dari kekotoran batin.

Anda mungkin juga menyukai