Anda di halaman 1dari 5

Candi Peninggalan Dinasti Syailendra dan Dinasti Sanjaya

A. Peninggalan dinasti syailendra

1. Candi Borobudur
Candi Borobudhur ini dibangun oleh seseorang bernama Samaratungga. Keberadaan
candi ini pertama kali diketahui oleh Thomas Stanford Rafles sekitar tahun 1814. Candi
yang memiliki 10 tingkat ini sebenarnya mempunyai tinggi secara keseluruhan yaitu 42
meter. Namun setelah dilakukan restorasi, tinggi keseluruhan candi borobudhur ini hanya
mencapai 34,5 meter dengan luas secara keseluruhan yaitu 123x123 meter atau 15.129
m2. Setiap tingkat lantainya, dari lantai paling bawah hingga lantai keenam berbentuk
persegi, sedangkan lantai ketujuh sampai terakhir berbentuk bulat.
Candi Borobudhur merupakan candi Buddha terbesar pada abad ke-9 M. Menurut
Prasasti Kayumwungan, candi ini terungkap dalam pembangunannya, selesai dibuat pada
26 Mei 824, atau hampir 100 tahun semenjak mulai awal dibangun.

2. Candi Kalasan
Candi Kalasan atau Candi Kalibening merupakan sebuah candi yang dikategorikan
sebagai candi umat Buddha terdapat di desa Kalasan, kabupaten Sleman, provinsi
Yogyakarta, Indonesia.
Candi ini memiliki 52 stupa dan berada di sisi jalan raya antara Yogyakarta dan Solo.
Berdasarkan prasasti Kalasan bertarikh 778 yang ditemukan tidak jauh dari candi ini
menyebutkan tentang pendirian bangunan suci untuk menghormati Bodhisattva wanita,
Tarabhawana dan sebuah vihara untuk para pendeta. Penguasa yang memerintah
pembangunan candi ini bernama Maharaja Tejapurnapana Panangkaran (Rakai
Panangkaran) dari keluarga Syailendra. Kemudian dengan perbandingan dari manuskrip
pada prasasti Kelurak tokoh ini dapat diidentifikasikan dengan Dharanindra atau dengan
prasasti Nalanda adalah ayah dari Samaragrawira. Sehingga candi ini dapat menjadi bukti
kehadiran Wangsa Syailendra, penguasa Sriwijaya di Sumatera atas Jawa.

3. Candi Mendut
Candi Mendut adalah sebuah candi bercorak Buddha. Candi yang terletak di Jalan
Mayor Kusen Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini, letaknya berada
sekitar 3 kilometer dari candi Borobudur. Candi Mendut didirikan semasa pemerintahan
Raja Indra dari dinasti Syailendra. Di dalam prasasti Karangtengah yang bertarikh 824
Masehi, disebutkan bahwa raja Indra telah membangun bangunan suci bernama
wenuwana yang artinya adalah hutan bambu. Oleh seorang ahli arkeologi Belanda
bernama J.G. de Casparis, kata ini dihubungkan dengan Candi Mendut.

4. Candi ngawen
Candi Ngawen adalah candi Buddha yang berada kira-kira 5 km sebelum candi
Mendut dari arah Yogyakarta, yaitu di desa Ngawen, kecamatan Muntilan, Kabupaten
Magelang. Menurut perkiraan, candi ini dibangun oleh wangsa Sailendra pada abad ke-8
pada zaman Kerajaan Mataram Kuno.
Candi ini terdiri dari 5 buah candi kecil, dua di antaranya mempunyai bentuk yang
berbeda dengan dihiasi oleh patung singa pada keempat sudutnya. Sebuah patung Buddha
dengan posisi duduk Ratnasambawa yang sudah tidak ada kepalanya nampak berada pada
salah satu candi lainnya. Beberapa relief pada sisi candi masih nampak cukup jelas, di
antaranya adalah ukiran Kinnara, Kinnari, dan kala-makara.

5. Candi Pawon
Letak candi Pawon ini berada di antara Candi Mendut dan Candi Borobudur. Nama
Candi Pawon tidak dapat diketahui secara pasti asal-usulnya. Ahli epigrafi J.G. de
Casparis menafsirkan bahwa Pawon berasal dari bahasa Jawa awu yang berarti 'abu',
mendapat awalan pa- dan akhiran -an yang menunjukkan suatu tempat. Dalam bahasa
Jawa sehari-hari kata pawon berarti 'dapur', akan tetapi de Casparis mengartikannya
sebagai 'perabuan' atau tempat abu. Candi Pawon dipugar tahun 1903.
B. Peninggalan Dinasti Sanjaya

1. Candi Banyunibo
Candi Banyunibo terletak di bagian sebelah timur dari Kota Yogyakarta. Secara
administratif terletak di Dusun Cepit, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Sleman,
Yogyakarta. Candi ini dibangun pada sekitar abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram
Kuno
Di sekitar candi ini pun banyak dijumpai situs candi yang berserakan di beberapa
dusun sekitarnya.. Candi ini dibangun pada sekitar abad ke-9 pada zaman Kerajaan
Mataram Kuno. Candi Banyunibo jarang dikunjungi wisatawan.

2. Candi Sukuh
Candi Sukuh adalah sebuah kompleks candi agama Hindu yang secara administrasi
terletak di wilayah Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, eks
Karesidenan Surakarta, Jawa Tengah. Candi ini dianggap kontroversial karena bentuknya
yang kurang lazim dan karena penggambaran alat-alat kelamin manusia secara eksplisit
pada beberapa figurnya.
Situs candi Sukuh dilaporkan pertama kali pada masa pemerintahan Britania Raya di
tanah Jawa pada tahun 1815 oleh Johnson, Residen Surakarta. Setelah masa
pemerintahan Britania Raya berlalu, pada tahun 1842, Van der Vlis, arkeolog Belanda,
melakukan penelitian. Pemugaran pertama dimulai pada tahun 1928.
3. Candi dieng
Candi Dieng merupakan kumpulan candi yang terletak di kaki pegunungan Dieng,
Wonosobo, Jawa tengah. Kawasan Candi Dieng menempati dataran pada ketinggian 2000
m di atas permukaan laut, memanjang arah utara-selatan sekitar 1900 m dengan lebar
sepanjang 800 m.
Kumpulan candi Hindu beraliran Syiwa yang diperkirakan dibangun antara akhir abad
ke-8 sampai awal abad ke-9 ini diduga merupakan candi tertua di Jawa. Para ahli
memperkirakan bahwa kumpulan candi ini dibangun atas perintah raja-raja dari Wangsa
Sanjaya. Di kawasan Dieng ini ditemukan sebuah prasasti berangka tahun 808 M, yang
merupakan prasasti tertua bertuliskan huruf Jawa kuno, yang masih masih ada hingga
saat ini. Pembangunan Candi Dieng diperkirakan berlangsung dalam dua tahap. Tahap
pertama yang berlangsung antara akhir abad ke-7 sampai dengan perempat pertama abad
ke-8, meliputi pembangunan Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi dan Candi
Gatutkaca. Tahap kedua merupakan kelanjutan dari tahap pertama, yang berlangsung
samapi sekitar tahun 780 M.

4. Candi Gebang
Candi Gebang adalah candi Hindu yang berada di dusun Gebang, Kelurahan
Wedomartani, Ngemplak, Sleman, DIY. Candi ini diperkirakan dibangun pada sekitar
abad ke-8 M pada saatwangsa Sanjaya berkuasa pada zaman Kerajaan Mataram Kuno.
Candi ini mempunyai ukuran kira-kira 5,25 x 5,25 meter dengan tinggi 8 meter. Candi
Gebang menghadap ke timur, mempunyai puncak berbentuk lingga. Pada relung sebelah
barat arca Ganesa, sementara di sisi pintu terdapat dua relung yang salah satunya berisi
arca Nandiswara. Sebuah yoni berada di ruang candi.
5. Candi Gedong Songo
Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi peninggalan
budaya Hindu yang terletak di desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang,
Jawa Tengah, Indonesia tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Di kompleks candi ini
terdapat sembilan buah candi.
Candi ini diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan
budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 (tahun 927 masehi).
Candi ini memiliki persamaan dengan kompleks Candi Dieng di Wonosobo. Candi
ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara
disini cukup dingin (berkisar antara 19-27 °C)

Anda mungkin juga menyukai