BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen merupakan proses menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
untuk mencapui tujuan organisasi dalam suatu lingkungan yang berubah (Arwani &
Heru. 2005). Manajemen keperawatan secara singkat diartikan sebagai proses
pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien/keluarga
serta masyarakat (Gillies, 1985 dalam Arwani & Heru, 2005). Proses manajemen
keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan
asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling
menopang. Dalam manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data,
identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil, karena manajemen
keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga dari pada seorang
pegawai. Setiap tahapan dalam proses manajemen lebih rumit jika dibandingkan
dengan proses keperawatan.
Ruang Rawat Anak Rumah Sakit Umum Daerah Panyabungan merupakan salah
satu ruangan perawatan pada pasien anak. Ruang Rawat Anak telah menerapkan
metode praktik keperawatan fungsional, walaupun masih banyak kekurangan yang
ditemukan dalam pelaksanaannya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek keperawatan manajemen selama 3 minggu di
Ruang Rawat Anak Rumah Sakit Umum Daerah Panyabungan kelompok mampu
melakukan pengelolaan Ruang Rawat Anak sesuai dengan konsep dan langkah-
langkah manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik keperawatan manajemen selama 3 minggu
diharapkan kelompok mampu :
a. Melakukan pengkajian situasi Ruang Perawatan Anak.
b. Menganalisa data hasil pengkajian
2
c. Memprioritaskan masalah Ruang Anak berdasarkan hasil analisa data yang
diperolah.
d. Menyusun rencana stratagis dan operasional Ruang Anak sesuai dengan
kondisi Ruang Anak dengan tepat dan benar.
e. Mengimplementasikan model pengorganisasian pelayanan keperawatan sesuai
dengan kondisi Ruang Anak secara tepat dan benar.
f. Melakukan evaluasi program dengan tepat dan benar.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
pelaksanaan metoda asuhan keperawatan, melakukan pengawasan dan pengadilan
serta dokumentasi yang lengkap.
Menurut Swanburg (2000), ketrampilan manajemen dapat diklasifikasikan
dalam tiga tingkatan yaitu:
1. Keterampilan intelektual, yang meliputi kemampuan atau penguasaan teori,
keterampilan berfikir.
2. Keterampilan teknikal meliputi: metode, prosedur atau teknik.
3. Keterampilan interpersonal, meliputi kemampuan kepemimpinan dalam
berinteraksi dengan individu atau kelompok.
5
9. Pengendalian merupakan elemen menajemen keperawatan yang meliputi :
penilaian pelaksanaan yang rencana yang telah dibuat, pemberian intruksi,
menetapkan standart dan membandingkannya dengan penampilan serta
memperbaiki kekurangan yang terjadi.
6
D. Lingkup Manajemen Keperawatan
Keperawatan merupakan disiplin praktis klinis. Manajemen keperawatan yang
efektif seharusnya memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana.
Manajemen keperawatan mengelola kegiatan keperawatan yang meliputi :
1. Menetapkan penggunaan proses keperawatan.
2. Mengetahui intervensi keperawatan yang dilakukan berdasarkan diagnosa.
3. Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat.
4. Menerima akuntabilitas hasil kegiatan keperawatan.
Berdasarkan uraian di atas, maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari :
1. Manajemen operasional (manajemen pelayanan keperawatan)
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang perawatan yang
terdiri dari :
a. Manajemen puncak (kebid keperawatan)
b. Manajemen menengah (kepala unit pelayanan atau supervisi)
c. Manajemen bawah (kepala ruangan perawatan)
2. Faktor-faktor yang ahrus dimiliki oleh seorang manajer yaitu :
a. Kemampuan menerapkan pengetahuan
b. Keteramplan kepemimpinan
c. Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin
d. Kemampuan menjalankan fungsi manajemen
e. Manajemen asuhan keperawatan.
7
2. Perawatan intermediet : memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam yang terdiri atas :
a. Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
b. Observasi tanda-tanda vital 4 jam
c. Ambulansi dibantu, pengobatan lebih dari satu kali
d. Voley kateter/intake output dicatat
e. Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan, memerlukan
prosedur.
3. Perawatan maksimal/total : memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam.
a. Segala diberikan / dibantu
b. Posisi yang diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
c. Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intervena
d. Pemakaian suction
e. Gelisah / disorientasi
Menurut Dougles (1984) ada beberapa kriteria jumlah perawat yang
dibutuhkan perpasien untuk dinas pagi, sore dan malam.
Waktu Klasifikasi Pagi Sore Malam
Minimal 0,17 0,14 0,10
Partial 0,27 0,15 0,07
Total 0,36 0,30 0,20
Jadi kebutuhan perawat seharusnya di Ruangan Anak dengan 15 orang
perawat. Dan seluruh pasien dengan perawatan minimal adalah :
- Perawat pagi : 15 x 0,17 = 2,55 dibulatkan menjadi 3 orang
- Perawat sore : 15 x 0,14 = 2,01 dibulatkan menjadi 2 orang
- Perawat malam : 15 x 0,10 = 1,5 dibulatkan menjadi 1 orang
F. Manajemen Askep
Manajemen askep adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan keempat
unsur: standart, proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem manajemen
askep. Definisi tersebut berdasarkan prinsip- prinsip nilai yang diyakini dan akan
menentuakan kualitas produksi/ jasa layanan keperawatan. Manajemen askep adalah
pengarahan agar askep berjalan dengan baik, manajemen askep meliputi pengkajian,
diagnosa, perencanaan, implementasi, evaluasi.
8
1. Keperawatan Tim
Model ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terdapat sekelompok pasien. Perawat ruangan
dibagi menjai 2-3 tim yang terdiri atas tenaga profesional, tenaga teknis, dan
pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu. Sistem ini memiliki
kelebihan dan kekurangan sebagai berikut
Kelebihan
- Memungkinkan pelayan keperawatan yang menyeluruh
- Mendukungpelaksanaan proses keperawatan
- Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim
Kelemahan
Komunikasi antar anggota tim terbentk terutama dalam bentuk konferensi tim,
yang biasanya membutuhkan waktu karena sulit untuk melaksanakannya saat
sibuk.
9
2. Fungsi kepala ruang :
Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000) sebagai
berikut:
Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran,
kebijaksanaan, dan peraturan-peraturan : membuat perencanaan jangka
pendek dan jangka panjang untuk mencapai visi, misi, dan tujuan, organisasi,
menetapkan biaya-biaya untuk setiap kegiatan serta merencanakan dan
pengelola rencana perubahan.
Pengorganisasian: meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan
perencanaan, menetapkan metode pemberian asuhan keperawatan kepada
pasien yang paling tepat, mengelompokkan kegiatan untuk mencapai tujuan
unit serta melakukan peran dan fungsi dalam organisasi dan menggunakan
power serta wewengan dengan tepat.
Ketenagaan: pengaturan ketegagaan dimulai dari rekruetmen, interview,
mencari, dan orientasi dari staf baru, penjadwalan, pengembangan staf, dan
sosialisasi staf.
Pengarahan : mencangkup tanggung jawab dalam mengelola sumber daya
manusia seperti motivasi untuk semangat, manajemen konflik, pendelegasian,
komunikasi, dan memfasilitasi kolaborasi.
Pengawasan meliputi penampilan kerja, pengawasan umum, pengawasan
etika aspek legal, dan pengawasan professional. Seorang manajer dalam
mengerjakan kelima fungsinya tersebut sehari-sehari akan bergerak dalam
berbagai bidang penjualan, pembelian, produksi, keuangan, personalia dan
lain-lain.
10
4. Meyakinkan semua hasil evaluasi berupa respon klien terhadap tindakan
keperawatan tercatat.
5. Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan langsung atau laporan
anggota tim
Anggota tim / Perawat pelaksana
a. Tanggung jawab anggota tim :
Menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk setiap klien di unit
tersebut. Misalnya pada saat jam makan siang staf dan rapat tim
Mengikuti instruksi keperawatan yang tertera dalam rencana keperawatan secara
teliti termasuk program pengobatan
Melaporkan secara tepat dan akurat tentang asuhan yang dilakukan serta respon
yang ditunjukkan klien
Menerima bantuan dan bimbingan ketua tim
b. Tugas perawat pelaksana :
Dalam asuhan keperawatan sebagai perawat yang profesional salah satu peran
sebagai perawat pelaksana. Perawat sebagai pelaksana secara langsung maupun tidak
langsung memberikan asuhan keperawatan kepada pasien individu, keluarga, dan
masyarakat. Peran perawat sebagai perawat pelaksana perawat sebagai perawat
pelaksana disebut Care Giver yaitu perawat menggunakan metode pemecahan
masalah dalam membantu pasien mengatasi masalah kesehatan. Peran perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan secara langsung atau tidak langsung (Praptianingsi,
2006). Dalam melaksanakan peran sebagai perawat pelaksana bertindak sebagai:
1) Comferter
Perawat mengupayakan kenyamanan dan rasa aman pasien (Praptianingsi,
2006). Menurut Potter & Perry (2005), peran sebagai pemberi kenyamanan yaitu
memberikan pelayanan keperawatan secara utuh bukan sekedar fisik saja, maka
memberikan kenyamanan dan dukungan emosi sering kali memberikan kekuatan
kepada klien untuk mencapai kesembuhan. Dalam memberikan kenyamanan
kepada klien, perawat dapat mendemonstrasikan dengan klien.
2) Protector dan Advocat
Perawat berupaya melindungi pasien, mengupayakan terlaksananya hak dan
kewajiban pasien dalam pelayanan kesehatan (Praptianingsi, 2006). Menurut
Potter & Perry (2005), sebagai pelindung perawat membantu mempertahankan
lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah
11
terjadinya kecelakaan dan melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak
diinginkan dari suatu tindakan diagnostik atau pengobatan. Utnuk menjalankan
tugas sebagai advokat, perawat melindungi hak dan kewajiban klien sebagai
manusia secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hak–haknya bila
dibutuhkan. Perawat juga melindungi hak – hak klien melalui cara–cara yang
umum dengan penolakan aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan
kesehatan klien atau menetang hak – hak klien.
3) Communication
Perawat sebagai mediator antara pasien dan anggota tim kesehatan, hal ini
terkait dengan keberadaan perawatyang mendampingi pasien selama 24 jam untuk
memberikan asuhan keperawatan dalam rangka upaya pelayanan kesehatan di
rumah sakit (Praptianingsi, 2006). Menurut Potter & Perry (2005), peran sebagai
komunikator merupakan pusat dari seluruh peran perawat pelaksana yang lain.
Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien, keluarga, antara sesama
perawat san profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas.
Memberikan perawatan yang efektif, pembuatan keputusan dengan klien dan
keluarga, memberikan perlindungan pada klien dari ancaman terhadap
kesehatannya, mengokordinasi dan mengatur asuhan keperawatan dan lain–lain
tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas.
4) Rehabilitator
Perawat memberikan asuhan keparawatan adalah mengembalikan fungsi
organ atau bagian tubuh agar sembuh dan berfungsi normal.
Rehabilitas merupakan proses dimana individu kembali ketingkat fungsi
maksimal setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan
ketidakberdayaan lainnya. Rentang aktivitas rehabilitas dan restoratif mulai dari
mangajar klien berjalan dengan menggunakan alat pembantu berjalan sampai
membantu klien mengatasi perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan penyakit
kronis (Potter & Perry, 2005)
12
- Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
- Menjelaskan hasil yang didapat
- Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil
- Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji
13
BAB III
TINJAUAN KASUS
14
Dari perhitungan BOR di atas, dapat disimpulkan BOR pada bulan Juni dan
Juli menurut catatan Kepala ruangan Anak adalah 105% dan 101%, sedangkan
BOR menurut hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa/i selama 1
minggu di ruangan Anak adalah 42,857%. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas
pemakaian tempat tidur diruangan Anak melebihi standar nasional BOR, dimana
standar tersebut 70- 80%.
Jumlah pasienkabur
Angka lari rata-rata adalah =
Jumlah bulan dalam satu priode
Hasil pengkajian = 0 pasien.
Dari data pengkajian mahasiswa/i selama berada di ruangan Anak selama
tanggal 23-28 Juli didapatkan data bahwa tidak ada pasien yang lari atau 0 pasien.
Dari data yang didapatkan dari kepala ruangan Anak pada bulan Juli tidak ada
pasien yang lari.
Hasil pengkajian = 0 pasien
Dari data pengkajian mahasiswa/i selama berada di ruangan Anak tanggal
23-28 Juli didapatkan data bahwa tidak ada pasien yang lari atau 0 pasien. Dari
data yang didapatkan dari kepala ruangan Anak pada bulan Juni tercatat tidak ada
yang lari.
2. Hasil Observasi
Hasil observasi yang dilakukan dari tanggal 16 Juli – 04 Agustus 2018 di
ruang Anak Rumah Sakit Umum Panyabungan.
Berdasarkan hasil observasi yang sudah ada
a. Bagan struktur organisasi / unit kerja
b. Uraian tugas yang jelas
c. Standar asuhan keperawatan
d. Pedoman asuhan keperawatan
e. Program jenjang karir
f. Program / rotasi
g. Program orientasi untuk tenaga kesehatan
h. Jadwal untuk kegiatan dinas pagi, sore dan malam
i. Jadwal dinas
j. Tong sampah
15
Sedangkan aspek manajemen tidak ada:
a. Standar logistik keperawatan
b. Jadwaf pertemuan rutin
c. Papan nama pasien setiap tempat tidur
d. Papan informasi
a. Perencanaan
Ruang Anak Rumah Sakit Umum Daerah Panyabungan belum mempunyai
visi dan misi. Di karenakan masih ada tenaga perawat dengan jenjang
pendidikan SPK. Dokumentasi keperawatan yang dijalankan oleh perawat
ruangan sudah dijalankan menggunakan evaluasi SOAP, namun
pelaksanaannya belum maksimal. Rencana pengembangan staf seperti
pelatihan staf jenjang karir dan kesempatan staf memperoleh jenjang
pendidikan dan pengembang karya lebih tinggi tidak ada dijalankan di
ruangan.
16
b. Pengorganisasian
Proses keperawatan di ruangan belum berjalan secara optimal, hal ini
disebabkan tidak adanya pelatihan-pelatihan perawat yang diusulkan oleh
Rumah Sakit Umum Panyabungan. Untuk menentukan jumlah tenaga yang
dibutuhkan setiap hati tidak menggunakan perhitungan berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien.
c. Pengarahan
Kepala ruangan sudah mengatakan mengarahkan perawat ruangan dengan
memberikan penjelasan yang seharusnya.
d. Pengendalian
Kepala ruangan tidak ada melakukan supervisi tentang pelaksanaan
asuhan keperawatan yang ada hal ini disebabkan karena kegiatan kepala
ruangan yang banyak. Dalam menilai kinerja seorang perawat, kepala ruangan
biasanya menyimpulkan dari pendapat/keluhan dari perawat lain. Audit
keperawatan dilakukan setiap bulannya.
17
B. ANALISA SWOT
M 1. Tenaga perawat dapat uang Pemberian jasa pelayanan Pembayaran jasa Tuntutan pelayanan tidak
O berupa gaji dan jasa tidak diberikan setiap bulan diharapkan rutin setiap sesuai dengan jasa yang
N pelayanan yang sesuai bulan didapat.
E 2. Keuangan dikelola oleh Besaran jasa disesuaikan
Y manajemen rumah sakit dengan kebutuhan/UMP
M 1. Ada buku komunikasi antar Tidak ada pedoman ASKEP Ada kebijakan rumah sakit Tuntutan terhadap
E perawat di ruangan diruangan untuk meningkatkan sistem pelayanan professional
T 2. Komunikasi antara dokter, Operan tidak dilaksanakan kerja yang professional semakin meningkat
18
KET STRENGHTS WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATS
perawat, pasien secara sebagaimana mestinya Adanya monitoring Kesadaran masyarakat akan
H terbuka Pre dan postcomperence tidak evaluasi dari komite hukum semakin meningkat
O 3. Jadwal visite dokter dilaksanakan keperawatan RS Adanya undang-undang
D setiaphari Ronde keperawatan tidak perlindungan terhadap
E pernah dilakukan konsumen
1. Memiliki jumlah kapasitas Tidak memiliki sarana Ada kebijakan RS tentang Pasien belum merasa
tempat tidur 15 TT bermain untuk anak peningkatan sarana dan nyaman.
M
2. Ada ruang kelas I, II, dan Desain ruangan tidak prasarana Resiko pasien pindah
A
T III mendukung untuk rawat anak Kepala ruangan dilibatkan rumah sakit pesaing.
E 3. Ruang kelas III mempunyai dalam perencanaan
R fasilitas AC, kipas
I 4. Alat-alat kesehatan yang
A memadai seperti : suction,
L
syring pump, nebulezer,
timbangan, tensi, monitor.
M 1. AC Tidak pernah diservice Mesin akan rusak Kenyamanan di ruangan
E 2. Kipas terganggu
S 3. Suction Pelayanan di ruangan tidak
I
4. Syeringpam terlaksana.
N
5. Monitor
19
C. Masalah Keperawatan Manajemen
1. Belum optimalnya penerapan pengarahan oleh Kepala Ruangan dan Ketua Tim
dalam hal kegiatan operan, preconference, postconference dan supervisi di
Ruang Anak.
2. Belum ditemukannya pencatatan inventaris yang jelas di Ruang Anak.
3. Belum optimalnya penerapan asuhan keperawatan Anak dan pendokumentasian
asuhan keperawatan di Ruang Rawat Anak.
4. Perawat ruang anak masih ada yang berpendidikan SPK 1 orang dan STT 2
orang.
5. Tidak ada pedoman ASKEP diruangan
6. Operan tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya
7. Pre dan postcomperence tidak dilaksanakan
8. Ronde keperawatan tidak pernah dilakukan
9. Tidak memiliki sarana bermain untuk anak
10. Desain ruangan tidak mendukung untuk rawat anak
11. Peralatan elektronik tidak pernah diservice
D. Rencana Strategi
1. Mengoptimalkan kembali kegiatan operan, preconference, postconference dan
supervisi oleh kepala ruangan dan ketua tim .
2. Membuat daftar pencatatan inventaris yang jelas
3. Mengoptimalkan kembali penerapan asuhan keperawatan anak dan pelaksanaan
pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai standart
4. Memberikan izin kepada perawat untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi
5. Membuat buku pedoman askep diruangan
6. Melakukan operan sebagaimana mestinya
7. Kepada Kepala Perawat agar dapat melaksanakan komunikasi yang efektif
melalui kegiatan operan pre dan post conference sehingga asuhan keperawatan
yang diberikan kepada pasien dapat dilaksanakan secara konprehensif
8. Kepada perawat ruangan agar membuat sarana bermain untuk anak supaya anak
lebih nyaman
9. Membuat desain ruangan anak untuk memberikan kenyamanan pada anak.
20
E. Rencana Kegiatan
No Perencanaan Penanggung
Masalah Tujuan Metode Waktu
. Strategi Operasional jawab
1. Belum optimalnya Tujuan Jangka Mengoptimalkan a. Melakukan role Role play 24 Juli 2018 - Mahasiswa
penerapan pengarahan Panjang: Diharapkan kembali kegiatan play overan, - Perawat
oleh kepala ruangan kegiatan pengarahan operan, preconference,
dan ketua tim dalam hal (operan, pre dan post preconference, postconference.
kegiatan operan, confrence serta postconference dan b. Membuat
preconference, supervisi) dilakukan supervisi oleh kesepakatan Diskusi 24 Juli 2018
postconference dan secara rutin. kepala ruangan dan waktu overan,
supervisi di Ruang ketua tim. preconfe-rence,
Anak. Tujuan jangka postconfe-rence.
pendek : c. Membuat Diskusi 23 Juli 2018
rencana
Setelah dilakukan
supervisi oleh
intervensi selama 7
KARU dan
hari perawatan
KATIM
ruangan
melaksanakan
operan,
preconference dan
postconference
setiap pergantian
dinas dan jadwal
supervisi sudah
terbentuk.
2. Belum ditemukannya Tujuan Jangka Membuat daftar 1. Membuat daftar Diskusi 17 Juli 2018 - Mahasiswa
pencatatan inventaris Panjang: inventaris inventaris - Perawat
yang jelas di Ruang Pencatatan inventaris setiap ruangan.
Anak. jelas di Ruang Anak 2. Resosialisasi Diskusi 18 Juli 2018
dan diperbaharui kepada perawat
21
No Perencanaan Penanggung
Masalah Tujuan Metode Waktu
. Strategi Operasional jawab
setiap bulan. ruangan tentang
daftar
inventaris
Tujuan jangka
setiap ruangan.
pendek :
3. Sosialisasi cara Diskusi 19 Juli 2018
Setelah dilakukan pembuatan
intervensi selama 7 format laporan
hari diharapkan inventaris.
terdapat pencatatan
inventaris yang jelas
22
No Perencanaan Penanggung
Masalah Tujuan Metode Waktu
. Strategi Operasional jawab
ian serta
Tujuan jangka memberi sesi
pendek : tanya jawab
Setelah dilakukan antara
intervensi selama 7 mahasiswa dan
hari diharapkan perawat
perawat melakukan ruangan tentang
asuhan keperawatan pendokumentas
secara maksimal dan ian
melakukan 2. Melakukan role
pendokumentasian play mahasiswa Role play
asuhan keperawatan tentang
sesuai standar. pendokumentas
ian
23
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Kegiatan kelompok dalam praktek profesi manajemen keperawatan diruang Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Panyabungan. Yang di mulai pada tanggal 16 Juli 2018
sampai dengan tanggal 04 Agustus 2018. Maka kelompok dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut.
a. Tahap pengkajian dimulai pada tanggal 17 Juli 2018 sampai pada tanggal 20 Juli 2018
melalui tindakan observasi, wawancara kepada kepala ruangan dan perawat di
ruangan Anak.
b. Setelah data terkumpul maka ditemukan terhadap masalah yaitu:
Belum optimalnya penerapan pangarahan oleh kepala ruangan dan ketua tim
dalam hal kegiatan operan, precoference, postconference, dan supervisi di ruangan
Anak.
Belum ditemukannya pencatatan inventaris yang jelas di ruangan Anak.
Belum optimalnya penerapan asuhan keperawata di ruangan Anak.
Perawat di ruangan anak masih terdapat yang berpendidikan SPK I orang dan STT
2 orang.
Tidak ada pedoman askep di ruangan Anak.
Operan tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Pre dan postconference tidak dilaksanakan.
Ronde keperawatan tidak dilaksanakan.
Tidak memiliki sarana bermain untuk anak di ruangan Anak.
Desain ruangan tidak mendukung untuk rawat Anak.
c. Upaya peningkatan pelayanan keperawatan yang dapat dilakukan di ruangan Anak
meliputi upaya mengoptimalkan penerapan asuhan keperawatan dan
pendokumentasian asuhan keperawatan. Upaya mengoptimalkan penerapan
pengarahan oleh kepala ruangan dan ketua tim dalam kegiatan operan, preconference,
postconference, dan upaya pencatatan inventaris yang jelas di ruangan Anak.
d. Tindakan yang telah dilakukan oleh kelompok yaitu:
Melakukan play prenconference dan post conference.
24
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat diajukan beberapa saran yaitu:
a. Rumah Sakit
Diharapkan agar rumah sakit tetap dapat memfasilitasi adanya kegiatan praktek
profesi manajemen keperawatan untuk Mahasiswa/i Stikes Aufa Royhan
Padangsidimpuan.
b. Perawat Ruangan
Diharap kepada perawat ruangan dapat melanjutkan implementasi yang telah
dilakukan oleh Mahasiswa/i Stike Aufa Royhan Padangsidimpuan.
c. Pihak Pendidikan
Diharap dosen pembimbing lebih intensif dalam membimbing Mahasiswa/i dalam
praktek manajemen keperawatan.
d. Mahasiswa/i Praktek Keperawatan Manajemen
Diharap kepada Mahasiswa/i praktek profesi manajemen dapat mengadakan
perubahan-perubahan yang inovatif pada ruangan lain.
25
DAFTAR PUSTAKA
Arwani & Heru Suprayitno. 2005. Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta: EGC
26
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 24
B. Saran ................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
27
ii
i
28
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa dari masing-masrng tahap kegiatan yang
telah dilakukan selama Praktik Profesi Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit Umum
Daerah Panyabungan. Dalam analisa ini akan ditampilkan beberapa upaya peningkatan
pelayanan keperawatan yang ada selama pelaksanaan kegiatan dari tanggal 16 Juli s/d 4
Agustus 2018 berdasarkan rencana kegiatan yang telah dibuat oleh mahasiswa bersama
perawat ruangan.
A. Tahap Persiapan
Praktik Manajemen Keperawatan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
belajar menggunakan sumber daya secara efektif, efisien dan rasional untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dengan adanya manajemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang harus diterapkan pada
praktik profesi terdiri dari planning, organizing, actuating, dan controlling. Pada tahap
persiapan, kerja sama yang baik antar anggota kelompok dan perawat ruangan serta
adanya informasi, arahan dan bimbingan dari pembimbing akademik dari lapangan.
Pada tahap persiapan yang dilakukan adalah orientasi dengan ruangan beserta
perawat ruangan dan dilanjutkan dengan mempersiapkan alat pengumpulan data berupa
kuesioner, lembar observasi dan format wawancara. Dalam kegiatan ini alat pengumpulan
data berupa lembar self evaluasi dan wawancara masing-masing untuk kepala ruangan,
ketua tim dan perawat pelaksana.
B. Tahap Pengkajian
Pada tahap pengkajian dilakukan pengumpulan informasi mengenai keadaan pasien
dan juga institusi rumah sakit, berupa tenaga keperawatan, administrasi, perencanaan,
pengaturan rumah sakit yang akan mempengaruhi fungsi organisasi keperawatan secara
keseluruhan. Pada tahap pengkajian telah dilakukan penyebaran lembar self evaluasi dan
wawancara kepada kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana. Serta pengamatan
yang dilakukan berdasarkan lembar observasi yang ada pada tanggal 24 Juli 2018.
Pengkajian ini tidak dapat dilaksanakan sesuai waktunya dikarenakan perawat ruangan
mengikuti kegiatan pelatihan diluar rumah sakit. Data yang diperoleh kemudian
dirumuskan, dari hasil rumusan masalah tersebut ditemukan beberapa masalah di Ruang
Anak.
29
C. Tahap perumusan masalah dan intervensi
Perumusan masalah dan perencanaan bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Berdasarkan hasil pengkajian di Ruang Anak, mahasiswa menemukan
beberapa masalah yang kemudian dirumuskan bersama intervensi yang tepat untuk
mengatasinya sebagai berikut :
1. Upaya mengoptimalkan penerapan pengarahan oleh Kepala Ruangan dan ketua
Tim dalam hal kegiatan operan, preconference, postconference dan supervisi di
Ruang Anak
Intervensi:
a. Mahasiswa melakukan role play operan, pre conference, post conference.
b. Membuat kesepakatan waktu operan, pre conference dan post conference
c. Membuat rencana supervisi oleh KARU dan KATIM
30
JADWAL ROLE PLAY RUANG RAWAT ANAK
Disusun Oleh :
32