Anda di halaman 1dari 9

Prinsip Umum Manajemen Keperawatan

Prinsip-prinsip manajemen secara umum menurut Fayol terdiri dari:

1.    Division of working (pembagian pekerjaan)

2.    Authority and  responsibility (kewenangan dan tanggungjawab)

3.    Dicipline (disiplin)

4.    Unity of command (kesaatuan komando)

5.    Unity of direction (Kesatuan arah)

6.    Subordination of individual to generate interent (kepentingan individu


tunduk padakepentingan umum)

7.    Renumeration of personal (penghasilan pegawai)

8.    Decentralization (desentralisasi)

9.    Scala of hierarchy (jenjang hirarki)

10.     Order  (keterlibatan)

11.     Stability of tunnure personal (stabilitas jabatan pegawai)

12.     Equity  (keadilan)

13.     Inisiative (inisiatif)

14.     Esprit de corps (Kesetiawakawanan korps).

Seperti  juga  prinsip-prinsip  manajemen  secara  umum,  prinsip-prinsip yang mendasari


manajemen keperawatan adalah:
1. Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan, karena melalui
fungsi perencanaan pimpinan/ pengelola keperawatan dapat menurunkan
risikoterhadap pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang tidak efektif
dantidak efisien
2. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif.
Manajer/ pengelola keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun
perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuaidengan
waktu dan perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya
3. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi
maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatankeperawatan
memerlukan pengambilan keputusan yang tepat diberbagai tingkatmanajerial.
4. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatianmanajer/
pengelola keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, pikir,
yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan point utama dari tujuankeperawatan
5. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuaidengan
kebutuhan organisasi pelayanan untuk mencapai tujuan
6. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang
meliputiproses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan
rencana
7. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan
penampilan kinerja yang baik
8. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang
efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan,
arah dan pengertian diantara pegawai
9. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat-
perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi ataupun upaya manajer
keperawatan untuk meningkatkan pengetahuan karyawan.
10. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian
tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan
prinsip-prinsip melalui penetapan standar, membandingkan penampilan dengan
standar dan memperbaiki kekurangan yang ditemukan.

Berdasarkan prinsip-prinsip diatas maka para administrator dan manajer keperawatan


seyogianya bekerja bersama-sama dalam perencanaan dan pengorganisasian serta fungsi-
fungsi manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkansebelumnya.

Lingkup Manajemen Keperawatan

Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang melibatkan berbagai
aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yangpaling mendasar
bagi semua orang dan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan
upaya perbaikan menyeluruh sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang memadai
ditentukan sebagian besar oleh gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat di dalamnya.

Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manejer keperawatan yang efektif


seyogianya memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana. Kegiatan
perawat pelaksana meliputi:
1. Menetapkan penggunaan proses keperawatan
2. Melaksakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa
3. Menerima ankotabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksakan oleh perawat
4. Menerima ankotabilitas untuk hasil-hasil keperawatan
5. Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan.
Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa diinisiasi oleh para manajer keperawatanmelalui
partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan melibatkan perawat pelaksana.
Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari:

1. Manajemen operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang perawatan yang terdiri
dari tiga tingkat manajerial yaitu:

a.Manajemen puncak
b.Manajemen menengah
c.Manajemen bawah
Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam kegiatannya. Ada
beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang-orang tersebut agar pelaksanaannya berhasil,
antara lain:
a.    Kemampuan menerapkan pengetahuan
b.    Ketrampilan kepemimpinan
c.    Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin
d.   Kemampuan melaksakan fungsi manajemen

2.    Manajemen asuhan keperawatan


Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yangmenggunakan
konsep-konsep manajemen didalamnya seperti perencanaan,pengorganisasian, pengarahan
dan pengendalian atau evaluasi. Proses keperawatan merupakan proses pemecahan
masalah yang menekankan pada pengambilan keputusan tentang keterlibatan perawat yang
dibutuhkan pasien.
Menurut S. Suarli dan Yanyan Bahtiar (2002), manajemen pada proses keperawatan
mencakup manajemen pada berbagai tahap dalam keperawatan, yaitu :

a.    Pengkajian

Pengkajian yaitu langkah awal dalam proses keperawatan yang mengharuskan


perawat setepat mungkin mendata pengalaman masa lalu pasien, pengetahuan yang
dimiliki, perasaan, dan harapan kesehatan dimasa datang.

b.    Diagnosis

Diagnosis merupakan tahap pengambilan keputusan professional dengan menganalisis


data yang telah dikumpulkan. Keputusan yang diambil dapat berupa rumusan
diagnosis keperawatan, yaitu respon biopsikososio spiritual terhadap masalah
kesehatan actual maupun potensial.

c.    Perencanaan

Perencanaan keperawatan dibuat setelah perawat mampu memformulasikan diagnosis


keperawatan. Perawat memilih metode khusus dan memilih sekumpulan tindakan
alternative untuk menolong pasien mempertahankan kesejahteraan yang optimal.

d.   Implementasi

Implementasi merupakan langkah berikutnya dalam proses keperawatan semua


kegiatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien harus
direncanakan untuk menunjang Tujuan pengobatan medis, dan memenuhi Tujuan
rencana keperawatan. Implementasi rencana asuhan keperawatan berarti perawat
mengarahkan, menolong, mengobservasi, dan mendidik semua personil keperawatan
yang terlibat dalam asuhan pasien tersebut.

e.    Evaluasi

Evaluasi adalah pertimbangan sistematis dan standar dari Tujuan yang dipilih
sebelumnya, dibandingkan dengan penerapan praktik yang actual dan tingkat asuhan
yang diberikan. Evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan hanya dapat dibuat jika
Tujuan diidentifikasikan sebelumnya cukup realistis, dan dapat dicapai oleh perawat,
pasien, dan keluarga.

Kelima langkah dalam proses keperawatan ini dilakukan terus menerus oleh perawat, melalui
metode penugasan yang ditetapkan oleh para menejer keperawatan sebelumnya. Para menejer
keperawatan (terutama menejer tingkat bawah) terlibat dalam proses menejerial yang
melibatkan berbagai fungsi manajemen, dalam rangka mempengaruhi dan menggerakkan
bawahan. Hal ini dilakukan agar mampu memberikan asuhan keperawatan yang memadai,
dengan kode etik dan standar praktik keperawatan.

Proses Manajemen Keperawatan

Henry Fayol mengungkapkan ada lima fungsi manajemen yang meliputi


Planning,Organization, Command, Coordination, dan Control. Konsep
Fayol tersebut dimodifikasi oleh Luther Gullick (Marquis & Huston, 2000) dalam bentuk
tujuh aktivitas manajemenyang meliputi Planning, Organizing, Staffing, Directing,
Coordinating, Reporting,dan Budgeting.

Marquis dan Huston merangkum konsep yang dikemukakan oleh Fayol dan Gullick dengan
mengungkapkan bahwa proses manajemen keperawatan terdiri dari planning, organizing,
staffing, directing, dan controlling yang membentuk suatu siklus proses manajemen seperti
yang tersaji dalam skema dibawah ini:

Proses Manajemen Keperawatan

Proses manajemen keperawatan dap at juga dilihat dari pendekatan sistem, yaitu sebagai
sistem terbuka dimana masing -masing komponen saling berhubungan danberinteraksi serta
dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima
elemen utama yaitu input, process, output,control dan mekanisme umpan balik (feed back).

Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personil, peralatandan
fasilitas.

Process dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer daritingkat pengelola


keperawatan tertinggi sampai keperawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang
untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam
pelaksanaan pelayanan keperawatan.

Output adalah kualitasdari asuhan pelayanan keperawatan, pengembangan staf dan riset.

Control yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari bagian
keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur standar danakreditasi. Mekanisme
umpan balik ( feed back ) berupa laporan finansial, auditkeperawatan, survey kendali mu tu
dan penampilan kerja perawat.

1.      Planning

Pada proses perencanaan, menentukan misi, visi, tujuan, kebijakan, prosedur, dan
peraturan-peraturan dalam pelayanan keperawatan, kemudian membuat perkiraan
proyeksi jangka pendek dan jangka panjang serta menentukan jumlah biaya dan
mengatur adanya perubahan berencana.

2.      Organizing

Meliputi beberapa kegiatan diantaranya adalah menetapkan struktur organisasi,


menentukan model penugasan keperawatan sesuai dengan keadaan klien
danketenagaan, mengelompokkan aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuan dari
unit,bekerja dalam struktur organisasi yang telah ditetapkan dan memahami
sertamenggunakan kekuasaan dan otoritas yang sesuai.

3.      Staffing

Meliputi kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian diantaranya adalah


rekruitmen, wawancara, mengorientasikan staf, menjadwalkan dan
mengsosialisasikan pegawai baru serta pengembangan staf.

4.      Directing

Meliputi pemberian motivasi, supervisi, mengatasi adanya konflik, pendelegasian,cara


berkomunikasi dan fasilitasi untuk kolaborasi..

5.      Controlling

Meliputi pelaksanaan penilaian kinerja staf, pertanggungjawaban keuangan,


pengendalian mutu, pengendalian aspek legal dan etik serta pengendalian
profesionalisme asuhan keperawatan.

Peran Manajemen Keperawatan

Peran dan fungsi manajemen keperawatan terdiri dari:

1. Peran Interpersonal (Interpersonal Role)

Dalam peran interpersonal terdapat tiga peran pemimpin yang muncul secara
langsung dari otoritas formal yang dimiliki pemimpin dan mencakup hubungan
interpersonal dasar, yaitu:

a. Peran sebagai yang dituakan (Figurehead Role)

Karena posisinya sebagai pemimpin suatu unit organisasi, pemimpin harus


melaksanakan tugas-tugas seremonial seperti menyambut tamu penting,
menghadiri pernikahan anak buahnya, atau menjamu makan siang pelanggan atau
kolega. Kegiatan yang terkait dengan peran interpersonal sering bersifat rutin,
tanpa adanya komunikasi ataupun keputusan penting. Meskipun demikian,
kegiatan itu penting untuk memperlancar fungsi organisasi dan tidak dapat
diabaikan oleh seorang pemimpin.

b. Peran sebagai pemimpin (Leader Role)

Seorang pemimpin bertanggungjawab atas hasil kerja orang-orang dalam unit


organisasi yang dipimpinnya. Kegiatan yang terkait dengan itu berhubungan
dengan kepemimpinan secara langsung dan tidak langsung. Yang berkaitan dengan
kepemimpinan secara langsung antara lain menyangkut rekrutmen dan training
bagi stafnya. Sedang yang berkaitan secara tidak langsung antara lain seorang
pemimpin harus memberi motivasi dan mendorong anak buahnya. Pengaruh
seorang pemimpin jelas terlihat pada perannya dalam memimpin. Otoritas formal
memberi seorang pemimpin kekuasaan potensial yang besar; tetapi
kepemimpinanlah yang menentukan seberapa jauh potensi tersebut bisa
direalisasikan.
c. Peran sebagai Penghubung (Liaison Role)

Literatur manajemen selalu mengakui peran sebagai pemimpin, terutama aspek


yang berkaitan dengan motivasi. Hanya baru-baru ini saja pengakuan mengenai
peran sebagi penghubung, di mana pemimpin menjalin kontak di luar rantai
komando vertikal, mulai muncul. Hal itu mengherankan, mengingat banyaktemuan
studi mengenai pekerjaan manajerial menunjukkan bahwa pemimpin
menghabiskan waktunya bersama teman sejawat dan orang lain dari luar unitnya
sama banyak dengan waktu yang dihabiskan dengan anak buahnya; sementara
dengan atasannya justru kecil. Pemimpin menumbuhkan dan memelihara kontak
tersebut biasanya dalam rangka mencari informasi. Akibatnya, peran sebagai
penghubung sering secara khusus diperuntukkan bagi pengembangan sitem
informasi eksternalnya sendiri yang bersifat informal, privat, verbal, tetapi efektif.

2. Peran Informasional (Informational Role)

Dikarenakan kontak interpersonalnya, baik dengan anak buah maupun dengan


jaringan kontaknya yang lain, seorang pemimpin muncul sebagai pusat syaraf bagi
unit organisasinya. Pemimpin bisa saja tidak tahu segala hal, tetapi setidaknya tahu
lebih banyak dari pada stafnya. Pemrosesan informasi merupakan bagian utama (key
part) dari tugas seorang pemimpin.

Tiga peran pemimpin berikut ini mendiskripsikan aspek informasional tersebut:

a. Peran sebagai monitor (Monitor Role)

Sebagai yang memonitor, seorang pemimpin secara terus menerus memonitor lingkungannya
untuk memperoleh informasi, dia juga seringkali harus ’menginterogasi’ kontak serta anak
buahnya, dan kadangkala menerima informasi gratis, sebagian besar merupakan hasil
jaringan kontak personal yang sudah dikembangkannya. Perlu diingat, bahwa sebagian besar
informasi yang diperoleh pemimpin dalam perannya sebagai monitor datang dalam bentuk
verbal, kadang berupa gosip, sassus, dan spekulasi yang masih membutuhkan konfirmasi dan
verifikasi lebih lanjut.

b. Peran sebagai disseminator (Disseminator role)

Sebagian besar informasi yang diperoleh pemimpin harus dimanfaatkan bersama (sharing)
dan didistribusikan kepada anak buah yang membutuhkan. Di samping itu ketika anak
buahnya tidak bisa saling kontak dengan mudah, pemimpinlah yang kadang-kadang harus
meneruskan informasi dari anak buah yang satu kepada yang lainnya.

c. Peran sebagai Juru bicara (Spokesman Role)

Sebagai juru bicara seorang pemimpin mempunyai hak untuk menyampaikan informasi yang
dimilikinya ke orang di luar unit organisasinya.

3. Peran Pengambilan Keputusan (Decisional Role)

Informasi yang diperoleh pemimpin bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan masukan dasar
bagi pengambilan keputusan. Sesuai otoritas formalnya, hanya pemimpinlah yang dapat
menetapkan komitmen organisasinya ke arah yang baru; dan sebagai pusat syaraf organisasi,
hanya dia yang memiliki informasi yang benar dan menyeluruh yang bisa dipakai untuk
memutuskan strategi organisasinya. Berkaitan dengan peran pemimpin sebagai pengambil
keputusan terdapat empat peran pemimpin, yaitu:

a. Peran sebagai wirausaha (Entrepreneur Role)

Sebagai wirausaha, seorang pemimpin harus berupaya untuk selalu memperbaiki kinerja
unitnya dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan di mana organisasi tersebut eksis.
Dalam perannya sebagai wirausaha, seorang pemimpin harus selalu mencari ide-ide baru dan
berupaya menerapkan ide tersebut jika dianggap baik bagi perkembangan organisasi yang
dipimpinnya.

b. Peran sebagai pengendali gangguan (Disturbance handler Role)

Peran sebagai pengendali gangguan memotret keharusan pemimpin untuk merespon tekanan-
tekanan yang dihadapi organisasinya. Di sini perubahan merupakan sesuatu di luar kendali
pemimpin. Dia harus bertindak karena adanya tekanan situasi yang kuat sehingga tidak bisa
diabaikan. Pemimpin seringkali harus menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
merespon gangguan yang menekan tersebut. Tidak ada organisasi yang berfungsi begitu
mulus, begitu terstandardisasi, yaitu telah memperhitungkan sejak awal semua situasi
lingkungan yang penuh ketidakpastian. Gangguan timbul bukan saja karena pemimpin bodoh
mengabaikan situasi hingga situasi tersebut mencapai posisi kritis, tetapi juga karena
pemimpin yang baik tidak mungkin mengantisipasi semua konsekuensi dari setiap
tindakannya.

c.         Peran sebagai yang mengalokasikan sumberdaya (Resource allocator Role)

Pada diri pemimpinlah terletak tanggung jawab memutuskan siapa akan menerima apa dalam
unit organisasinya. Mungkin, sumberdaya terpenting yang dialokasikan seorang pemimpin
adalah waktunya. Perlu diingat bahwa bagi seseorang yang memiliki akses ke pemimpin
berarti dia bersinggungan dengan pusat syaraf unit organisasi dan pengambil keputusan.
Pemimpin juga bertugas untuk mendesain struktur organisasi, pola hubungan formal,
pembagian kerja dan koordinasi dalam unit yang dipimpinnya.

d. Peran sebagai negosiator (Negotiator Role)

Banyak studi mengenai kerja manajerial mengindikasikan bahwa pemimpin menghabiskan


cukup banyak waktunya dalam negosiasi. Sebagaimana dikemukakan Leonard Sayles,
negosiasi merupakan way of life dari seorang pemimpin yang canggih. Negosiasi merupakan
kewajiban seorang pemimpin, mungkin rutin, tetapi tidak boleh dihindari. Negosiasi
merupakan bagian integral dari tugas pemimpin, karena hanya dia yang memiliki otoritas
untuk bisa memberikan komitmen sumberdaya organisasi, dan hanya dia yang memiliki pusat
syaraf informasi yang dibutuhkan dalam melakukan negosiasi penting.

Fungsi Manajemen Dalam Keperawatan


Manajemen oleh para penulis dibagi atas beberapa fungsi, pembangian fungsi-fungsi
manajemen ini tujuannya adalah:
1. Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih teratur
2. Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam
3. Untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi manajer[3]
Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manajemen
berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu dalam
pelaksanaannya. Fungsi-fungsi manajemen, sebagaimana diterangkan oleh Nickels, McHug
and McHugh (1997), terdiri dari empat fungsi, yaitu:
· Perencanaan
Perencanaan atau Planning, yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilaku-kan untuk
mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik
yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Di antara kecenderungan dunia
bisnis sekarang, misalnya, bagaimana merencanakan bisnis yang ramah lingkungan,
bagaimana merancang organisasi bisnis yang mampu bersaing dalam persaingan global, dan
lain sebagainya.
· Pengorganisasian
Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan
taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi
yang cepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa
memastikan bahwa semua pihak dalam orga¬nisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien
guna pencapaian tujuan organisasi.
· Pengimplementasian
Pengimplementasian atau Directing, yaitu proses implementasi program agar bisa dijalankan
oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat
menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi.
· Pengendalian
Pengendalian dan Pengawasan arau Controlling, yaitu proses yang dilakukan untuk
memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, di¬organisasikan, dan
diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai
perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Banyak ahli yang berbeda pandangan mengenai fungsi manajemen akan tetapi esensinya
tetap sama, bahwa:
1. Manajemen terdiri dari berbagai proses yang terdiri dari tahapan-tahapan tertentu yang
berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Setiap tahapan memiliki keterkaitan satu sama lain dalam pencapaian tujuan organisasi
Secara diagramatis, jika kita kaitkan antara tujuan organisasi (yang harus dicapai secara
efektif dan efisien) dan sumber-sumber daya organsaisi dengan fungsi-fungsi manajemen
yang baru saja diterangkan, maka dapat dilihat pada Gambar berikut ini:
Gambar tersebut menerangkan bahwa fungsi-fungsi manajemen diperlukan agar keseluruhan
sumber daya organisasi dapat dikelola dan dipergunakan secara efektif dan efisien sehingga
tujuan organisasi dapat tercapai.
Kegiatan-kegiatna dalam fungsi menajamen
- Fungsi Perencanaan (Planning)
a. Menetapkan tujuan dan target bisnis
b. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
c. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
d. Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis
- Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
a. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan amenetapkan tugas, dan menetapkan
rposedur yang diperlukan
b. Menetapkan struktur ornganisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan
tanggung jawab
c. Kegiatna perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan pengembangan sumber daya
mansuia/tenaga kerja
d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat
- Fungsi pengimplementasian (Directing)
a. Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi
kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
b. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan menjelaskan kebijakan yagn
ditetapkan
- Fungsi Pengawasan (Controlling)
a. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan
indikator yang telah ditetapkan
b. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan
c. Melakukan berbagai alternatif solusi atas bnerbagai masalah yang terkait dengan
pencapaian tujuan dan target bisnis.

Anda mungkin juga menyukai