Anda di halaman 1dari 6

Surakarta 57131, Telp (0271) 663299, Fax (0271) 663977

KHUSUS UNTUK PARA SISWA/PESERTA


Ahad, 01 Agustus 1999/18 Rabi’uts Tsani 1420             Brosur no. : 993/1033/IF

Halal Haram Dalam Islam (ke-17)


Jampi-jampi yang Dibolehkan

َ‫ ال‬.‫ي رُ قَا ُك ْم‬


َّ َ‫ اِ ْع ِرضُوْ ا َعل‬:‫ال‬ َ َ‫ َك ْيفَ ت ََرى فِى ذلِكَ ؟ فَق‬،ِ‫ يَا َرسُوْ َل هللا‬:‫ فَقُ ْلنَا‬،‫لجا ِهلِيَّ ِة‬
َ ‫ ُكنَّا نَرْ قِى فِى ْا‬:‫ك ْاالَ ْش َج ِع ِّي قَا َل‬ ِ ْ‫ع َْن عَو‬
ٍ ِ‫ف ْب ِن َمال‬
‫ مسلم‬.‫ك‬ ٌ ْ‫س بِالرُّ قَى َما لَ ْم يَ ُك ْن فِ ْي ِه ِشر‬َ ‫بَْأ‬

Dari ‘Auf bin Malik Al-Asyja’iy ia berkata, “Dahulu kami biasa melakukan jampi-jampi di masa
Jahiliyah, lalu kami bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana pendapat engkau tentang yang
demikian itu ?”. Rasulullah SAW menjawab, “Perlihatkanlah dulu kepadaku bagaimana jampi-
jampi kalian. Tidak mengapa menjampi selama tidak mengandung syirik”. [HR. Muslim 4:1727]

‫َضافُوْ هُ ْم فَلَ ْم‬


َ ‫ب فَا ْست‬ِ ‫ب َرسُوْ ِل هللاِ ص َكانُوْ ا فِى َسفَ ٍر فَ َمرُّ وْ ا بِ َح ٍّي ِم ْن اَحْ يَا ِء ْال َع َر‬ ِ ‫ي اَ َّن نَاسًا ِم ْن اَصْ َحا‬ ِّ ‫ع َْن اَبِى َس ِع ْي ِد ْال ُخ ْد ِر‬
،ُ‫ب فَبَ َرَأ ال َّر ُجل‬
ِ ‫ فَاَتَاهُ فَ َرقَاهُ بِفَاتِ َح ِة ْال ِكتَا‬،‫ نَ َع ْم‬:‫ال َر ُج ٌل ِم ْنهُ ْم‬ َ ‫ق؟ فَا ِ َّن َسيِّ َد ْا‬
َ ‫لح ِّي لَ ِد ْي ٌغ اَوْ ُم‬
َ َ‫ فَق‬. ٌ‫صاب‬ ٍ ‫ هَلْ فِ ْي ُك ْم َرا‬:‫ فَقَالُوْ ا لَهُ ْم‬.‫ُض ْيفُوْ هُ ْم‬
ِ ‫ي‬
َ َ‫ فَق‬.ُ‫ك لَه‬
‫ َو هللاِ َما‬،ِ‫ يَا َرسُوْ َل هللا‬:‫ال‬ َ ِ‫ي ص فَ َذ َك َر ذل‬ َ ِ‫ َحتَّى اَ ْذ ُك َر ذل‬:‫ فَاَبَى اَ ْن يَ ْقبَلَهَا َو قَا َل‬،‫فَا ُ ْع ِط َي قَ ِط ْيعًا ِم ْن َغن ٍَم‬
َّ ِ‫ك لِلنَّبِ ِّي ص فَاَتَى النَّب‬
‫ فَ َج َع َل‬: ‫ و فى رواية‬.‫ك اَنَّهَا ُر ْقيَةٌ؟ ثُ َّم قَا َل ُخ ُذوْ ا ِم ْنهُ ْم َو اضْ ِربُوْ ا لِى بِ َسه ٍْم َم َع ُك ْم‬
َ ‫ َو َما اَ ْد َرا‬:‫ال‬ ِ ‫ْت اِالَّ بِفَاتِ َح ِة ْال ِكتَا‬
َ َ‫ فَتَبَ َّس َم َو ق‬.‫ب‬ ُ ‫َرقَي‬

ِ ْ‫يَ ْق َرُأ اُ َّم ْالقُر‬


‫ مسلم‬.ُ‫ َو يَ ْتفُ ُل فَبَ َرَأ ال َّر ُجل‬،ُ‫ َو يَجْ َم ُع بُزَاقَه‬،‫آن‬

Dari Abu Sa’id Al-Khudriy bahwasanya beberapa orang diantara shahabat Rasulullah SAW
sedang dalam perjalanan (musafir) lalu mereka melewati suatu kampung dari kampung-kampung
Arab. Mereka berharap bisa menjadi tamu di kampung tersebut, tetapi penduduk kampung itu
tidak mau menerimanya. Lalu penduduk kampung tersebut bertanya kepada mereka, “Apakah
diantara kalian ada orang yang bisa menjampi ?”. Karena kepala kampung di sini baru terkena
sengatan. Seorang dari rombongan sahabat itu menjawab, “Ya, ada”. Lalu shahabat tersebut
datang kepada kepala kampung tersebut dan menjampinya dengan Surat Al-Fatihah. Ternyata
kepala kampung itu sembuh, lalu shahabat tersebut diberi upah beberapa ekor kambing. Tetapi
shahabat yang menjampinya itu tidak mau mengambilnya dan berkata, “Saya akan menyam-
paikannya dulu kepada Nabi SAW”. Kemudian dia datang kepada Nabi SAW dan menceritakan
hal tersebut kepada beliau. Ia berkata, “Ya Rasulullah, demi Allah saya tidak menjampi kecuali
dengan membacakan surat Al-Fatihah”. Maka Nabi SAW tersenyum dan bersabda, “Darimana
kau tahu bahwa surat Al-Fatihah itu bisa untuk menjampi ?”. Lalu beliau bersabda, “Ambillah
(kambing-kambing itu) dari mereka dan ikutkan saya dalam pembagian kalian”. Dan dalam
riwayat lain disebutkan, shahabat itu membaca Ummul Qur’an (Al-Fatihah) dan mengumpulkan
ludahnya lalu meludahkannya, maka sembuhlah kepala kampung itu. [HR. Muslim 4:1727,
Bukhari dan Ibnu Hibban. Dan di dalam Ibnu Hiibban diterang
Jl. Ronggowarsito No. 111A Surakarta 57131, Telp (0271) 663299, Fax (0271) 663977
KHUSUS UNTUK PARA SISWA/PESERTA
Ahad, 01 Agustus 1999/18 Rabi’uts Tsani 1420 Brosur no. : 993/1033/IF

Halal Haram Dalam Islam (ke-17)


Jampi-jampi yang Dibolehkan

َ‫ ال‬.‫ي رُ قَا ُك ْم‬


َّ َ‫ اِ ْع ِرضُوْ ا َعل‬:‫ال‬ َ َ‫ َك ْيفَ ت ََرى فِى ذلِكَ ؟ فَق‬،ِ‫ يَا َرسُوْ َل هللا‬:‫ فَقُ ْلنَا‬،‫لجا ِهلِيَّ ِة‬
َ ‫ ُكنَّا نَرْ قِى فِى ْا‬:‫ك ْاالَ ْش َج ِع ِّي قَا َل‬ ِ ْ‫ع َْن عَو‬
ٍ ِ‫ف ْب ِن َمال‬
‫ مسلم‬.‫ك‬ ٌ ْ‫س بِالرُّ قَى َما لَ ْم يَ ُك ْن فِ ْي ِه ِشر‬َ ‫بَْأ‬

Dari ‘Auf bin Malik Al-Asyja’iy ia berkata, “Dahulu kami biasa melakukan jampi-jampi di masa
Jahiliyah, lalu kami bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana pendapat engkau tentang yang
demikian itu ?”. Rasulullah SAW menjawab, “Perlihatkanlah dulu kepadaku bagaimana jampi-
jampi kalian. Tidak mengapa menjampi selama tidak mengandung syirik”. [HR. Muslim 4:1727]

‫َضافُوْ هُ ْم فَلَ ْم‬


َ ‫ب فَا ْست‬ِ ‫ب َرسُوْ ِل هللاِ ص َكانُوْ ا فِى َسفَ ٍر فَ َمرُّ وْ ا بِ َح ٍّي ِم ْن اَحْ يَا ِء ْال َع َر‬ ِ ‫ي اَ َّن نَاسًا ِم ْن اَصْ َحا‬ ِّ ‫ع َْن اَبِى َس ِع ْي ِد ْال ُخ ْد ِر‬
،ُ‫ب فَبَ َرَأ ال َّر ُجل‬
ِ ‫ فَاَتَاهُ فَ َرقَاهُ بِفَاتِ َح ِة ْال ِكتَا‬،‫ نَ َع ْم‬:‫ال َر ُج ٌل ِم ْنهُ ْم‬ َ ‫ق؟ فَا ِ َّن َسيِّ َد ْا‬
َ ‫لح ِّي لَ ِد ْي ٌغ اَوْ ُم‬
َ َ‫ فَق‬. ٌ‫صاب‬ ٍ ‫ هَلْ فِ ْي ُك ْم َرا‬:‫ فَقَالُوْ ا لَهُ ْم‬.‫ُض ْيفُوْ هُ ْم‬
ِ ‫ي‬
َ َ‫ فَق‬.ُ‫ك لَه‬
‫ َو هللاِ َما‬،ِ‫ يَا َرسُوْ َل هللا‬:‫ال‬ َ ِ‫ي ص فَ َذ َك َر ذل‬ َ ِ‫ َحتَّى اَ ْذ ُك َر ذل‬:‫ فَاَبَى اَ ْن يَ ْقبَلَهَا َو قَا َل‬،‫فَا ُ ْع ِط َي قَ ِط ْيعًا ِم ْن َغن ٍَم‬
َّ ِ‫ك لِلنَّبِ ِّي ص فَاَتَى النَّب‬
‫ فَ َج َع َل‬: ‫ و فى رواية‬.‫ك اَنَّهَا ُر ْقيَةٌ؟ ثُ َّم قَا َل ُخ ُذوْ ا ِم ْنهُ ْم َو اضْ ِربُوْ ا لِى بِ َسه ٍْم َم َع ُك ْم‬
َ ‫ َو َما اَ ْد َرا‬:‫ال‬ ِ ‫ْت اِالَّ بِفَاتِ َح ِة ْال ِكتَا‬
َ َ‫ فَتَبَ َّس َم َو ق‬.‫ب‬ ُ ‫َرقَي‬

ِ ْ‫يَ ْق َرُأ اُ َّم ْالقُر‬


‫ مسلم‬.ُ‫ َو يَ ْتفُ ُل فَبَ َرَأ ال َّر ُجل‬،ُ‫ َو يَجْ َم ُع بُزَاقَه‬،‫آن‬

Dari Abu Sa’id Al-Khudriy bahwasanya beberapa orang diantara shahabat Rasulullah SAW
sedang dalam perjalanan (musafir) lalu mereka melewati suatu kampung dari kampung-kampung
Arab. Mereka berharap bisa menjadi tamu di kampung tersebut, tetapi penduduk kampung itu
tidak mau menerimanya. Lalu penduduk kampung tersebut bertanya kepada mereka, “Apakah
diantara kalian ada orang yang bisa menjampi ?”. Karena kepala kampung di sini baru terkena
sengatan. Seorang dari rombongan sahabat itu menjawab, “Ya, ada”. Lalu shahabat tersebut
datang kepada kepala kampung tersebut dan menjampinya dengan Surat Al-Fatihah. Ternyata
kepala kampung itu sembuh, lalu shahabat tersebut diberi upah beberapa ekor kambing. Tetapi
shahabat yang menjampinya itu tidak mau mengambilnya dan berkata, “Saya akan menyam-
paikannya dulu kepada Nabi SAW”. Kemudian dia datang kepada Nabi SAW dan menceritakan
hal tersebut kepada beliau. Ia berkata, “Ya Rasulullah, demi Allah saya tidak menjampi kecuali
dengan membacakan surat Al-Fatihah”. Maka Nabi SAW tersenyum dan bersabda, “Darimana
kau tahu bahwa surat Al-Fatihah itu bisa untuk menjampi ?”. Lalu beliau bersabda, “Ambillah
(kambing-kambing itu) dari mereka dan ikutkan saya dalam pembagian kalian”. Dan dalam
riwayat lain disebutkan, shahabat itu membaca Ummul Qur’an (Al-Fatihah) dan mengumpulkan
ludahnya lalu meludahkannya, maka sembuhlah kepala kampung itu. [HR. Muslim 4:1727,
Bukhari dan Ibnu Hibban. Dan di dalam Ibnu Hiibban diterangkan bahwa kambing tersebut 30
ekor]

‫ َما‬.‫ق؟ فَقَا َم َم َعهَا َر ُج ٌل ِمنَّا‬ ٍ ‫ فَهَلْ فِ ْي ُك ْم ِم ْن َرا‬.‫ اِ َّن َسيِّ َد ْال َح ِّي َسلِ ْي ٌم لُ ِد َغ‬:‫ت‬
ْ َ‫ نَ َز ْلنَا َم ْن ِزالً فَاَتَ ْتنَا ا ْم َرَأةٌ فَقَال‬:‫ع َْن اَبِى َس ِع ْي ِد ْال ُخ ْد ِريِّ قَا َل‬
َ َ‫ اَ ُك ْنتَ تُحْ ِسنُ رُ ْقيَةً؟ فَق‬:‫ َو َسقَوْ نَا لَبَنًا فَقُ ْلنَا‬،‫ب فَبَ َرَأ فَا َ ْعطَوْ هُ َغنَ ًما‬
‫ َما َرقَ ْيتُهُ اِالَّ بِفَاتِ َح ِة‬:‫ال‬ ِ ‫ فَ َرقَاهُ بِفَاتِ َح ِة ْال ِكتَا‬.ً‫ُكنَّا نَظُنُّهُ يُحْ ِسنُ ُر ْقيَة‬
‫ َما َكانَ يَ ْد ِر ْي ِه اَنَّهَا ُر ْقيَةٌ؟ اِ ْق ِس ُموْ ا َو‬:‫ فَقَا َل‬،ُ‫ك لَه‬ َّ ِ‫ الَ تُ َحرِّ ُكوْ هَا َحتَّى نَْأتِ َي النَّب‬:‫ت‬
َّ ِ‫ي ص فَاَتَ ْينَا النَّب‬
َ ِ‫ي ص فَ َذكَرْ نَا ذل‬ ُ ‫ فَقُ ْل‬،‫ قَا َل‬.‫ب‬
ِ ‫ْال ِكتَا‬
‫ مسلم‬.‫اضْ ِربُوْ ا لِى بِ َسه ٍْم َم َع ُك ْم‬

Dari Abu Sa’id Al-Kudriy, ia berkata, “Kami sedang beristirahat di suatu tempat, tiba-tiba
seorang wanita datang kepada kami dan berkata, “Sesungguhnya kepala kampung kami tersengat
kalajengking. Apakah diantara kalian ada yang bisa menjampi ?”. Maka seseorang diantara kami
berdiri lalu pergi bersama wanita itu. Kami tidak menduga sebelumnya, bahwa teman kami itu
pandai menjampi. Lalu dia menjampi kepala kampung itu dengan membaca surat Al-Fatihah,
maka sembuh. Lalu orang-orang kampung memberinya kambing dan memberi kami minum
susu. Kami bertanya kepada teman kami, “Apakah engkau memang pandai menjampi ?”. Dia
menjawab, “Aku hanya menjampinya dengan surat Al-Fatihah”. Aku (Abu Sa’id) berkata,
“Jangan kalian apa-apakan dulu kambing itu sebelum kita datang melapor kepada Nabi SAW”.
Kemudian kami datang kepada Nabi SAW dan menuturkan hal itu kepada beliau. Mendengar
penuturan kami beliau bersabda, “Bukankah tidak ada yang memberitahu, bahwa surat Al-
Fatihah itu bisa untuk menjampi ? Bagilah kambing-kambing itu dan berilah aku bagian
bersamamu”. [HR. Muslim 4:1728]

‫ مسلم‬.‫ َكانَ َرسُوْ ُل هللاِ ص يَْأ ُم ُرنِى اَ ْن اَ ْستَرْ قِ َي ِمنَ ْال َعي ِْن‬:‫ت‬
ْ َ‫ع َْن عَاِئ َشةَ قَال‬

Dari Aisyah ia berkata, “Rasulullah SAW pernah menyuruhku untuk meminta jampi dari sakit
mata”. [HR. Muslim 4:1725]

‫ مسلم‬.‫ص فِى ْال ُح َم ِة َو النَّ ْملَ ِة َو ْال َع ْي ِن‬ ِّ ‫ ر‬:‫ك فِى الرُّ قَى قَا َل‬
َ ‫ُخ‬ ِ ‫ع َْن اَن‬
ٍ ِ‫َس ب ِْن َمال‬

Dari Anas bin Malik, ia berkata tentang menjampi, “Diidzinkan untuk mengatasi racun, luka di
lambung dan mata”. [HR. Muslim 4:1725]

ُ ‫ َو َس ِمع‬:‫الزبَي ِْر‬
َ‫ْت َجابِ َر ْبن‬ َ ‫ص النَّبِ ُّي ص فِى ُر ْقيَ ِة ْا‬
ُّ ‫ قَا َل اَبُو‬،‫لحيَّ ِة لِبَنِى َع ْم ٍرو‬ َ َ‫ اَرْ خ‬:ُ‫الزبَي ِْر اَنَّهُ َس ِم َع َجابِ َر ْبنَ َع ْب ِد هللاِ يَقُوْ ل‬
ُّ ‫ع َْن اَبِى‬
ْ ‫ َم ِن‬:‫ا َل‬ªªَ‫ اَرْ قِى؟ ق‬،ِ‫ يَا َرسُوْ َل هللا‬:ٌ‫َت َر ُجالً ِمنَّا َع ْق َربٌ َو نَحْ نُ ُجلُوْ سٌ َم َع َرسُوْ ِل هللاِ ص فَقَا َل َر ُجل‬
‫تَطَا َع ِم ْن ُك ْم‬ª ‫اس‬ ْ ‫ لَ َدغ‬:ُ‫َع ْب ِد هللاِ يَقُوْ ل‬
‫ مسلم‬. ْ‫اَ ْن يَ ْنفَ َع اَخَاهُ فَ ْليَ ْف َعل‬

Dari Abuz Zubair bahwasanya ia mendengar Jabir bin Abdullah berkata, “Nabi SAW memberi
idzin untuk menjampi ular kepada Bani ‘Amr”. Abuz Zubair berkata, “Aku mendengar Jabir bin
Abdullah berkata, “Seseorang diantara kami tersengat kalajengking. Ketika itu kami sedang
duduk bersama Rasulullah SAW. Lalu ada orang bertanya, “Ya Rasulullah, bolehkah aku
menjampinya ?” Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa diantara kalian sanggup menolong
saudaranya (kawannya), hendaklah dia lakukan”. [HR. Muslim 4:1726]

ْ ‫ان‬ªª‫ اِنَّهُ َك‬،ِ‫وْ َل هللا‬ª‫ا َر ُس‬ªªَ‫ ي‬:‫ نَهَى َرسُوْ ُل هللاِ ص ع َِن الرُّ قَى فَ َجا َء آ ُل َع ْم ِرو ْب ِن َح ْز ٍم اِلَى َرسُوْ ِل هللاِ ص فَقَالُوْ ا‬:‫ع َْن َجابِ ٍر قَا َل‬
‫ َدنَا‬ª‫َت ِع ْن‬
ْ ‫ا َم ِن‬ª‫ا اَ َرى بَْأ ًس‬ªª‫ َم‬:‫ال‬ª
ُ‫ اه‬ª‫ َع اَ َخ‬ªَ‫تَطَا َع ِم ْن ُك ْم اَ ْن يَ ْنف‬ª‫اس‬ َ ªَ‫ فَق‬.‫ ِه‬ª‫وْ هَا َعلَ ْي‬ª‫ض‬ ِ ‫ُر ْقيَةٌ نَرْ قِى بِهَا ِمنَ ْال َع ْق َر‬
َ َّ‫ب َو اِن‬
ُ ‫ فَ َع َر‬:‫ قَا َل‬.‫ك نَهَيْتَ َع ِن الرُّ قَى‬
‫ مسلم‬.ُ‫فَ ْليَ ْنفَ ْعه‬

Dari Jabir, ia berkata : Rasulullah SAW melarang jampi-jampi. Lalu datanglah keluarga ‘Amr
bin Hazm kepada Rasulullah SAW. Mereka berkata, “Ya Rasulullah, kami mempunyai mantra
yang bisa untuk menjampi sengatan kalajengking. Sedangkan engkau melarang jampi-jampi”.
Lalu mereka memperlihatkan jampi-jampi mereka kepada Rasulullah SAW. Maka Rasulullah
SAW bersabda, “Aku kira tidak apa-apa. Barangsiapa diantara kalian bisa menolong saudaranya,
hendaklah dia lakukan”. [HR. Muslim 4:1726]

Keterangan :

Dari hadits-hadits diatas bisa dipahami bahwa ruqyah (jampi-jampi) yang tidak mengandung
syirik itu tidak dilarang. Menurut riwayat Bukhari Nabi SAW biasa melakukan ruqyah ketika
akan tidur, yaitu melaksanakan suwuk (menghembus pada kedua tapak tangan yang disatukan
dan membaca surat Al-Ikhlash, Al-Falaq dan An-Naas, lalu mengusapkan ke seluruh badan
semaksimalnya). Dan ketika Nabi SAW menjenguk orang sakit, beliau juga melakukan ruqyah
dengan membaca doa bagi orang sakit.

Petunjuk Nabi SAW Tentang Wabah Yang Berjangkit Di Suatu Daerah

‫ا َل‬ªªَ‫وْ ِل هللاِ ص فِى الطَّا ُعوْ ِن؟ فَق‬ª‫ ِمعْتَ ِم ْن َر ُس‬ª‫ا َذا َس‬ªª‫ َم‬:‫ ٍد‬ª‫ا َمةَ ْبنَ َز ْي‬ª‫َأ ُل اُ َس‬ª‫ص ع َْن اَبِ ْي ِه اَنَّهُ َس ِم َعهُ يَ ْس‬ ٍ ‫ع َْن عَا ِم ِر ْب ِن َس ْع ِد ْب ِن اَبِى َوقَّا‬
َ‫ض فَال‬ ٍ ْ‫اَر‬ªِ‫ ِه ب‬ªِ‫ ِم ْعتُ ْم ب‬ª‫ا ِ َذا َس‬ªَ‫ ف‬.‫ اَلطَّا ُعوْ نُ ِرجْ ٌز اَوْ َع َذابٌ اُرْ ِس َل َعلَى بَنِى اِ ْس َراِئ ْي َل اَوْ َعلَى َم ْن َكانَ قَ ْبلَ ُك ْم‬:‫ قَا َل َرسُوْ ُل هللاِ ص‬:ُ‫اُ َسا َمة‬
ٍ ْ‫ َو اِ َذا َوقَ َع بِاَر‬.‫تَ ْق َد ُموْ ا َعلَ ْي ِه‬
‫ مسلم‬.ُ‫ض َو اَ ْنتُ ْم بِهَا فَالَ ت َْخ ُرجُوْ ا فِ َرارًا ِم ْنه‬

Dari ‘Amir bin Sa’ad bin Abu Waqqash, dari ayahnya, bahwasanya dia mendengar (Sa’ad bin
Abu Waqqash) bertanya kepada Usamah bin Zaid, “Apa yang kamu dengar dari Rasulullah SAW
tentang penyakit tha’un ?”. Usamah menjawab, Rasulullah SAW bersabda, “Penyakit tha’un
(lepra) itu ialah suatu hukuman atau siksaan yang ditimpakan kepada kaum Bani Israil, atau
kepada ummat-ummat sebelum kalian. Maka apabila kalian mendengar penyakit tha’un itu
melanda suatu daerah, janganlah kalian datang ke daerah itu. Dan apabila menimpa suatu daerah
sedangkan kamu berada padanya, maka janganlah kalian keluar lari dari daerah itu”. [HR.
Muslim 4:1737]

‫ ْد ُخلُوْ ا‬ªَ‫ ِه فَالَ ت‬ªِ‫ فَا ِ َذا َس ِم ْعتُ ْم ب‬.‫ اَلطَّا ُعوْ نُ آيَةُ الرِّجْ ِز ا ْبتَلَى هللاُ َع َّز َو َج َّل بِ ِه نَاسًا ِم ْن ِعبَا ِد ِه‬:‫ال َرسُوْ ُل هللاِ ص‬
َ َ‫ ق‬:‫ع َْن اُ َسا َمةَ ْب ِن زَ ْي ٍد قَا َل‬
‫ مسلم‬.ُ‫ض َو اَ ْنتُ ْم بِهَا فَالَ تَفِرُّ وْ ا ِم ْنه‬
ٍ ْ‫ َو اِ َذا َوقَ َع بِاَر‬.‫َعلَ ْي ِه‬

Dari Usamah bin Zaid, ia berkata : Rasulullah SAW besabda, “Penyakit tha’un (lepra) adalah
tandanya hukuman (siksa). Dengan penyakit tersebut Allah Azza wa Jalla menguji manusia dari
hamba-hamba-Nya. Maka apabila kalian mendengar penyakit tersebut menimpa (suatu daerah),
janganlah kalian masuk ke daerah itu. Dan apabila menimpa suatu daerah sedangkan (pada
waktu itu) kamu berada padanya, maka janganlah kalian lari darinya”. [HR. Muslim 4:1738]

ِ ْ‫اْالَر‬ªªِ‫د ب‬ªُ ª‫ ثُ َّم بَقِ َي بَ ْع‬.‫ ِه بَعْضُ ْاالُ َم ِم قَ ْبلَ ُك ْم‬ªِ‫ب ب‬


‫ض‬ َّ ‫ َع اَ ِو‬ª‫ َذا ْال َو َج‬ª‫ اِ َّن ه‬:‫ع َْن اُ َسا َمةَ ْب ِن زَ ْي ٍد ع َْن َرسُوْ ِل هللاِ ص اَنَّهُ قَا َل‬
َ ‫ ِّذ‬ª‫ ٌز ُع‬ªْ‫قَ َم ِرج‬ª‫الس‬
‫ مسلم‬.ُ‫ض َو ه َُو بِهَا فَالَ ي ُْخ ِر َجنَّهُ ْالفِ َرا ُر ِم ْنه‬ ‫ْأ‬
ٍ ْ‫ فَ َم ْن َس ِم َع بِ ِه بِاَر‬.‫فَيَ ْذهَبُ ْال َم َّرةَ َو يَ تِى ْاالُ ْخ َرى‬
ٍ ْ‫ض فَالَ يَ ْق َد َم َّن َعلَ ْي ِه َو َم ْن َوقَ َع بِاَر‬

Dari Usamah bin Zaid, dari Rasulullah SAW, bahwasanya beliau bersabda, “Sesungguhnya
sakit (lepra) ini atau penyakit ini adalah suatu siksa (hukuman) yang dengannya sebagian
ummat-ummat sebelum kalian dahulu disiksa. Kemudian setelah itu penyakit tersebut menetap di
bumi. Lalu penyakit itu suatu saat hilang, dan suatu saat datang lagi. Maka barangsiapa yang
mendengar bahwa penyakit tha’un tersebut menimpa di suatu daerah, janganlah sekali-kali ia
datang kepadanya. Dan barangsiapa yang berada di suatu daerah yang sedang ditimpa penyakit
tersebut, maka jangan sekali-kali dia keluar karena ingin menghindari”. [HR. Muslim 4:1738]

‫َّاح َو‬
ِ ‫ ر‬ª‫لج‬ َ ‫ َدةَ بْنُ ْا‬ª‫وْ ُعبَ ْي‬ªªُ‫ا ِد اَب‬ªªَ‫ ُل ْاالَجْ ن‬ª‫هُ اَ ْه‬ªَ‫غ لَقِي‬ َّ ‫ َر َج اِلَى‬ª‫ب َخ‬
ٍ ْ‫ر‬ª‫انَ بِ َس‬ªª‫ ِام َحتَّى اِ َذا َك‬ª‫الش‬ ِ ‫ َر ْبنَ ْال َخطَّا‬ª‫ اَ َّن ُع َم‬،‫س‬ ٍ ‫ ِد هللاِ ْب ِن َعبَّا‬ª‫ع َْن َع ْب‬
‫ا َرهُ ْم َو‬ª‫ فَا ْست ََش‬،‫ َدعَوْ تُهُ ْم‬ªَ‫ ف‬. َ‫اج ِر ْينَ ْاالَ َّولِ ْين‬ª
ِ ªَ‫ع لِ َي ْال ُمه‬
ُ ‫ اُ ْد‬:ُ‫ ر‬ª‫ا َل ُع َم‬ªªَ‫ فَق‬:‫س‬ َ ‫ا َ ْخبَ َرهُ اَ َّن ْا‬ªَ‫ ف‬.ُ‫اَصْ َحابُه‬
َّ ِ‫ َع ب‬ªَ‫ ْد َوق‬ªَ‫ا َء ق‬ªªَ‫لوب‬
َ ªَ‫ ق‬.‫ ِام‬ª‫الش‬
ٍ ‫ال ابْنُ َعبَّا‬ª
ُ‫كَ بَقِيَّة‬ªª‫ َم َع‬:‫هُ ْم‬ª‫ْض‬
ُ ‫ال بَع‬ª َ ªَ‫ َو ق‬.ُ‫ه‬ª‫ َع َع ْن‬ª‫رى اَ ْن تَرْ ِج‬ª َ ªَ‫ر َو الَ ن‬ª ٍ ª‫ قَ ْد َخ َرجْ تَ ِالَ ْم‬:‫ضهُ ْم‬ ْ َ‫ ف‬.‫اَ ْخبَ َرهُ ْم اَ َّن ْال َوبَا َء قَ ْد َوقَ َع بِال َّش ِام‬
ُ ‫ فَقَا َل بَ ْع‬،‫اختَلَفُوْ ا‬
.ُ‫ار فَ َدعَوْ تُهُ ْم لَه‬
َ ‫ص‬َ ‫ع لِ َي ْاالَ ْن‬ َ َ‫ ثُ َّم ق‬.‫ اِرْ تَفِعُوْ ا َعنِّى‬:‫ فَقَا َل‬.‫ َو الَ نَ َرى اَ ْن تُ ْق ِد َمهُ ْم َعلَى ه َذا ْال َوبَا ِء‬.‫اس َو اَصْ َحابُ َرسُوْ ِل هللاِ ص‬
ُ ‫ اُ ْد‬:‫ال‬ ِ َّ‫الن‬
َ ªُ‫يَخَ ِة ق‬ª ‫ا ِم ْن َم ْش‬ªªَ‫ع لِى َم ْن َكانَ ههُن‬
ٍ ‫ر ْي‬ª
‫ش‬ ُ ‫ اُ ْد‬:‫ ثُ َّم قَا َل‬.‫ اِرْ تَفِعُوْ ا َعنِّى‬:‫ فَقَا َل‬.‫اختِالَفِ ِه ْم‬ ْ ‫ َو‬، َ‫ارهُ ْم فَ َسلَ ُكوْ ا َسبِ ْي َل ْال ُمهَا ِج ِر ْين‬
ْ ‫اختَلَفُوْ ا َك‬ َ ‫فَا ْستَ َش‬
‫ ُر فِى‬ª‫ادَى ُع َم‬ªªَ‫ فَن‬.‫ا ِء‬ªªَ‫ َذا ْال َوب‬ª‫ ِد ْمهُ ْم َعلَى ه‬ª‫اس َو الَ تُ ْق‬ِ َّ‫ فَقَالُوْ ا نَ َرى اَ ْن تَرْ ِج َع بِالن‬.‫ف َعلَ ْي ِه َر ُجالَ ِن‬ ِ ‫ِم ْن َمهَا ِج َر ِة ْالفَ ْت‬
ْ ِ‫ فَ َدعَوْ تُهُ ْم فَلَ ْم يَ ْختَل‬.‫ح‬
‫ا‬ªªَ‫ا اَب‬ªªَ‫ا ي‬ªªَ‫رُكَ قَالَه‬ª‫وْ َغ ْي‬ªªَ‫ ل‬:ُ‫ال ُع َمر‬
َ َ‫َر هللاِ؟ فَق‬ِ ‫ َأ فِ َرارًا ِم ْن قَد‬:‫َّاح‬
ِ ‫ فَقَا َل اَبُوْ ُعبَ ْي َدةَ بْنُ ْال َجر‬.‫ اِنِّى ُمصْ بِ ٌح َعلَى ظَه ٍْر فَاَصْ بِحُوْ ا َعلَ ْي ِه‬.‫اس‬ ِ َّ‫الن‬
‫ دَاهُ َما‬ªْ‫َان اِح‬ ْ َ‫ ٌل فَهَب‬ªِ‫َت لَكَ اِب‬
ِ ‫ ْد َوت‬ª‫هُ ُع‬ªَ‫ا ل‬ªªً‫طتَ َوا ِدي‬ ْ ‫ َأ َراَيْتَ لَوْ َكان‬.ِ‫َر هللا‬
ِ ‫َر هللاِ اِلَى قَد‬ ِ ‫ نَفِرُّ ِم ْن قَد‬،‫ نَ َع ْم‬.)ُ‫ ( َو َكانَ ُع َم ُر يَ ْك َرهُ ِخالَفَه‬.َ‫ُعبَ ْي َدة‬
ِ ْ‫رَّح‬ª‫ ُد ال‬ª‫ال فَ َجا َء َع ْب‬
‫من‬ َ َ‫َر هللاِ؟ ق‬ِ ‫ َو اِ ْن َر َعيْتَ ْال َج ْدبَةَ َر َع ْيتَهَا بِقَد‬،ِ‫َر هللا‬
ِ ‫ْس اِ ْن َر َعيْتَ ْالخَصْ بَةَ َر َع ْيتَهَا بِقَد‬
َ ‫خَ صْ بَةٌ َو ْاالُ ْخ َرى َج ْدبَةٌ َأ لَي‬
ٍ ْ‫اَر‬ªِ‫ ِه ب‬ªِ‫ ِم ْعتُ ْم ب‬ª‫ اِ َذا َس‬:ُ‫وْ ل‬ªªُ‫ْت َرسُوْ َل هللاِ ص يَق‬
َ‫ض فَال‬ ُ ‫ َس ِمع‬.‫ اِ َّن ِع ْن ِدى ِم ْن ه َذا ِع ْل ًما‬:‫ فَقَا َل‬،‫ْض َحا َجتِ ِه‬
ِ ‫ َو َكانَ ُمتَ َغيِّبًا فِى بَع‬،‫ف‬ ٍ ْ‫بْنُ عَو‬
‫ مسلم‬. َ‫ص َرف‬ ِ ‫ فَ َح ِم َد هللاَ ُع َم ُر بْنُ ْالخَ طَّا‬:‫ قَا َل‬.ُ‫ض َو اَ ْنتُ ْم بِهَا فَالَ ت َْخ ُرجُوْ ا فِ َرارًا ِم ْنه‬
َ ‫ب ثُ َّم ا ْن‬ ٍ ْ‫ َو اِ َذا َوقَ َع بِاَر‬.‫تَ ْق َد ُموْ ا َعلَ ْي ِه‬

Dari Abdullah bin Abbas, bahwasanya Umar bin Khaththab pergi ke negeri Syam. Ketika Umar
sampai di kota Saragh (kota di pinggiran Syam dari arah Hijaz), dia ditemui oleh pimpinan-
pimpinan beberapa kota di Syam, yaitu Ubaidah bin Jarrah dan shahabat-shahabatnya. Mereka
memberitahu Umar bahwa wabah sedang berjangkit di negeri Syam. Ibnu Abbas berkata, “Umar
lalu berkata, “Panggilkan untukku orang-orang Muhajirin yang pertama”. Lalu aku panggilkan
mereka. Kemudian Umar bermusyawarah dengan mereka dan memberitahu mereka bahwa
wabah telah berjangkit di negeri Syam. Lalu mereka berbeda pendapat. Sebagian mereka
berkata, “Sungguh engkau keluar untuk suatu urusan yang penting, maka kami tidak setuju kalau
kamu kembali”. Dan sebagian mereka berkata, “Engkau diikuti oleh orang banyak dan shahabat-
shahabat Rasulullah SAW, maka kami tidak setuju kalau kamu membawa mereka itu menuju ke
wabah ini”. Lalu Umar berkata, “Tinggalkanlah aku”. Kemudian dia berkata, “Panggilkan
untukku orang-orang Anshar”. (Ibnu Abbas) berkata, “Lalu aku panggilkan mereka. Kemudian
Umar bermusyawarah dengan mereka. Dan ternyata orang-orang Anshar itupun sama seperti
orang-orang Muhajirin tadi, yaitu orang-orang Anshar itu berbeda pendapat seperti orang-orang
Muhajirin”. Maka Umar berkata, “Tinggalkanlah aku !”. Kemudian Umar berkata, “Panggilkan
untukku sesepuh-sesepuh Quraisy yang hijrah pada waktu Fathu Mekkah (orang-orang yang
masuk Islam sebelum Fathu Makkah) !” Maka aku panggilkan mereka itu. Dan ternyata mereka
itu satu pendapat, tidak terjadi perbedaan pendapat diantara dua orang. Mereka berkata : “Kami
berpendapat, bahwasanya engkau harus kembali membawa orang-orang ini dan jangan engkau
membawa mereka datang ke wabah itu”. Kemudian Umar menyeru kepada orang banyak,
“Sesungguhnya aku bersiap-siap naik kendaraan untuk pulang, maka bersiap-siaplah kalian !”.
Maka Abu Ubaidah bin Jarrah berkata, “Apakah akan lari dari taqdir Allah ?”. Umar menjawab,
“Seandainya bukan kamu yang mengatakan begitu hai Abu Ubaidah, (saya tidak heran)”. Dan
Umar tidak suka berselisih dengannya. (Umar berkata ), “Ya, kita lari dari taqdir Allah menuju
kepada taqdir Allah yang lain. Bagaimana pendapatmu, kalau kamu mempunyai onta yang kamu
bawa turun ke suatu lembah yang mempunyai dua sisi, yang satu subur dan yang satunya lagi
tandus. Bukankah jika kamu menggembalakannya pada sisi yang subur itu berarti kamu
menggembalakannya dengan taqdir Allah ? Dan jika kamu menggembalakannya pada sisi yang
tandus itupun berarti kamu menggembala-kannya dengan taqdir Allah ?”. Kemudian
Abdurrahman bin Auf datang dari sesuatu keperluannya. Kemudian ia berkata, “Sesungguhnya
saya mempunyai ilmu tentang hal ini. Saya pernah mendengar Raulullah SAW bersabda,
“Apabila kalian mendengar di suatu daerah (terjangkit wabah), maka janganlah kalian masuk ke
daerah itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di suatu daerah sedang kamu berada padanya, maka
janganlah kalian keluar melarikan diri dari daerah tersebut”. (Ibnu Abbas) berkata, “Lalu Umar
bin Khaththab memuji Allah, kemudian meninggalkan tempat itu”. [HR. Muslim : IV : 1740]

oO[ A ]Oo

[Bersambung]

Anda mungkin juga menyukai