ش َه ُد ْ َ أ،َريم
ِ ي الك ّ ِ َوأ َ ْف َه َمنَا بِش َِر ْيعَ ِة النَّب،سالَ ِم ّ سبُ َل ال ُ هلل الّذي َهدَانَا ِ هلل اْل َح ْم ُد ِ اْل َح ْم ُد
س ِيّ َدنَا َونَبِيَّنَا َ ش َه ُد أ َ ّن
ْ َ َوأ، ذُو اْل َجال ِل َواإل ْكرام،أ َ ْن ََل اِلَهَ إِ ََّل هللا َوحْ َدهُ َل ش َِريك لَه
علَى ا ِله َ س ِيّدِنا ُم َح ّم ٍد َوَ علَى َ بار ْك ِ س ِلّ ْم َو َ ص ِ ّل و َ اللّ ُه َّم،ع ْب ُدهُ َو َرسولُه َ ُم َح َّمدًا
سان إلَى يَ ْو ِم ال ّدِين ِ ْعين ِبإح َ وأصْحا ِب ِه َوالتَّا ِب، َ
قَا َل،عتِ ِه لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُح ْو ْن َ طا َ هللا َو
ِ س ْي بِت َ ْق َوى ِ ص ْي ُك ْم َو نَ ْف
ُ ْأو،اإل ْخ َوان ِ فَيَايُّ َها:ُأ َ َّما بَ ْعد
ِين آ َ َمنُوا اتَّقُوا َ يَا أَيُّ َها الَّذ:الر ِح ْي ْم
َّ ان ِ الرحْ َم
َّ هللا ِ س ِم ِ الى فِي اْلقُ ْر
ْ ِب:ان اْلك َِري ْم َ َهللاُ تَع
ص ِل ْح لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع هللا
ْ ُ ي،سدِيدًا َ هللا َوقُولُوا قَ ْو ًَل
ق تُقَاتِ ِه َّ هللا َح َ از فَ ْو ًزا ع َِظي ًما وقال تعالى يَا اَيُّ َها الَّ ِذي َْن آ َمنُ ْوا اتَّقُ ْوا َ َسولَهُ فَقَ ْد ف ُ َو َر
صدَقَ هللاُ ال َع ِظي ْم َ س ِل ُم ْو َنْ َوَلَ ت َ ُم ْوت ُ َّن ِإَلَّ َوأ َ ْنت ُ ْم ُم
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Alhamdulillah, pada bulan ini kita masih berada di bulan mulia, yaitu bulan Rajab 1444 H. Perlu
kita syukuri karena Rajab termasuk bulan yang mulia. Kata Rajab berasal dari kata “tarjib” yang
bermakna agung dan mulia. Allah SWT memberikan keistimewaan terhadap Rajab di antara
bulan-bulan lain yang juga menyandang predikat mulia, yaitu Muharram, Dzulhijjah, Dzulqa’dah,
dan Rajab.
Bulan Rajab adalah bulan yang penuh rahmat, anugerah, dan kebaikan dari Allah SWT. Menurut
Syekh Abdul Qodir Al Jailani dalam kitab al-Ghuniyah, Rajab terdiri dari tiga huruf, yaitu Ra’,
Jim, dan Ba’. Ra’ adalah Rahmatullâh (rahmat Allah), Jim adalah Jûdullâh (kemudahan Allah),
dan Ba’ adalah Birrullâh (kebaikan Allah). Maksudnya, mulai awal hingga akhir bulan Rajab,
Allah SWT melimpahkan tiga anugerah kepada hamba-hamba-Nya, yaitu limpahan rahmat,
kemudahan, dan kebaikan dari Allah SWT.
Ini menunjukkan kemuliaan dan keagungan dari bulan Rajab. Kemuliaan bulan Rajab semakin
bertambah dengan peristiwa monumental isra’ dan mi’raj Nabi Muhammad SAW dari dari
Masjidil haram Makkah menuju masjidil Aqsho Palestina. Kemudian dilanjutkan dari masjidil
Aqsha menuju Sidratil Muntaha untuk menghadap Allah SWT sang pencipta Alam semesta.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Isra’ ayat 1:
Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT. Allah SWT memerintahkan Nabi untuk
melaksanakan shalat fardlu sebanyak lima puluh rakaat setiap hari. Nabi menerima dan
kemudian kembali pulang, dalam perjalanan, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi
Musa AS, Nabi Musa mengingatkan bahwa umat Nabi Muhammad tidak akan mampu dengan
perintah shalat lima puluh kali sehari, Nabi Musa mengatakan, umatku telah membuktikannya.
Lalu meminta kepada Nabi Muhammad untuk kembali pada Allah SWT, mohonlah keringanan
untuk umatmu.
Kemudian Nabi menghadap kepada Allah dan diringankan menjadi shalat sepuluh kali.
kemudian Nabi Muhammad kembali kepada Nabi Musa, dan Nabi Musa mengingatkan
sebagiamana yang pertama. Kembali Nabi menghadap Allah hingga dua kali, dan akhirnya
Allah mewajibkan shalat lima waktu.
Nabi Muhammad kembali pada Nabi Musa, Nabi musa tetap mengatakan bahwa umatmu tidak
akan kuat wahai Nabi Muhammad, Nabi Muhammad menjawab, saya malu untuk kembali
menghadap pada Allah SWT. Saya ridho dan pasrah kepada Allah SWT.
Peristiwa isra’ dan mi’raj yang terjadi di bulan Rajab semakin menambah terhadap kemuliaan
bulan ini, lalu amalan apa yang perlu dilakukan dalam bulan Rajab yang mulia ini?
Pertama, adalah melakukan puasa sunnah di bulan Rajab. Terkait kesunahan puasa di bulan
Rajab ini terdapat hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Sahih Muslim juz 2
halaman 811:
ب
ٍ ص ْو ِم َر َجَ ع َْن،س ِعي َد ب َْن ُجبَي ٍْر َ ُسأ َ ْلت
َ :َ قَال،ي َ يم ْاْل َ ْن
ُّ ص ِار ٍ عثْ َمانُ ْبنُ َح ِك
ُ َح َّدثَنَا
يَقُو ُل،ع ْن ُه َما
َ ُي هللا َ اس َر ِض َ س ِم ْعتُ اب َْن
ٍ َّعب َ :َب فَقَال ٍ َونَحْ نُ يَ ْو َمئِ ٍذ فِي َر َج: "
َويُ ْف ِط ُر، ََل يُ ْف ِط ُر:َصو ُم َحتَّى نَقُولُ َسلَّ َم ي
َ علَ ْي ِه َو
َ ُصلَّى هللا َ هللا
ِ سو ُل َ ك
ُ َان َر
صو ُمُ َ ََل ي:َ" َحتَّى نَقُول
Artinya: “Utsman bin Hakim berkata: saya bertanya kepada Sa’id bin Jubair tentang puasa
Rajab, ketika itu kami berada di bulan Rajab. Sa’id menjawab: saya mendengar Ibnu Abbas
berkata bahwa Rasulullah SAW berpuasa (berturut-turut) hingga kami menduga beliau
berpuasa, dan beliau tidak berpuasa (berturut-turut) hingga kami menduga beliau tidak puasa.”
Menurut Imam An-Nawawi dalam kitab Syarah An-Nawawi ‘ala Muslim juz 8 halaman 38, hadits
di atas tidak menunjukkan larangan khusus atau kesunahan khusus puasa di bulan Rajab.
Karena itu, kesunahan puasa di bulan Rajab melihat terhadap dua aspek, pertama hukum asal
puasa hukumnya adalah sunnah. Kedua, perintah Nabi yang menganjurkan puasa di bulan-
bulan mulia, bulan Rajab adalah salah satunya.
Imam ats-Tsauri sebagaimana dikutip Ibnu Rajab dalam kitab Lathaiful Ma’arif juz 1 halaman
119 menyatakan: “Aku amat menyukai amalan puasa di bulan-bulan haram (mulia). Hal ini telah
dipraktikkan oleh sebagian ulama salaf yang berpuasa di setiap bulan yang mulia, seperti Ibnu
Umar, Hasan Al Bashri, dan Abu Ishaq as-Sabi’i.”
Kedua, selalu menjalankan kewajiban shalat lima waktu tepat pada waktunya. Musthafa As
Siba’i dalam kitabnya, Sirah Nabawiyah, Durus wa ‘Ibar, jilid 1 halaman 54 menjelaskan bahwa
jika Nabi melakukan isra’ dan mi’raj dengan ruh dan jasadnya sebagai mu’jizat, maka sebuah
keharusan bagi tiap Muslim menghadap (mi’roj) kepada Allah SWT lima kali sehari dengan jiwa
dan hati yang khusyu’.
Dengan shalat yang khusyu’, seseorang akan merasa diawasi oleh Allah SWT, sehingga ia malu
untuk menuruti syahwat dan hawa nafsu, malu untuk berkata kotor, malu untuk mencaci orang
lain, malu untuk berbuat bohong, dan sebaliknya lebih senang dan mudah untuk melakukan
banyak kebaikan. Hal tersebut demi untuk mengagungkan keesaan Allah, kebesaran Allah,
sehingga dapat menjadi makhluk Allah yang terbaik di muka bumi ini.
Ketiga, Rajab adalah bulan yang tepat untuk bertobat dari segala maksiat. Ibnu Rajab dalam
kitabnya Lathaiful Ma’arif juz 1 halaman 122 menganjurkan umat manusia untuk bertobat di
bulan Rajab yang mulia ini. Beliau mengatakan: “Putihkanlah lembaran hitammu di bulan Rajab,
dengan amal baik yang menyelamatkanmu dari api yang melalap.”
Syekh Abdul Qadir Al-Jilani dalam kitab al-Ghuniyah menjelaskan ada tiga syarat agar tobat kita
diterima oleh Allah SWT. Pertama, menyesali kesalahan dan kemaksiatan yang telah kita
perbuat. Kedua, meninggalkan setiap kesalahan di mana pun dan kapan pun. Ketiga, berjanji
untuk tidak mengulang dosa dan kesalahan. Ketiga syarat tersebut harus kita laksanakan agar
tobat kita benar-benar diterima oleh Allah SWT.
Mengapa kita perlu memperhatikan bulan Rajab yang mulia ini? Karena Bulan Rajab adalah
bulan yang mulia. Berdoa pada Allah di bulan ini tidak akan sia-sia. Sungguh beruntung
seseorang yang memperbaiki amalan, menjauhkan diri dari perbuatan keji dan kemungkaran.
Beramal di bulan ini bagaikan mendapatkan emas mulia, memanfaatkan waktu dengan taat
merupakan hal yang utama. Khatib berwasiat kepada diri sendiri dan para jamaah sekalian.
Wahai hamba Allah, raihlah (kebaikan) bulan Rajab dan kembalilah ke jalan Allah, Ampunan
Allah akan diberikan pada hamba yang bertobat.
Di bulan ini pintu-pintu ampunan Allah telah terbuka, segeralah bertobat dan menyambutnya.
Syekh Dzunnun Al-Mishri sebagaimana dikutip Syekh Abdul Qadir dalam kitab al-Ghuniyah juz
1 halaman 326 mengatakan, Rajab adalah bulan untuk meninggalkan kejelekan, Sya’ban
adalah bulan untuk menambah ketaatan, Ramadhan adalah bulan untuk menjemput kemuliaan.
Seseorang yang tidak meninggalkan kejelekan, tidak melaksanakan ketaatan, tidak menjemput
kemuliaan, maka ia adalah pengikut setan. Na‘ûdzu billâhi min dzâlik. Selain itu, Rajab adalah
bulan bercocok tanam, Sya’ban bulan untuk menyiram, dan Ramadhan adalah bulan panen
hasil bertanam. Setiap orang akan menuai apa yang ia tanam, setiap orang akan menuai
perbuatannya.
Siapa pun yang tidak menghiraukan tanamannya, ia akan menyesal di hari pembalasan. Di
Bulan Rajab ini, semoga kita menjadi hamba yang terhindar dari segala kejelekan dan
kemaksiatan, selalu beruntung dengan melakukan banyak ladang amal ibadah, mendapatkan
pahala amal ibadah yang berlipat dan selalu mendapatkan ridha dari Allah SWT. Aamiin ya
rabbal ‘alamiin.
اآلمنِينَ ،وأ ْد َخلَنَا وإِيَّاكم فِي ُز ْم َر ِة ِعبَا ِد ِه ال ُم ْؤ ِمنِي َْن َجعَلَنا هللاُ َوإيَّاكم ِم َن الفَائِ ِزين ِ
ِين آ َمنُوا : الر ِحي ْم :يَا أَيُّ َها الَّذ َ مان َّ الرحْ ِ هللا َّس ِم ِ الر ِجي ْمِ ،ب ْ ْطان َّشي ِ هلل ِم َن ال َّ أعُوذُ ِبا ِ
آن العَ ِظ ْي ِمَ ،ونَفَعَنِ ْي سدِيدًا با َ َركَ هللاُ ِل ْي َولك ْم فِي القُ ْر ِ َّللا َوقُولُوا قَ ْو ًَل َ اتَّقُوا َّ َ
ف َر ِح ْي ٌم ت و ِذ ْك ِر ال َح ِكي ِْم .إنّهُ تَعاَلَى َج ّوا ٌد ك َِر ْي ٌم َم ِلكٌ َب ٌّر َرؤ ُْو ٌ َو ِإيّا ُك ْم ِباآليا ِ
Khutbah II
ن ُلَ اهلَ َهُ إه ُلا للاُ َوللاُ ش َهدُ أ َ ُْ َلى ت َ ْوفهُْي هق هُه َوا ْهمتهنَانه هُه َ .وأ َ ْ شكْرُ لَهُ ع َُ سانه هُه َوال ُّ َلى إهحْ َ لل ع َُ ا َ ْل َح ْمدُ هُ
ض َوانه هُه إلى هر ْ ع ْبدهُ َو َرس ْولهُ الداا هعى َُ س هي َدنَا م َح امدًا َ أن َ ش َهدُ اُ َ .وحْ دَهُ ُلَ ش هَر ْيكَُ لَهُ َوأ َ ْ
س هل ْي ًما هكث ْي ًرا أ َ اما َب ْعدُ فَيُا َ اَيُّ َها س هل ُْم ت َ ْ ص َحا هب هُه َو َ علَى ا َ هل هُه َوأ َ ْ س هي هدنَا م َح امدُ هو َ علَى َ ص هُل َ الله اُم َ
س هُهللاَ أ َ َم َرك ُْم بهأ َ ْمرُ بَ َدُأ َ فه ْي هُه بهنَ ْف ه ن ُ ع اما نَ َهى َوا ْعلَم ْوا أ َ اُ النااسُ اهتاقوللاَ فه ْي َما أ َ َم َُر َوا ْنتَه ْوا َ
َلى النا هبى يآ اَيُّ َها الا هذ ْي َُ
ن ن ع َُ صلُّ ْو َُللاَ َو َمآلئه َكتَهُ ي َ ن ُ س هُه َوقَا َُل تَعاَلَى إه اُ َوثَـنَى هب َمآل ئه َكته هُه هبق ْد ه
س هلم ْوا ت َ ْ
س هل ْي ًما علَ ْي هُه َو َ صلُّ ْوا َ .آ َمن ْوا َ
علَى سيهدهنُا َ م َح امدُ َو َ علَى آ هُل َ س هل ُْم َو َ علَ ْي هُه َو َصلاى للاُ َ سيه هدنَا م َح امدُ َ علَى َ ص هُل َ الله اُم َ
ن أ َ هبى بَكْرُ ش هد ْي َُ الرا ه اء ا َن اْلخلَفَ هُ ض الله اُم ع هُ ار َُ ن َو ْ ا َ ْن هبيآئهكَُ َورسُ هلكَُ َو َمآلئه َك هُة اْلمقَ ار هب ْي َُ
سانُ ن لَه ُْم هب هاحْ َ ن َوتَا هب هعي التاا هب هع ْي َُ ص َحابَ هُة َوالتاا هب هع ْي َُ َن بَ هقيا هُة ال ا ع هلى َوع ُْ َوع َمر َوعثْ َمان َو َ
ن اَلله اُم ا ْغ هف ُْر هل ْلم ْؤ همنه ْي َُ
ن اح هم ْي َُ الر ه عناا َم َعه ُْم هب َرحْ َمتهكَُ يَا أ َ ْر َح َُم ا ض َ ار َُ ن َو ْ الد ْي هُاهلَىيَ ْو هُم ه
سالَ َُم ت الله اُم أ َ هع اُز اْ هإل ْ ت اَلَحْ يآءُ هم ْنه ُْم َواْلَ ْم َوا هُ س هل َما هُ ن َواْلم ْ س هل هم ْي َُ ت َواْلم ْ َواْلم ْؤ همنَا هُ
ص َُر ن نَ َ ن َوا ْنص ُْر هعبَادَكَُ اْلم َو هح هديا ُةَ َوا ْنص ُْر َم ُْ ن َوأ َ هذ اُل الش ْهركَُ َواْلمش هْر هكُْي َُ س هل هم ْي َُ َواْلم ْ
الد ْي هُ
ن ن َوا ْع هُل َك هل َماتهكَُ إهلَى يَ ْو َُم ه الد ْي هُن َُو د هَم ُْر أ َ ْعدَا َُء ه س هل هم ْي َُ ن َخذَ َُل اْلم ْ اخذ ُْل َم ُْ ن َو ْ .ه
الد ْي َُ
ظ َه َُر هم ْن َها ن َما َ لم َح َُ ن َوس ْو َُء اْل هفتْنَ هُة َواْ ه لم َح َُالزلَ هز َُل َواْ هُ لوبَا َُء َو ا عناا اْلبَالَ َُء َواْ َ الله اُم ا ْدفَ ُْع َ
ب اْلعَالَ هم ْي َُ
ن ن عآ ام ُةً يَا َر اُ س هل هم ْي ََُان اْلم ْ سائه هُر اْلب ْلد هُ ص ُةً َو َ سياا خآ ا َن بَلَ هدنَا اه ْندونه ْي ه ن ع ُْ ط َُ َ .و َما بَ َ
اب النا هُ
ار عذَ َُ سنَ ُةً َوقهنَُا َ آلخ َر هُة َح َ سنَ ُةً َوفهى اْ ه َ .ربانَا آتهنُا َ فهى ال ُّد ْنيَا َح َ
للاَ
ن ُ ن .هعبَا َدللاهُ !إه اُ س هر ْي َُ ن اْل َخا ه ن هم َُ اإن لَ ُْم ت َ ْغ هف ُْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَُا لَنَك ْونَ اُ سنَا َو ُْ ظلَ ْمنَا ا َ ْنف َ َربانَا َ
شآء َواْلم ْنك هَُر َواْلبَ ْغي َن اْلفَحْ هُ بى َويَ ْن َهى ع هُ تآء ذهي اْلق ْر َُ ان َوإه ْي هُ س هُ يَأْمرُ هباْلعَ ْد هُل َواْ هإلحْ َ
َلى نه َع هم هُه يَ هزدْك ُْم َولَ هذكْرُ للاَ اْل َع هظ ْي َُم يَ ْذك ْرك ُْم َواشْكر ْوهُ ع َُ ن َوا ْذكروا ُ يَ هعظك ُْم لَ َعلاك ُْم تَذَكار ْو َُ
للا أ َ ْك َب ُْر
هُ
Khutbah I
لى سائر َم ْخل ْوقَا لت له
َ ع َ ضلَنَا بالل لع ْل لم َواْلعَ َم لل َ ان َواإل ْسالَ لم َوأ ْف ي أ ْنعَ َمنَا لب لن ْع َم لة اْإل ْي َم ل ْأل َح ْمد ل ّ ل
ْ ِل الَّ لذ
س لّي لدنَا َو َم ْوالَنَا م َح َّم ْد علَى أ ْش َر ل
َ ف َن لب لّي له َ سالَم َّ صالَة َوال َّ َوال
واشهد ان مح ّمدا, ش َها َدة ت ْن لج ْبنَا لب َها لم ْن ا َ ْه َوا لل َي ْو لم ْال لق َيا َمة
َ , أ َ ْش َهد ا َ ْن الَ اللهَ إلالَّ للا َوحْ َده الَش لَريْكَ لَه
ي َب ْع َدهَ عبده ورسوله الَ َن لب
َياَأَيُّها َ ال َّناس اتَّقوللا َح َّق تقَا لت له َوالَتَموت َّن لإالَّ َوأ َ ْنت ْم م ْس للمون: أمابعد
صالَةل فَي َؤ لذّنَ لَ َها ث َّم اَم َر َرجال ْ َوالَّذلى َن ْف لسى لب َي لد له لَقَدهممت أن اَم َر لب َح
َّ طب فَ َيحْ ت لَطب ث َّم اَم َر لبا ل
متفق عليه- علَ ْي لهم بيوتَه ْم َ ث َّم اخَا لل, اس
َّ ف اللَى َرجال الَ َي ْش َهدونَ ال
َ َصالَة َ فَأحْ لرق َ فَ َيؤ َّم ال َّن
Artinya: Demi jiwaku yang berada dalam kekuasaan-Nya, sungguh aku bertekad
menyuruh mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku suruh seorang adzan untuk shalat
dan seseorang untuk mengimami manusia, kemudian aku pergi kepada orang-orang yang
tidak ikut shalat, kemudian aku bakar rumah mereka.
Pada suatu saat, Rasulullah didatangi oleh salah satu sahabat yang dicintainya, yaitu
Abdullah bin Umi Maktum. Ia berkata kepada Rasulullah bahwa buta dan tidak ada
yang menuntunnya ke masjid sehingga memohon kepada Nabi untuk memberinya
keringanan untuk tidak melaksanakan shalat berjamaah di masjid.
Selanjutnya Rasulullah bertanya kepadanya:
ْفَأ َ لجب: قَا َل. صالَةل ؟ قَا َل َن َع ْم
َّ ه َْل تَ ْس َمع ال ّن َدا َء لبال
Begitulah seruan Rasulullah kepada umatnya agar senantiasa menunaikan shalat
berjamaah di masjid sekalipun kepada sahabatnya yang tidak bisa melihat alias buta.
Bagaimana dengan kita umatnya, yang diberikan kenikmatan yang sempurna. Dalam
hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah bersabda:
رواه احمد- عة َوفلى لر َوا َية الالَّ فلى ْال َمس لْجد
َ ار ْال َمس لْج َد الالَّ لب ْال َج َما
َ صالَة َ لل َم ْن َج
َ َال
Artinya: Tidak sempurna shalat seseorang yang bertetangga dengan masjid kecuali
dengan berjamaah. Dalam suatu riwayat, kecuali di masjid.
َ َّش إال
للا َّ صالَة َ َوأَتَى
َ الز َكوة َ َولَ ْم َي ْخ َ َاألخ لر َوأق
َّ ام ال للا َم ْن أ َمنَ لباللل َوال َي ْو لم ل
اج َد ل
س لَ إ َّن َما َي ْعمر َم
Artinya: Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan hari kemudian serta tetap mendirikan shalat, menunaikan
zakat, dan tidak takut selain kepada Allah.
فَإل َّنه لم ْن َوافَقَ قَ ْوله قَ ْول, آمين: علَ ْي له ْم َوالَالضّآلّين )فَق ْولوا َ ( لإذَا قال اْ لإل َمام
غي لْر اْل َم ْغضو ل
َ ب
رواه البجارى و مسلم-- غ لف َر لَه ماَتَقَد ََّم لم ْن ذَ ْن لب له َ اْل َمالَ لئ َك لة
Khutbah II
لى ت َْوفل ْي لق له َوال ْم لتنَا لن له َ .وأ َ ْش َهد أ َ ْن َال إل ٰلهَ إل َّال للا َوحْ َده َال ش لَريْكَ لَه
ع َش ْكر لَه َ سا لن له َوال ُّ
لى إلحْ َ ع َ ِل َ ا َ ْل َح ْمد ل ٰ ل
علَى علَى َ
س ّلي لدنَا م َح َّمد لو َ ص لّل َ عبْده َو َرس ْوله الدَّا لعي إلَى لرض َْوا لن له .اَللٰه َّم َ س ّلي َدنَا م َح َّمدا َ أن َ َوأ َ ْش َهد َّ
س للّ ْم تَ ْس لليْما َك لثيْرا
ص َحا لب له َو َ ٰا لل له َوأ َ ْ
ت اللٰه َّم أ َ لع َّز اْ لإلس َْال َم ت ْاالَحْ َيآء لم ْنه ْم َواْالَ ْم َوا ل ت َواْلم ْس لل لميْنَ َواْلم ْس لل َما ل اَللٰه َّم ا ْغ لف ْر لل ْلمؤْ لم لنيْنَ َواْلمؤْ لمنَا ل
اخذ ْل َم ْن ص َر ال ل ّديْنَ َو ْ ش ْركَ َواْلم ْش لر لكيْنَ َوا ْنص ْر لع َبادَكَ اْلم َو ل ّح لد َّيةَ َوا ْنص ْر َم ْن َن َ َواْلم ْس لل لميْنَ َوأ َ لذ َّل ال ل ّ
َخذَ َل اْلم ْس لل لميْنَ َو َد ل ّم ْر أ َ ْع َدا َء ال ل ّدي لْن َوا ْع لل َك لل َماتلكَ لإلَى َي ْو لم ال ل ّدي لْن .اللٰه َّم ا ْدفَ ْع َ
ع َّنا اْل َب َال َء َواْ َلو َبا َء
صة ع ْن َبلَ لدنَا ال ْندو لن ْي لسيَّا خَآ َّطنَ َ ظ َه َر لم ْن َها َو َما َب َالز َال لز َل َواْ للم َحنَ َوس ْو َء اْل لف ْت َن لة َواْ للم َحنَ َما َ َو َّ
سنَة آلخ َر لة َح َ سنَة َوفلى اْ ل عآ َّمة َيا َربَّ اْل َعالَ لميْنَ َ .ر َّبنَا آ لتنا َ فلي ال ُّد ْن َيا َح َ ان اْلم ْس لل لميْنَ َ سا لئ لر اْلب ْل َد لَو َ
سنَا َوإل ْن لَ ْم تَ ْغ لف ْر لَنَا َوت َْر َح ْمنَا لَنَك ْون ََّن لمنَ اْلخَا لس لريْنَ ار َ .ر َّبنَا َ
ظلَ ْمنَا ا َ ْنف َ اب ال َّن لعذَ َ َوقلنَا َ
شآء َواْلم ْن َك لر َواْل َب ْغي
ع لن ْال َفحْ ل ْتآء ذلي ْالق ْر َ
بى َو َي ْن َهى َ ان َو لإي ل س لللا َيأْمر لباْل َع ْد لل َو ْا لإلحْ َ
للا ! لإ َّن َ
لع َبا َد ل
للا أ َ ْك َبر للا ْالعَ لظي َْم َي ْذك ْرك ْم َوا ْشكر ْوه َ
علَى لنعَ لم له َي لزدْك ْم َولَ لذ ْكر ل َي لعظك ْم لَعَلَّك ْم تَذَ َّكر ْونَ َوا ْذكروا َ