KKP UTAMA
01 OKTOBER 2021
SYAM
Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Di saat tidur
aku melihat tiang-tiang kitab (iman) telah diambil para malaikat dari bawah kepalaku, aku sangka iman akan
tercabut dari muka bumi ini. Kemudian aku ikuti arah pandanganku lalu cahaya itu ditegakkan ke arah Syam.
Tidakkah Iman akan tetap ada di negeri Syam di saat terjadi fitnah.” (HR. Ahmad No. 21733; dishahihkan oleh al-
Arnauth)
، َوفِي نَجْ ِدنَا: قَالُوا:ال َ َ ق،ار ْك لَنَا فِي َشا ِمنَا َوفِي يَ َمنِنَا ِ َ اللَّهُ َّم ب:ال
َ َ ق: قَا َل، َوفِي نَجْ ِدنَا: قَالُوا:ال ِ َ اللَّهُ َّم ب:ال
َ َ ق،ار ْك لَنَا فِي َشا ِمنَا َوفِي يَ َمنِنَا َ َ ق:ال
َ ََع ْن ا ْب ِن ُع َم َر ق
.ان
ِ ط ْ َ َوبِهَا ي،ك ال َّزاَل ِز ُل َو ْالفِتَ ُن
َ طلُ ُع قَرْ ُن ال َّش ْي َ َ ق:ال
َ هُنَا:ال َ َق
Dari Ibnu Umar, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Ya Allah, berkatilah kami pada
negeri Syam kami dan negeri Yaman kami.’
Ibnu ‘Umar berkata, “Para sahabat berkata, ‘Juga untuk negeri Najed kami.’ Beliau kembali berdoa. ‘Ya
Allah, berkatilah kami pada negeri Syam kami dan negeri Yaman kami.’ Para sahabat berkata lagi, ‘Juga
untuk negeri Najed kami.’
Ibnu ‘Umar berkata, “Beliau lalu berdoa, ‘Di sanalah akan terjadi bencana dan fitnah, dan di sana akan
muncul tanduk setan.’” (HR. Al-Bukhari No. 979)
ِ رأيت عمو َد ْال ِكتَا
ِ ْب ا ْنتُ ِز َع ِم ْن تَح
ت ُ إني:صلَّى هللاِ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َ ِ قَا َل َرسُو ِل هَّللا:ض َي هَّللا َع ْنهُ َما قَا َل ِ َع ْن َع ْب ِد هَّللا ِ ب ِْن َع ْمرو ْب ِن ْال َع
ِ اص َر
. بالشام-ت الفتن ِ إِ َذا َوقَ َع- ان ِ أَال إِ َّن،ش ِام
َ اإلي َم َّ ت فَإِ َذا هُ َو نو ٌر ساط ٌع ُع ِم َد بِ ِه إِلَى ال ُ ْ فَنَظَر،ِو َسا َدتِي
Dari Abdullah bin Amru bin al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku bermimpi melihat tiang kitab (Islam) ditarik dari bawah
bantalku. Kemudian aku amati. Ternyata itu adalah cahaya sangat terang yang tegak
mengarah ke Syam. Tidakkah iman itu—ketika terjadi fitnah—terdapat di Syam.” (HR. Al-
Hakim No. 8554; dishahihkan berdasar syarat asy-Syaikhain—Al-Bukhari dan Muslim—dan
disepakati oleh adz-Dzahabi; dishahihkan pula oleh al-Albani dalam kitab Takhrij Ahadits
Fadhail asy-Syam)
ْت ْال َماَل ئِ َكةَ فِي ْال َمنَ ِام أَ َخ ُذوا َع ُم ْو َد ُ إِنِّي َرأَي:هللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يو ًما ِ صلَّى َ قَا َل لنا النَّبِ ِّي:ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َما قَا َل ِ هللا ب ِْن ُع َم َر ب ِْن ْال َخطَّا
ِ ب َر ِ َع ْن َع ْب ِد
َ ت ْالفِتَ ُن فَإِ َّن اإْل ِ ْي َم
. َّش ِامƒان بِال ِ ْال ِكتَا
َّ ى الƒ فَ َع ِم ُد ْوا بِ ِه إَِل،ب
ْ فَإِ َذا َوقَ َع،ش ِام
Dari Abdullah bin Umar bin al-Khattab radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Suatu hari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada kami, ‘Dalam sebuah mimpi, sungguh aku
melihat para malaikat mengambil pilar Al-Kitab (Iman), lalu membawanya ke negeri Syam.
Apabila terjadi banyak fitnah sesungguhnya iman berada di Syam.’” (HR. Ibnu ‘Asakir dalam
kitab Tarikh Damsyiq, 1/110; dishahihkan oleh al-Albani dalam kitab Takhrij Ahadits Fadhail
asy-Syam karya Abu al-Hasan ar-Rib’i)
اطعًا َحتَى ِ ت َر ْأ ِسي َس ُ َرأَي:صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
ِ ْْت َع ُم ْو ًدا ِم ْن نُ ْو ٍر َخ َر َج ِم ْن تَح َ ِ قَا َل َرس ُْو ُل هللا:ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل ِ َع ْن ُع َم َر ب ِْن ْال َخطَّا
ِ ب َر
.ا ْستَقَ َّر بِال َّش ِام
Dari Abdullah bin Hawalah radhiyallahu ‘anhu, “Ketika kami bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami mengadu kepada
beliau tentang kekurangan sandang, kefakiran, dan kemiskinan. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Ketahuilah, demi Allah, kegelimangan (harta) kalian lebih aku takutkan pada kalian daripada kemiskinannya. Demi Allah, perkara ini
akan tetap ada pada kalian sampai Allah membebaskan wilayah Persia, wilayah Romawi, dan wilayah Iraq untuk kalian, sehingga
terbentuk tiga kelompok pasukan; pasukan di negeri Syam, pasukan di negeri Iraq, dan pasukan di negeri Yaman, hingga seorang laki-
laki diberi seratus namun ia tetap merasa tidak puas.’ Ibnu Hawalah berkata, aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, pilihkan tempat untukku
jika aku menjumpai itu?’ Beliau bersabda, ‘Aku memilihkan negeri Syam untukmu; karena Syam adalah pilihan Allah dari negeri-
negeri-Nya, dan di sanalah terkumpul hamba-hamba pilihan-Nya. Wahai penduduk Yaman, hendaklah kalian pergi ke Syam. Karena
itu adalah pilihan Allah ‘azza wajalla dari negeri Syam. Bagi yang enggan, hendaklah ia memberi air dari sungai yaman. Karena
sesungguhnya Allah ‘azza wajalla telah menjamin negeri Syam dan penduduknya. (HR. Ibnu Asakir dalam kitab Tarikh Damsyiq, 1/75;
Al-Albani menyatakan sanadnya shahih dan perawinya Tsiqah, As-Silsilah ash-Shahihah, 7/1260)
ِ ُج ْن ٌد بِال َّش ِام َو ُج ْن ٌد بِ ْاليَ َم ِن َو ُج ْن ٌد بِ ْال ِع َر:ٌون ُجنُو ٌد ُم َجنَّ َدة
َ َ فَق،اق
ال اب ُْن َ صي ُر اأْل َ ْم ُر إِلَى أَ ْن تَ ُك
ِ َ َسي:صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
َ ِ ال َرسُو ُل هَّللا َ َ ق:َع ِن ا ْب ِن َح َوالَةَ أَنَّهُ قَا َل
ض ِه يَجْ تَبِي إِلَ ْي ِه ِخي َرتَهُ ِم ْن ِعبَا ِد ِه فَإِ ْن أَبَ ْيتُ ْم فَ َعلَ ْي ُك ْم بِيَ َمنِ ُك ْم َوا ْسقُوا ِم ْن
ِ ْْك بِال َّش ِام فَإِنَّهُ ِخي َرةُ هَّللا ِ ِم ْن أَر
َ َعلَي:ال
َ َ ق،اك ُ ِخرْ لِي يَا َرسُو َل هَّللا ِ إِ ْن أَ ْد َر ْك:ََح َوالَة
َ ت َذ
.ُغ ُد ِر ُك ْم فَإِ َّن هَّللا َ َع َّز َو َج َّل قَ ْد تَ َو َّك َل لِي بِال َّش ِام َوأَ ْهلِ ِه
Dari Ibnu Hawalah sesungguhnya dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Saat
itu akan muncul pasukan perang yang berkelompok-kelompok; sekelompok pasukan yang berada di
Syam, sekelompok pasukan yang berada di Yaman, dan pasukan yang berada di Iraq.” Ibnu Hawalah
berkata, “Pilihkan untukku, Wahai Rasulullah, jika saya menjumpai hal itu!.” Beliau bersabda,
“Bergabunglah di negeri Syam, karena di sana ada hamba-hamba Allah yang terpilih. Jika kalian tidak
bisa, maka pergilah ke negeri Yaman. Berilah air dari kolam kalian, sesungguhnya Allah Azza wajalla
telah menyerahkan negeri Syam dan penduduknya kepadaku.” (HR. Ahmad No. 16391; HR. Abu Daud
No. 2483; Dishahihkan oleh al-Albani dalam kitab Shahih al-Jami’ ash-Shaghir No. 3659)
ض ْال ُمقَ َّد َسةَ فَقَ ْد
َ ْت اأْل َر ْ َْت ْال ِخاَل فَةَ قَ ْد نَ َزل
َ يَا اب َْن َح َوالَةَ إِ َذا َرأَي:صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
َ ِهللاƒ قَا َل َرس ُْو ُل:ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ قَا َل
ِ َع ْن ا ْب ِن َح َوالَةَ َر
َ ي هَ ِذ ِه ِم ْن َر ْأ ِس
.ك َّ اس ِم ْن يَ َد ِ َّت ال َّزاَل ِز ُل َو ْالبَاَل يَا َواأْل ُ ُمو ُر ْال ِعظَا ُم َوالسَّا َعةُ يَ ْو َمئِ ٍذ أَ ْق َربُ إِلَى الن
ْ ََدن
Dari Ibnu Hawalah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Wahai Ibnu Hawalah! Bila kau melihat khilafah turun di tanah suci maka telah
dekatlah gempa bumi, bencana, dan hal-hal besar, dan kiamat saat itu lebih dekat pada
manusia melebihi tanganku ini dari kepalamu.” (HR. Ahmad No. 21449; HR. Abu Daud
No. 2535; dishahihkan oleh al-Albani dalam kitab Shahih Abi Daud No. 2286)
َّ إِ َذا فَ َس َد أَ ْه ُل ال:ُول هَّللا ِ صلى هللا عليه وسلم
ٌش ِام فَاَل َخ ْي َر فِي ُك ْم َولَ ْن تَ َزا َل طَائِفَة ِ قَا َل َرس:ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ قَا َل
ِ اويَةَ ب ِْن قُ َّرةَ َع ْن أبيه َر
ِ َع ْن ُم َع
.ُهُ ْم َحتَّى تَقُو َم السَّا َعةƒين اَل يَضُرُّ هُ ْم َم ْن َخذَل ُ
َ ُور ِ ِم ْن أ َّمتِي َم ْنص
Dari Muawiyah bin Qurrah dari Bapaknya radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Jika penduduk negeri Syam telah rusak maka tidak ada kebaikan pada
kalian. Akan tetap ada di kalangan umatku sekelompok orang yang mendapat pertolongan,
orang-orang yang suka merendahkan tidak akan bisa membahayakan mereka sampai hari
Kiamat tiba.” (HR. Ahmad No. 15044; HR. At-Tirmidzi No. 2192; dishahihkan oleh al-Albani
dalam kitab Ash-Shahihah No. 403)
ِ ِين يَ ْو َم ْال َم ْل َح َم ِة بِ ْال ُغوطَ ِة إِلَى َجان
ُ ب َم ِدينَ ٍة يُقَا ُل لَهَا ِد َم ْش
ق ِم ْن َ إِ َّن فُ ْسطَاطَ ْال ُم ْسلِ ِم:صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل
َ ِ أَ َّن َرسُو َل هَّللا،َع ْن أَبِي ال َّدرْ َدا ِء
.َخي ِْر َم َدائِ ِن
Dari Abu Darda, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Saat terjadinya
peperangan yang besar, pangkalan kaum muslimin berada di daerah Ghauthah, sebuah
wilayah di pinggiran kota yang dikenal dengan nama Damaskus, salah satu kota terbaik di
negeri Syam.” (HR. Ahmad No. 21725; HR. Abu Daud No. 3746; dishahihkan oleh al-Albani
dalam kitab Shahih at-Targhib wa at-Tarhib No. 3097)
Keistimewaan negeri Syam, mendapat perhatian secara khusus dalam teks-teks
keagamaan, baik Alquran dan hadis. Salah seorang ulama Syam Imam Izz bn Abd as-
Keistimewaan
Salam dalam 'Targhib Ahl Islam fi Sukna Bilad as-Syam' menafsirkan kalimat, "Bumi yang
Kami telah berkahi" dalam surah al-Anbiya ayat ke-71 dan kalimat "Kami berkati
sekitarnya" dalam surah al-Isra Ayat ke-1 dengan negeri Syam yang termasuk di
Negeri Syam
dalamnya Suriah.
Di negeri inilah, sejumlah nabi dan rasul lahir. Bahkan, tanda-anda kenabian Nabi
Muhammad juga ditemukan di salah satu kota di Syam, yakni Bashar. Sementara, Imam
Hasan Basri dan Qotadah menakwilkan kata bumi dalam surah al-A'raf ayat 137 dengan
bagian timur dan bagian barat bumi adalah Syam.
• Penegasan keutamaan Syam secara tegas juga
pernah disampaikan oleh Rasulullah SAW. Nabi
Muhamamd pernah berdoa meminta berkah untuk
negeri ini dan berharap agar penduduk Syam
dihindarkan dari keburukan dan musibah.
•
Riwayat Bukhari menyebutkan, penduduk Syam
senantiasa berada di atas al-haqq yang dominan
hingga datang kiamat. "Sebagian umatku ada yang
selalu melaksanakan perintah Allah, tak
terpengaruh orang yang menggembosi dan tidak
pula orang yang berseberangan hingga datang
keputusan Allah dan mereka senantiasa dalam
keadaan demikian. Mu'adz berkata: Dan mereka
adalah penduduk Syam."
• Riwayat lain dari At-Tirmidzi mengungkapkan bahwa
karakter dan pola keagamaan warga Syam menjadi
tolok ukur kebinasaan umat. "Jika penduduk Syam
rusak agamanya maka tak tersisa kebaikan di
tengah kalian. Keistimewaan Negeri Syam lainnya
karena negeri tersebut dinaungi sayap malaikat
rahmat dan merupakan pusat negeri Islam pada
akhir zaman. Ini seperti riwayat dari Imam an-Nasai.
Kekuatan dan kejayaan pada saat itu berada di tangan kalangan non Islam di negeri Syam.
Andaikan sekelompok yang mendapat pertolongan di kala itu terhina tentu orang-orang
yang mukmin hijrah menjadi manusia paling hina, terlebih Rafidhah berkuasa di tengah-
tengah mereka, dan raja Tatar memerangi Allah serta Rasul Nya. Andaikan sekelompok di
Syam kalah, tentu seluruh Hijaz akan mengalami kerusakan secara total.