Nim : 11830111094
Sebagian menolak dan tidak percaya dengan hadits ini, karena dianggap menyalahi realitas
bahkan ilmu kedokteran. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Tim Departemen Mikrobiologi
Medis, Fakultas Sains, Universitas Qâshim membuktikan kebenaran hadits tersebut. Seperti
diketahui, lalat berjumlah banyak di Bumi dan disebutkan hampir memiliki 87 ribu spesies.
Faktanya, lalat makan dari sampah dan limbah bahan organik yang mengandung bakteri, virus,
mikroba, atau kuman.
Lalat membawa kuman pada satu sayap dan obat penawar pada sayap yang lain. Bila tidak, maka
spesies lalat akan binasa terkena kuman.
1
Ensiklopedia Hadis 9 Imam.
Penelitian dilakukan dengan melakukan eksperimen, yakni menggunakan dua buah bejana, di
mana lalat dicelupkan pada satu bejana berisi air steril, sehingga hanya sebagian sayap yang
terendam air.
Satu bejana lainnya digunakan dengan posisi lalat dimasukan seluruh tubuhnya. Semua
dilakukan secara aseptis di ruangan khusus, untuk menghindari kontaminasi dari luar.
Sampel air itu lalu dikultivasi ke sebuah media dan diinkubasi selama beberapa hari. Sehingga,
pembiakan mikroba tumbuh serta jelas terlihat mata.
Hasil penelitian menunjukkan, salah satu media ditumbuhi koloni bakteri patogen tipe E. Coli
yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada media lainnya, pada awalnya
tumbuh koloni kecil tipe E. Coli, tetapi pertumbuhannya terhambat oleh mikroorganisme bakteri
Actinomyces yang memproduksi antibiotik.
Kesimpulannya ialah, masuknya lalat pada makanan atau minuman dengan atau tanpa dicelup,
maka memberikan hasil berbeda secara signifikan. Hal ini membenarkan sabda Nabi Muhammad
bahwa pada sayap lalat itu terdapat penyakit beserta penawarnya. Keterangan ini telah terungkap
14 abad yang lalu, hingga penelitian sains membuktikan kebenaran mengenai hadits Rasulullah
tersebut.
Ibid., h. 149
2
Muhtarom, Mengungkap Rahasia & kebenaran ilmiah hadis-hadis Nabi, Karya Abadi Jaya, Semarang,
3
2015, h. 53