Anda di halaman 1dari 4

Candi Borobudur

Candi Borobudur dibangun sekitar abad ke 8-9 masehi, yakni pada masa kerajaan Syailendra. Salah
satu peninggalan budaya terbesar di dunia ini terletak di Kota Magelang, Jawa Tengah.Keberadaan candi
Borobudur secara geografis terletak di antara beberapa pegunungan dan terdapat di sekitar aliran
sungai Progo dan Elo.Istilah Borobudur adalah ucapan yang sering diucapkan Buddha setelah adanya
pergeseran bunyi, hingga menjadi Borobudur. Penjelasan lain pun mengatakan bahwa kata Borobudur
berasal dari bara dan beduhur. Bara berarti vihara dan beduhur berarti tinggi.

Sejarah Candi Borobudur

Memuliakan buddha mahayana

Mengutip buku Kearifan Lokal Jawa Tengah: Tak Lekang Oleh Waktu oleh Retno Susilorini, dijelaskan
bahwa filosofi dari bangunan candi Borobudur bisa dilihat dari relief Karmawibhangga yang
menggambarkan kehidupan manusia dan memberikan petunjuk pendirinya yakni Raja Samaratungga
yang berkuasa pada tahun 782-812 masehi.Candi yang dibangun pada masa kejayaan Wangsa Syailendra
dan didirikan oleh Samaratungga ini bertujuan untuk memuliakan Buddha Mahayana sebagai
kepercayaan yang banyak dianut masyarakat pada waktu itu.

Penemuan dan pemunggaran Candi Borobudur

Penemuan candi borobudur sendiri berawal dari perjalanan yang dilakukan oleh Sir Thomas Stamford
Raffles ke kota Semarang. Kala itu, ia menemukan informasi bahwa di kawasan Kedu (karesidenan yang
meliputi Magelang), ada beberapa susunan batu bergambar yang ditutupi semak belukar.Kemudian
pada tahun 1835, Raffles mengutus Cornelius untuk meninjau dan membersihkan bangunan tersebut
bersama Residen Kedu.Adapun pemugaran bagian Arupadhatu (puncak candi) dilakukan oleh Theodore
Van Erp pada tahun 1907-1911.Pemugaran lanjutan dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan UNESCO
pada tahun 1973 - 1983. Pemugaran yang dilakukan berfokus dikembalikan ke posisi semada bagian
candi di bawah arupadhatu yang dibersihkan dan dikembalikan ke posisi semula.
Bentuk bangunan Candi Borobudur

Bangunan candi Borobudur dibedakan menjadi tiga bagian yakni Kamadhatu, Rupadhatu, dan
Arupadhatu.

1. Kamadhatu adalah bagian tingkat pertama hingga tingkat ketiga dari candi Borobudur. Bagian
Kamadhatu memiliki relief karmawibhangga yang menggambarkan hukum pada umat manusia.

2. Rupadhatu adalah bagian tingkat keempat hingga keenam candi yang memiliki relief Lalitavistara dan
Jatakamala yang menggambarkan kisah hidup sang Buddha.

3. Arupadhatu atau bagian atap candi tingkat ketujuh hingga kesepuluh. Pada bagian ini tidak ada relief
namun memiliki banyak stupa yang menggambarkan pencapaian sempurna umat manusia.

Candi Borobudur sebagai warisan dunia

Candi Borobudur ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO, pada konferensi 15 di Perancis,
untuk ditinjau dan diawasi.Untuk melakukan peninjauan secara khusus warisan dunia ini, pemerintah
Indonesia membentuk badan pemugaran candi Borobudur yang diketuai oleh Prof. Ir. Roosseno.
UNESCO pun menyediakan sebesar 5 juta dolar AS untuk pemugaran candi Borobudur.Pemugaran
tersebut kemudian diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1973 dan terjadi hingga tahun 1984.
Kemudian pada tahun 1991, candi Borobudur secara resmi ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh
UNESCO.

Sejarah Candi Borobudur diterlantarkan


Candi Borobudur sempat ditelantarkan sekitar 928 dan 1006. Ketika itu Raja Mpu Sindok
memindahkan ibu kota kerajaan Medang ke kawasan Jawa Timur. Perpindahan ibu kota itu karena
terjadi letusan gunung berapi dan candi Borobudur akhirnya ditinggalkan.Sekitar tahun 1.365, Mpu
Prapanca dalam naskah Nagarakretagama ditulis ketika kerajaan Majapahit. Dalam naskah tersebut dia
menyebutkan "Wihara di Budur".

Sejarah penemuan kembali Candi Borobudur

Candi Borobudur ditemukan pada 1814, ketika Indonesia tengah dijajah Inggris. Penemu candi tersebut
adalah Sir Thomas Stanford Raffles ketika mengunjungi Semarang.Dia mendapat laporan temuan batu-
batu berukir di bukit sekitar desa Bumisegoro, Karesidenan Magelang. Bukit tersebut diyakini sisa-sisa
bangunan candi yang disebut budur.Raffles kemudian mengutus asistennya, Cornelius mengadakan
penelitian. Cornelius akhirnya melakukan penelitian pada 1814. Pembersihan besar-besaran dilakukan
dengan mengerahkan tenaga kerja kurang dari 200 orang. Pekerjaan pembersihan dilakukan selama
beberapa tahun mulai dari 1817, 1825, dan 1835.

Fungsi Candi Borobudur

1. Sebagai tempat bersejarah

2.Tempat wisata keagamaan

3.Tempat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan sejarah

4.Bisa dipakai tempat penelitian matematika, seperti menghitung stupa

5.Tempat ibadah umat Buddha

Deskripsi Candi Borobudur

Candi Borobudur melambangkan alam semesta. Dalam agama Buddha, semesta dibagi menjadi tiga
tingkat yaitu kamadhatu (dunia keinginan), rupadhatu (dunia berbentuk) dan arupadhatu (dunia tak
terbentuk).Ketiga tingkat ini dibedakan berdasarkan relief-relief candi. Relief ini dibentangkan sepanjang
3 meter. Terdapat 1.460 pigura yang diselingi bidang-bidang pemisah berjumlah sekitar 1.212 buah.Di
atas deretan pigura terdapat semacam pelipit yang membujur, memanjang sejauh satu setengah
kilometer. Pelipit ini dihias dan membentuk rangkaian bunga teratai. Di bagian tas terdapat hiasan
simbar berbentuk segitiga berjumlah 1.476 buah.Tingkat kamadhatu dan rupadhatu terdapat 1.472
stupa dan 432 arca Buddha yang mengitari seluruh penjuru mata angin. Pada tingkat terakhir terdapat
72 buah stupa yang melingkari stupa induk di puncak. Dibutuhkan sekitar dua juta potongan batu untuk
membangun monumen ini.Candi Borobudur secara keseluruhan terdiri dari stupa. Stupa adalah salah
satu bangunan tanda peringatan agama Buddha. Dalam bahasa Sansekerta, stupa berarti gundukan atau
timbunan tanah.Candi ini berada di Borobudur berada di daerah dataran Kedu yang dikelilingi oleh
gunung Merapi dan Merbabu di sebelah Timur, Gunung Sindoro dan Sumbing di sebelah utara, dan
pegunungan Menoreh di sebelah Selatan.

Anda mungkin juga menyukai