Raja bertitah untuk membangun sebuah pembangunan Candi yang kala itu
dipimpin oleh seorang arsitek bernama Gunadharma.Tanpa bantuan kecanggihan
teknologi masa kini, Gunadharma menggambar Candi Borobudur yang luasnya
mencapai ratusan meter persegi itu. Dari pembangunan tersebut, Borobudur dapat
diselesaikan dalam waktu 50-70 tahun kemudian. Yang mana konon Gunadharma
sendiri tidak melihat hasil akhirnya. Nama Borobudur sendiri berarti ‘Vihara Buddha
Uhr’ yang berasal dari bahasa Sansekerta dan berarti Biara Buddha di bukit. Memang
saat itu, Borobudur terletak di sebuah bukit. itulah sejarah singkat Candi Borobudur
sebelum pembangunannya. Namun, setelahnya Borobudur juga menjadi saksi bagi
sejarah Indonesia lainnya.
Karena pada masa itu agama Budha menjadi mayoritas agama di tanah jawa,
maka Candi Borobudur pun tak lepas dari kegiatan keagamaan. Candi Borobudur
menjadi pusat keguatan keagamaan terbesar baik di tanah air maupun dari berbagai
kerajaan di sekitar nusantara. Namun lambat laun perkembangan Islam mulai masuk
ke Nusantara. Masuknya pengaruh Islam ke Indonesia pada abad ke-15 membuat
candi Borobudur mulai ditinggalkan oleh masyarakat yang berpindah ke agama Islam.
Meskipun kini Candi Borobudur tidak lagi masuk dalam 7 keajaiban dunia, namun
Borobudur tetap masuk dalam Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1991
setelah restorasi panjang terhadap candi Buddha terbesar di dunia ini. Borobudur juga
masuk dalam daftar memori dunia, diusulkan bersama Cerita Panji, Gerakan Non-
Blok, dan Tsunami Aceh.
Sedangkan 4 dokumen yang telah masuk dalam daftar Memori Dunia milik UNESCO
dari Indonesia adalah I La Galigo dari Sulawesi, Negarakertagama, Babad
Diponegoro, serta Konferensi Asia-Afrika. Menunjukkan betapa kayanya sejarah dan
budaya Indonesia pada dunia.
SEJARAH CANDI PRAMBANAN
Terjadinya beberapa kali bencana alam seperti gempa bumi dan meletusnya
gunung Merapi serta adanya perpindahan pusat pemerintahan Dinasti Sanjaya ke Jawa
Timur telah menghancurkan kompleks candi Prambanan. Candi Prambanan dikenal
kembali saat seorang Belanda bernama C.A.Lons mengunjungi pulau Jawa pada tahun
1733 dan melaporkan tentang adanya reruntuhan candi yang ditumbuhi semak
belukar.
Pada tahun 1885 dilakukan usaha pertama kali untuk menyelamatkan candi
Prambanan oleh Ijzerman dengan membersihkan bilik-bilik candi dari reruntuhan
batu. Pada tahun 1902, Van Erp memimpin pekerjaan pembinaan terhadap candi Siwa,
candi Wisnu dan candi Brahma. Perhatian terhadap candi Prambanan terus
berkembang. Pada tahun 1933 berhasil disusun kembali candi Brahma dan Wisnu.
Selanjutnya pemugaran diselesaikan oleh Pemerintah Indonesia. Pada tanggal 23
Desember 1953 candi Siwa selesai dipugar dan secara resmi dinyatakan selesai oleh
Presiden Sukarno.
Pemerintah secara kontinyu melakukan pemugaran candi di wilayah
Prambanan, diantaranya yaitu pemugaran candi Brahma dan candi Wisnu. Pada tahun
1977 dimulai pemugaran candi Brahma. Pada tanggal 23 Maret 1987 selesai dipugar
dan diresmikan oleh Prof Dr. Haryati Soebandio. Selanjutnya, Candi Wisnu mulai
dipugar pada tahun 1982 dan selesai tanggal 27 April 1991 dengan diresmikan oleh
Presiden Soeharto. Kegiatan pemugaran berikutnya dilakukan terhadap 3 buah candi
yang berada di depan candi Siwa, Wisnu dan Brahma beserta 4 candi kelir dan 4 candi
disudut.
Bagian atau bilik utama dari kompleks Prambanan ditempati oleh Dewa Siwa
sebagai Dewa Utama atau Mahadewa. Dari sini bisa disimpulkan bahwa Candi
Prambanan merupakan Candi untuk pemujaan Dewa Siwa. Candi Siwa ini juga sering
disebut sebagai candi Roro Jonggrang. Terdapat sebuah legenda di masyarakat yang
bercerita tentang seorang putri yang jangkung atau jonggrang. Roro
Jonggrang merupakan putri dari Raja Boko, yang konon memerintah kerajaan diatas
bukit sebelah Selatan kompleks candi Prambanan. Sedangkan candi Brahma dan candi
Wishnu masing-masing memiliki 1 buah bilik yang ditempati oleh patung dewa-dewa
yang bersangkutan.
Bagian tepi candi dihiasi oleh pahatan relief cerita Ramayana yang dapat
dinikmati jika kita berjalan mengelilingi candi dengan pusat candi selalu di sebelah
kanan kita, melalui lorong itu. Cerita itu berlanjut pada candi Brahma yang terletak di
sebelah selatan candi utama. Sedang pada pagar candi Wishnu yang terletak di sebelah
utara candi utama, terpahat relief cerita Kresnadipayana yang menggambarkan kisah
masa kecil Prabu Kresna sebagai penjelmaan Dewa Wishnu dalam membasmi
kejahatan di dunia.
Terdapat enam buah candi, 2 kelompok candi saling berhadapan yang terletak
pada sebuah halaman berbentuk bujur sangkar dengan panjang sisi 110 meter.
Terdapat tiga buah candi yang berisi kendaraan ketiga Dewa Tri-Murti dihadapan
ketiga candi. Ketiganya telah dipugar dan hanya candi yang didepan candi Siwa yang
masih berisi patung kendaraan Dewa Siwa, seekor lembu yang bernama Nandi.
Patung angsa kendaraan Dewa Brahma serta patung garuda kendaraan Dewa Wishnu
yang menghuni kedua bilik lainnya, kini telah dipugar.
Didalam kompleks Prambanan masih berdiri candi-candi lain, yaitu 2 buah
candi pengapit dengan ketinggian 16 meter yang saling berhadapan, yang sebuah
berdiri di sebelah utara dan yang lain di sebelah selatan, 4 buah candi kelir dan 4 buah
candi sudut. Halaman dalam yang dianggap masyarakat Hindu sebagai halaman paling
sakral, terletak di halaman tengah yang mempunyai sisi 222 meter, yang pada
mulanya berisi candi-candi perwara sebanyak 224 buah berderet-deret mengelilingi
halaman dalam 3 baris. Diluar halaman tengah ini masih terdapat halaman luar yang
berbentuk segi empat dengan sisi sepanjang 390 meter.
SEJARAH MONUMEN NASIONAL (MONAS)
Siapa yang tidak mengetahui Monas, (Monumen Nasional). Monas menjadi ciri
khas Jakarta. Bila belum mengunjungi monas berarti belum pernah ke Jakarta. Monas
sendiri berada di Jakarta pusat. Namun sejarah Monas ini belum diketahui banyak
orang.
Dalam prasasti tersebut juga tertulis nama asli dari Candi sewu yaitu “Prasada
Vajrasana Manjusigra” dimana jika dijabarkan akan bermakna Sebuah Candi tempat
Wajra bertahta untuk mencapai Bodhisitwa (Prasarada berarti kuil atau candi ;
Vajrasana berarti tempat wajre bertakhta; Manjusrigra merupakan tempat untuk
memperoleh Bodhisatwa.
Hingga pada tahun 2006, terjadi gempa besar yang mengguncang Yogya dan
Sekitarnya dimana gempa tersebut merusak beberapa bangunan candi Sewu. bagian
yang paling parah terkena dampak dari gempa tersebut adalah bagian utama candi,
dimana beberapa batu dari bangunan jatuh ke tanah dan terlihat beberapa retakan di
candi.
Hingga pada akhirnya dipasang kerangka besi untuk membuat candi ini tegak
lagi dan menahan agar Candi utama di candi sewu bisa tetap berdiri kokoh. Setelah
Candi sewu diperbaiki, Situs candi ini dibuka lagi untuk para penikmat sejarah yang
ingin melihat keindahan mahakarya tangan manusia pada zaman dahulu. Meskipun
begitu, anda tidak diperkenankan untuk memasuki kawasan Candi utama, Hal ini
dikarenakan untuk menjaga keutuhan candi dan untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan pada saat itu. Namun, untuk sekarang anda sudah bisa menjelajahi candi
utama setelah pelepasan besi-besi penyangga yang digunakan.