Kelas: x-i
Candi borobudur dibangun sekitar abad ke 8-9 masehi, yakni pada masa kerajaan
Syailendra. Salah satu peninggalan budaya terbesar di dunia ini terletak di Kota
Magelang, Jawa Tengah.
Istilah Borobudur adalah ucapan yang sering diucapkan Buddha setelah adanya
pergeseran bunyi, hingga menjadi Borobudur. Penjelasan lain pun mengatakan
bahwa kata Borobudur berasal dari bara dan beduhur. Bara berarti vihara dan
beduhur berarti tinggi.
Candi yang dibangun pada masa kejayaan Wangsa Syailendra dan didirikan oleh
Samaratungga ini bertujuan untuk memuliakan Buddha Mahayana sebagai
kepercayaan yang banyak dianut masyarakat pada waktu itu.
Kemudian pada tahun 1835, Raffles mengutus Cornelius untuk meninjau dan
membersihkan bangunan tersebut bersama Residen Kedu.
1. Kamadhatu adalah bagian tingkat pertama hingga tingkat ketiga dari candi
Borobudur. Bagian Kamadhatu memiliki relief karmawibhangga yang
menggambarkan hukum pada umat manusia.
2. Rupadhatu adalah bagian tingkat keempat hingga keenam candi yang memiliki
relief Lalitavistara dan Jatakamala yang menggambarkan kisah hidup sang Buddha.
3. Arupadhatu atau bagian atap candi tingkat ketujuh hingga kesepuluh. Pada
bagian ini tidak ada relief namun memiliki banyak stupa yang menggambarkan
pencapaian sempurna umat manusia.
Untuk melakukan peninjauan secara khusus warisan dunia ini, pemerintah Indonesia
membentuk badan pemugaran candi Borobudur yang diketuai oleh Prof. Ir.
Roosseno. UNESCO pun menyediakan sebesar 5 juta dolar AS untuk pemugaran
candi Borobudur.
Pemugaran tersebut kemudian diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1973
dan terjadi hingga tahun 1984. Kemudian pada tahun 1991, candi
Borobudur secara resmi ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO.