Anda di halaman 1dari 2

Nama: safiatuzzahra

Kelas: x-i

Mapel: ips sejarah

Sejarah Candi Borobudur, Peninggalan Kerajaan


Syailendra yang Jadi Warisan Dunia

Candi borobudur dibangun sekitar abad ke 8-9 masehi, yakni pada masa kerajaan
Syailendra. Salah satu peninggalan budaya terbesar di dunia ini terletak di Kota
Magelang, Jawa Tengah.

Keberadaan candi Borobudur secara geografis terletak di antara beberapa


pegunungan dan terdapat di sekitar aliran sungai Progo dan Elo.

Istilah Borobudur adalah ucapan yang sering diucapkan Buddha setelah adanya
pergeseran bunyi, hingga menjadi Borobudur. Penjelasan lain pun mengatakan
bahwa kata Borobudur berasal dari bara dan beduhur. Bara berarti vihara dan
beduhur berarti tinggi.

Sejarah Candi Borobudur


Memuliakan Buddha Mahayana
Mengutip buku Kearifan Lokal Jawa Tengah: Tak Lekang Oleh Waktu oleh Retno
Susilorini, dijelaskan bahwa filosofi dari bangunan candi Borobudur bisa dilihat dari
relief Karmawibhangga yang menggambarkan kehidupan manusia dan memberikan
petunjuk pendirinya yakni Raja Samaratungga yang berkuasa pada tahun 782-812
masehi.

Candi yang dibangun pada masa kejayaan Wangsa Syailendra dan didirikan oleh
Samaratungga ini bertujuan untuk memuliakan Buddha Mahayana sebagai
kepercayaan yang banyak dianut masyarakat pada waktu itu.

Penemuan dan Pemugaran Candi Borobudur


Penemuan candi borobudur sendiri berawal dari perjalanan yang dilakukan oleh Sir
Thomas Stamford Raffles ke kota Semarang.

Kala itu, ia menemukan informasi bahwa di kawasan Kedu (karesidenan yang


meliputi Magelang), ada beberapa susunan batu bergambar yang ditutupi semak
belukar.

Kemudian pada tahun 1835, Raffles mengutus Cornelius untuk meninjau dan
membersihkan bangunan tersebut bersama Residen Kedu.

Adapun pemugaran bagian Arupadhatu (puncak candi) dilakukan oleh Theodore


Van Erp pada tahun 1907-1911.
Pemugaran lanjutan dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan UNESCO pada tahun
1973 - 1983. Pemugaran yang dilakukan berfokus pada bagian candi di bawah
arupadhatu yang dibersihkan dan dikembalikan ke posisi semula.

Bentuk Bangunan Candi Borobudur


Bangunan candi Borobudur dibedakan menjadi tiga bagian yakni Kamadhatu,
Rupadhatu, dan Arupadhatu.

1. Kamadhatu adalah bagian tingkat pertama hingga tingkat ketiga dari candi
Borobudur. Bagian Kamadhatu memiliki relief karmawibhangga yang
menggambarkan hukum pada umat manusia.

2. Rupadhatu adalah bagian tingkat keempat hingga keenam candi yang memiliki
relief Lalitavistara dan Jatakamala yang menggambarkan kisah hidup sang Buddha.

3. Arupadhatu atau bagian atap candi tingkat ketujuh hingga kesepuluh. Pada
bagian ini tidak ada relief namun memiliki banyak stupa yang menggambarkan
pencapaian sempurna umat manusia.

Candi Borobudur sebagai Warisan Dunia


Candi Borobudur ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO, pada konferensi
15 di Perancis, untuk ditinjau dan diawasi.

Untuk melakukan peninjauan secara khusus warisan dunia ini, pemerintah Indonesia
membentuk badan pemugaran candi Borobudur yang diketuai oleh Prof. Ir.
Roosseno. UNESCO pun menyediakan sebesar 5 juta dolar AS untuk pemugaran
candi Borobudur.

Pemugaran tersebut kemudian diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1973
dan terjadi hingga tahun 1984. Kemudian pada tahun 1991, candi
Borobudur secara resmi ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO.

Anda mungkin juga menyukai