Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. RumusanMasalah .................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Indera Penglihat(Mata). ................................................................ 2
B. Indera Pendengar(Telinga).......................................................6
C. InderaPeraba(Kulit). ................................................................. 9
D. Indera Pengecap(Lidah)..........................................................10
E. InderaPembau(Hidung)...........................................................10
BAB III : KESIMPULAN
A.KESIMPULAN...........................................................................11
B.SARAN........................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

.
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alat indera adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan tertentu.
Semua organism memiliki reseptor sebagai alat penerima informasi. Informasi tersebut dapat
berasal dari dalam dirinya atau datang dari luar. Reseptor diberi nama berdasarkan jenis
rangsangan yang diterimanya, seperti kemoreseptor (penerima rangsang zat kimia),
fotoreseptor (penerima rangsang cahaya), aodioreseptor (penerima rangsang suara), dan
mekanoreseptor (penerima rangsang fisik, seperti tekanan, sentuhan, dan getaran). Selain itu
dikenal pula beberapa reseptor yang berfungsi mengenali perubahan lingkungan luar yang
dikelompokkan sebagai eksoreseptor.
Sedangkan kelompok reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam tubuh
disebut interoreseptor. Interoreseptor terdapat diseluruh tubuh manusia.
Eksoreseptor yang kita kenal ada lima macam, yaitu indera penglihat(mata),
pendengar (telinga), peraba (kulit), pengecap (lidah), dan pembau (hidung). Untuk lebih
memahami kelima eksoreseptor tersebut, maka kami akan membahasnya dalam Sistem
Indera.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa saja bagian- bagian yang terdapat dalam kelima alat indera tersebut?
2.Bagaimana cara kerja dari kelima alat indera tersebut?

C.TUJUAN PEMBAHASAN
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan pembuatan makalah adalah untuk :
1.Mengetahui bagian- bagian yang terdapat dalam kelima alat indera tersebut.
2. Mengetahui cara kerja dari kelima alat indera tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

A. InderaPenglihat(Mata)
Mata memiliki sejumlah reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna.
Selain itu terdapat otot- otot yang berfungsi sebagai penggerak bola mata, kotak mata,
kelopak mata dan bulu mata.

1. Lapisan Bola Mata


Bola mata memiliki garis tengah kira- kira 2,5 cm, bagian depannya bening. Bola mata
terdiri dari tiga lapisan, yaitu sklera, koroid dan retina.

a) Sklera
Sklera merupakan lapisan yang dibangun oleh jaringan ikat fibrosa dan berwarna putih.
Fungsi lapisan ini sebagai pelindung. Disebelah luar sclera terdapat lapisan sel- sel
ephitelium yang membentuk membrane mukosa yang disebut konjungtiva. Lapisan
konjungtiva menjaga kelembapan mata. Lapisan sclera dibagian depan bersifat transparan,
disebut kornea. Kornea berfungsi menerima cahaya yang masuk ke bagian dalam mata dan
membelokkan berkas cahaya sedemikian rupa sehingga dapat difokuskan. Lapisan
konjungtiva tidak menutupi sclera.

b) Koroid
Koroid adalah lapisan yang dibangun oleh jaringan ikat yang memiliki banyak
pembuluh darah dan sejumlah sel pigmem. Letaknya disebelah dalam sclera. Dibagian depan
mata, lapisan koroid memisahkan diri dari sclera membentuk iris yang tengahnya berlubang.
Lubang itu disebut orang- orangan mata atau pupil. Sinar masuk melalui pupil. Dibelakang
iris terdapat selaput berpigmen yang memancarkan warna biru, hijau, coklat, atau hitam.
Melebar atau menyerelaksasinya otot yang mengelilingi iris (otot sirkuler). Jadi iris
berfungsi sebagai diafragma,tepat dibelakang iris terdapat badan siliaris yang tersusun atas
serabut otot sirkuler dan serabut- serabut otot yang letaknya seperti jari- jari sebuah
lingkaran.
Selain itu dibelakang iris terdapat sebuah lensa cembung (bikonveks) yang diikat oleh
otot- otot lensa. Badan siliaris ini berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi
otot sirkuler pada badan siliaris menentukan tebal- tipisnya lensa (akomodasi). Akomodasi
mata berarti memfokuskan bayangan, sedangkan kemampuan pemfokusan objek pada jarak
yang berbeda disebut daya akomodasi. Akomodasi bertujuan agar bayangan yangterjadi
jatuh tepat pada bintik kuning. Apabila melihat objek yang letaknya jauh, lensa mata
menjadi lebih pipih, tetapi jika melihat objek yang letaknya dekat, lensa mata menjadi lebih
cembung. Pengaturan
kecembungan lensa ini diatur oleh otot- otot lensa yang melingkar (otot siliaris). Saat
melihat objek yang jauh otot lensa berelaksasi, sedangkan bila melihat objek yang dekat otot
lensa berkontraksi.

Lensa mata berbentuk bikonveks. Lensa mata membagi mata menjadi dua rongga, yaitu
ruangan antara kornea denga lensa (rongga muka), dan ruangan dibelakang lensa(rongga
belakang). Kedua rongga tersebut diisi cairan kental dan transparan seperti jeli.Rongga
depan berisi aqueous humour (humor berair), sedangkan rongga belakang berisi vitreous
humour (humor bening). Kedua macam cairan tersebut berfungsi membantu memfokuskan
cahaya kedalam retina.

c) Retina
Retina merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus dan sangat sensitive terhadap
cahaya. Pada retina terdapat reseptor (fotoreseptor). Fotoreseptor berhubungan dengan
bagian badan sel- sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optic yang memanjang
sampai ke otak. Bagian lapisan retina yang dilewati berkas urat saraf yang mencapai bagian
ini kita tidak dapat mengenali cahaya. Oleh karena itu, daerah ini disebut bintik buta.
2. Reseptor Mata
Pada retina terdapat dua macam sel reseptor (fotoreseptor), yaitu sel kerucut (sel konus)
dan sel batang (sel basilus). Jika diurutkan dari arah depan ke belakang, cahaya akan
menembus melewati kornea, aqueous humour, lensa, vitreous humour, dan lapisan retina
yang mengandung sel kerucut dan sel batang. Pada retina terdapat satu daerah yang disebut
fovea atau bintik kuning yang hanya berisi sel- sel kerucut. Penyebaran sel kerucut dan sel
batang pada retina tidak merata. Dibagian tepi (perifer) yang paling jauh dari bintik kuning
hanya berisi sel batang.

Sel batang berjumlah sekitar 125 juta buah dalam setiap mata. Sel batang sangat peka
terhadap intensitas cahaya rendah, tetapi tidak mampu membedakan warna. Oleh karena itu
kita dapat melihat dimalam hari tetapi yang terlihat hanya warna hitam dan putih saja.
Bayangan yang dihasilkan dari sel ini tidak tajam.
Sel kerucut jumlahnya sekitar 5 juta pada setiap mata. Sel kerucut sangat peka terhadap
intensitas cahaya tinggi. Sehingga berperan untuk penglihatan siang hari dan untuk
membedakan warna.

3. Kelainan pada Mata


Jarak titik dekat adalah jarak terpendek antara benda atau objek dengan mata sehingga
mata masih dapat mengenali benda itu dengan jelas. Lebih pendek lagi jaraknya, mata sudah
tidak dapat mengenali benda dengan jelas. Usia seseorang dapat menyebabkan perubahan
jarak titik dekat. Pada usia anak- anak, jarak titik dekat pendek, tetapi dengan bertambahnya
usia, jarak titik dekat semakin panjang. Sebagai perbandingan pada usia 11 tahun jarak titik
dekat sekitar 9 cm, namun pada seseorang yang berusia 40- 50 tahun jarak titik dekat
menjadi 50 cm. itulah sebabnya orang yang berusia lanjutmenjauhkan buku bacaannya
apabila dia membaca buku. Untuk menolongnya digunakan kacamata lensa cembung (+).
Berbagai macam kelainan penglihatan terjadi apabila unsur- unsur sistem optic tidak
menunjang. Macam- macam kelainan mata diantaranya sebagai berikut:
Jenis kelainan
Penyebab
Ditolong dengan
Hipermetropia (rabun dekat)

Lensa mata tidak dapat mencembung atao bola mata terlalu pendek sehingga bayangan
benda jatuh dibelakang retina.

Lensa cembung (konvergen/ positif) Miopia (rabun jauh)

Lensa mata terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang sehingga bayangan bendajatuh
didepan retina.

Lensa cekung (divergen/ negatif)Presbiopia

Elastisitas mata berkurang karena usia tua.

Lensa rangkap (dua macam lensa)Astigmatisme

Permukaan lensa mata tidak sama sehingga fokusnya tidak sama, dan bayangan bendayang
terbentuk tidak sama.

Lensa silindris (silinder)Katarak

Lensa mata buram,tidak elastis akibat pengapuransehingga daya akomodasiberkurang.

Operasi Glaukoma

Adanya penambahan tekanan dalam mata, karena cairan dalam bilik anterior mata (aqueous
humour) belum sempat disalurkan keluar sehingga tegangan yang ditimbulkan dapat
menyebabkan tekanan pada saraf optik lama- kelamaan akan menyebabkan hilangnya daya
penglihatan.
Obat- obatan, operasi dengan menggunakan laser.
B. Indera Pendengar (Telinga)
Telinga merupakan alat pendengar dan alat keseimbangan. Telinga terdiri dari tiga
bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan rongga telinga dalam.

1. Telinga luar
Telinga luar terdiri atas daun telinga damn lubang telinga luar. Daun telinga terdiri atas
tulang rawan dan jaringan fibrosa, kecuali pada ujung telinga bawah, yaitu cuping telinga,
terdiri atas lemak. Daun telinga berfungsi untuk menerima dan mengumpulkansuara yang
masuk. Saluran luar yang dekat denga lubang telinga dilengkapi dengan rambut- rambut
halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan terdapat kelenjar lilin yang berperan
menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.

2. Telinga tengah
Telinga tengah merupakan rongga yang berhubungan dengan faring melalui saluran
eustachius. Fungsi saluran ini menjaga keseimbangan tekanan udara antara udara luar
dengan udara didalam telinga tengah. Pada telinga tengah terdapat membrane timpani dan
tulang- tulang telinga tengah. Membrane timpani (disebut juga dengan istilahgendang
telinga) merupakan selaput yang menerima \gelombang bunyi dan memisahkan antara
telinga luar dan telinga dalam.

Tulang- tulang telinga tengah terdiri atas tiga macam, yaitu tulang matil(malleus) yang
menempel pada gendang telinga, tulang landasan (incus), dan tulang sanggurdi (stapes).
Tulang martil(bentuknya seperti matil) melekat pada gendang telinga dan tulang sanggurdi
(bentuknya enyerupai sanggurdi, tempat pijakan kaki dalam menunggang kuda)
berhubungan dengan jendela oval pada telinga dalam. Rangkaian ketiga tulang ini berfungsi
untuk mengalirkan getaran suara dari gendang telinga menuju ke rongga telinga dalam.
3. Rongga telinga dalam
Rongga telinga dalam terdiri dari rongga yang menyerupai saluran saluran. Rongga
rongga ini disebut labirin tulang dan dilapisi dengan membrane sehingga disebut juga
labirin membrane. Labirin tulang terdiri dari tiga bagian, yaitu vestibula, koklea(rumah
siput),dan tiga saluran satengah lingkaran.labirin membrane terdiri dari utrikulus dan sakulus
didalam vastibula,saluran koklea didalam koklea,dan membrane saluran setengah
lingkaran.vestibula (mengandung utrikulus dan sakulus) dan saluran setengah lingkaran
merupakan orga keseimbangan, sedangkan koklea merupakan organ pendengar.
Rumah siput atau koklea merupakan suatu tabung yang panjangnya sekitar 3 cm dan
bergelung seperti cangkang keong srta berisi cairan limpa. Koklea tersebut berbentu saluran
melingkar yang terdiri atas tiga ruangan, yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala
timpani. Skal vestibule dan skala timpani mengandung cairan yang disebut perilimfe. Skala
media juga mengandung cairan yang disebut endolimfe. Skala festibuli berhubungan dengan
skala timpani melalui lubang kecil yang disebut helikontrema. Skala festibuli berakhir pada
jendela oval (foramen ovale), sedangkan skala timpani berakhir pada jendela bundar. Antara
skala festibuli denga skala media terdapat membran reissner, sedangkan anrata skala media
denga skala timpani terdapat membrane basiler. Didalam skala media terdapat suatu tonjolan
yang disebut membrane tektorial yang sejajar dengan membrane basiler.
Didalam skala media bagian dalam atau tengah terdapat organ korti. Organ korti berisi
ribuan sel rambut sensori yang merupakan reseptor getaran (reseptor fibrasi). Sel- sel rambut
tersebut terletak di atara membrane basiler dan membrane tektorial dasar dari sel reseptor
pendengar tersebut berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf
pendengar.
4. Proses mendengar
Mekanisme mendengar dimulai dengan adanya gelombang bunyi yang masuk melalui
liang telinga, yang akan menggetarkan membrane timpani. Getaran ini akan diteruskanke
dalam telinga tengah melalui tulang- tulang pendengaran. Selanjutnya getaran di teruskan ke
telinga dalam melalui selaput jendela oval dan mengetarkan cairan perilimfe yang terdapat
di dalam skala vestibuli.
Getaran cairan tersebut akan menggetarkan membrane reissner dan menghgetarkan
cairan endolimfe di dalam skala media. Getaran cairan ini menggerakan membrane
basiler yang selanjutnya menggetarkan cairan dalam skala timpani.Pada saat membrane
basiler bergetar akan menggerakan sel- sel rambut, dan ketika se- selrambut tersebut
menyentuh membrane tektorial terjadilah rangsangan (impuls) yangakan dikirim ke pusat
pendengar didalam otak melalui saraf sensori (saraf pendengar).

5. Alat keseimbangan
Alat ini berupa saluran setengah lingkaran dan setiap saluran menggembung pada salah
satu ujungnya yang disebut ampula. Di dalam ampula terdapat reseptor yang berupa
kelompok sel saraf sensori yang memiliki rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk
kubah, disebut kupula. Selain tiga saluran setengah lingkaran terdapat alat
keseimbangan yuang terletak di dalam utrikulus dan sakulus yang berupa sekelompok sel
saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolit, yaitu bola- bolakalsium
karbonat yang ukurannya sangat kecil. Perubahan posisi kepala menyebabkan otolit bergeser
possisinya, akibatnya timbul impuls yang akan dikirim ke otak, sehinggakita merasakan
sedang miring atau tegak. Gerakan melingkar pada kepala mengakibatkan terjadinya cairan
limfe dan menggerakan otolit meskipun kita sudah berhenti berputar. Akibatnya kita merasa
pusing.

6. Kelainan pada Telinga


Kelainan pada telinga dapat di kelompokan menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Gangguan perambatan suara


Suara dari luar dapat terhambat oleh kotoran telinga, tumor dan zat-zat lain yang
menyumbat liang telinga. Selain itu, kerusakan tulang-tulang pendengaran juga mengganggu
perambatan suara. Kerusakan tulang pendengar di awali oleh gejala telinga mendengung.
Infeksi telinga juga menganggu perambatan suara. Infeksi ini disebut otitis. Telinga tengah,
yang berhubungan dengan faring, dapat terinfeksi oleh bakteri atau virus. Lukanya
menghasilkannanahdanbautaksedap
b.Gangguan saraf pendengaran
Gangguan saraf pendengaran biasanya terjadi pada usia lanjut. Ini disebut presbikusis.
Saraf penderita mengalami kemunduran (degenerasi). Kerusakan saraf pendengaran juga
dapat di akibatkan oleh kebisingan (polusi suara) yang di sebabkan oleh suara berfrekuensi
tinggi.

7. Teknologi membantu pedengaran


Teknologi yang umum dijumpai adalah penggunakan alat bantu dengar. Hal ini di
lakukan apabila proses perambatan impuls suara tidak dapat mencapai telinga tengah,
misalnya karena tulang-tulang pendengar rusak. Pada daun telinga di pasang alatpenerima
suara, yang kemudian mengubahnya menjadi sinyal listrik. Sinyal tersebut dirambatkan
melalui elektroda ke telinga dalam. Dengan demikian penderita dapat menangkap suara.

C. Indera Peraba(Kulit)
Kulit merupakan indra peraba, sebab memiliki ujung-ujung saraf sensori sebagai
reseptor khusus untuk sentuhan, tekanan, temperature (panas dan dingin), serta rasa sakit.
Sebagian reseptor terletak pada lapisan dermis, dan ada juga yang terletak pada lapisan
epidermis. Ujung-ujung saraf tersebut ada yang terbungkus kapsul (di sebut korpuskula) dan
ada yang tidak terbungkus (di sebut ujung-ujung saraf bebas). Ujung
saraf yang tergolong korpuskula adalah korpuskula Meissner (reseptor untuk sentuhan
terletak dekat permukaan kulit), korpuskula Pacini (raseptor tekanan),dan korpuskula Ruffini
(ujung saraf peraba).
Ujung saraf bebas antara lain reseptor untuk rasa sakit dansentuhan yang keduanya
terletak di lapisan epidermis kulit, serta reseptor untuk sentuhan yang terletak di pangkal
setiap rambut. Selain itu ada pula lempeng Merkel yang merupakan ujung saraf perasa
sentuhan dan tekanan ringan.
D. Indera Pengecap(Lidah)
Lidah merupakan organ yang tersusun atas otot. Prmukaan lidah banyak tonjolan kecil
yang disebut papilla lidah, memberi kesan lidah terkesan kasar. Pada papilla lidah terdapat
indra pengecap. Pemukaan lidah di lapisi lapisan epitelium yang banyakmengandung
kelenjar lendir. Selain itu terdapat reseptor pengecap berupa kuncuppengecap. Kumcup
pengecap tersebut terdiri atas sekelompok sel sensori yang memiliki tonjoplan seperti
rambut. Kuncup pengcap dapat membedakan empat macam rasa, yaitu manis, pahit,asam,
dan asin. Letak kuncup pengecap tertentu lebih banyak berkumpul pada daerah tertentu pada
lidah.

E. Indera Pembau(Hidung)
Manusia mampu mendeteksi bau dengan menggunakan reseptor yang ada di dalam
hidung. Sel-sel sensori penerima rangsang gas kimia (kemoreseptor) terdapat pada lapisan
epitelium yang terletak di sebelah dorsal rongga hidung, dan terlindung oleh lender (mukus).
Di akhir setiap sensori terdapat beberapa silia atau rambut pembau. Molekul-molekul yang
larut dalam air dan lemak yang ada di udara akan larut dalam lapisan lendir tersebut dan
menimbulkan sensasi bau. Aktifnya indra pembau di rangsang oleh gas yang terhirup oleh
hidung. Indra pembau tersebut sangat peka dan kepekaannya mudah hilang jika di hadapkan
pada bau yang sama dalam jangka waktu yang lama. Contohnya jika kita berada dalam
ruangan yang sesak dan pengap, maka kita tidak akan segera merasakan bau yang tidak enak
tersebut.
Indra pembau dapat juga menjadi lemah jika selaput lender hidung sangat kering,
sangatbasah, atau membengkak.
Antara indra pengecap dan pembau terdapat hubungan yang erat. Makanan atau bahan
yang lain dapat di rasakan kenikmatannya karena adanya kerjasama antara indra pengecap
dan pembau. Apabila salah satu alat itu terganggu, maka kenikmatannya berkurang. Sebagai
contoh orang yang terkena flu (pilek) kurang dapat merasakan kenikmatan karena ujung-
ujung saraf pembau terganggu.
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat kami simpulkan sebagai berikut:


1. Indera Penglihat (Mata); memiliki sejumlah reseptor khusus untuk mengenali perubahan
sinar dan warna. Selain itu terdapat otot- otot yang berfungsi sebagai penggerak bola mata,
kotak mata, kelopak mata dan bulu mata. Bola mata memiliki garis tengah kira- kira 2,5 cm,
bagian depannya bening. Bola mata terdiri dari tiga lapisan, yaitu sklera, koroid dan retina.
2. Indera Pendengar (Telinga) merupakan alat pendengar dan alat keseimbangan. Telinga
terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan rongga telinga dalam.
3.Indera Peraba(Kulit merupakan indra peraba, sebab memiliki ujung-ujung saraf
sensori sebagai reseptor khusus untuk sentuhan,tekanan,temperature (panas dan dingin),serta
rasa sakit.
4.Indera Pengecap (Lidah) merupakan organ yang tersusun atas otot. Prmukaan lidah
banyak tonjolan kecil yang disebut papilla lidah, memberi kesan lidah terkesan kasar.
Padapapilla lidah terdapat indra pengecap.
5.Indera Pembau (Hidung); aktifnya indra pembau di rangsang oleh gas yang terhirup oleh
hidung. Indra pembau tersebut sangat peka dan kepekaannya mudah hilang jika di hadapkan
pada bau yang sama dalam jangka waktu yang lama.

B.SARAN
Setiap orang membutuhkan alat indera untuk bisa melihat, mendengar, mengecap,membau,
dan meraba. Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan kelima alat inderakita agar tetap
sehat. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah ilmu kita tentang alat indera.
http//blogger.”makalah kajian tentang sistem indra” diakses pada tanggal 28september 2012,
pukul 15 WITA
TRAMBI SLTP 2B “Sistem Indra”
LKS BIOLOGI SMA kelas XI semester 1, penerbit MITRA

BIOLOGI SMA kelas XI, penerbit ERLANGGA

Anda mungkin juga menyukai