Penulis
i
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Indra Penglihatan............................................................................................... 1
2.1.1 Struktur dan Anatomi.............................................................................. 1
2.1.2 Fisiologi....................................................................................................15
2.1.3 Gangguan................................................................................................. 18
2.2 Indra Pendengaran.............................................................................................21
2.2.1 Struktur dan Anatomi...............................................................................21
2.2.2 Fisiologi....................................................................................................26
2.2.3 Gangguan..................................................................................................28
2.3 Indra Penciuman................................................................................................29
2.3.1 Struktur dan Anatomi................................................................................29
2.3.2 Fisiologi.....................................................................................................29
2.3.3 Gangguan..................................................................................................33
2.4 Indra Pengecap..................................................................................................33
2.4.1 Struktur dan Anatomi...............................................................................33
2.4.2 Fisiologi....................................................................................................36
2.4.3 Gangguan.................................................................................................37.
2.5 Indra Peraba.....................................................................................................37
2.5.1 Struktur dan Anatomi...............................................................................37
2.5.2 Fisiologi.....................................................................................................39
2.5.3 Gangguan..................................................................................................40
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 41
3.2 Saran.....................................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Mata adalah organ penglihatan yang menerima rangsangan berupa cahaya. Bola mata terletak
di dalam rongga mata dan beralaskan lapisan lemak. Bola mata dapat bergerak dan diarahkan
kesuatu arah dengan bantuan tiga otot penggerak mata, yaitu:
Muskulus rektus okuli medial (otot di sekitar mata), berfungsi menggerakkan bola
mata.
Muskulus obliques okuli inferior, berfungsi menggerakkan bola mata ke bawah dan
ke dalam.
Muskulus obliques okuli superior, berfungsi memutar mata ke atas dan ke bawah.
Selain itu, ada otot mata yang berfungsi menutup mata dan mengangkat kelopak mata. Otot
yang berfungsi untuk menutup mata yaitu muskulus orbikularis okuli dan muskulus rektus
okuli inferior. Sedangkan otot mata yang berfungsi mengangkat kelopak mata, yaitu
muskulus levator palpebralis superior. Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi
cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah
lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan
untuk memberikan pengertian visual.
2
Organ luar
Bulu mata berfungsi menyaring cahaya yang akan diterima.
Alis mata berfungsi menahan keringat agar tidak masuk ke bola mata.
Kelopak mata ( Palebra) berfungsi untuk menutupi dan melindungi mata.
Organ
dalam
Bagian-bagian pada organ mata bekerjasama mengantarkan cahaya dari sumbernya menuju
ke otak untuk dapat dicerna oleh sistem saraf manusia. Bagian-bagian tersebut adalah:
Kornea
Merupakan bagian terluar dari bola mata yang menerima cahaya dari sumber cahaya.
Sklera
Merupakan bagian dinding mata yang berwarna putih. Tebalnya rata- rata 1 milimeter
tetapi pada irensi otot, menebal menjadi 3 milimeter.
Lensa mata
Lensa mata menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya pada retina. Fungsi lensa
mata adalah mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya jatuh tepat pada bintik kuning
retina. Untuk melihat objek yang jauh (cahaya datang dari jauh), lensa mata akan
menipis. Sedangkan untuk melihat objek yang dekat (cahaya datang dari dekat), lensa
mata akan menebal.
Saraf optik
Saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke otak.
Palpebra
o
Permukaan suferficial ditutupi oleh kulit dan permukaan dalam diliputi oleh
membran mukosa conjunctiva.
Sudut medial dan bola mata dipisahkan oleh rongga sempit (lacus lacrimalis)
dan terdapat tonjolan kecil ( caruncula lacrimalis)
5
Lapisan Bola Mata
Bola mata tersusun oleh selaput mata yang terdiri atas tiga lapisan, yaitu sklera atau selaput
putih, koroid atau selaput hitam, dan retina atau selaput jala.
a. Selaput putih
Selaput putih (sklera) adalah bagian luar dari bola mata yang tersusun dari zat tanduk dan
merupakan lapisan yang kuat, berwarna putih. Fungsi dari selaput ini adalah melindungi
struktur mata yang sangat halus dan membantu mempertahankan bentuk biji mata.
Sklera akan membentuk kornea. Kornea adalah lapisan bening dan transparan yang berfungsi
menerima cahaya yang masuk ke mata. Kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut
konjungtiva. Kornea selalu dibasahi oleh air mata.
b. Selaput hitam
Selaput hitam (koroid) merupakan lapisan tengah dari bola mata yang banyak mengandung
pembuluh darah. Fungsi dari selaput ini adalah memberi nutrisi dan oksigen ke mata serta
menyerap cahaya dan mengurangi cahaya yang memantul di sekitar mata bagian dalam. Pada
koroid terdapat iris yang membentuk warna mata, pupil, lensa mata, titik dekat mata, dan titik
jauh mata.
Iris adalah selaput mata yang merupakan lanjutan dari selaput hitam bagian depan bola mata
yang telah melepaskan diri. Iris atau selaput pelangi memiliki pigmen atau warna yang akan
menentukan warna mata seseorang, yaitu warna mata biru, hitam, cokelat,
abu-abu, dan hijau.
Pupil adalah celah yang berada di bagian tengah iris. Fungsinya adalah untuk mengatur
intensitas cahaya yang masuk ke mata. Jika cahaya redup, otot-otot iris berkontraksi sehingga
celah pupil melebar dan cahaya yang masuk ke mata lebih banyak. Sebaliknya, jika
cahaya terang celah pupil akan menyempit dan cahaya yang masuk ke mata lebih sedikit atau
tidak berlebihan.
6
Lensa mata berada di belakang iris. Lensa mata memiliki daya akomodasi, yaitu kemampuan
untuk mencembung (menebal) dan mencekung (menipis). Mencembung dan mencekungnya
lensa mata ditentukan oleh jarak benda yang dilihat. Jarak benda yag dapat dilihat oleh mata
normal dengan jelas disebut dengan titik dekat mata. Sedangkan jarak terjauh yang masih
dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut titik jauh mata. Jarak titik jauh pada mata
normal adalah tak terhingga.
c. Selaput Jala
Selaput jala disebut juga retina. Retina adalah lapisan paling dalam pada mata yang peka
terhadap cahaya. Retina ini memiliki sel-sel saraf. Pada retina terdapat bintik kuning dan
bintik buta. Bintik kuning adalah bagian retina yang paling peka terhadap cahaya karena
merupakan tempat perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk cerucut dan batang. Kita bisa
melihat apabila bayangan jatuh pada titik ini. Pada bintik kuning terdapat sel kerucut dan sel
batang. Fungsi dari sel kerucut dan sel batang:
Sel kerucut berfungsi untuk melihat di tempat yang terang. Sel ini memerlukan
protein iodopsin.
Sel batang berfungsi untuk melihat di tempat yang gelap. Sel ini memerlukan protein
mata yang disebut rodopsin. Rodopsin dapat terbentuk apabila terjadi penggabungan
iodopsin dan vitamin A
Jika kita berpindah dari tempat terang ke tempat teduh, maka kita tidak dapat melihat dengan
jelas beberapa saat. Hal itu terjadi karena pada waktu di tempat teduh diperlukan protein
rodopsin yang merupakan penggabungan antara iodopsin dan vitamin A. untuk
pembentukan rodopsin tersebut diperlukan waktu sehingga sebelum rodopsin terbentuk kita
tidak bisa melihat dengan jelas untuk beberapa saat di tempat teduh.
Bintik buta adalah bintik pertemuan saraf-saraf atau tempat keluarnya saraf mata menuju
otak. Bintik buta tidak mengandung sel batang dan sel kerucut sehingga tidak dapat
menanggapi rangsangan cahaya.
7
Tunika fibrosa :
o
Sclera
Cornea
Choroidea
Corpus Cilliary
8
Vaskularisasi bola mata
Retina (12)
Persarafan
10
Saraf yang bertangung jawab terhadap mata manusia adalah saraf optikus (Nervus II). Bagian
mata yang mengandung saraf optikus adalah retina. Saraf optikus adalah kumpulan jutaan
serat saraf yang membawa pesan visual dari retina ke otak.
Sedangkan saraf yang menggerakkan otot bola mata adalah saraf okulomotoris (Nervus III),
saraf ini bertanggungjawab terhadap pergerakan bola mata, membuka kelopak mata, dan
mengatur konstraksi pupil mata.
11
Saraf lainnya yang mempengaruhi fungsi mata adalah saraf lakrimalis yang merangsang
dalam pembentukan air mata oleh kelenjar air mata. Kelenjar Lakrimalis terletak di puncak
tepi luar dari mata kiri dan kanan dan menghasilkan air mata yang encer.
bagian mata dan anatomi mata : retina dan saraf saraf mata
Sistem cairan mata - Intraokular
Mata diisi dengan cairan intraokuolar, yang mempertahankan tekanan yang cukup pada bola
mata untuk menjaga distensinya. Cairan ini dibagi dua : Humor aqueous (anterior lensa),
Humor vitreus (posterior lensa & retina).
12
Humor aqueous berperan sebagai pembawa zat makanan dan oksigen untuk organ di dalam
mata yang tidak berpembuluh darah yaitu lensa dan kornea, disamping itu juga berguna untuk
mengangkut zat buangan hasil metabolisme pada kedua organ tersebut. Adanya cairan
tersebut akan mempertahankan bentuk mata dan menimbulkan tekanan dalam bola
mata/tekanan intra okuler.
Jika seseorang diragukan apakah penglihatannya berkurang akibat kelainan refraksi, maka
dilakukan uji pinhole. Bila dengan pinhole penglihatan lebih baik, maka berarti ada kelainan
refraksi yang masih dapat dikoreksi dengan kacamata. Bila penglihatan berkurang dengan
diletakkannya pinhole di depan mata berarti ada kelainan organik atau kekeruhan media
penglihatan.
Organ Aksesorius Mata (Organa Oculi Accessoria)
Organ aksesorius mata termasuk otot okular, fascia, alis, kelopak mata, konjungtiva, dan
aparatus lakrimal.
Lacrimal apparatus (apparatus lacrimalis)
Apparatus lakrimal terdiri dari (a) kelenjar lakrimal, yang mensekresikan air mata, dan duktus
ekskretorinya, yang menyalurkan cairan ke permukaan mata; (b) duktus lakrimal, kantung
(sac) lakrimal, dan duktus nasolakrimal, yang menyalurkan cairan ke celah hidung.
13
Lacrimal gland (glandula lacrimalis) terdapat pada fossa lakrimal, sisi medial prosesus
zigomatikum os frontal. Berbentuk oval, kurang lebih bentuk dan besarnya menyerupai
almond, dan terdiri dari dua bagian, disebut kelenjar lakrimal superior (pars orbitalis) dan
inferior (pars palpebralis). Duktus kelenjar ini, berkisar 6-12, berjalan pendek menyamping di
bawah konjungtiva.
Lacrimal ducts (lacrimal canals), berawal pada orifisium yang sangat kecil, bernama puncta
lacrimalia, pada puncak papilla lacrimales, terlihat pada tepi ekstremitas lateral lacrimalis.
Duktus superior, yang lebih kecil dan lebih pendek, awalnya berjalan naik, dan kemudian
berbelok dengan sudut yang tajam, dan berjalan ke arah medial dan ke bawah menuju
lacrimal sac. Duktus inferior awalnya berjalan turun, dan kemudian hamper horizontal
menuju lacrimal sac. Pada sudutnya, duktus mengalami dilatasi dan disebut ampulla. Pada
setiap lacrimal papilla serat otot tersusun melingkar dan membentuk sejenis sfingter.
Lacrimal sac (saccus lacrimalis) adalah ujung bagian atas yang dilatasi dari duktus
nasolakrimal, dan terletak dalam cekungan (groove) dalam yang dibentuk oleh tulang
lakrimal dan prosesus frontalis maksila. Bentuk lacrimal sac oval dan ukuran panjangnya
sekitar 12-15 mm; bagian ujung atasnya membulat; bagian bawahnya berlanjut menjadi
duktus nasolakrimal.
Nasolacrimal duct (ductus nasolacrimalis; nasal duct) adalah kanal membranosa, panjangnya
sekitar 18 mm, yang memanjang dari bagian bawah lacrimal sac menuju meatus inferior
hidung, dimana saluran ini berakhir dengan suatu orifisium, dengan katup yang tidak
sempurna, plica lacrimalis (Hasneri), dibentuk oleh lipatan membran mukosa. Duktus
nasolakrimal terdapat pada kanal osseous, yang terbentuk dari maksila, tulang lakrimal, dan
konka nasal inferior.
Otot-otot ekstraokular
1. Rectus medialis.
2. Rectus superior.
3. Rectus lateralis.
4. Rectus inferior.
5. Obliquus superior.
6. Obliquus inferior.
14
2.1.2
Proses melihat
Mata bisa melihat benda karena adanya cahaya yang dipantulkan oleh benda tersebut ke
mata. Jika tidak ada cahaya yang dipantulkan
benda, maka mata tidak bisa melihat benda tersebut. Proses mata melihat benda adalah
sebagai berikut.
a. Cahaya yang dipantulkan oleh benda di tangkap oleh mata, menembus kornea dan
diteruskan melalui pupil.
b.) Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus lensa mata.
c. Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat di bintik kuning.
d. Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang, kemudian
disampaikan ke otak.
e. Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak sehinga kita bisa
mengetahui apa yang kita lihat.
15
Nukleus dari ketiga nervus tersebut saling berhubungan dengan fasikulus longitudinalis
lateralis, sehingga inervasi otot-otot bola mata berjalan secara resiprokal.
Gerakan Fiksasi Bola Mata
Gerakan fiksasi bola mata dikontrol melalui dua mekanisme neuronal. Yang pertama,
memungkinkan seseorang untuk untuk memfiksasi obyek yang ingin dilihatnya secara
volunter; yang disebut seabgai mekanisme fiksasi volunter. Gerakan fiksasi volunter
dikontrol oleh cortical field pada daerah regio premotor pada lobus frontalis. Yang kedua,
merupakan mekanisme involunter yang memfiksasi obyek ketika ditemukan; yang disebut
sebagai mekanisme fiksasi involunter. Gerakan fiksasi involunter ini dikontrol oleh area
visual sekunder pada korteks oksipitalis, yang berada di anterior korteks visual primer. Jadi,
bila ada suatu obyek pada lapang pandang, maka mata akan memfiksasinya secara involunter
untuk mencegah kaburnya bayangan pada retina. Untuk memindahkan fokus ini, diperlukan
sinyal volunter sehingga fokus fiksasi bisa diubah.
Gerakan saccadic
Gerakan saccadic merupakan lompatan-lompatan dari fokus fiksasi mata yang terjadi secara
cepat, kira-kira dua atau tiga lompatan per detik. Ini terjadi ketika lapang pandang bergerak
secara kontinu di depan mata. Gerakan saccadic ini terjadi secara sangat cepat, sehingga
lamanya gerakan tidak lebih dari 10% waktu pengamatan. Pada gerakan saccadic ini, otak
mensupresi gambaran visual selama saccade, sehingga gambaran visual selama perpindahan
tidak disadari.
Gerakan Mengejar
Mata juga dapat terfiksasi pada obyek yang bergerak; gerakan ini disebut gerakan mengejar
(smooth pursuit movement).
Gerakan vestibular
Mata meyesuaikan pada stimulus dari kanalis semisirkularis saat kepala melakukan
pergerakan.
Gerakan konvergensi
Kedua mata mendekat saat objek digerakkan mendekat.
16
Jaras
Cahaya yang sampai di retina tersebut akan mengakibatkan hiperpolarisasi dari reseptor pada
retina. Hiperpolarisasi ini akan mengakibatkan timbulnya potensial aksi pada sel-sel
ganglion, yang aksonnya membentuk nervus optikus. Kedua nervus optikus akan bertemu
pada kiasma optikum, di mana serat nervus optikus dari separuh bagian nasal retina
menyilang ke sisi yang berlawanan, yang kemudian akan menyatu dengan serat nervus
optikus dari sisi temporal yang berlawanan, membentuk suatu traktus optikus. Serat dari
masing-masing traktus optikus akan bersinaps pada korpus genikulatum lateralis dari
thalamus. Kemudian serat-serat tersebut akan dilanjutkan sebagai radiasi optikum ke korteks
visual primer pada fisura calcarina pada lobus oksipital medial. Serat-serat tersebut kemudian
juga akan diproyeksikan ke korteks visual sekunder.
Selain ke korteks visual, serat-serat visual tersebut juga ditujukan ke beberapa area seperti:
(1)nukleus suprakiasmatik dari hipotalamus untuk mengontrol irama sirkadian dan perubahan
fisiologis lain yang berkaitan dengan siang dan malam, (2) ke nukleus pretektal pada otak
tengah, untuk menimbulkan gerakan refleks pada mata untuk fokus terhadap suatu obyek
tertentu dan mengaktivasi refleks cahaya pup
Media Refraksi
Media refraksi: kornea, aqueous humor, crystalline lens, vitreous body.
Aqueous humor (humor aqueus)
Aqueous humor mengisi ruang anterior dan posterior bola mata. Kuantitas aqueous humor
sedikit, memiliki reaksi alkalin, dan sebagian besar terdiri dari air, kurang dari seperlimanya
berupa zat padat, utamanya klorida sodium.
Vitreous body (corpus vitreum)
Vitreous body membentuk sekitar empat perlima bola mata. Zat seperti agar-agar ini mengisi
ruangan yang dibentuk oleh retina. Transparan, konsistensinya seperti jeli tipis, dan tersusun
atas cairan albuminus terselubungi oleh membrane transparan tipis, membran hyaloid.
Membran hyaloid membungkus badan vitreous. Porsi di bagian depan ora serrata tebal karena
adanya serat radial dan dinamakn zonula siliaris (zonule of Zinn).
17
Disini tampak beberapa jaringan yang tersusun radial, yaitu prosesus siliaris, sebagai tempat
menempelnya. Zonula siliaris terbagi atas dua lapisan, salah satunya tipis dan membatasi
fossa hyaloid; lainnya dinamakan ligamen suspensori lensa, lebih tebal, dan terdapat pada
badan siliaris untuk menempel pada kapsul lensa. Ligamen ini mempertahankan lensa pada
posisinya, dan akan relaksasi jika ada kontraksi serat sirkular otot siliaris, maka lensa akan
menjadi lebih konveks. Tidak ada pembuluh darah pada badan vitreous, maka nutrisi harus
dibawa oleh pembuluh darah retina dan prosesus siliaris.
Crystalline lens (lens crystallina)
Lensa terletak tepat di belakang iris, di depan badan vitreous, dan dilingkari oleh prosesus
siliaris yang mana overlap pada bagian tepinya. Kapsul lensa (capsula lentis) merupakan
membran transparan yang melingkupi lensa, dan lebih tebal pada bagian depan daripada di
belakang. Lensa merupakan struktur yang rapuh namun sangat elastis. Di bagian belakang
berhadapan dengan fossa hyaloid, bagian depan badan vitreous; dan di bagian depan
18
b. Rabun Jauh
Rabun jauh adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang berjarak jauh. Rabun
jauh disebut miopi. Penyebab rabun jauh adalah ukuran bola mata terlalu panjang dari ukuran
normal sehingga bayangan benda jatuh di depan retina. Rabun jauh dapat diatasi
dengan menggunakan kaca mata berlensa cekung. Lensa cekung merupakan lensa negatif.
19
d. Rabun Senja
Rabun senja atau rabun ayam adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang berada
di tempat remangremang dan di malam hari. Gangguan ini disebabkan oleh kekurangan
vitamin A, sehingga sel batang tidak berfungsi karena protein rodopson tidak
terbentuk. Orang yang menderita rabun senja harus banyak mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung vitamin A.
e. Buta Warna
Buta warna adalah ketidakmampuan mata untuk membedakan warna. Penyakit ini bersifat
menurun. Buta warna ada dua macam, yaitu buta warna total dan buta warna separuh. Buta
warna total hanya mampu melihat warna hitam putih saja (monokromat). Sedangkan buta
warna separuh tidak bisa melihat warna tertentu, yaitu merah (protanopia), biru (tritanopia),
dan hijau (deuteranopia).
f. Katarak
Katarak atau bular mata merupakan gangguan penglihatan. Penyebab katarak adalah lensa
mata keruh sehingga menghalangi masuknya cahaya pada retina, selain itu karena proses
ketuaan, sinar X, kencing manis, dan pemberian obat-obat tertentu dalam waktu yang lama.
Katarak dapat menimbulkan kebutaan tanpa rasa sakit. Penderita ini umumnya berumur di
atas 55 tahun. Kelainan mata ini dapat diatasi dengan operasi mata.
g. Juling
Juling adalah kelainan mata yang disebabkan oleh ketidakserasian otot-otot mata. Jika
penderitanya masih anak-anak, maka dapat diperbaiki dengan jalan operasi.
h. Astigmatisme
Astigmatisme atau mata silindris adalah gangguan mata yang disebabkan oleh ukuran lensa
mata atau kornea tidak rata, keadaan kelengkungan permukaan kornea atau lensa yang tidak
mulus. Akibatnya bila penderita melihat suatu kotak, garis-garis vertikal terlihat kabur dan
garis horizontal terlihat jelas atau sebaliknya. Cacat ini dapat ditolong dengan kacamata
berlensa silindris.
20
i. Glaukoma
Tekanan di dalam bola mata yang terlalu tinggi. Tekanan normal bola mata adalah 24
mmHg. Glaukoma sering menyerang orang-orang di atas usia 40 tahun. Dalam waktu lama,
tekanan yang tinggi ini dapat menekan dan merusak retina sehingga menimbulkan kebutaan.
berfungsi untuk mengenali getaran suara. Namun Telinga memiliki batasan frekuensi suara
yang dapat didengar, yaitu yang frekuensinya 20 Hz 20.000 Hz.
21
Daun Telinga terbentuk oleh susunan tulang rawan yang memiliki bentuk khas untuk
mendukung fungsinya, yaitu untuk memusatkan gelombang suara yang masuk ke saluran
telinga.
Saluran Telinga Luar, dalam bagian ini terdapat kelenjar sudorifera yaitu kelenjar yang dapat
menghasilkan serumen (bahan mirip lilin yang dapat mengeras). Serumen ini menjaga telinga
agar tidak banyak kotoran dari luar yang masuk ke dalam, juga dapat menghindari masuknya
serangga karena memiliki bau tidak sedap.
Membran Timpani adalah bagian yang berfungsi untuk menangkap gelombang suara.
22
Telinga bagian tengah terletak di sebelah dalam membran timpani. Fungsi dari telinga bagian
tengah adalah untuk meneruskan getaran dari suara telinga bagian luar ke telinga bagian
dalam. Pada telinga tengah terdapat saluran Eustachius dan tiga tulang pendengaran.
23
3. Telinga Dalam
Telinga Dalam terdiri atas bagian tulang dan bagian membran. Telinga dalam disebut juga
sebagai labirin karena bentuknya. Labirin tulang (Labirin Osea) merupakan rongga yang
terbentuk pada tonjolan tulang pelipis yang berisikan cairan perilimfe. Labirin Membran
terletak pada bagian yang sama dengan bagian labirin tulang, namun tempatnya lebih dalam
dan dilapisi oleh sel epitel serta berisi cairan endolimfe.
24
Telinga bagian dalam berfungsi mengantarkan getaran suara ke pusat pendengaran oleh urat
saraf. Penyusun telinga bagian dalam adalah sebagai berikut.
Tiga saluran setengah lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk mengetahui posisi
tubuh dan menjaga keseimbangan.
Suatu struktur yang terdiri atas 3 tulang setengah lingkaran, tersusun menjadi satu kesatuan
dengan posisi berlainan, yaitu ada yang horisontal, vertikal atas dan vertikal belakang. Setiap
kanalis berisi endolimfe, dan pada setiap pangkalnya membesar disebut ampula, dan berisi
reseptor keseimbangan yang disebut cristae ampularis.
25
Pada cristae ampularis terdapat cupula yang berhubungan langsung dengan sel-sel reseptor
keseimbangan. Kelembaman endolimfe yang terdapat dalam kanalis semisirkularis akan
menyebabkan ia bergerak ke arah yang berlawanan dengan arah putaran/gerakan sehingga
kita dapat merasakan adanya perubahan posisi tubuh.
b.
26
Pendukung Keseimbangan
Selain memungkinkan Anda untuk mendengar, telinga membuat keseimbangan tubuh Anda
stabil. Terdapat tiga saluran yang terletak di telinga bagian dalam, di atas koklea. Sama
seperti koklea, saluran ini juga dipenuhi oleh cairan dan ribuan rambut mikroskopik.
Saat kepala Anda bergerak, cairan dalam saluran tersebut ikut bergerak. Cairan tersebut
menggerakkan rambut-rambut halus, yang kemudian akan mengirim pesan saraf ke rambut,
tentang posisi kepala Anda. Otak kemudian dengan cepat akan mengirim pesan ke otot yang
tepat, sehingga posisi tubuh Anda dapat tetap seimbang.
Di waktu lain, bisa jadi cairan ini akan terus bergerak saat tubuh Anda sedang diam. Hal ini
dapat terjadi setelah Anda memutar tubuh berulang kali atau bergerak-gerak tidak henti.
Kondisi ini dapat menyebabkan Anda sejenak merasa pusing karena otak menerima dua
pesan yang berbeda akan posisi kepala Anda. Namun kondisi ini akan mereda dan kembali
normal begitu cairan dalam saluran setengah lingkaran telah berhenti bergerak.
Mengingat pentingnya peran telinga dalam kehidupan sehari-hari, maka sudah selayaknya
organ ini dirawat dengan baik. Adapun cara-cara melindungi telinga, misalnya dengan
mengenakan penutup telinga saat berada di area yang sangat bising. Pastikan juga volume
musik atau radio Anda berada dalam posisi rendah atau menengah saat mengenakan
earphone atau saat berada di ruang tertutup, seperti di dalam mobil.
Sedapat mungkin, hindari juga membersihkan telinga dengan cotton bud karena berisiko
menyebabkan luka atau kotoran telinga makin terdorong ke dalam. Dokter telinga, hidung
dan tenggorokan (THT) dapat membantu Anda membersihkan telinga pada bagian dalam
yang lebih sensitif.
kemampuan pasien untuk membedakan suara yang berbeda, dalam bentuk kata, dalam tingkat
desibel di mana suara masih terdengar. pasien terhadap enam kondisi yang berbeda diukur
dan menunjukkan sistem mana yang terganggu. Persiapan uji ini sama dengan pada ENG.
Percepatan harmon sinusoidal (SHA, sinusoidal harmonic acceleration), atau kursi berputar,
mengkaji sisiem vestibulookuler dengan menganalisis gerakan mata kopensatoris sebagai
respons putaran searah atau berlawaan arah dengan jarum jam.
27
Meskipun uji SHA tak dapat mengidentifikasi sisi dari lesi pada penyakit unilateral, namun
sangat berguna untuk mengidentifikasi adanya penyakit dan mengontrol proses
penyembuhanya, persiapan pasien sama dengan yang diperlukan pada EN
2.2.3 Gangguan pada Telinga
Ada dua penyebab gangguan telinga, yaitu gangguan penghantar bunyi dan gangguan saraf.
Gangguan telinga yang disebabkan oleh gangguan saraf dan gangguan penghantar bunyi bisa
diatasi menggunakan alat pendengaran buatan. Alat ini mampu memperbesar gelombang
suara sebelum suara masuk ke telinga. Ada bermacam gangguan telinga, yaitu:
Tuli, tuli ada dua macam yaitu:
Tuli konduktif, terjadi karena gangguan transmisi suara ke dalam koklea misalnya
kotoran yang menumpuk, nanah yang memenuhi telinga tengah pada peradangan
menimbulkan kerusakan pada tulang- tulang pendengaran.
Ganguan telinga disebabkan oleh luka pada telinga bagian luar yang telah terinfeksi atau
otitis sehingga mengeluarkan nanah. Gangguan ini dapat bersifat permanent jika terjadi
infeksi yang sangat parah. Penderita ini harus segera memeriksakan telinganya pada dokter
supaya bisa cepat disembuhkan.
Penumpukan kotoran sehingga menghalangi getaran suara untuk sampai ke gendang
telinga. Oleh karena itu, kita harus membersihkan telinga dari kotoran dengan kapas minimal
satu kali dalam seminggu.
Kerusakan gendang telinga, misalnya gendang telinga pecah. Pecahnya gendang telinga
bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu kapasitas suara yang didengar terlalu kuat dan terkena
suatu benda yang tajam, misalnya membersihkan telinga dengan peniti atau lidi sehingga
menyentuh gendang telinga dan menyebabkan gendang telinga menjadi sobek. Gendang
telinga sangat tipis sekali.
Otosklerosis, adalah kelainan pada tulang sanggurdi yang ditandai dengan gejala tinitus
(dering pada telinga) ketika masih kecil.
Presbikusis, adalah perusakan pada sel saraf telinga yang terjadi pada usia manula.
28
Rusaknya reseptor pendengaran pada telinga bagian dalam akibat dari mendengarkan suara
yang amat keras.
2.3 Indera Penciuman/Pembau (Hidung)
2.3.1 anatomi Indera Penciuman/Pembau (Hidung)
Hidung adalah alat indera yang menanggapi rangsangan berupa bau atau zat kimia yang
berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan
sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di
ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
Hidung adalah organ yang membuat udara dari lingkungan dapat masuk kedalam saluran
pernapasan yang tersusun atas bagian eksternal (luar) berupa kulit dan penonjolan akibat
tulang nasal dan tulang rawan dan bagian internal berupa bulu bulu hidung, alat sensor,
rongga berlapis membran mukosa bersilia yang memiliki banyak pembuluh darah
Hidung terdiri atas bagian luar atau ekternal dan bagian dalam atau internal. Bagian
hidung yang terlihat dibentuk oleh adanya dua buah tulang nasal dan tulang rawan.
Kedua tulang tersebut dibungkus dan dilapisi oleh kulit.
29
Selanjutnya dibagian dalam hidung terdapat rambut rambut halus yang membantu
mencegah benda benda asing masuk kedalam hidung. Yang dimaksud benda
asing adalah debu debu dan benda lainnya yang mampu mengancam
pernapasan, umumnya berukuran cukup besar, untuk benda yang sangat
mikroskopis seperti berukuran nanometer, rambut rambut hidung tak akan
mampu menapisnya.
Pada bagian dalam hidung (coba cek gambar hidung dibawah) terdapat kavum
nasalis yang merupakan lubang besar yang dipisahkan oleh septum. Bagian
yang terbuka dari hidung ini disebut nares anterior. Sedangkan bagian hidung
yang terbuka setelah itu disebut nares posterior yang akan terbuka hingga ke
bagian faring.
30
Fungsi Hidung
Hidung sudah jelas memiliki fungsi utama sebagai organ penyaring dan
pengambil udara dari lingkungan sehingga masuk ke dalam faring sehingga
mampu mencapai paru paru.
Apabila hidung seseorang rusak, sebenarnya mampu saja bernapas
menggunakan mulut akan tetapi udara tersebut akan langsung bersentuhan
dengan bagian dalam tubuh seperti tenggorokan yang cukup sensitif terhadap
bakteri dan zat zat asing udara yang mampu menyebabkan radang tenggorokan.
Berikut beberapa fungsi hidung:
1. Fungsi hidung sebagai organ penyaring udara dalam sistem pernapasan
Bayangkan bernapas menggunakan mulut saja, jangan pakai hidung, pasti
sesak rasanya dan tenggorokan kamu pasti akan kering bagaimana.
2. Fungsi hidung sebagai organ yang membantu menghangatkan suhu
udara yang kita hirup
Dalam kondisi berdebu saja, anda saya sarankan jangan pernah bernapas
menggunakan mulut. Bernapas menggunakan mulut dalam kondisi dingin
seperti bersalju ataupun diatas puncak jaya wijaya atau bahkan everest, jangan
bernapas menggunakan mulut. Udara dingin tersebut akan Menghancurkan
tenggorokan anda, dan membuat suara anda menjadi kresek kresek.
3. Fungsi hidung sebagai indera penciuman
Seperti yang dijelaskan diatas terdapat indera penciuman berupa saraf saraf
olfaktori dan gelembung olfaktori yang berada dalam rongga hidung pada
bagian tertinggi di sekitar lembaran cribriform. Dengan adanya indera ini,
anda dapat mengetahui kandungan ataupun rasa makanan berdasarkan bau
yang dikeluarkannya. Tentunya dengan bantuan informasi yang telah anda
taruh di otak anda sebelumnya sebagai perbandingan.
Sistem Olfactory
Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki
banyak reseptor pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsipprinsip komposisi (component principle), organ pembau hanya memiliki tujuh
reseptor namun dapat membedakan lebih dari 600 aroma yang berbeda. Alat
pembau biasa juga disebut dengan organon olfaktus, yang dapat menerima
stimulus benda-benda kimia sehingga reseptornya disebut pula chemoreceptor.
31
Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu pada concha superior
dan membran ini hanya menerima rangsang benda-benda yang dapat menguap
dan berwujud gas.
Bagian-bagiannya adalah :
a. Concha superior
b. Concha medialis
c. Concha inferior
d. Septum nasi (sekat hidung)
Reseptor organon olfactory terdapat di bagian atas hidung, menempel pada
lapisan jaringan yang diselaputi lendir dan disebut olfactory mucosa. Selaput
lendir tersebut berfungsi untuk melembabkan udara. Pada bagian tersebut juga
terdapat bulu-bulu hidung yang berfungsi untuk menyaring debu dan kotoran.
Reseptor olfaktori hanya mampu berfungsi selama 35 hari. Bila mati, baik
karena sebab yang alami, maupun karena kerusakan fisik, maka reseptor
tersebut akan digantikan oleh reseptor-reseptor baru yang axonnya akan
berkembang ke lapisan olfactory bulbs yang akan dituju, dan bila telah sampai
pada lapisan yang dimaksud, mereka akan memulihkan koneksi sinapsis yang
terputus.
Kemampuan membau makhluk hidup tergantung pada :
a. Susunan rongga hidung.
Bentuk concha dan septum nasi tempat reseptor pembau pada masing-masing
orang tidak sama. Contohnya pada orang yang berhidung mancung akan lebih
luas daripada yang berhidung pesek.
Daerah yang sensitif terhadap bau terletak pada bagian atap rongga hidung. Pada
daerah sensitif ini terdapat 2 jenis sel sebagai berikut.
1) Sel penyokong berupa sel-sel epitel.
2) Sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf.
Sel-sel pembau mempunyai ujung dendrit berbentuk rambut. Adaptasi terhadap baubauan mula-mula berjalan cepat dalam 2 3 detik, tetapi kemudian berjalan lebih
lambat. Keistimewaan indera pembau manusia adalah dapat membaui sesuatu walau
kadarnya di udara sangat sedikit. Beberapa hewan memiliki indera pembau yang lebih
sensitif karena mempunyai reseptor pembau lebih banyak.
32
Pada saat kita bernapas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke dalam hidung kita.
Zat kimia yang merupakan sumber bau akan dilarutkan pada selaput lendir, kemudian
akan meransang rambut-rambut halus pada sel pembau. Sel pembau akan meneruskan
rangsangan ini ke otak dan akan diolah sehingga kita bisa mengetahui jenis bau dari
zat kimia tersebut.
2.3.3 Gangguan system penciuman
Gangguan pada hidung biasanya disebabkan oleh radang atau sakit pilek yang
menghasilkan lendir atau ingus sehingga menghalangi bau mencapai ujung saraf
pembau. Gangguan lain juga bisa disebabkan oleh adanya kotoran pada hidung dan
bulu hidung yang terlalu banyak. Kita harus selalu membersihkan hidung dari kotoran
dan merapikan bulubulunya supaya penciuman kita tidak terganggu.
Indera pembau pada hidung dapat mengalami kelainan. Kelainan- kelainan itu antara
lain sebagai berikut.
1) Anosmia, ialah tidak dapat mencium bau. Dapat disebabkan oleh penyumbatan
rongga hidung karena polip atau tumor, atau reseptor pembau rusak karena infeksi
virus.
2) Influenza, karena virus flu yang menyebabkan tersumbatnya rongga hidung
sehingga menyebabkan kemampuan membaui dan mengecap berkurang.
2.4 Indera Pengecap (Lidah)
2.4.1 Anatomi Indera Pengecap (Lidah)
Pancaindra adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis
rangsangan tertentu pada manusia. Serabut syaraf yang melayaninya merupakan alat
perantara yang membawa kesan rasa (sensory impression) dari organ indra menuju
otak, dimana perasaan itu ditafsirkan. Beberapa kesan rasa timbul dari luar, seperti
sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman dan suara.
Dalam segala hal, serabut saraf-saraf sensorik dilengkapi dengan ujung akhir
khusus guna mengumpulkan rangsangan perasaan yang khas itu, dimana setiap organ
berhubungan.
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat
membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal
sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga
35
Tabel Letak kuncup pengecap rasa pada lidah
Letak
Kuncup
Pengecap
Manis Ujung lidah
Samping lidah pada
Asin
bagian ujung
Samping lidah pada
Asam
bagian pangkal
Pahit Pangkal lidah
Rasa
36
e. Menelan makanan
f. Mengontrol suara dan dalam mengucapkan kata-kata
Pada saat kita makan sambal, kita sering merasakan kepedasan. Rasa pedas bukan
hasil dari kepekaan rasa pada kuncup pengecap. Tetapi merupakan suhu panas pada
papilla sehingga mengembang dan menyebabkan timbulnya rasa pedas. Gangguan
pada lidah bisa disebabkan oleh makan atauminum sesuatu yang bersuhu terlalu tinggi
dan terlalu rendahsehingga lidah mati rasa.
2.4.3 Gangguan Indra Pengecap
Ganguan yang bersifat permanent misalnya terjadi padan orang yang mengalami
trauma pada bagian tertentu otak. Pada lidah juga sering terjadi iritasi karena luka atau
kekurangan vitamin C.
2.5 Indera Peraba (Kulit)
2.5.1 Anatomi Indra Peraba
dua macam, yaitu ujung saraf bebas yang mendeteksi rasa nyeri atau sakit, dan ujung
saraf yang berselaput (berpapilia).
37
Ujung saraf yang berselaput ada lima macam, bisa kamu lihat dalam tabel berikut.
Selain terdapat di daerah dermis, sel-sel peraba juga terdapat pada pangkal rambut.
Sehingga bila rambut yang muncul di permukaan kulit tersentuh oleh suatu benda, selsel saraf akan terangsang.
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas, pada orang dewasa luasnya sekitar 1,9
m2. Meskipun seluruh permukaan kulit mempunyai reseptor peraba, keberadaan
ujung-ujung saraf ini tidak merata pada berbagai alat tubuh. Permukaan kulit yang
mempunyai banyak ujung-ujung saraf peraba ialah ujung jari telunjuk, telapak tangan,
telapak kaki, bibir, dan daerah kemaluan. Oleh karena itu daerah-daerah ini sangat
peka terhadap rangsangan berupa sentuhan. Seorang tuna netra memanfaatkan
kepekaan indera perabanya untuk membaca huruf Braille.
Lapisan kulit manusia terdiri atas beberapa lapisan, yaitu :
Epidermis (Kutikula)
Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki struktur tipis dengan
ketebalan sekitar 0,07 mm terdiri atas beberapa lapisan, yaitu a) Stratum korneum
yang disebut juga lapisan zat tanduk ; b) Stratum lusidum, yang berfungsi melakukan
pengecatan terhadap kulit dan rambut ; c) Stratum granulosum, yang menghasilkan
pigmen warna kulit, yang disebut melamin ; d) Stratum germinativum, sering
dikatakan sebagai sel hidup karena lapisan ini merupakan lapisan yang aktif
membelah.
Dermis
Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang terdiri
atas banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu sekitar 2,5 mm.
Dermis dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang membuatnya lentur, yang terdiri
atas kolagen, yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar 30% dari protein
tubuh. Kolagen akan berangsur-angsur berkurang seiring dengan bertambahnya usia.
Itulah sebabnya seorang yang sudah tua tekstur kulitnya kasar dan keriput. Lapisan
dermis terletak di bawah lapisan epidermis.
38
Lapisan dermis terdiri atas beberapa bagian, yaitu a)
Akar Rambut ;
Pembuluh Darah ;
Kelenjar Minyak
glandula sebasea) ;
Kelenjar Keringat (glandula sudorifera) ;
Serabut Saraf
Pada lapisan dermis kulit terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf
sensoris. Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin, nyeri,
dan sebagainya. Oleh karena itu kulit merupakan organ terluas dimana pada organ ini
terdapat reseptor panas (ruffini), tekanan (paccini), dingin (krause), rasa nyeri atau
sakit (ujung saraf bebas), serta reseptor sentuhan (meissner). Jika Anda ingin
mengetahui tekstur dari suatu permukaan, seperti halus atau kasar benda, maka dapat
Anda lakukan dengan merabanya. Inilah fungsi kulit sebagai indera peraba. Kulit kita
mempunyai kepekaan terhadap rangsang seperti panas, dingin, tekanan, sentuhan dan
rasa sakit karena di bagian tersebut banyak terdapat saraf-saraf sensori yang bekerja
secara spesifik, misalnya rangsang sentuhan diterima oleh reseptor korpuskel
meissner, rangsang tekanan diterima oleh reseptor korpuskel paccini, dan rangsang
dingin diterima oleh reseptor ruffini.
2.5.2 Fisiologi Indra Peraba
Permukaan kulit mengandung saraf-saraf yang memiliki bentuk dan fungsi yang
berbeda-beda. Ujung saraf tersebut yaitu sebagai berikut :
1. Paccini, merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan
berupa tekanan, letaknya di sekitar akar rambut.
2. Ruffini, merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan
panas.
3. Meisner, merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap
sentuhan.
4. Krause, merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap
rangsangan dingin.
39
5. Lempeng Merkel, merupakan ujung perasa sentuhan dan tekanan ringan,
terletak dekat permukaan kulit.
6. Ujung saraf tanpa selaput, merupakan ujung saraf perasa nyeri.
2.5.3 Gangguan Indra Peraba
Kulit dapat mengalami gangguan dan kelainan. Kelainankelainan pada kulit antara
lain
sebagai
berikut.
1) Jerawat (acne), ialah suatu peradangan dari kelenjar sebasea terutama di daerah
wajah, leher, dada, dan punggung. Biasanya jerawat terjadi sewaktu pubertas karena
waktu pubertas terjadi perubahan komposisi hormon. Hormon akan merangsang
pertumbuhan dan aktivitas kelenjar sebasea. Kelenjar sebasea memproduksi lemak
bersama keringat. Lemak merupakan media yang cocok bagi pertumbuhan bakteri.
2) Dermatitis, ialah suatu peradangan pada permukaan kulit yang biasanya terasa gatal
dengan tanda-tanda merah, bengkak, melepuh, dan berair. Ini dapat disebabkan
terkena zat kimia (karbol, sabun, cat rambut, dan lainlain) atau berkaitan dengan
kondisi tubuh.
40
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Indera atau indria merupakan alat penghubung/kontak antara jiwa dalam wujud
kesadaran rohani diri dengan material lingkungan. Dalam ajaran Hindu indria ada
sebelas macam dan disebut sebagai eka dasa indriya.
Lima macam indera berfungsi sebagai alat sensor dalam bahasa Sanskerta disebut
panca budi indriya dan dalam bahasa Indonesia lebih dikenal sebagai panca indera
yaitu: alat pembantu untuk melihat (mata), alat pembantu untuk mengecap (lidah), alat
pembantu untuk membau (hidung), alat pembantu untuk mendengar (telinga), dan alat
pembantu untuk merasakan (kulit/indera peraba).
Lima jenis lagi disebut panca budi indria sebagai alat gerak yaitu tangan untuk
mengambil, kaki untuk berjalan, anus untuk membuang air, mulut sampai hidung
untuk bicara-bernapas-makan, alat kelamin untuk menikmati hubungan kelamin.
Indria yang kesebelas merupakan indera utama yang mengontrol jalannya kesepuluh
indera yang lain. Indera kesebelas ini adalah pikiran sebagai kendali segala aktivitas
diri.
3.2 Saran
Dalam pembentukan makalah ini penulis berharap dapat menjadi satu pembelajaran
atau pengetahuan bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis sendiri khususnnya.
Dengan mengetahui anatomi bagian indra pada manusia kita lebih bisa memahami
bagian-bagian indra apa saja yang ada pada manusia.
41
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Indera
http://alvyanto.blogspot.com/2010/01/sistem-indera-manusia.html
http://asagenerasiku.blogspot.com/2012/03/alat-indra-manusia-bagian-bagiandan.html
http://alvyanto.blogspot.com/2010/01/sistem-indera-manusia.html#ixzz2BXpErvc3
http://organisasi.org/5-lima-alat-indera-manusia-mata-hidung-telinga-lidah-kulitpanca-indera
http://memetmulyadi.blogspot.com/2010/03/sistem-koordinasi-dan-alat-indrapada.html
42