Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGLIHATAN

MATAKULIAH ILMU BIOMEDIK DASAR

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KLATEN


202O/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga
makalah “Anatomi Fisiologi Sistem Penglihatan” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Biomrdik Dasar. Penulis berharap makalah ini dapat
menjadi referensi bagi semua yang membaca.

Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan
kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih
baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun
konten, penulis memohon maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Sungguh luar biasa kuasa Tuhan YME, yang telah menciptakan makhluk hidup beserta organ
tubuh yang dapat dimanfaatkan oleh makhluk tersebut, sebut saja manusia dengan memiliki
mata yang merupakan organ pengelihatan yang dapat mendeteksi cahaya, yang dilakukan
mata secara sederhana tidak lain hanyalah mengetahui apakah lingkungan sekitarnya gelap
ataukah terang, mata yang lebih kompleks digunakan untuk pengelihatan visual. memaparkan
bagian-bagian anatomi dan fisiologi dari mata.

1.2 Rumusan Masalah


Di tinjau dari latar belakang pembuatan makalah ini, maka kami merumuskan masalah yang
akan di paparkan, yaitu:
1. Anatomi sistem penglihatan
2. Fisiologi penglihatan

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Ilmu Biomedik Dasar, yang memiliki tema berkaitan dengan pancaindra yaitu mata
dan pengelihatan yang selanjutnya dapat kita uraikan dalam makalah ini.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Setiap mata mempunyai lapisan reseptor,sitem lensa,dan sistem saraf, indra penglihatan yang
terletak pada mata (organ visus) yang terdiri dari organ okuli assoria (alat bantu mata) dan
okulus (bola mata).
Mata adalah organ indra yang memiliki reseptor peka cahaya yang disebut fotoreseptor.Saraf
indra penglihatan, saraf optikus (urat saraf kranial kedua), muncul dari sel-sel ganglion dalam
rebina,bergabung untuk membentuk saraf optikus.
2.2 Organ Yang Meliputi
A. Konjungtiva
Konjungtiva merupakan lapisan tipis yang berada di mata yang berguna melindungi sklera
(area putih dari mata). Sel pada konjungtiva akan memproduksi cairan yang akan melubrikasi
kornea sehingga tidak kering.Konjungtiva terletak di kelopak mata dinamakan konjungtiva
palpebral dan yang akan memantulkan pada permukaan anterior dari bola mata dinamakan
konjungtiva bulbar.Konjungtiva hanya melindunga bagian putih mata bukan kornea (sebuah
lapisan antara iris dan pupil).Konjungtiva bulbar sangat tipis, dan pembuluh darah dapat
terlihat dengan mata telanjang (dan akan lebih terlihat saat mata mengalami iritasi).Ketika
mata tertutup, terlihat seperti ada sebuah celah antara bola mata dengan kelopak mata, ini
yang disebut sebagai kantung konjungtival di mana terletak lensa mata.
B.Sklera
Sklera atau selaput keras atau selaput putih (berasal dari bahasa Yunani skleros artinya keras)
adalah lapisan luar mata yang berwarna putih, berserat, tidak tembus cahaya, elastis dan
mengandung kolagen.Pada mata manusia, keseluruhan sklera berwarna putih, kontras dengan
bagian iris yang berwarna, namun pada mamalia lain, bagian sklera yang terlihat memiliki

5
warna yang sama dengan warna iris, sehingga mata mereka terlihat tidak memiliki warna
putih.
C. Otot-otot
Otot-otot tang menempel pada bola mata :
-Rektus eksternus berfungsi untuk menggerakkan bola mata ke arah luar.
-Rektus internus berfungsi untuk menggerakkan bola mata ke arah dalam.
-Rektus inferior berfungsi untuk menggerakkan bola mata ke bawah dan ke dalam.
-Obliquus inferior berfungsi untuk menggerakkan bola mata ke bawah dan ke luar.
-Rektus superior berfungsi untuk menggerakkan bola mata ke atas dan ke dalam.
-Obliquus superior berfungsi untuk menggerakkan bola mata ke atas dan ke luar.
D. Kornea
Kornea atau selaput bening adalah bagian depan mata yang tembus pandang yang menutupi
iris dan pupil. Bila kornea disentuh maka kelopak mata akan menutup secara refleks. Kornea
tidak memiliki pembuluh darah. Kontribusi kornea selain sebagai pertahanan fisik dan kimia
bola mata juga seebagai komponen media refraktif berkekuatan 40-44 Dioptri. Kornea
memiliki tingkat kelengkungan yang bervariasi dari kelengkungan kecil (landai) pada tepi
luar kornea dan kelengkungan besar (curam) pada pusat tengah kornea, dengan demikian
kornea mampu membiaskan cahaya yang datang dari luar untuk diteruskan melewati
komponen media refraktif lain di dalam bola mata.
E. Koroid
Koroid adalah lapisan pembuluh darah pada mata, yang terletak di antara retina dan sklera.
Koroid berfungsi mengalirkan oksigen dan nutrisi ke retina.
F. Iris (Pupil)
Iris dan pupil adalah bagian dari anatomi mata yang saling berhubungan satu sama lain. Iris
adalah membran berbentuk cincin yang mengelilingi sebuah bulatan kecil berwarna.lebih
gelap di tengahnya.Iris berfungsi mengatur sejumlah cahaya yang masuk ke mata dan
menyesuaikan dengan bukaan pupil. Ketika diterpa cahaya terang, iris akan menutup (atau
menyempit) dan membuat pupil terbuka lebih kecil untuk membatasi jumlah cahaya yang
masuk ke mata Anda.
G. Lensa
Lensa adalah bagian mata yang berupa jaringan transparan dan lentur yang terletak tepat di
belakang iris dan pupil, setelah kornea (lihat gambar indra penglihatan Anda di atas).
Fungsi lensa adalah membantu memusatkan cahaya dan gambar pada retina Anda. Lensa ini
memberikan 25-35 persen kekuatan fokus mata Anda.
H. Retina

6
Retina adalah sebuah jaringan yang peka terhadap cahaya. Retina ini melapisi permukaan
bagian dalam anatomi mata. Sel di retina bisa mengubah cahaya masuk menjadi impuls
listrik. Impuls listrik ini dibawa oleh saraf optik (yang menyerupai kabel televisi Anda) ke
otak, yang akhirnya menafsirkannya sebagai gambar atau objek yang mata lihat.
I.Vitreous Humor (Humor Berair)
Vitreous humor sering disebut juga tubuh vitreous atau vitreous adalah gel yang mengisi
ruang antara lensa mata dan retina di dalam bola mata manusia atau vebrata lainnya.
J. Aqueous Humor (Humor Berair)
Aqueous humor adalah cairan berlendir yang transparan menyerupai plasma, namun memiliki
konsentrasi protein yang rendah. Cairan ini dihasilkan oleh tubuh siliari, struktur yang
mendukung lensa.
K. Alis Mata
Alis mata pada sebagian besar mamalia berupa bagian yang sedikit menonjol sedikit di atas
kedua belah kelopak mata dan mempunyai sedikit rambut halus. Alis mata berfungsi sebagai
pelindung mata yang peka dari tetesan keringat yang jatuh dari bagian dahi, air hujan, atau
sinar matahari yang berlebihan.
L. Bulu Mata
Bulu mata, atau lebih tepatnya rambut mata, adalah bagian dari kelopak mata yang berupa
helaian rambut-rambut. Rambut-rambut ini berfungsi untuk melindungi supaya debu,
keringat atau air yang menetes dari dahi tidak masuk ke mata. Rambut mata merupakan
rambut yang sangat lembut.
M. Kelopak Mata
Kelopak mata merupakan dua buah lipatan atas dan bawah kulit yang terletak di depan
bulbusokuli.
2.3 Mekanisme Pemfokus

Refraksi ialah tindakan atau proses membiaskan. Media refrakta terdiri atas : kornea, lensa,
dan badan kaca. Kornea merupakan tonjolan jernih di mata depan dan elemen pemfokus yang
terfiksasi. Kornea memfokuskan bayangan dengan membiaskan atau membelokkan berkas

7
cahaya. Apabila kornea terlalu melengkung maka mata akan berpenglihatan dekat, dan
apabila kelengkungan kornea kurang yang akan terjadi adalah mata akan berpenglihatan jauh.
Lensa memiliki pembungkus yang lentur dan ditopang di bawah tegangan oleh serat –
serat penunjang. Saat otot mata berfungsi memfokuskan bayangan berelaksasi, tegangan ini
menjaga agar lensa tetap gepeng dan berada pada dayanya yang paling rendah, dan mata
berfokus pada benda jauh. Titik ketika benda jauh terfokuskan saat otot- otot yang
memfokuskan berelaksasi disebut titik jauh. Lensa berubah menjadi bentuk yang lebih bulat,
terutama karena bagian depan menjadi lebih lengkung, daya pemfokusan lensa kemudian
menjadi lebih besar, benda yang terletak dekat dengan mata di bawa ke focus di retina. Titik
terdekat ketika benda masih dapat difokuskan saat lensa berada dalam keadaan paling tebal.
Aqueous humor mengisi ruang antara lensa dan kornea. Cairan ini terdiri dari air,
diproduksi terus-menerus, dan jumlah cairan yang berlebih keluar melalui canalis schlemm.
Aqueous humor mengandung banyak komponen darah dan menyalurkan zat gizi ke lensa dan
kornea yang tidak berpembuluh darah. Aqueous humor berfungsi untuk mempertahankan
tekanan internal mata.
Mekanisme Penglihatan Normal

Cahaya masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Pupil merupakan lubang bundar anterior
di bagian tengah iris yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata. Pupil membesar bila
intensitas cahaya kecil (bila berada di tempat gelap), dan apabila berada di tempat terang atau
intensitas cahayanya besar, maka pupil akan mengecil. Yang mengatur perubahan pupil
tersebut adalah iris. Iris merupakan cincin otot yang berpigmen dan tampak di dalam aqueous
humor, karena iris merupakan cincin otot yang berpigmen, maka iris juga berperan dalam
menentukan warna mata. Setelah melalui pupil dan iris, maka cahaya sampai ke lensa. Lensa
ini berada diantara aqueous humor dan vitreous humor, melekat ke otot–otot siliaris melalui
ligamentum suspensorium. Fungsi lensa selain menghasilkan kemampuan refraktif yang
bervariasi selama berakomodasi, juga berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke retina.
Apabila mata memfokuskan pada objek yang dekat, maka otot–otot siliaris akan berkontraksi,
sehingga lensa menjadi lebih tebal dan lebih kuat. Dan apabila mata memfokuskan objek

8
yang jauh, maka otot–otot siliaris akan mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan lebih
lemah. Bila cahaya sampai ke retina, maka sel–sel batang dan sel–sel kerucut yang
merupakan sel–sel yang sensitif terhadap cahaya akan meneruskan sinyal–sinyal cahaya
tersebut ke otak melalui saraf optik. Bayangan atau cahaya yang tertangkap oleh retina adalah
terbalik, nyata, lebih kecil, tetapi persepsi pada otak terhadap benda tetap tegak, karena otak
sudah dilatih menangkap bayangan yang terbalik itu sebagai keadaan normal.

2.4 Akomodasi Mata

Akomodasi adalah proses di mana mata vertebrata mengubah daya optik untuk
mempertahankan gambar yang jelas atau fokus pada suatu objek karena jaraknya bervariasi.
Dalam hal ini, jarak bervariasi untuk setiap individu dari titik yang jauh — jarak maksimum
dari mata di mana gambar yang jelas dari suatu objek dapat dilihat, ke titik dekat —jarak
minimum untuk gambar yang jelas. Akomodasi biasanya bertindak seperti refleks , termasuk
bagian dari refleks akomodasi-vergence , tetapi juga dapat dikontrol secara sadar. Mamalia,
burung, dan reptil memvariasikan kekuatan optik matanya dengan mengubah bentuk lensa
elastis menggunakan badan siliaris (pada manusia hingga 15 dioptri ). Ikan dan amfibi
memvariasikan kekuatan dengan mengubah jarak antara lensa kaku dan retina dengan otot.
Mata manusia muda dapat mengubah fokus dari jarak (tak terhingga) hingga sedekat 6,5 cm
dari mata. [3] Perubahan dramatis dalam kekuatan fokus mata sekitar 15 dioptres (kebalikan
dari panjang fokus dalam meter) terjadi sebagai konsekuensi dari pengurangan ketegangan
zonular yang disebabkan oleh kontraksi otot siliaris . Proses ini dapat terjadi dalam waktu

9
224 ± 30 milidetik dalam cahaya terang. [4] Amplitudo akomodasi menurun seiring
bertambahnya usia. Pada dekade kelima kehidupan, amplitudo akomodatif dapat menurun
sehingga titik dekat mata lebih jauh daripada jarak membaca. Jika ini terjadi, pasien dalam
keadaan pra - bedah . Setelah presbiopia terjadi, mereka yang mengalami emmetropik (tidak
memerlukan koreksi optik untuk penglihatan jarak jauh) akan membutuhkan bantuan optik
untuk penglihatan dekat; mereka yang rabun (rabun jauh dan memerlukan koreksi optik untuk
penglihatan jarak jauh), akan menemukan bahwa mereka melihat lebih baik pada jarak dekat
tanpa koreksi jarak; dan mereka yang hiperopik (rabun dekat) akan menyadari bahwa mereka
mungkin membutuhkan koreksi untuk penglihatan jarak jauh dan dekat. Perhatikan bahwa
efek ini paling terlihat ketika pupilnya besar; yaitu dalam cahaya redup. Penurunan
akomodasi terkait usia terjadi hampir secara universal hingga kurang dari 2 dioptri pada saat
seseorang mencapai usia 45 hingga 50 tahun, saat sebagian besar populasi akan
memperhatikan penurunan kemampuan mereka untuk fokus pada objek dekat dan karenanya
membutuhkan kacamata. untuk membaca atau lensa bifokal. Akomodasi berkurang menjadi
sekitar 1 dioptre pada usia 70 tahun. Ketergantungan amplitudo akomodasi pada usia secara
grafis diringkas oleh kurva klasik Duane.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem penglihatan adalah bagian dari sistem indra yang membuat organisme mampu
melihat. Sistem penglihatan menafsirkan informasi dari cahaya untuk mendirikan representasi
dunia di sekeliling tubuh.Mata adalah alat utama sistem ini. Mata adalah organ indra yang
memiliki reseptor peka cahaya yang disebut fotoreseptor. Saraf indra penglihatan, saraf
optikus(urat saraf kranial kedua), muncul dari sel-sel ganglion dalam rebina, bergabung untuk
membentuk saraf optikus.
3.2 Saran
Bagi para pembaca yang telah membaca makalah ini kiranya dapat memberikan saran/kritik
serta masukan yang berarti pada perbaikan selanjutnya supaya makalah ini menjadi makalah
yang sempurna.

11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.wattpad.com/410275752-anatomi-fisiologi-3-indera-penglihat

12

Anda mungkin juga menyukai