Anda di halaman 1dari 15

MODUL

MATA DAN BIOFISIKA PENGLIHATAN

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biofisika

Dosen : Dr. Lisdiana, M.Si dan Dr. Budi Astuti, M. Sc

Disusun oleh:

Berka Efriana NIM 0402522019

Edy Hidayat NIM 04025220

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan
Karunia-Nya kepada kita sehingga dapat menyelesaikan tugas Biofisika yang berjudul “Mata dan
Biofisika Penglihatan” tepat pada waktunya.

Makalah ini telah disusun dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar
proses pembuatan makalah. Oleh sebab itu, penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis
menerima segala saran dan kritik dari pembaca guna perbaikan makalah ini nantinya.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi
terhadap pembaca.

Semarang, 13 Februari 2023

Penulis
MATA DAN BIOFISIKA PENGLIHATAN

A. Pengertian Mata
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Setiap mata mempunyai
lapiisan reseptor, sistem lensa untuk memusatkan cahaya pada reseptor dan system saraf
untuk menghantarkan impuls dari reseptor ke otak. Mata manusia dapat dijelaskan analog
dengan kamera, sehingga cahaya atau sinar jatuh pada retina dan cahaya dipatahkan oleh
sebuah lensa. Mata disebut juga fotoreseptor, karena mata sangat peka terhadap
rangsangan cahaya. Mata memiliki sejumlah reseptor khusus untuk mengenali perubahan
sinar dan warna. Peran mata paling sederhana yaitu mengetahui apakah lingkungan
sekitarnya terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan
pengertian visual. Banyak pengetahuan yang diperoleh melalui suatu penglihatan. Untuk
membedakan gelap dan terang tergantung atas penglihatan seseorang.
Mata adalah organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi optikal untuk melihat
dan saraf untuk transduksi (mengubah bentuk energi ke bentuk lain) bentuk sinar.
Setiap mata mengandung sekitar 126 juta fotoreseptor (120 juta reseptor batang dan 6 juta
reseptor konus) dan hanya 1,5 juta sel ganglion. Ini berarti bahwa terdapat
sejumlah besar konvergensi dari reseptor dan sel bipolar menjadi sel ganglion, tetapi hal ini
tidak terjadi secara seragam di kedua sisi retina.
Menurut Wahyuni, (2022) Mata merupakan organ indra rumit, mata disusun dari bercak
sensitif cahaya primitive. Dalam selubung perlindungannya mata mempunyai lapisan
reseptor, sistem lensa pemfokuskan cahaya atas reseptor. Mata dibentuk untuk menerima
rangsangan berkas cahaya pada retina, lalu dengan perantaraan serabut-serabut nervus
optikus mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak untuk ditafsirkan.
Menurut Agung, (2017) Mata merupakan indra penglihatan, dimana proses penglihatan
ini dibantu oleh beberapa komponen yang merupakan suatu sistem optika adaptif dimana
lensa kristalin dapat berubah ketebalannya untuk membentuk fokus cahaya pada retina.
Terdapat dua komponen utama dalam sistem optik pada mata yaitu kornea dan lensa, dimana
keduanya berperan sebagai komponen refraksi dengan kekuatan terbesar. Proses
penglihatan dimulai dari masuknya cahaya ke kornea sampai dengan pembentukan bayangan
di retina, dimana energi cahaya akan diproses menjadi sinyal elektrokimia yang akan
dilanjutkan dan diproses di otak.
B. Bentuk dan struktur anatomi mata
Mata berbentuk seperti bola, terletak didalam rongga mata. Dinding rongga mata
merupakan tulang-tulang tengkorak yang keras. Hal ini baik sekali untuk melindungi mata
yang lunak. Bola mata mempunyai garis tengah kira-kira 2,5 cm. bagian depannya bening.
Mata terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan luar (fibrus) yang merupakan penyangga, lapisan
tengah (vaskuler), dan lapisan dalam.
Menurut ilmu anatomi mata manusia terbagi menjadi dua bagian yaitu: bagian luar dan
bagian dalam.
1. Bagian Luar

Gambar 1. bagian luar mata


a. Alis mata (Supersilium)
Alis merupakan rambut-rambut halus yang terdapat diatas mata. Alis mata berfungsi
sebagai pelindung mata, penahan berbagai macam kotoran yang bisa memasuki mata,
selain itu rambut alis mata juga menambah kepekaan pada kulit untuk merasakan objek
asing yang berada di dekat mata.
b. Kelopak Mata (Palpebra)
Kelopak mata ialah lipatan kulit yang lunak yang berfungsi menutupi dan melindungi
mata. Kelopak mata terdiri atas kelopak mata atas dan bawah. Fungsi kelopak mata
sebagai pelindung yaitu apabila ada gangguan pada mata (menutup/membuka mata).
Bagian kelopak yang berlipat (tarsus) pada kedua tarsus tersebut terdapat kelenjar
tarsalia, sebasea dan keringat. Kelopak mata atas terdiri dari muskulus levator palpebra
superior.
c. Bulu Mata (siliae)
Bulu mata yaitu rambut-rambut halus yang terdapat ditepi kelopak mata. Rambut-rambut
pada bulu mata berfungsi untuk melindungi mata dari debu, keringat atau air agar tidak
masuk ke mata. Bulu mata merupakan rambut yang sangat lembut.
d. Kelenjar air mata (Aparatus Lakrimalis)
Kelenjar lakrimalis terletak pada sebelah atas dan lateral dari bola mata. Air mata
berfungsi untuk menjaga mata dari bakteri, membantu kelopak mata bergerak di bola
mata, membersihkan kotoran yang menempel di bola mata.
2. Bagian dalam mata
Bagian-bagian mata dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2. Anatomi dalam mata


a. Sklera (bagian putih mata) merupakan lapisan luar mata berupa selubung berserabut
putih dan relatif kuat.
b. Konjungtiva Merupakan selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan
bagian luar sklera.
c. Kornea adalah lapisan mata paling depan, struktur transparan yang menyerupai
kubah dan merupakan pembungkus dari iris, pupil, dan bilik anterior serta berfungsi
memfokuskan benda dengan cara refraksi, tebalnya 0,5 mm sedangkan lensa terdiri
dari kristal mempunyai dua permukaan dengan jari-jari kelengkungan 7,8 mm
fungsinya adalah memfokuskan objek pada berbagai jarak.
d. Lapisan koroid merupakan lapisan tipis di dalam sklera yang berisi pembuluh darah
dan suatu bahan pigmen, tidak menutupi kornea.
e. Pupil Merupakan daerah hitam di tengah-tengah. fungsinya mengatur cahaya yang
masuk.
f. Iris merupakan jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang
kornea dan di depan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata
dengan cara merubah ukuran pupil.
g. Lensa Lensa mata menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya pada retina.
Fungsi lensa mata adalah mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya jatuh tepat pada
bintik kuning retina. Untuk melihat objek yang jauh (cahaya datang dari jauh), lensa
mata akan menipis. Sedangkan untuk melihat objek yang dekat (cahaya datang dari
dekat), lensa mata akan menebal.
h. Retina Merupakan lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang
bola mata, berfungsi mengirimkan pesan visual melalui saraf optikus ke otak. Retina
terbagi menjadi 10 lapisan dan memiliki reseptor cahaya aktif yaitu sel batang dan
sel kerucut pada lapisan ke-9.
i. Saraf optikus Merupakan kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visual
dari retina ke otak.
j. Bintik buta merupakan cakram optic yang merupakan bagian fovea dekat hidung,
merupakan tempat percabangan serat saraf dan pembuluh darah ke retina, tidak
mengandung sel batang ataupun kerucut, terletak pada region sekitar 13° 18°.
k. Humor aqueous merupakan cairan jernih dan encer yang mengalir di antara lensa
dan kornea (mengisi segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi
lensa dan kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris.
l. Humor vitreous merupakan gel transparan/cairan kental yang terdiri dari bahan
berbentuk serabut, terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisi segmen
posterior mata).
C. Sistem optik mata
Sistem optik mata memiliki ciri khusus sebagai berikut;
a. Mata dapat mengamati kejadian pada sudut yang sangat besar selagi memandang sebuah
benda yang terletak tepat didepannya secara cermat
b. Berkedip merupakan alat pembersih dan pelumas built-in (terpasang tetap dan siap
pakai) bagi lensa depan (kornea).
c. Terdapat sistem pemfokusan otomatis cepat yang memungkinkan kita melihat benda
sampai sedekat 20 cm (sekitar 8 in) dalam satu detik dan kemudian melihat benda jauh.
Pada keadaan rileks, focus untuk mata normal terpasang untuk jarak “tak terhingga”
(melihat jauh )
d. Mata dapat bekerja secara efektif menerima cahaya dengan rentang intensitas yang
sangat lebar, yaitu sekitar 10 milyar berbanding satu (1010:1), siang hari yang terik
sampai malam gulita.
e. Mata memiliki sistem penyesuaian bukaan lensa yang otomatis (iris)
f. Kornea memiliki penghapus goresan yang built-in; walaupun tidak dapat pasokan darah,
kornea terdiri dari sel-sel hidup dan dapat memperbaiki kerusakan lokal
g. Mata memiliki sistem pengendali tekanan otomatis yang mempertahankan tekanan
internalnya sekitar 1,6 kPa (12mmHg) sehingga bentuk bola mata dapat dipertahankan.
cepat kembali ke bentuknya semula.
h. Mata terletak di wadah yang terlindung kuat yang hampir seluruhnya diliputi tulang.
Masing-masing mata bersandar pada bantalan lemak yang meredam goncangan keras
i. Bayangan tampak terbalik di retina peka-cahaya di bagian belakang bola mata tetapi otak
secara otomatis mengoreksi hal ini
j. Otak memadukan bayangan dari kedua mata sehingga kita memiliki persepsi kedalaman
yang baik dan penglihatan tiga dimensi sejati. Apabila penglihatan diri salah satu mata
lenyap, penglihatan dari mata yang tersisa masih memadai untuk sebagian besar
kebutuhan
k. Otot mata memungkinkan mata bergerak fleksibel ke atas dank e bawah, ke samping,
dan secara diagonal. Setelah sedikit latihan, mata bahkan dapat dibuat bergerak
melingkar.

Gambar 3. Enam otot mata kenan memungkinkan mata melakukan beragam gerakan. Otot-
otot bekerja berpasangan: satu pasang mengendalikan gerakan ke atas dan ke
bawah (U-D), satu pasang mengendalikan gerakan ke kiri dank e kanan (L-R) dan
satu pasang mengendalikan gerakan rotasi (R). Otot rotasi berjalan melewati
lengkung tulang. Keenam otot melekat ke tengkorak di belakang mata.
Indra penglihatan terdiri dari tiga komponen utama: (1) mata yang memfokuskan
bayangan dari dunia luar ke retina peka-cahaya, (2) sistem jutaan saraf yang menyalurkan
informasi jauh ke dalam otak dan (3) koreks penglihatan, bagian dari otak tempat “semua
dipadukan”. Kebuataan terjadi apabila salah satu dari ketiganya tidak berfungsi.

D. Mekanisme penglihatan dan pembentukan bayangan pada Mata


Manusia memiliki indera penglihatan sebagai alat untuk melihat. Melihat adalah suatu
prosesinterpretasi benda oleh indera penglihatan dengan memanfaatkan pantulan cahaya .
Setiap benda memiliki energi yang sebanding dengan panjang gelombang tertentu. Saat suatu
benda terkena radiasi cahaya pada panjang gelombang sinar tampak (visible), makaenergi
yang sebanding dengan panjang gelombang yang dimiliki oleh benda tersebut
akanditeruskan, sedangkan energi yang sebanding dengan panjang gelombang yang
berbeda akan diserap. Sehingga panjang gelombang yang diteruskan tersebut akan sampai
pada mata kita.
 Cahaya yang masuk pertama-tama akan melewati selaput kornea sebagai lapisan
terluar dari mata. Selanjutnya cahaya akan diteruskan ke dalam rongga mata oleh pupil. Pupil
adalah lubang di tengah bola mata yang dibentuk oleh iris. Fungsi iris sama seperti diafragma
pada kamera, yaitu untuk mengatur banyak dan sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam
rongga mata. Saat cahaya tersedia banyak, maka iris akan membuat pupil mengecil agar
cahaya yang masuk tidak berlebih. Sementara saat cahaya yang tersedia sedikit, maka
iris akan membuat pupil melebar sehingga cahaya yang masuk akan
semakin banyak. Setelah melalui pupil, cahaya akan menuju lensa mata yang
menjadikan bayangan benda menjadi nyata, tegak dan diperkecil. Selanjutnya bayangan
benda akan jatuh pada retina tepat di bintik kuning. bayangan benda kemudian akan
diteruskan kepusat syaraf. di otak bayangan benda dikembalikan ke bentuk semula,sehingga
kita mendapat kesan melihat.
mekanisme melihat dapat diuraikan sebagai berikut :
Sumber cahaya

Masuk ke mata melalui kornea

Melewati pupil yang lebarnya diatur oleh iris

Dibiaskan oleh lensa

Terbentuk bayangan diretina yang bersifat nyata, terbalik, dperkecil

Sel-sel batang dari sel kerucut meneruskan sinyal cahaya melalui saraf optik

Otak membalikkan lagi bayangan yang terlihat di retina

Obyek terlihat sesuai aslinya
Cahaya merupakan salah satu dari suatu spektrum gelombang electromagnet. Panjang
gelombang cahaya adalah 400-700 nm yang dapat merangsang sel batang (rod cell) dan
kerucut (cone cell) sehingga dapat terlihat oleh kita. Gelombang cahaya antara 400-700 nm
ini akan terlihat sebagai suatu spektrum warna.
Retina mengandung struktur indra cahaya yang sangat halus yaitu sel batang dan sel kerucut
dan memancarkan informasi yang diterima saraf optik dan dikirim ke otak. Apabila kita ingin
melihat benda yang jauh letaknya maka otot siliari akan mengendor dan berakibat sistem
lensa kornea berada pada panjang fokus maksimumnya yaitu kira-kira 2,5 cm (jarak dari
kornea ke retina). Bila letak benda didekatkan maka otot siliari akan meningkatkan
kelengkungan lensa sehingga mengurangi panjang fokusnya dan bayangan akan difokuskan
ke retina. Proses perubahan kelengkungan lensa inilah yang disebut akomodasi. Sebagai
contoh, seseorang yang usianya 10 tahun maka titik dekatnya dapat sekitar 7 cm di depan
mata, sedang seseorang yang usianya 60 tahun maka titik dekatnya dapat sekitar 200 cm.
Bagaimana proses pembentukan bayangan di retina jika mata kita melihat suatu benda?
Proses pembentukan bayangan di retina ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. proses pembentukan bayangan di retina


Benda yang tingginya Y terletak pada jarak S1 maka tampak kecil karena bayangan yang
terbentuk di retina kecil dengan tinggi bayangan y‟. Bayangan yang ditangkap di retina
adalah nyata, terbalik, dan diperkecil. Otak kitalah yang menerjemahkan sehingga kalau kita
melihat suatu benda maka kita dapat melihat seolah-olah bayangan tegak dan tidak terbalik.

E. Daya Akomodasi Mata


Bola mata memiliki bentuk yang tetap, sehingga jarak lensa mata ke retina juga tetap. Hal ini
berarti jarak bayangan yang dibentuk lensa mata selalu tetap, padahal jarak benda yang kita
lihat berbeda. Bagaimana supaya Anda tetap dapat melihat benda dengan jarak bayangan
yang terbentuk tetap, meskipun jarak benda yang dilihat berubah? Tentu kita harus mengubah
jarak fokus lensa mata, dengan cara mengubah kecembungan lensa mata. Hal inilah yang
menyebabkan Anda bisa melihat benda yang memiliki jarak berbeda tanpa mengalami
kesulitan.
Gambar 4. Daya akomodasi mata
Lensa mata dapat mencembung atau pun memipih secara otomatis karena adanya otot
akomodasi (otot siliar). Untuk melihat benda yang letaknya dekat, otot siliar menegang
sehingga lensa mata mencembung dan sebaliknya untuk melihat benda yang letaknya jauh,
otot siliar mengendur (rileks), sehingga lensa mata memipih. Kemampuan otot mata untuk
menebalkan atau memipihkan lensa mata disebut daya akomodasi mata. Agar benda/objek
dapat terlihat jelas, objek harus terletak pada daerah penglihatan mata, yaitu antara titik dekat
dan titik jauh mata. Titik dekat (punctum proximum = pp) adalah titik terdekat yang masih
dapat dilihat dengan jelas oleh mata (± 25 cm). Pada titik dekat ini lensa mata akan
mencembung maksimal. Titik jauh (punctum remotum = pr) adalah titik terjauh yang masih
dapat dilihat dengan jelas oleh mata, jaraknya tak terhingga. Pada titik jauh ini, lensa mata
akan memipih maksimal.
Mata Normal Jarak terdekat yang dapat difokuskan mata disebut titik dekat mata (PP
= punctum proximum). Untuk orang dewasa muda biasanya mempunyai titik dekat 25 cm,
walaupun anak-anak sering kali bisa memfokuskan benda pada jarak 10 cm. Selanjutnya,
semakin tua usia seseorang, kemampuan berakomodasi makin kurang dan titik dekat
bertambah. Adapun jarak terjauh di mana benda masih dapat terlihat jelas disebut titik jauh
(PR = punctum remotum). Untuk mata normal adalah mata yang memiliki titik dekat PP = 25
cm dan titik jauh PR = tak berhingga. Mata “normal” lebih merupakan idealisasi daripada
kenyataan. Sebagian besar populasi manusia memiliki mata yang tidak berakomodasi dalam
kisaran normal yaitu 25 cm sampai tak berhingga, atau memiliki kelainan mata atau yang
dikenal sebagai cacat mata. Kelainan mata yang umum adalah rabun jauh dan rabun dekat.
Keduanya dapat ditolong dengan lensa, baik kacamata maupun lensa kontak. Sekarang dapat
timbul pertanyaan, apakah semua mata manusia itu normal? Ternyata banyak orang yang
memiliki titik dekat atau titik jauh yang tidak sesuai dengan sifat mata normal. Mata yang
sifatnya tidak normal dinamakan mata rabun. Mata yang rabun ini berarti lensa matanya tidak
dapat berakomodasi secara normal. Keadaan mata yang tidak normal dapat dibantu dengan
alat yang kita kenal kaca mata. Daya kaca mata yang dibutuhkan memenuhi persamaan :
1 1 1
= + .
f s s'
Dimana S adalah jarak benda yang diharapkan untuk dapat dilihat. Sedangkan S’ adalah
bayangan oleh lensa yang harus bersifat maya sehingga bernilai negatif. Kemudian daya
lensa bersatuan dioptri sehingga S dan S’ harus dalam meter atau boleh cm tetapi
persamaannya menjadi seperti berikut
100 100 100
P=- atau P = −
f PP PPr
Dimana : P : Daya/Kekuatan kaca mata (dioptri)
PP = titik dekat mata normal (cm)
PPr = titik dekat mata rabun (cm)

F. Refraksi Mata
Sistem lensa mata yang positif menyebabkan terkumpulnya sinar hasil pembiasan pada retina.
Posisi bintik kuning retina sendiri terletak pada garis median dari sistem lensa mata. Bila
sinar datang sejajar sumbu utama akan dibelokan melalui jari-jari lensa, sedangkan bila sinar
datang melalui pusat kelengkungan lensa akan diteruskan dan bila sinar datang dari arah
selain itu akan dibelokan sejajar sumbu utama.

Gambar 5. Bentuk refraksi sinar pada mata.


Konvergensi tepat pada retina hanya diperoleh bila benda yang dilihat berada 6 meter atau
lebih jauhnya dari mata. Bila jarak benda kurang dari 6 meter, maka konvergensi berkurang
dan bayangan yang terbentuk tidak tepat pada retina. Jarak 6 meter adalah jari-jari
kelengkungan lensa mata, sehingga benda harus berada di ruang 3 agar bayangan yang
terbentuk tepat pada retina. Semakin jauh jarak benda, semakin jelas bayangan yang
terbentuk.
Kelainan Refraksi
Pada mata normal bayangan benda akan jatuh tepat pada retina. Kelainan refraksi mata
dihasilkan dari penurunan dan penambahan konvergensi sistem lensa mata.
a. Rabun Jauh (Miopi) Mata miopi atau rabun jauh adalah mata yang hanya dapat memfokuskan
benda pada jarak dekat. Titik jauh mata tidak berada pada tak berhingga tetapi jarak yang
lebih dekat, sehingga benda jauh tidak terlihat jelas.
Rabun jauh atau miopi biasanya disebabkan oleh lensa mata yang terlalu cembung, sehingga
bayangan benda yang jauh terfokus (jatuh) di depan retina. Dengan menggunakan lensa
divergen (cekung), dapat menyebabkan berkas sinar sejajar menyebar, sehingga
memungkinkan berkas-berkas sinar biasnya terfokus pada retina.

Gambar 6. Proses pembentukan bayangan yang terbentuk di belakang retina pada orang yang
menderita rabun jauh dan setelah dibantu lensa cekung.
b. Rabun Dekat (Hipermetropi)
Hipermetropi atau rabun dekat adalah mata yang tidak dapat memfokuskan benda pada jarak
dekat. Walaupun benda-benda jauh biasanya terlihat jelas, titik dekat (PP) agak lebih besar
dari mata “normal” 25 cm, yang menyebabkan sulit membaca. Kelainan ini disebabkan lensa
mata terlalu pipih sehingga bayangan benda yang dilihat terbentuk di belakang retina. Cacat
mata ini dapat ditolong dengan lensa konvergen (cembung).
Gambar 7. proses pembentukan bayangan yang terbentuk di belakang retina pada orang yang
menderita rabun dekat dan dibantu lensa cembung
c. Astigmatisma
Astigmatisma biasanya disebabkan oleh kornea atau lensa yang kurang bundar sehingga
benda titik difokuskan sebagai garis pendek, yang mengaburkan bayangan. Hal ini
dikarenakan kornea berbentuk sferis dengan bagian silindrisnya bertumpuk. lensa silindris
memfokuskan titik menjadi garis yang paralel dengan sumbunya. Mata astigmatisma
memfokuskan berkas pada bidang vertikal, katakanlah pada jarak yang lebih dekat dengan
yang dilakukannya untuk berkas pada bidang horizontal. Astigmatisma dapat ditolong dengan
menggunakan lensa silindris yang mengimbanginya.

Gambar 8. proses pembentukan bayangan yang terbentuk pada orang yang menderita
astigmatigma dan dibantu lensa silindris.
Lensa untuk mata yang rabun jauh atau rabun dekat serta astigmatisma dibuat dengan
permukaan sferis dan silindris yang bertumpuk, sehingga radius kelengkungan lensa korektif
berbeda pada bidang yang berbeda.
d. Presbiopi
Presbiopi adalah suatu keadaan dimana lensa kehilangan elastisitasnya karena betambahnya
usia. Dengan demikian lensa mata tidak dapat berakomodasi lagi dengan baik. Umumnya
penderita akan melihat jelas bila objeknya jauh, tetapi perlu kacamata cembung untuk melihat
objek dekat.
e. Hemeralopi (rabun senja)
Hemeralopi adalah gangguan mata yang disebabkan kekurangan vitamin A. Penderita rabun
senja tidak dapat melihat dengan jelas pada waktu senja hari.Keadaan seperti itu apabila
dibiarkan berlanjut terus mengakibatkan kornea mata bisa rusak dan dapat menyebabkan
kebutaan.Oleh karena itu, pemberian vitamin A yang cukup sangat perlu dilakukan.
f. Katarak
Katarak adalah cacat mata yang disebabkan pengapuran pada lensa mata sehingga
penglihatan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang. Umumnya katarak terjadi pada
orang yang telah lanjut usia.
g. Buta Warna
Buta warna merupakan gangguan penglihatan mata yang bersifat menurun. Penderita buta
warna tidak mampu membedakan warna-warna tertentu, misalnya warna merah, hijau, atau
biru.Buta warna tidak dapat diperbaiki atau disembuhkan.
h. Konjungtivitas (menular)
Merupakan penyakit mata akibat iritasi atau peradangan akibat infeksi di bagian selaput yang
melapisi mata.
i. Trakoma (menular)
Infeksi pada mata yang disebabkan bakteri Chlamydia trachomatis yang berkembang biak di
lingkungan kotor atau bersanitasi buruk serta bisa menular.
j. Keratokonjungtivitas Vernalis (KV)
Penyakit iritasi/peradangan pada bagian kornea (selaput bening) akibat alergi sehingga
menimbulkan rasa sakit
k. Selulitis Orbitalis (SO)
Penyakit mata akibat peradangan pada jaringan di sekitar bola mata.
l. Endoftalmitis
Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata sehingga bola mata
bernanah.Kejadian endoftalmitis merupakan kasus yang sangat jarang, namun mungkin
terjadi pada klien terutama setelah menjalani operasi atau pascatrauma dengan benda asing
intraocular atau pada pengguna prosthesis mata.
m. Blefaritis
Blefaritis adalah peradangan bilateral subakut atau menahun pada tepi kelopak mata (margo
palpebra). Biasanya, blefaritis terjadi ketika kelenjar minyak di tempat tumbuhnya bulu mata
mengalami gangguan. Ketika kelenjar minyak ini terganggu, akan terjadi pertumbuhan
bakteri yang melebihi biasanya, menyebabkan peradangan kelopak mata
n. Glukoma
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang
secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin
berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran
cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola
mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata
tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.
DAFTAR PUSTAKA

Malau, Daniaty. 2019. Modul Biofisika. Jakarta: Universitas Kristen Indonesia.


Widyawati. 2015. Analisis Fisika Terbentuknya Bayangan pada Mata. Jurnal ilmiah
Pendidikan Fisika ‘Al-BiruNi’04(2)(2015)285-297.
https://docplayer.info/297147-Biofisika-3-fisika-indera.html (shinta sutedja) diunduh 9
februari 2023
https://adoc.pub/2011-indera-mata-paryono.html 2011. Diunduh 10 februari 2023
https://adoc.pub/bab-iii-indera-penglihatan.html
https://thyroidgland.ru/id/disease/cvet-i-zrenie-cheloveka-vliyanie-sveta-additivnyi-sintez-
sveta/ diunduh 11 februari 2023

Anda mungkin juga menyukai