Disusun oleh:
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan
Karunia-Nya kepada kita sehingga dapat menyelesaikan tugas Biofisika yang berjudul “Mata dan
Biofisika Penglihatan” tepat pada waktunya.
Makalah ini telah disusun dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar
proses pembuatan makalah. Oleh sebab itu, penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis
menerima segala saran dan kritik dari pembaca guna perbaikan makalah ini nantinya.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi
terhadap pembaca.
Penulis
MATA DAN BIOFISIKA PENGLIHATAN
A. Pengertian Mata
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Setiap mata mempunyai
lapiisan reseptor, sistem lensa untuk memusatkan cahaya pada reseptor dan system saraf
untuk menghantarkan impuls dari reseptor ke otak. Mata manusia dapat dijelaskan analog
dengan kamera, sehingga cahaya atau sinar jatuh pada retina dan cahaya dipatahkan oleh
sebuah lensa. Mata disebut juga fotoreseptor, karena mata sangat peka terhadap
rangsangan cahaya. Mata memiliki sejumlah reseptor khusus untuk mengenali perubahan
sinar dan warna. Peran mata paling sederhana yaitu mengetahui apakah lingkungan
sekitarnya terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan
pengertian visual. Banyak pengetahuan yang diperoleh melalui suatu penglihatan. Untuk
membedakan gelap dan terang tergantung atas penglihatan seseorang.
Mata adalah organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi optikal untuk melihat
dan saraf untuk transduksi (mengubah bentuk energi ke bentuk lain) bentuk sinar.
Setiap mata mengandung sekitar 126 juta fotoreseptor (120 juta reseptor batang dan 6 juta
reseptor konus) dan hanya 1,5 juta sel ganglion. Ini berarti bahwa terdapat
sejumlah besar konvergensi dari reseptor dan sel bipolar menjadi sel ganglion, tetapi hal ini
tidak terjadi secara seragam di kedua sisi retina.
Menurut Wahyuni, (2022) Mata merupakan organ indra rumit, mata disusun dari bercak
sensitif cahaya primitive. Dalam selubung perlindungannya mata mempunyai lapisan
reseptor, sistem lensa pemfokuskan cahaya atas reseptor. Mata dibentuk untuk menerima
rangsangan berkas cahaya pada retina, lalu dengan perantaraan serabut-serabut nervus
optikus mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak untuk ditafsirkan.
Menurut Agung, (2017) Mata merupakan indra penglihatan, dimana proses penglihatan
ini dibantu oleh beberapa komponen yang merupakan suatu sistem optika adaptif dimana
lensa kristalin dapat berubah ketebalannya untuk membentuk fokus cahaya pada retina.
Terdapat dua komponen utama dalam sistem optik pada mata yaitu kornea dan lensa, dimana
keduanya berperan sebagai komponen refraksi dengan kekuatan terbesar. Proses
penglihatan dimulai dari masuknya cahaya ke kornea sampai dengan pembentukan bayangan
di retina, dimana energi cahaya akan diproses menjadi sinyal elektrokimia yang akan
dilanjutkan dan diproses di otak.
B. Bentuk dan struktur anatomi mata
Mata berbentuk seperti bola, terletak didalam rongga mata. Dinding rongga mata
merupakan tulang-tulang tengkorak yang keras. Hal ini baik sekali untuk melindungi mata
yang lunak. Bola mata mempunyai garis tengah kira-kira 2,5 cm. bagian depannya bening.
Mata terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan luar (fibrus) yang merupakan penyangga, lapisan
tengah (vaskuler), dan lapisan dalam.
Menurut ilmu anatomi mata manusia terbagi menjadi dua bagian yaitu: bagian luar dan
bagian dalam.
1. Bagian Luar
Gambar 3. Enam otot mata kenan memungkinkan mata melakukan beragam gerakan. Otot-
otot bekerja berpasangan: satu pasang mengendalikan gerakan ke atas dan ke
bawah (U-D), satu pasang mengendalikan gerakan ke kiri dank e kanan (L-R) dan
satu pasang mengendalikan gerakan rotasi (R). Otot rotasi berjalan melewati
lengkung tulang. Keenam otot melekat ke tengkorak di belakang mata.
Indra penglihatan terdiri dari tiga komponen utama: (1) mata yang memfokuskan
bayangan dari dunia luar ke retina peka-cahaya, (2) sistem jutaan saraf yang menyalurkan
informasi jauh ke dalam otak dan (3) koreks penglihatan, bagian dari otak tempat “semua
dipadukan”. Kebuataan terjadi apabila salah satu dari ketiganya tidak berfungsi.
F. Refraksi Mata
Sistem lensa mata yang positif menyebabkan terkumpulnya sinar hasil pembiasan pada retina.
Posisi bintik kuning retina sendiri terletak pada garis median dari sistem lensa mata. Bila
sinar datang sejajar sumbu utama akan dibelokan melalui jari-jari lensa, sedangkan bila sinar
datang melalui pusat kelengkungan lensa akan diteruskan dan bila sinar datang dari arah
selain itu akan dibelokan sejajar sumbu utama.
Gambar 6. Proses pembentukan bayangan yang terbentuk di belakang retina pada orang yang
menderita rabun jauh dan setelah dibantu lensa cekung.
b. Rabun Dekat (Hipermetropi)
Hipermetropi atau rabun dekat adalah mata yang tidak dapat memfokuskan benda pada jarak
dekat. Walaupun benda-benda jauh biasanya terlihat jelas, titik dekat (PP) agak lebih besar
dari mata “normal” 25 cm, yang menyebabkan sulit membaca. Kelainan ini disebabkan lensa
mata terlalu pipih sehingga bayangan benda yang dilihat terbentuk di belakang retina. Cacat
mata ini dapat ditolong dengan lensa konvergen (cembung).
Gambar 7. proses pembentukan bayangan yang terbentuk di belakang retina pada orang yang
menderita rabun dekat dan dibantu lensa cembung
c. Astigmatisma
Astigmatisma biasanya disebabkan oleh kornea atau lensa yang kurang bundar sehingga
benda titik difokuskan sebagai garis pendek, yang mengaburkan bayangan. Hal ini
dikarenakan kornea berbentuk sferis dengan bagian silindrisnya bertumpuk. lensa silindris
memfokuskan titik menjadi garis yang paralel dengan sumbunya. Mata astigmatisma
memfokuskan berkas pada bidang vertikal, katakanlah pada jarak yang lebih dekat dengan
yang dilakukannya untuk berkas pada bidang horizontal. Astigmatisma dapat ditolong dengan
menggunakan lensa silindris yang mengimbanginya.
Gambar 8. proses pembentukan bayangan yang terbentuk pada orang yang menderita
astigmatigma dan dibantu lensa silindris.
Lensa untuk mata yang rabun jauh atau rabun dekat serta astigmatisma dibuat dengan
permukaan sferis dan silindris yang bertumpuk, sehingga radius kelengkungan lensa korektif
berbeda pada bidang yang berbeda.
d. Presbiopi
Presbiopi adalah suatu keadaan dimana lensa kehilangan elastisitasnya karena betambahnya
usia. Dengan demikian lensa mata tidak dapat berakomodasi lagi dengan baik. Umumnya
penderita akan melihat jelas bila objeknya jauh, tetapi perlu kacamata cembung untuk melihat
objek dekat.
e. Hemeralopi (rabun senja)
Hemeralopi adalah gangguan mata yang disebabkan kekurangan vitamin A. Penderita rabun
senja tidak dapat melihat dengan jelas pada waktu senja hari.Keadaan seperti itu apabila
dibiarkan berlanjut terus mengakibatkan kornea mata bisa rusak dan dapat menyebabkan
kebutaan.Oleh karena itu, pemberian vitamin A yang cukup sangat perlu dilakukan.
f. Katarak
Katarak adalah cacat mata yang disebabkan pengapuran pada lensa mata sehingga
penglihatan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang. Umumnya katarak terjadi pada
orang yang telah lanjut usia.
g. Buta Warna
Buta warna merupakan gangguan penglihatan mata yang bersifat menurun. Penderita buta
warna tidak mampu membedakan warna-warna tertentu, misalnya warna merah, hijau, atau
biru.Buta warna tidak dapat diperbaiki atau disembuhkan.
h. Konjungtivitas (menular)
Merupakan penyakit mata akibat iritasi atau peradangan akibat infeksi di bagian selaput yang
melapisi mata.
i. Trakoma (menular)
Infeksi pada mata yang disebabkan bakteri Chlamydia trachomatis yang berkembang biak di
lingkungan kotor atau bersanitasi buruk serta bisa menular.
j. Keratokonjungtivitas Vernalis (KV)
Penyakit iritasi/peradangan pada bagian kornea (selaput bening) akibat alergi sehingga
menimbulkan rasa sakit
k. Selulitis Orbitalis (SO)
Penyakit mata akibat peradangan pada jaringan di sekitar bola mata.
l. Endoftalmitis
Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata sehingga bola mata
bernanah.Kejadian endoftalmitis merupakan kasus yang sangat jarang, namun mungkin
terjadi pada klien terutama setelah menjalani operasi atau pascatrauma dengan benda asing
intraocular atau pada pengguna prosthesis mata.
m. Blefaritis
Blefaritis adalah peradangan bilateral subakut atau menahun pada tepi kelopak mata (margo
palpebra). Biasanya, blefaritis terjadi ketika kelenjar minyak di tempat tumbuhnya bulu mata
mengalami gangguan. Ketika kelenjar minyak ini terganggu, akan terjadi pertumbuhan
bakteri yang melebihi biasanya, menyebabkan peradangan kelopak mata
n. Glukoma
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang
secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin
berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran
cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola
mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata
tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.
DAFTAR PUSTAKA