Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BIOLOGI SISTEM INDRA PADA MANUSIA

BAGIAN MATA DAN HIDUNG

Oleh :

1. Adinda Prameswari Putri Andayu (01)


2. I Gede Wastu Nasma Raditya (06)
3. I Kadek Yogiartha Adiwinata (09)
4. Kadek Aris Wedanta (16)
5. Kadek Hira Ratnaduhita Wimala (18)
6. Ni Kadek Bella Olivia Dwi Putri (22)
7. Ni Wayan Kiara Megantari (28)
8. Putu Agung Wira Permana Pendit (29)
9. Putu Dinda Priyah Putri (31)

SMA Negeri 6 Denpasar


Tahun Ajaran 2021/2022
I. PENDAHULUAN
Tubuh Manusia dilengkapi dengan organ organ panca indra, sehingga manusia pun
dapat menerima beberapa jenis rangsangan tertentu. Contoh dalam kehidupan sehari- hari kita
dapat memasak sambal di dapur. Pada saat kita memasak kita dapat melihat wujud dari
sambal yang kita masak dimana artinya panca indra yang kita gunakan adalah mata, serta kita
juga dapat mencium aroma sambal yang kita masak dimana artinya panca indra yang kita
gunakan adalah hidung. Hal tersebut membuktikan bahwa manusia dapat menerima
rangsangan melalui panca Indra. Oleh karena itu, pentingnya kita mempelajari sistem indra
agar kita dapat lebih mengenal organ-organ pada manusia yang termasuk kedalam panca
indra.

II. PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN SISTEM INDRA
Sistem indra adalah salah satu bagian dari sistem koordinasi yang merupakan reseptor
dimana salah satu fungsinya adalah untuk proses informasi indra. Reseptor merupakan satu
atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang
berasal dari luar atau dalam tubuh. Sistem indra juga berfungsi sebagai penghubung manusia
dengan dunia luar, yang dapat menerima keindahan, kemanisan, wewangian ataupun
sebaliknya, untuk kemudian diterima oleh otak. Umumnya, sistem indera yang dikenal adalah
penglihatan (mata), pendengaran (telinga), penciuman (hidung), pengecapan (lidah) dan
peraba (kulit). Setiap indra memiliki sistem deteksinya sendiri untuk mendapatkan informasi
dari lingkungan sekitar yang kemudian dikirim ke otak di mana indra akan diproses dan
digabungkan untuk menciptakan gambaran sensorik yang lengkap tentang lingkungan sekitar
tersebut.

2.2 FUNGSI SISTEM INDRA


1. Sebagai indra penglihatan atau fotoreseptor (penerima rangsang cahaya)
dimana cahaya dan warna akan dideteksi oleh sel-sel di retina di bagian
belakang mata.
2. Sebagai indra pendengar atau fonoreseptor (penerima rangsang suara) dimana
sel-sel rambut di telinga akan bergerak sebagai respons terhadap frekuensi
suara tertentu.
3. Sebagai indra perasa atau kemoreseptor cair dimana indera pengecap di lidah
akan bereaksi terhadap rasa asin, asam, pahit, manis pada makanan kita.
4. Sebagai indra penciuman atau kemoreseptor (penerima rangsang zat kimia)
dimana akan dideteksinya rasa dalam makanan saat udara bergerak dari mulut
ke bagian belakang rongga hidung.
5. Sebagai indra peraba atau mekanoreseptor (penerima rangsang fisik) dimana
berbagai reseptor di kulit akan mendeteksi berbagai jenis sentuhan, termasuk
tekanan dan getaran.
2.3 BAGIAN-BAGIAN SISTEM INDRA

1. MATA
Indra penglihatan manusia adalah mata. Kita dapat mengenal dan melihat suatu benda
yang kita lihat karena adanya kerjasama antara mata dan otak. Ransangan yang terjadi
dibagian mata akan diteruskan ke otak. Disini otak mengolah dan menerjemahkan informasi
yang diterima sehingga menghasilkan informasi secara visual atau berupa suatu perwujudan
penglihatan. Fungsi Mata Secara Umum yakni sebagai indera penglihatan yang umumnya
digunakan untuk melihat objek yang jauh dan dekat atau melihat kondisi di sekitar.

A. STRUKTUR MATA :
1) Lapisan Mata
 Lapisan mata dari luar ke dalam meliputi
a. Tunika Fibrosa, terdiri dari sklera di bagian belakang dan kornea di bagian
depan
b. Tunika Vascular, terdiri atas bagian belakang terdapat koroid, dan dibagian
depan terdapat badan siliaris dan iris
c. Tunika Nervosa, terdiri atas retina.

2) Organ Luar
a. Bulu mata (Siliae) merupakan bagian dari kelopak mata yang berupa helaian
rambut-rambut yang sangat lembut yang berfungsi untuk melindungi mata dari
benda asing serta menyaring cahaya yang akan diterima.
b. Alis mata (Supersillium) merupakan bagian dari mata yang sedikti menonjol
diatas kedua belah kelopak mata dan mempunyai sedikit raambut halus yang
berfungsi untuk melindungi mata dari keringat agar tidak masuk ke bola mata
c. Kelopak mata (Palpebra) merupakan lipatan kulit yang lunak yang menutupi
dan berfungsi untuk melindungi mata dari kekeringan dan debu. Kelopak mata
terdiri dari kelopak mata atas dan bawah, dimana kelopak mata atas terdiri dari
otot levator palpebra superior. Bagian kelopak mata yang berlipat disebut
dengan tarsus yang terdapat kelenjar sebasea dan keringat.
d. Kelenjar Air mata (Aparatus lakrimalis) terletak pada sebelah atas dan
lateral dari bola mata yang dimana berfungsi untuk membasahi permukaan
mata dan mempertahankan kelembapannya.
e. Selaput bening mata (Konjunktiva) merupakan membran tipis dan transparan
yang melindungi kornea mata. Pada konjungtiva akan mengalir air mata yang
dihasilkan oleh kelenjar air mata. Terdapat 2 konjunktiva yaitu konjungtiva
palpebra berwarna merah muda akibat dari pantulan pembuluh darah
didalamnya yang melapisi kelopak mata dan konjungtiva bulbar untuk melapisi
bagian depan bola mata sampai limbus bulbi (menutupi bagian depan bola
mata).
f. Otot mata (Muskulus okuli) terdiri dari 2 tipe yaitu Ekstrinsik dan Intrinsik.
Otot ekstrinsik bersifat volunter (dikendalikan dibawah sadar), diluar bola mta
yang mengontrol pergerakan diluar mata, dan Otot Intrinsik bersifat involunter
(tidak disadari) berada dalam badan ciliary yang mengontrol ketebalan dan
ketipisan lensa, iris dan ukuran pupil.
 Otot orbikularis okuli yang berfungsi untuk menutup kelopak
mata
 Otot levator palpebar superior yang berfungsi mengangkat
kelopak mata

3) Organ Dalam
1. Kornea merupakan bagian yang berupa selaput bening berbentuk kubah, yang
menutupi bagian depan mata yang dimana berfungsi untuk mentransmisi ke otak
dan memfokuskan cahaya. Jika kornea disentuh maka kelopak mata akan menutup
secara reflek.
2. Iris adalah lingkaran berwarna yang terletak di sekeliling biji mata yang posisinya
terlindungi dibelakang kornea dan di depan lensa, iris terdiri atas jaringan ikat dan
otot untuk mengendalikan diameter pupil yang berfungsi sebagai pemberian warna
pada bola mata.
3. Pupil adalah ruang terbuka yang bulat pada iris yang berfungsi sebagai jalan
masuknya cahaya ke dalam mata. Ukuran pupil bervariasi dalam merespon
intensitas caaya dan memfokuskan objek (akomodasi) untuk memperjelas
penglihatan.
 Pada Cahaya Terang pupil akan menyempit dengan tujuan untuk
mengurangi masuknya cahaya kedalam mata
 Pada Cahaya Gelap pupil akan melebar karena otot-otot iris berkontraksi
sehingga lebih banyak cahaya yang sampai ke retina
4. Sklera (bagian putih mata) merupakan bagian dinding mata yang tersusun dari
jaringan ikat fibrosa berwarna putih, yang fungsinya memberikan bentuk pada
bola mata, dan sebagai tempat perlekatan otot ekstrinsik yang bersifat volunteer.
Permukaan luar sklera diliputi jaringan espisklera (elastik tipis) yang mengandung
banyak pembuluh darah yang menutrisi skelra kemudian sklera juga terdiri dari
otot-otot ekstraokular yang berperan dalam mengatur gerakan bola mata.
5. Lensa merupakan suatu kristal yang berbentuk bikonveks, berbentuk cembung
pada kedua permukaanya dan memiliki warna bening dibelakang pupil yang
bersifat elastis dan berada diantara ruang anterior dan posterior
6. Retina (Selaput Jala) yang merupakan lapisan terdalam mata, tipis dan transparan.
bagian bagiannya dari retina :
 Bagian luar, terpigmentasi dan menyimpan vitamin A.
 Bagian dalam, merupakan lapisan jaringan saraf dari sel-sel batang dan sel-
sel kerucut. Sel batang mengandung pigmen rodopsin, tidak sensitif
terhadap warna, dan bekerja pada intensitas cahaya rendah (malam hari).
Sementara itu, sel kerucut mengandung iodopsin, sensitif terhadap warna,
dan bekerja saat intensitas cahaya tinggi (siang hari).
 Lutea makula, area berkas berwarna kekuningan terletak agak lateral dari
pusat.
 Fovea sentralis (bintik kuning), pelekukan sentral lutea makula,
mengandung sel kerucut dan tidak memiliki sel batang, dan bertindak
sebagai pusat visual mata (bayangan objek yang terfokus di bagian ini akan
diinterpretasikan oleh otak). Jika bayangan benda jatuh tepat di bintik
kuning, bayangan akan terlihat dengan jelas.
 Saraf mata, terbentuk dari akson sel-sel ganglion yang keluar dari mata dan
bergabung di sisi superior kelenjar hipofisis membentuk kiasma optik.
 Bintik buta (diskus optik), bagian yang tidak mengandung fotoreseptor.
7. Koroid (dinding mata) merupakan lapisan tengah bola mata. Fungsi koroid
adalah untuk menyuplai oksigen dan nutrisi untuk bagian-bagian mata lainnya,
terutama retina. Umumnya, koroid memiliki warna cokelat kehitaman atau hitam
dengan tujuan agar cahaya tidak dapat dipantulkan kembali dan pada koroid
mengandung banyak pembuluh darah untuk memberikan nutrisi yang berfungsi
sebagai penyuplai oksigen dan nutrisi untuk bagian-bagian mata yang lain,
khususnya retina.
8. Badan siliari mengandung pembuluh darah dan otot bersilia yang berfungsi
dalam akomodasi penglihatan (mengubah fokus objek) yang berfungsi untuk
menjaga agar lensa tetap pada tempatnya serta mengubah bentuk lensa sehingga
cahaya dapat difokuskan pada retina.

4) Ruang Bola Mata


1. Rongga Mata terdiri dari 2 rongga yang memungkinkan cahaya lewat menembus
mata dari kornea ke retina.
 Ruang Anterior berisi aqueous humor yang merupakan cairan bening yang
mengandung nutrisi untuk lensa dan kornea
 Ruang Posterior berisi vitreous humor yang merupakan gel transparan untuk
mempertahankan bentuk bola mata dan posisi retina terhadap kornea
.
B. Mekanisme melihat
1. Cahaya yang dipantulkan oleh benda ditangkap oleh mata, kemudian menembus
kornea dan diteruskan melalui pupil.
2. Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus lensa mata ke
retina.
3. Daya akomodasi lensa mata mengatur cahaya, agar jatuh tepat di bintik kuning
retina.
4. Pada bintik kuning, impuls cahaya disampaikan oleh saraf optik ke otak.
5. Cahaya yang disampaikan ke otak akan diinterpretasikan, sehingga Anda bisa
mengetahui apa yang Anda lihat.

C. Penyakit Mata
1. Katarak
Katarak disebabkan oleh lensa mata yang menjadi buram karena penebalan terjadi
pada organ biasanya juga disebabkan oleh factor usia atau terjadinya kecelakaan di
daerah mata serta genetika.
 Gejala :
a. Pengelihatan kabur
b. Pandangan penderita seperti berkabut
c. Timbulnya bercak putih seperti awan pada lensa
 Pengobatan :
a. Dengan cara melakukan Operasi karena katarak tidak dapat disembuhkan
dengan obat
 Pencegahan :
a. Melindungi mata dari cahaya berlebihan (UV)
b. Mengonsumsi makanan kaya antioksidan (vit. A, C, dan E)
c. Menggunakan penerangan yang cukup saat membaca atau melihat dekat

2. Miopia (Rabun Jauh)


Rabun jauh biasanya disebabkan oleh faktor genetik atau keadaan lingkungan dimana
seseorang tidak dapat melihat benda yang berjarak jauh karena fokus bayangan jatuh
di depan retina
 Gejala :
a. Mengedipkan mata secara berlebihan
b. Sering menggosok gosok mata
c. Pandangan kabur saat melihat objek jauh
 Pengobatan :
a. Operasi lasik dengan sinar laser
b. Menggunakan kacamata minus
 Pencegahan :
a. Batasi waktu pemakaian layer komputer, handphone dll
b. Melakukan pemeriksaan mata secara teratur
c. Mengonsumsi buah-buahan dan sayuran

3. Hipermetropia (Rabun Dekat)


Rabun dekat biasanya disebabkan oleh factor usia dan factor genetika yang dimana
seseorang tidak dapat melihat benda yang berjarak dekat karena fokus bayangan jatuh
dibelakang retina
 Gejala:
a. Mata berair
b. Objek dalam jarak dekat tidak terlihat fokus
c. Maka akan terasa lelah setelah focus melihat objek dekat
 Pengobatan:
a. Menggunakan kacamata berlensa plus
b. Melakukan operasi seperti Refraktif
 Pencegahan :
a. Mengguakan penerangan yang cukup
b. Mengonsumsi mkanan dengan nutrisi lengkap
c. Melindungi mta dari sinar matahari

4. Buta Warna
Buta warna biasanya disebabkan oleh faktor keturunan, didapatkan karena mengalami
cedera mata, serta faktor penuaan. Buta warna ini terjadi ketika sel kerucut, yaitu sel
yang mendeteksi warna terang dan gelap rusak atau tidak berfungsi
 Gejala buta warna berbeda beda tergantung sel pigmen yang tidak berfungsi.
 Gejala Buta warna merah-hijau :
a. Hijau terlihat seperti warna krem
b. Oranye, merah, dan kuning terlihat seperti kehijauan
c. Merah terlihat seperti abu-abu gelap atau kuning kecoklatan
 Gejala Buta warna biru kuning :
a. Biru terlihat kehijauan
b. Kuning terlihat seperti abu abu atau ungu terang
c. Sulit membedkan warna pink dengan kuning dan merah
 Gejala buta warna total :
a. Kesulitan dalam melihat semua warna
b. Hanya dapat melihat warna putih, abu-abu, dan hitam
 Pengobatan : tidak ada obat khusus untuk mengatasi buta warna tetapi bisa juga
menggunakan kacamata dan lensa kontak khusus yang dapat membantu orang
buta warna dalam membedakan warna
 Pencegahan :
a. Menjalani pemeriksaan kesehatan mata ecara teratur
b. Mengonsumsi makanan yang bergizi lengkap dan seimbang
c. Rajin berolahraga

2. HIDUNG (NASAL)
Hidung sebagai indra pembau (penciuman) memiliki kemoreseptor olfaktori yang
berfungsi menerima rangsangan berupa bau atau zat kimia yang berbentuk gas.
Kemoreseptor olfaktori merupakan neuron khusus yang terletak pada epitelium olfaktori
di langit-langit rongga hidung. Epitelium olfaktori mengandung sel penunjang, sel basal,
dan sel olfaktori. Sel olfaktori berupa neuron bipolar yang berakhir pada rambut-rambut
halus (silia yang menonjol ke dalam mukus di dalam rongga hidung.

A. STRUKTUR HIDUNG
1. Lubang Hidung
Lubang hidung merupakan bagian yang mempunyai fungsi untuk melindungi hidung
dari berbagai ancaman dari luar, serta berperan sebagai pengatur ukuran sesuatu yang bisa
masuk ke dalam hidung. Pada manusia terdapat 2 buah lubang hidung yang dipisahkan oleh
septum hidung. Bagian ini berkaitan langsung dengan rongga hidung.
2. Bulu Hidung
Bulu hidung terdiri dari rambut – rambut halus pada hidung yang memiliki fungsi
sebagai penyaring udara yang masuk. Bulu hidung nantinya akan menahan kotoran sehingga
tidak bisa masuk ke sistem pernapasan selanjutnya.
3. Septum Hidung
Septum (pemisah) hidung merupakan bagian yang memisahkan hidung menjadi 2
bagian. Septum hidung memisahkan hidung menjadi 2 bagian (kiri dan kanan) mulai dari
lubang hidung sampai bagian tenggorokan awal. Dinding septum nasi dilapisi dengan lendir
dan mempunyai pembuluh darah sehingga berguna untuk melembabkan dan juga mengatur
suhu udara yang masuk. Septum nasi terbentuk dari tulang dan tulang rawan hidung.

4. Rongga Hidung
Pada rongga hidung diperoleh selaput lendir dan silia (rambut halus). Rongga hidung
memiliki fungsi untuk melanjutkan udara yang masuk kemudian mengarah ke tenggorokkan.
Rongga hidung juga bisa menjaga kelembapan, suhu dan tekanan udara. Dalam melakukan
fungsinya, bagian ini akan dibantu oleh tulang tengkorak yang akan membentuk dinding-
dinding hidung. Ada 4 dinding yang saling berkaitan, yaitu dinding superior (atas), inferior
(bawah), medial (tengah), dan lateral (samping).
5. Saraf Hidung (Saraf Olfaktori)
Saraf hidung atau olfaktori ialah salah satu dari 12 saraf kranial yang berhubungan
langsung dengan otak. Saraf olfaktori ini ialah saraf kranial 1 yang memiliki fungsi sebagai
reseptor utama dalam indera penciuman. Saraf ini akan menerima rangsangan berupa aroma
yang terbawa bersama dengan udara yang dihirup lalu mengirimkan informasi berupa impuls.
Fungsi dari saraf olfaktori akan berkaitan dengan rasa makanan atau minuman yang kita
konsumsi.
6. Sinus Hidung
Septum (pemisah) hidung merupakan bagian yang memisahkan hidung menjadi 2
bagian. Septum hidung memisahkan hidung menjadi 2 bagian (kiri dan kanan) mulai dari
lubang hidung sampai bagian tenggorokan awal. Terdapat Septum nasi atau nasal yang
terbentuk oleh struktur tulang dan tulang rawan dengan dilapisi lendir dan mempunyai
pembuluh darah sehingga berguna untuk melembabkan dan juga mengatur suhu udara yang
masuk.
7. Tulang Rawan Hidung
Tulang rawan pada hidung ialah bagian kuat namun elastis pembentuk bagian ujung
hidung. Tulang rawan memiliki bentuk yang menyusun hidung dan juga menentukan bentuk
hidung. Tulang rawan yang membentuk bagian hidung dinamai tulang rawan hialin yang
memiliki sifat semi transpasan, kuat dan juga fleksibel. Walaupun memiliki sifat kuat dan
elastis, tulang rawan juga bisa rusak jika terjadi benturan yang sangat keras.
8. Silia
Silia merupakan bagian bulu hidung yang sangat halus, silia berfungsi untuk
mengerjakan penyaringan udara yang masuk ke hidung.
9. Selaput Lendir
Selaput lendir pada hidung ialah bagian yang memiliki fungsi untuk menghasilkan
mukus (ingus) jadi hidung dapat terlindung dari berbagai jenis kotoran dan bakteri.
10. Saluran Hidung – Tenggorokkan (Nasofaring)
Bagian belakang hidung ini diperoleh saluran yang berkaitan dengan tenggorokkan.
Pada Nasofaring ada tuba eustachius dan juga tonsil adenoid (faringeal). Nasofaring ini akan
berperan untuk mengatur tekanan udara oleh tuba eustachius (saluran penghubung telinga
dengan tenggorokkan) dan juga sebagai pelindung dari infeksi oleh tonsil adenoid.

B. Mekanisme Menghirup

PERNAPASAN PERUT PERNAPASAN DADA


Inspirasi Inspirasi
1. Otot diafragma berkontraksi 1. Otot tulang rusuk eksternal
2. Otot diafragma mendatar berkontraksi.
3. Rongga dada membesar 2. Tulang rusuk terangkat kedepan.
4. Tekanan udara di rongga dada lebih 3. Volume rongga dada membesar.
kecil dari tekanan udara dilingkungan 4. Tekanan udara di rongga dada lebih
sehingga udara masuk ke paru-paru.
kecil dari tekanan udara diluar,
sehingga udara masuk ke paru-paru.
Ekspirasi
1. Otot diafragma berelaksasi
2. Otot diafragma melengkung Ekspirasi
3. Rongga dada mengempis 1. Otot tulang rusuk eksternal
4. Tekanan udara di rongga dada lebih berelaksasi.
besar dari tekanan udara diluar tubuh, 2. Tulang rusuk menurun.
sehingga udara keluar dari paru-paru 3. Volume rongga dada mengempis.
ke lingkungan. 4. Tekanan udara di rongga dada lebih
besar dari tekanan udara diluar tubuh,
sehingga udara keluar dari paru-paru
ke lingkungan
C. Gangguan Indra Pembau
1. Hiposmia
Hiposmia adalah kondisi indra penciuman kurang mampu mencium bau yang
diakibatkan oleh alergi, cedera kepala, infeksi sepeti flu
 Gejala :
a. Aroma benda yang kuat tercium samar
b. Hidung gatal karena infeksi (flu)

 Pengobatan
a. Memberikan obat-obatan yang disarankan dokter
b. Melakukan pembedahan
c. Melakukan terapi.
 Pencegahan
a. Menghindari Debu yang Berlebih
b. Mencegah Terjadinya Sinus

2. Anosmia
Anosmia adalah hilangnya kemampuan seseorang untuk mencium bau yang
diakibatkan oleh penyumbatan di rongga hidung dan adanya gangguan di dinding
hidung
 Gejala
a. Hilangnya kemampuan indra penciuman
b. Kurangnya nafsu makan
c. Makanan yang dimakan terasa hambar
 Pengobatan
a. Mengonsumsi obat dekongestan untuk anosmia yang disarankan
dokter
b. Mengonsumsi obat antibiotik untuk anosmia yang disarankan dokter
c. Melakukan Operasi, untuk mengatasi anosmia yang disebabkan oleh
kelainan tulang hidung atau polip hidung
 Pencegahan
a. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin
b. Tidak berada di sekitar orang yang sedang sakit
c. Menghentikan kebiasaan merokok
d. Menghindari paparan bahan kimia berbahaya seperti asap rokok

3. Hiperosmia
Hiperosmia adalah kondisi di mana penciuman terlalu sensitif terhadap bau. Biasanya
diakibatkan oleh kehamilan, migrain, alergi mengonsumi obat tertentu dan lain lain.
 Gejala
a. Indra penciuman jadi lebih kuat daripada orang lain
b. Merasa terganggu saat mencium bau tertentu
 Pengobatan
a. Melakukan operasi pengangkatan jika pertumbuhan seperti polip atau
tumor yang menyebabkan hiperosmia
b. Mengonsumsi obat migrain ketika migrain yang menyebabkan
hiperosmia
 Pencegahan
a. Menghindari paparan bau bau yang tajam atau menyengat

4. Sinusitis
Sinusitis yaitu radang tulang-tulang tengkorak di sekitar hidung yang berongga dan
berisi udara yang biasanya diakibatkan oleh flu (common cold), alergi, polip hidung,
pernah mengalami cedera pada hidung, adanya benda asing yang tersangkut di hidung
dan lain lain
 Gejala
a. Nyeri wajah yang memburuk saat menunduk.
b. Keluar cairan kental kuning kehijauan dari hidung atau belakang
tenggorokan.
c. Muncul tekanan pada telinga.
d. Demam, Sakit kepala, batuk, pilek
e. Bau napas tidak sedap.
 Pengobatan
a. Melakukan kompres hangat untuk meredakan nyeri pada hidung dan
sinus.
b. Menggunakan tetes hidung saline yang aman untuk digunakan sendiri.
c. Penggunaan semprotan dekongestan yang dijual bebas.
 Pencegahan
a. Batasi Kontak dengan Orang yang Sakit
b. Minum Banyak Air Putih
c. Berhenti Merokok
d. Istirahat yang cukup

BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Irnaningtyas & Yossa Istiadi . 2016 . Buku Siswa Biologi untuk SMA/MA Kelas XI
Kurikulum 2013 yang Disempurnakan Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam .
Erlangga . Jakarta
Anonim . Tanpa tahun. Anatomi Fisiologi S1 Keperawatan Stikes Yogyakarta . Tersedia pada
https://slideplayer.info/amp/2299973/ (diakses pada tanggal 15 Maret 2023)
Puspita, Septi. 2019. OrganHidung. Tersedia pada
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Organ-Hidung-BPSMG/
materi2.html (diakses pada tanggal 15 Maret 2023)
Sudarbi, Muhammad . 2014 . Makalah Alat Indra . Tersedia pada
https://www.academia.edu/9644455/MAKALAH_ALAT_INDRA . PDF. (diakses pada
tanggal 11 Maret 2023)

Anda mungkin juga menyukai