SISTEM PENGINDRAAN
Disusun Oleh:
NIM : CKX0210014
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam, karena
alam sangat penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Karena itu setiap makhluk
hidup, khususnya manusia harus dapat menjaga keseimbangan alam. Untuk dapat
menjaga keseimbangan alam dan untuk dapat mengenali perubahan lingkungan yang
terjadi, Tuhan memberikan indera kepada setiap makhluk hidup.
Indera ini berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan, baik yang
terjadi di dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada pada makhluk hidup, memiliki
sel-sel reseptor khusus. Sel-sel reseptor inilah yang berfungsi untuk mengenali
perubahan lingkungan yang terjadi. Berdasarkan fungsinya, sel-sel reseptor ini dibagi
menjadi dua, yaitu interoreseptor dan eksoreseptor.
Alat indera adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan
tertentu. Semua organism memiliki reseptor sebagai alat penerima informasi. Informasi
tersebut dapat berasal dari dalam dirinya atau datang dari luar. Reseptor diberi nama
berdasarkan jenis rangsangan yang diterimanya, seperti kemoreseptor (penerima
rangsang zat kimia), fotoreseptor (penerima rangsang cahaya), aodioreseptor (penerima
rangsang suara), dan mekanoreseptor (penerima rangsang fisik, seperti tekanan,
sentuhan, dan getaran). Selain itu dikenal pula beberapa reseptor yang berfungsi
mengenali perubahan lingkungan luar yang dikelompokkan sebagai eksoreseptor.
Sedangkan kelompok reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam tubuh
disebut interoreseptor. Interoreseptor terdapat diseluruh tubuh manusia. Eksoreseptor
yang kita kenal ada lima macam, yaitu indera penglihat(mata), pendengar (telinga),
peraba (kulit), pengecap (lidah), dan pembau (hidung).
1. 2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem indra pada manusia?
2. Apa saja sistem indra pada manusia?
1. 3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui anatomi dan sistem indra pada manusia.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui anatomi mata
2. Mengetahui jenis reseptor pada retina dan fisiologinya
3. Mengetahui anatomi telinga (lebih mendalam pada kohlea)
4. Mengetahui jenis reseptor pada kohlea dan fisiologinya
5. Mengetahui anatomi kulit
6. Mengetahui jenis reseptor pada kulit dan fisiologinya
7. Mengetahui anatomi lidah
8. Mengetahui jenis reseptor pada lidah dan fisiologinya
9. Mengetahui anatomi hidung
10. Mengetahui jenis reseptor pada hidung dan fisiologinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Indera penglihat disebut juga fotoreseptor. Sel fotoreseptor yang terdapat pada
retina dapat dibedakan dua macam, yaitu sel batang (basilus) bertugas menerima
rangsangan cahaya yang tidak berwarna, dan sel kerucut (konus) yang bertugas
menerima rangsangan cahaya yang berwarna atau terang. Sel fotoreseptor bertugas
menerima dan mengubah rangsangan cahaya menjadi impuls, yang selanjutnya oleh
otak diubah menjadi sensasi penglihatan. Terdapat dua tipe umum reseptor cahaya di
retina, yaitu:
1. Sel Kerucut
a. Jumlahnya sekitar 6,5 juta di masing-masing mata.
b. Digunakan untuk penglihatan siang hari (fotopik).
c. Berguna untuk melihat detail halus dan mengenali beragam warna.
d. Tersebar di seluruh retina, terutama di fovea sentralis.
e. Memiliki sensitivitas maksimum di panjang gelombang sekitar 550 nm pada
region kuning-hijau.
2. Sel Batang
a. Jumlahnya sekitar 120 juta di masing-masing mata.
b. Digunakan untuk penglihatan malam hari (skotopik)
c. Berguna untuk penglihatan perifer.
d. Tidak tersebar merata di retina namun memiliki kepadatan maksimum di sudut
sekitar 200̊.
e. Memiliki sensitivitas maksimum di panjang gelombang sekitar 510 nm pada
region biru-hijau.
2.2 Anatomi dan Fisiologi Telinga
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara &
juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga memiliki tiga
bagian yaitu:
2.2.4 Kohlea
Koklea adalah berbentuk seperi rumah keong dengan struktur dua setengah putaran.
Utrikulus dan sakulus adalah kantong membranosa disuatu daerah yang disebut
vestibulum yang terletak di antera koklea dan kanalis semisirkularis. Kanalis Semi
Sirkularis adalah membrane lonjong yang berisi cairan yang terdiri dari 3 duktus
semiserkular, masing-masing berujung pada ampula.Pada ampula terdapat sel
rambut, krista dan kupula Berkaitan dengan sistem keseimbangan tubuh dalam hal
rotasi.
Lidah manusia terdiri atas dua bagian bagian lidah yaitu bagian anterior dan
bagian posterior. Bagian anterior adalah bagian yang terlihat dan terletak di depan. Dua
pertiga bagian dari panjang lidah kita merupakan bagian anterior. Puncak anterior lidah
berciri sempit dan tipis dan mengarah kedepan.
Bagian posterior merupakan bagian lidah yang paling dekat dengan tenggorokan.
Mengisi sepertiga bagian dari panjang keseluruhan lidah kita. Bagian posterior terhubung
dengan tulang hyoid oleh otot-otot hyoglossi dan genioglossus serta membran
hyoglossal. Tulang hyoid disebut juga sebagai tulang lingual, berbentuk seperti sepatu
kuda. Tulang ini pada umumnya bisa ditemukan pada mamalia dan memungkinkan lidah
memiliki pergerakan yang luas. Keberadaan tulang hyoid dan otot genioglossi membuat
lidah bisa menjulur. Berikut adalah penjelasan mengenai anatomi lidah dan fungsinya :
1. Papila
Permukaan lidah memiliki tekstur karena adanya tonjolan-tonjolan yang disebut
papila. Ada tiga jenis papila lidah, yaitu:
a. Papila filiformis, merupakan papila yang berada di dorsum linguae (punggung
lidah) dan bentuknya serupa benang halus (fili berarti benang)
b. Papila sirkumvalata, yaitu papila yang berbentuk bulat (sirkum berarti bulat) dan
tersusun membentuk huruf V di bagian belakang lidah
c. Papila fungiformis, sesuai dengan namanya, berbentuk seperti jamur (fungi berarti
jamur) dan berada di bagian depan lidah.
Terdapat satu jenis papila yang tidak dimiliki oleh manusia, yaitu papila folliata.
Papila folliata hanya ditemukan pada hewan pengerat. Pada papila terdapat taste bud
(tunas pengecap) yang membantu kita dalam mengidentifikasi rasa yang berbeda-beda
pada makanan. Saat kita mengunyah makanan, ada bagian dari makanan tersebut yang
melarut dalam saliva (air liur) dan kontak dengan taste bud yang kemudian
merangsang impuls syaraf yang disebut microvilli. Microvilli adalah serabut syaraf
yang membawa ‘pesan’ dari lidah ke bagian bagian otak. Otaklah kemudian yang
mempersepsikan rasa. Papila sirkumvala dan fungi formis adalah papila yang
berperan utama dalam mengidentifikasi rasa sedang papila filiform memiliki tugas
untuk mencengkram makanan.
2. Suclus Terminalis
Sulcus terminal memiliki bentuk seperti huruf V dan merupakan bagian lidah yang
memisahkan anterior dan posterior lidah. Permukaan anterior terdiri atas puncak dan
ujung lidah, sedangkan posterior terdiri atas akar lidah yang berkaitan dengan tulang
hyoid dan saraf saraf glossopharyngeal.
3. Tonsil
Tonsil merupakan kumpulan dari jaringan getah bening (limfoid) yang terletak di
dalam rongga mulut. Tonsil memiliki fungsi sebagai penyaring bakteri dan kuman
yang masuk ke tubuh baik melalui jalur udara dan alat alat pernafasan maupun lewat
makanan. Berdasarkan letaknya dalam rongga mulut, tonsilterbagia tas tiga jenis ,
yaitu:
a. Tonsil Palatina, merupakan tonsil yang sering disebut sebagai amandel dan terletak
di kiri dan kanan rongga mulut.
b. Tonsil faringers, disebut juga sebagai adenoid dan terletak di bagian dinding
belakang nesofaring.
c. Tonsil lingulis, merupakan tonsil yang terletak pada daerah pintu masuk saluran
nafas dan saluran pencernaan.
4. Frenulum Linguae
Frenulum linguae atau frenulum lidah adalah selaput lendir yang letaknya memanjang
dari lantai mulut hingga ke garis tengah sisi bawah lidah. Frenulum lingua sebenarnya
membatasi pergerakan lidah, bahkan bagi beberapa orang dengan frenulum lingua
lebih pendek mengalami kesulitan berbicara. Fungsi utama dari frenulum lidah adalah
untuk menghubungkan lidah dengan lantai mulut dan menjaga agar lidah tetap pada
tempatnya di dalam mulut.
2.4.2 Otot-Otot Lidah
Sebagaimana telah dijelaskan diawal bahwa lidah tersusun atas oto-otot rangka dan
selaput lendir, otot-otot pembentuk lidah digolongkan kedalam dua bagian, yaitu:
1. Otot Ekstrinsik – Otot Ekstrinsik memiliki fungsi utama untuk mengubah posisi
lidah sehingga memungkinkan untuk menjulur, melakukan gerak dari sisi ke sisi
dan gerakan retraksi.
2. Otot Genioglossus – muncul dari mandibula dan membuat lidah dapat menjulur.
Otot genioglossus juga dikenal sebagai otot keselamatan (safety muscle) karena
merupakan satu-satunya otot lidah yang memiliki gerakan ke depan.
3. Otot Hyoglossus – muncul dari tulang hyoid memiliki fungsi menekan dan
meretraksi lidah sehingga punggung lidah lebih cekung.
4. Otot Styloglossus – timbul dari proses styloid tulang temporal. Membuat kita bisa
memanjangkan dan menarik lidah ke belakang lidah. Styloglossus menarik sisi
lidah ke atas sehingga membuat cekungan untuk menelan
5. Otot Palatoglossus – muncul dari aponeurosis palatina, menekan langit-langit
lunak. Fungsi palatoglossus adalah untuk mengangkat lidah posterior dan
membantu proses inisiasi menelan. Otot ini juga mencegah mengalirnya air liur
dari ruang depan orofaring dengan membentuk lengkungan palatoglossal.
6. Otot Instrinsik – Empat pasang otot instrinsik lidah ada dibagian dalam lidah.
Otot-otot ini mempengaruhi bentuk lidah dengan memperpanjang dan
memperpendek lidah, menggulung dan meluruskan puncak dan tepian lidah serta
mendatarkan dan membulatkan lidah. Otot instrinsik juga berperan dalam proses
berbicara, menelan dan makan.
7. Otot lingitudinal superior – otot ini melintang di permukaan superior lidah,
dibawah membran mukus. Meningkatkan kemampuan untuk menarik lidah serta
membelokkan ujung lidah.
8. Otot longitudinal inferior – melintang dibagian sisi lidah dan bergabung dengan
otot styloglossis
9. Otot vertikal – terletak di bagian tengah lidah dan bergabung dengan otot
longitudinal superior dan otot longitudinal inferior
10. Otot transversi – merupakan otot yang melintang di tengah lidah dan melekat
pada selaput lendir yang ada disepanjang sisi lidah
2.4.3 Syaraf-Syaraf Lidah
Persyarafan pada lidah terdiri atas serabut syaraf motorik, serabut syaraf sensorik
khusus untuk mengecap rasa dan serabut syaraf sensorik umum untuk sensasi. Syaraf
motorik untuk otot intrinsik dan ekstrinsik lidah sebagian besar disuplai oleh serabut
syaraf motorik efferent yang berasal dari syaraf hypoglossal, terkecuali otot
palatoglossus yang persyarafannya dikendalikan oleh syaraf vagus.
Persyarafan rasa dan sensasi berbeda pada lidah anterior dan posterior. Hal ini
disebabkan karena masing-masing bagian lidah tersebut berasal dari strutur
embriologi yang berbeda.
1. Persyarafan pada lidah anterior – Syaraf perasa pada lidah anterior adalah Chorda
Tympani, merupakan percabangan dari syaraf wajah lewat serabut syaraf afferent
visceral khusus. Syaraf sensasi pada lidah anterior diatur oleh cabang syaraf
lingual mandibula dari syaraf trigeminal melalui serabut syaraf aferen somatik
umum.
2. Persyarafan pada lidah posterior – Pada lidah posterior syaraf perasa dan
sensasinya dikendalikan oleh syaraf glossopharyngeal lewat perpaduan serabut
syaraf afferent visceral khusus dan umum.
2.4.4 Suplai Darah ke Lidah
Peredaran darah di lidah terjadi melalui arteri lingual, yang merupakan cabang dari
arteri karotis eksternal dan Vena lingual yang terhubung dengan vena jugularis
internal. Suplai darah sekunder lidah didapat dari cabang tonsilar yang merpakan
bagian dari arteri wajah dan arteri faringealas.
2.4.5 Peta Lidah
Peta lidah adalah konsep yang menunjukkan bahwa bagian lidah tertentu dapat
mengecap rasa dasar tertentu. Adapun pemetaan lidah terhadap empat rasa dasar
adalah sebagai berikut:
1. Rasa Manis dirasakan pada puncak atau ujung lidah.
2. Rasa Asin dirasakan pada bagian tepi lidah (samping kiri dan kanan).
3. Rasa Asam dirasakan pada bagian tepi lidah (samping kiri dan kanan).
4. Rasa Pahit dirasakan pada pangkal lidah.
2.4.6 Jenis Reseptor pada Lidah dan Fisiologisnya
Indra pengecap juga memiliki sel-sel reseptor yang peka terhadap zat-zat kimia,
yaitu kemoreseptor. Adanya zat-zat kimia tersebut dapat merangsang sel-sel reseptor
pada permukaan lidah sehingga menimbulkan impuls-impuls saraf. Selanjutnya,
impuls saraf dikirim ke otak. Otak kemudian mengolah impuls tersebut sehingga kita
dapat mengenal rasa.
Indra pengecap merupakan kemoreseptor pada lidah yang dapat menerima
rangsangan berupa zat yang larut. Indra ini bentuknya sebagai puting-puting pengecap
(papil pengecap) yang mampu membedakan rasa manis, asin, pahit, dan asam. Selain
puting-puting pengecap pada lidah ditemukan puting peraba (pupil peraba) yang
tersebar di seluruh permukaan lidah. Pupil peraba berfungsi untuk membedakan
tekstur makanan, panas-dingin, keras dan lunaknya makanan dan sebagainya. Daerah
lidah yang terdapat puting pengecap adalah sebagai berikut.
1. Bagian tepi depan sebagai reseptor rasa manis.
2. Tepi samping untuk reseptor rasa asam.
3. Bagian depan untuk reseptor asin.
4. Bagian belakang/pangkal lidah sebagai reseptor pahit.
Indra pembau merupakan kemoreseptor yang terdapat pada selaput lender rongga
hidung. Indra ini mampu menerima rangsangan yang berupa gas atau oflaksi. Sel-sel
pembau merupakan sel yang ujungnya mempunyai rambut halus yang berhubungan
dengan urat saraf yang dihubungkan dengan pusat saraf pembau. Kerja sama yang baik
dari indra pembau dan pengecap akan mempengaruhi munculnya selera makan dan
mempengaruhi rasa makanan.
Hidung merupakan indra penciuman. Pada rongga hidung terdapat sel-sel reseptor
yang disebut sel olfaktori. Fungsi sel-sel reseptor ini untuk mendeteksi kandungan kimia
udara yang terhirup. Sel reseptor ini membawa impuls saraf ke otak dan diartikan oleh
otak sehingga kita bisa mencium bermacam-macam bau.
Indera pembau berfungsi untuk menerima bau suatu zat terlarut dalam udara atau air.
Reseptor pembau terletak pada langit-langit rongga hidung, pada bagian yang disebut
epitelium olfaktori. Epitelium olfaktori terdiri dari sel-sel reseptor dan sel-sel penyokong.
Sel resptor olfaktori berbentuk silindris dan mempunyai filamen-filamen seperti rambut
pada permukaan bebasnya. Akson sel olfaktorius berjalan menuju bulbus olfaktorius pada
sistem saraf pusat. Sel-sel olfaktorius didampingi oleh sel-sel penunjang yang berupa
sebaris sel-sel epitel silindris berlapis banyak semu.
Dalam lamina propria tunika mukosa penciuman, selain terdapat banyak pembuluh
darah dan saraf, ditemukan juga kelenjar-kelenjar jenis tubulo alveolardengan sel-sel
seromukosa yang dengan PAS-positif. Saluran ekskresi kelenjar ini bermuara ke epitel
permukaan dan aliran ekskresinya terus-menerus membersihkan bagian apikal sel-sel
penciuman. Dalam hal ini senyawa-senyawa yang merangsang rasa penciuman secara
tetap disingkirkan, jadi mempertahankan reseptor-reseptor selalu dalam keadaan siap
menerima stimulus yang baru.
Pembau dan pengecap saling bekerja sama, sebab rangsangan bau dari makanan
dalam rongga mulut dapat mencapai rongga hidung dan diterima oleh reseptor olfaktori.
Keadaan ini akan terganggu ketika kita sakit pilek, di mana hubungan antara rongga
hidung dan rongga mulut terganggu, sehingga uap makan dari makanan di mulut tidak
dapat mencapai rongga hidung dan makanan seakan-akan kehilangan rasanya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anatomi mata
1) Sklera: Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat
melekatnya bola mata.
2) Otot-otot mata, adalah Otot-otot yang melekat pada mata, terdiri dari: muskulus
rektus superior (menggerakan mata ke atas) dan muskulus rektus inferior
(mengerakan mata ke bawah).
3) Kornea: memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksikan cahaya.
4) Badan Siliaris: Menyokong lensa dan mengandung otot yang memungkinkan lensa
untuk beroakomodasi, kemudian berfungsijuga untuk mengsekreskan aqueus humor.
5) Iris: Mengendalikan cahaya yang masuk ke mata melalui pupil, mengandung
pigmen.
6) Lensa: Memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa.
7) Bintik kuning (Fovea): Bagian retina yang mengandung sel kerucut.
8) Bintik buta: Daerah syaraf optic meninggalkan bagian dalam bola mata
9) Vitreous humor: Menyokong lensa dan menjaga bentuk bola mata
10) Aquous humor: Menjaga bentuk kantong bola mata
Indera penglihat disebut juga fotoreseptor. Sel fotoreseptor yang terdapat pada retina
dapat dibedakan dua macam, yaitu sel batang (basilus) bertugas menerima rangsangan
cahaya yang tidak berwarna, dan sel kerucut (konus) yang bertugas menerima
rangsangan cahaya yang berwarna atau terang. Sel fotoreseptor bertugas menerima dan
mengubah rangsangan cahaya menjadi impuls, yang selanjutnya oleh otak diubah
menjadi sensasi penglihatan.
Anatomi telinga
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara & juga
banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga memiliki tiga bagian
yaitu: telinga luar, tengah, dan dalam Rumah siput berupa saluran spiral terbagi atas 3
daerah, yaitu:
1) Skala vestibuli yang terletak di bagian dorsal
2) Skala media terletak di bagian tengah
3) Skala timfani terletak di bagian ventral
Reseptor pendengaran atau fonoreseptor berupa sel-sel berbentuk rambut. Fungsi sel
rambut adalah untuk menerima rangsangan getaran dan mengubahnya menjadi impuls
sensorik yang selanjutnya ditransmisikan ke pusat pendengaran. Alat pendengaran
manusia berupa telinga.
Di dalam skala media bagian dalam atau tengah terdapat organ korti. Organ korti
berisi ribuan sel rambut sensori yang merupakan reseptor getaran (reseptor vibrasi). Sel-
sel rambut tersebut terletak di antara membran basiler dan membran tektorial. Dasar dari
sel reseptor pendengar tersebut berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung
membentuk saraf pendengar.
Anatomi Kulit
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu Epidermis, Dermis, Hipodermis/Subcutan. Jenis
Reseptor pada Kulit dan fisiologinya yaitu:
1) Korpuskula Pacini : untuk merasakan tekananan
2) Korpuskula Ruffini : untuk merasakan panas
3) Korpuskula Krause : untuk merasakan dingin
4) Korpuskula Meissner : untuk merasakan sentuhan
5) Korpuskula ujung saraf terbuka: untuk merasakan rasa nyeri
Anatomi Lidah
Lidah manusia terdiri atas dua bagian bagian lidah yaitu bagian anterior dan bagian
posterior. Bagian anterior adalah bagian yang terlihat dan terletak di depan. Dua pertiga
bagian dari panjang lidah kita merupakan bagian anterior. Puncak anterior lidah berciri
sempit dan tipis dan mengarah kedepan.
Bagian posterior merupakan bagian lidah yang paling dekat dengan tenggorokan.
Mengisi sepertiga bagian dari panjang keseluruhan lidah kita. Bagian posterior terhubung
dengan tulang hyoid oleh otot-otot hyoglossi dan genioglossus serta membran
hyoglossal. Tulang hyoid disebut juga sebagai tulang lingual, berbentuk seperti sepatu
kuda. Tulang ini pada umumnya bisa ditemukan pada mamalia dan memungkinkan lidah
memiliki pergerakan yang luas. Keberadaan tulang hyoid dan otot genioglossi membuat
lidah bisa menjulur.
Indra pengecap juga memiliki sel-sel reseptor yang peka terhadap zat-zat kimia,
yaitu kemoreseptor. Adanya zat-zat kimia tersebut dapat merangsang sel-sel reseptor
pada permukaan lidah sehingga menimbulkan impuls-impuls saraf. Selanjutnya, impuls
saraf dikirim ke otak. Otak kemudian mengolah impuls tersebut sehingga kita dapat
mengenal rasa.
Indra pengecap merupakan kemoreseptor pada lidah yang dapat menerima
rangsangan berupa zat yang larut. Indra ini bentuknya sebagai puting-puting pengecap
(papil pengecap) yang mampu membedakan rasa manis, asin, pahit, dan asam. Selain
puting-puting pengecap pada lidah ditemukan puting peraba (pupil peraba) yang tersebar
di seluruh permukaan lidah. Pupil peraba berfungsi untuk membedakan tekstur makanan,
panas-dingin, keras dan lunaknya makanan dan sebagainya. Daerah lidah yang terdapat
puting pengecap adalah sebagai berikut.
1) Bagian tepi depan sebagai reseptor rasa manis.
2) Tepi samping untuk reseptor rasa asam.
3) Bagian depan untuk reseptor asin.
4) Bagian belakang/pangkal lidah sebagai reseptor pahit. Anatomi hidung
Anatomi Hidung
1) Dorsum nasi (batang hidung).
2) Septum nasi.
3) Kavum nasi.
Indera pembau berfungsi untuk menerima bau suatu zat terlarut dalam udara atau air.
Reseptor pembau terletak pada langit-langit rongga hidung, pada bagian yang disebut
epitelium olfaktori. Epitelium olfaktori terdiri dari sel-sel reseptor dan sel-sel penyokong.
Sel resptor olfaktori berbentuk silindris dan mempunyai filamen-filamen seperti rambut
pada permukaan bebasnya. Akson sel olfaktorius berjalan menuju bulbus olfaktorius
pada sistem saraf pusat. Sel-sel olfaktorius didampingi oleh sel-sel penunjang yang
berupa sebaris sel-sel epitel silindris berlapis banyak semu.
Hidung merupakan indra penciuman. Pada rongga hidung terdapat sel-sel reseptor
yang disebut sel olfaktori. Fungsi sel-sel reseptor ini untuk mendeteksi kandungan kimia
udara yang terhirup. Sel reseptor ini membawa impuls saraf ke otak dan diartikan oleh
otak sehingga kita bisa mencium bermacam-macam bau.