Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

PANCA INDERA

PENYUSUN:

KIRANA AULIA611810084
KORNELIS NIM 611810085
LELY LUHTITIS NIM 611810088
MARLENI RINA NGONGO NIM 611810090
MEIRIA NURANI NIM 611810091
SRI WAHYUNINGSIH NIM 611810106

Program Studi Farmasi


Fakultas Sains dan Teknologi
UNIVERSITAS MA CHUNG
Tahun 2018

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup dibumi diciptakan berdampingan dengan alam, karena
alam sangat penting untuk kelangsungan makhluk hidup.Karena itu setiap makhluk
hidup, khususnya manusia harus dapat menjaga keseimbangan alam.Untuk dapat
menjaga keseimbangan alam dan untuk dapat mengenali perubahan lingkungan
yang terjadi.Tuhan memberikan indera kepada setiap makhluk hidup.
Indera ini berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan, baik yang
terjadi didalam maupun diluar tubuh.Indera yang ada pada mahkluk hidup,
memiliki sel-sel reseptor khusus.Sel-sel reseptor inilah yang yang berfungsi untuk
mengenali perubahan lingkungan yang terjadi. Berdasarkan fungsinya, sel-sel
reseptor ini dibagi menjadi dua,yaitu intoreseptor dan eksoreseptor.
Intereseptor ini berfungsi untuk mengenali perubahan-perubahan yang terjadi
didalam tubuh.Sel-sel intereseptor terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum,
sendi, dinding pembuluh darah, dinding saluran pencernaan, dan lain sebagainya.
Sel-sel ini dapat mengenali perubahan yang ada di dalam tubuh seperti terjadi nyeri
didalam tubuh., kadar oksigen menurun, kadar glukosa, tekanan darah
menurun/naik dan lain sebagainya.
Eksoreseptor adalah kebalikan dari intoreseptor, eksoreseptor berfungsi untuk
mengenali perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi diluar tubuh. Yang
termasuk eksoreseptor, yaitu : (1) Indera penglihatan (mata), indera ini berfungsi
untuk mengenali perubahan lingkungan seperti sinar, warna, dan lain sebagainya.
(2) Indera pendengar (telinga), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan
lingkungan seperti suara. (3) Indera peraba (kulit), indera ini berfungsi untuk
mengenali perubahan lingkungan seperti panas, dingin, dan lain sebagainya. (4)
Indera pengecap (lidah), indera ini berfungsi untuk mengenal perubahan
lingkungan seperti mengecap rasa manis, pahit, dan sebagainya. (5) Indera
penciuman (hidup), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan
seperti mengenali/mencium bau. Kelima indera ini biasa kita kenal dengan sebutan
panca indera.

B. Rumusan Masalah

2
1. Bagaimanakah sistem indera penglihatan (mata) pada manusia?
2. Bagaimanakah sistem indera pendengar (telinga) pada manusia?
3. Bagaimanakah sistem indera peraba (kulit) pada manusia?
4. Bagaimanakah sistem indera pengecap (lidah) pada manusia?
5. Bagaimanakah sistem indera penciuman (hidung) pada manusia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana sistem indera penglihatan (mata) pada
manusia.
2. Untuk mengetahui bagaimana sistem indera pendengaran (telinga) pada
manusia.
3. Untuk mengetahui bagaimana sistem indera peraba (kulit) pada manusia.
4. Untuk mengetahui bagaimana sistem indera pengecap (lidah) pada manusia.
5. Untuk mengetahui bagaimana sistem indera penciuman (hidung) pada
manusia

BAB II

3
PEMBAHASAN

A. Indera Penglihatan (Mata)


Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna.
Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot
penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu
mata.Mata terdiri dari :
1) Bola Mata
Mata manusia menyerupai kamera yang sering dipakai untuk memotret objek
tertentu.Mata maupun kamera, keduanya mempunyai lensa yang dapat diatur untuk
membentuk bayangan pada suatu permukaan atau layar.Pada kamera,bagian yang
berfungsi untuk menangkap bayangan adalah film, sedangkan padamata penangkap
bayangan adalah selaput jala atau retina. Bola mata tersusunoleh selaput mata yang
terdiri atas tiga lapisan, yaitu :
a. Lapisan luar (Fibrosa) : sklera dan kornea
Sklera sebagai dinding bola mata merupakan jaringan yang kuat tidak bening,
tidak kenyal, dan tebalnya kira-kira 1mm (Haryani,2009). Dibagian anterior,
sklera tersambung dengan membrane epitelium yang jernih, yaitu kornea.Sinar
cahaya masuk melalui kornea untuk sampai mencapai retina.Kornea dibagian
anterior tampak cembung dan berfungsi dalam membiaskan sinar cahaya untuk
difokuskan pada retina.
b. Lapisan tengan (vaskuler dan traktus uveal) : koroid, badan siliaris, dan iris
Koroid melapisi lima perenam posterior permukaan dalam sklera. Koroid
sangat kaya akan pembuluh darah dan berwarna coklat pada bagian dalamnya.
Cahaya masuk melalui pupil, menstimulasi reseptor diretina dan kemudian di
absorbs oleh koroid.
Badan siliaris merupakan bagian lanjutan dari koroid yang terdiri atas otot
siliaris (serat otot polos) dan sel epitelium sekretorik.Badan siliaris melekat pada
ligament suspensori, yang bagian ujung lainnya, malekat pada kapsul yang
membungkus lensa.Kotraksi dan relasasi otot siliaris mengubah ketebalan lensa,
membelokan sinar cahaya yang masuk ke mata untuk memfokuskan pada
retina.Sel epitelium menyekresikan cairan aqueous ke bagian anterior mata yaitu
ruang antara kornea dan lensa (bilik anterior dan posterior).badan siliaris di

4
persarafi oleh cabang parasimpatik dari saraf kranial ketiga yaitu nervus
okulomotor. Stimulasi menyebabkan kontraksi otot siliaris dan akomodasi mata.
Iris merupakan bagian mata yang terlihat berwarna dan memanjang secara
anterior dari badan siliaris, berada dibelakang kornea dan didepan lensa mata.Iris
membagi bagian anterior mata menjadi bilik anterior dan posterior yang
mengandung cairan aqueous yang disekresi oleh badan siliaris.Iris merupakan
bagian sikular yang terdiri atas sel pigmen dan dua lapisan serat otot polos, yaitu
otot sirkular dan radian.
c. Lapisan dalam (jaringan saraf) : retina
Retina merupakan lapisan terdalam dinding mata.Retina memiliki strukutur
yang halus dan dapat beradaptasi dengan baik terhadap stimulasi cahaya.Retina
terhubung atas beberapa lapisan sel saraf dan aksonnya yang serabutnya
membentuk urut saraf optik yang memanjang terhubung hingga ke otak , yang
berada pada lapisan epitelium berpigmen yang melakukan retina pada koroid.
d. Lensa mata
Lensa merupakan badan bikonveksi yang sirkular yang sangat elastis yang
berada dibelakang iris.Lensa terdiri atas serat yang dibungkus didalam kapsul dan
melekat pada badan siliaris oleh ligamentum suspensorik.Saat otot siliaris
berkontraksi otot bergerak melepaskan tarikannya pada lensa dan lensa
meningkatkan ketebalannya.Semakin dekat objek yang dipandang semakin tebal
lensa untuk memungkinkan pemfokusan.
Lensa merupakan satu-satunya struktur dimata yang dapat mengubah-ubah
daya biasnya yang dicapai dengan mengubah ketebalannya.Sinar cahaya yang
masuk kemata harus dibiaskan untuk memfokuskan pada retina.Cahaya dari objek
yang jauh harus sedikit dibiskan, saat objek mendekat jumlah pembiasan yang
diperlukan semakin bertambah. Untuk meningkatkan daya bias badan siliaris
berkontraksi.
e. Cairan aqueous
Bagian anterior mata yaitu ruang antara korneo dan lensa dibagi menjadi dua
bilik yakni bilik anterior dan bilik posterior.Kedua bilik mengandung cairan
bening yaitu suatu cairan aqueous bening yang disekresikan ke bilik posterior oleh
badan kelenjar siliaris cairan itu beredar didepan lensa melalui pupil ke bilik
anterior dan kembali ke sirkulasi vena melalui sinus vena sklera disudut antara iris

5
dan kornea. Cairan ini terus diproduksi dan di alirkan tetapi tekanan okulernya
tetap konstan antara 1,3 dan 2,6 kPa (10-2- mmHg).
f. Badan vitreus
Badan vitreus terletak dibelakang lensa dan bagian posteriorbola mata, badan
vitreus merupakan substansi bening, halus, tidak berwarna dan menyerupai jelly
yang terdiri atas 99% air, beberapa garam dan mukoprotein.Substansi ini
mempertahankan tekanan intarokuler yang cukup untuk menunjang retina pada
koroid dan mencegah kolapnya dinding bola mata.Mata mempertahankan
bentuknya karena tekanan intraocular yang diberikan oleh badan vitreues dan
cairan aqueous.
2) Organ aksesoris mata
a. Alis mata
Alisa mata merupakan dua jembatan melengkung dari tepi
supraorbital tulang frontal. Fungsi alis mata adalah untuk mrlindungi
bola mata dari keingat, debu, dan materi saing lainnya.
b. Kelopak mata
Merupakan dua lipatan jaringan yang dapat digerakan.Pada bagian
tepi terdapat rambut pendek dan melengkung yang disebut bulu mata.
c. Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membrane bening yang halus dan melapisi
kelopak mata serta bagian depan bola mata. Konjungtiva yang melapisi
kelopak mata mengandung epitelium kolumnar yang kaya vaskuler.
d. Tepi kelopak mata
Kelopak mata dan bulu mata berfungsi melindungi dari cidera
penutupan refleks kelopak mata saat kongjungtiva atau bulu mata
bersentuhan dan objek mendekat kemata atau saat cahaya terang
menyinari mata (reflek kornea), berkedip denganinterval 3-7 detik untuk
menyebarkan air mata dan sekresi disepanjang kornea yang bertujuan
mencegah kekeringan.
e. Apparatus lakrimalis
Kelenjar lakrimalis merupakan kelenjar eksokrin yang tepat berada
dibelakang tepi supraorbital. Kelenjar menyekresikan air mata yang
terdiri air, garam mineral, antibody dan lisozim suatu bakterisida. Fungsi
air mata adalah membersihkan mata dari materi iritan misalnya debu dan

6
pasir, enzim lisozim mencegah infeksi bakteri dan cairan berminyak
didalam air mata untuk memperlambat evaporasi dan mencegah
kekeringan pada konjungtiva.
3) Pembuluh darah yang memperdarahi mata
Mata diperdarahi oleh darah arteri yang berasal dari arteri siliaris
dan arteri retina yang merupakan cabang dari arteti optalmik, salah satu
cabang dari arteri karotis internus.Vena yang memperdarahi mata adalah
vena retina sentral yang akhirnya bermuara kesinus vena profunda.Arteri
dan vena terbungkus di dalam saraf optic yang masuk ke mata pada
diskus optic.
4) Saraf optik
Serat saraf optik berasal dari retina dan serat ini berkumpul untuk
membentuk saraf optik sekitar 0,5 cm dari sisi makula lutea. Saraf
menembus koroid dan sklera hingga kebagian belakang medialnya
melalui rongga orbita.Saraf kemudian melalui oramen optik tulang
sfenoid mengarah kebelakang dan ke bagian medial untuk bertemu
dengan saraf yang berasal dari mata lainnya di kiasma optik.
5) Otot esktra-okular mata
Otot ekstra-okular mata meliputi otot kelopak mata dan yang
menggerakan bola mata.Bola mata digerakkan oleh enam otot ekstrinsik
yang melekat pada salah satu ujung bola mata dan sisanya melekat pada
dinding rongga orbita. Ada enam otot mata yang berfungsi memegang
sklera. Empat di antaranya disebut otot rektus (rektus inferior, rektus
superior, rektus eksternal, dan rektus internal). Otot rektus berfungsi
menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah. Dua
lainnya adalah otot obliq atas (superior) dan otot obliq bawah (inferior).

7
2. Fisiologi Penglihatan
Gelombang cahaya berjalan dengan kecepatan 300.000km/detik.Cahaya
direfleksikan ke mata oleh objek didalam lapang pandang.Cahaya putih merupakan
kombinasi semua warna spectrum, visual yaitu merah, orange, kuning, hijau, biru,
indigo, dan ungu.Hal ini ditunjukkan dengan mengarahkan cahaya putih ke prisma
gelas yang membelokkan sinar dari warna yang berbeda ke jarak yang semakin besar
atau semakin kecil, bergantung pada panjang gelombangnya.Cahay berwarna merah
memiliki panjang gelombang yang terpanjang sedangkan wrana ungu memiliki
gelombang terpendek.Cahaya yang masuk ke mata ditangkap oleh kornea dilanjutkan
ke lensa mata lalu difokuskan pada retina yaitu pada macula fovea lalu meragsang sel
batang dan sel kerucut yang dapat mengeksitasi sel saraf lalu dilanjutkan ke cortek
cerebri.
3. Pembiasan Sinar Cahaya
Kepadatan berbeda sinar ini dibelokan misalnya dimata lensa bikonveks
membelokkan dan memfokuskan sinar cahaya.prinsip ini digunakan untuk
memfokuskan sinar cahaya pada retina.Sebelum mencapai retina cahaya melewati
konjungtiva, kornea, cairan aqueous dan badan vitreus.Semua substansi ini lebih padat
dari pada udara dan kecuali lensa, substansi ini memiliki daya pembias yang
konstan.Pembiasan yang abnormal dapat dikoreksi dengan lensa bikonveks atau
bikonkaf.
4. Akomodasi Mata
Akomodasi adalah kemampuan lensa untuk menambah kecembungan.Agar
objek yang dekat dapat difokuskan yakni jarak sekitar 6 meter.

8
5. Cara kerja mata
Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja kamera, kecuali
cara mengubah fokus lensa. Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina
mengalami pembiasan lima kali yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus
humor, lensa, dan vitreous humor. Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi mata
normal, bayang-bayang benda akan jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling
peka terhadap sinar.
Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel
batang (sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen
ungu. Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu
yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi untuk
situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana
terang yaitu untuk membedakan warna, makin ke tengah maka jumlah sel batang makin
berkurang sehingga di daerah bintik kuning hanya ada sel konus saja.
Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu
senyawa protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari, maka
rodopsin akan terurai menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali pigmen
terjadi dalam keadaan gelap. Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang
disebut adaptasi gelap (disebut juga adaptasi rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata sulit
untuk melihat.

9
Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang
merupakan gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu sel
yang peka terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel konus
tersebut, mata dapat menangkap spektrum warna. Kerusakan salah satu sel konus akan
menyebabkan buta warna.
Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum
proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik jauh
(punctum remotum). Jika kita sangat dekat dengan obyek maka cahaya yang masuk ke
mata tampak seperti kerucut, sedangkan jika kita sangat jauh dari obyek, maka sudut
kerucut cahaya yang masuk sangat kecil sehingga sinar tampak paralel. Baik sinar dari
obyek yang jauh maupun yang dekat harus direfraksikan (dibiaskan) untuk
menghasilkan titik yang tajam pada retina agar obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya
untuk menghasilkan penglihatan yang jelas disebut pemfokusan.
Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva kornea. Cahaya dari obyek yang dekat
membutuhkan lebih banyak pembiasan untuk pemfokusan dibandingkan obyek yang jauh.
Mata mamalia mampu mengubah derajat pembiasan dengan cara mengubah bentuk lensa.
Cahaya dari obyek yang jauh difokuskan oleh lensa tipis panjang, sedangkan cahaya dari
obyek yang dekat difokuskan dengan lensa yang tebal dan pendek. Perubahan bentuk lensa
ini akibat kerja otot siliari. Saat melihat dekat, otot siliari berkontraksi sehingga
memendekkan apertura yang mengelilingi lensa. Sebagai akibatnya lensa menebal dan
pendek. Saat melihat jauh, otot siliari relaksasi sehingga apertura yang mengelilingi lensa
membesar dan tegangan ligamen suspensor bertambah. Sebagai akibatnya ligamen
suspensor mendorong lensa sehingga lensa memanjang dan pipih. Proses pemfokusan
obyek pada jarak yang berbeda-berda disebut daya akomodasi.
6. . Kelainan pada mata
1. Presbiopi
Presbiopi adalah penyakit mata karena proses penuaan, disebut juga mata tua. Pada
anak-anak, titik dekat mata bisa sangat pendek, kira-kira 9 cm untuk anak umur 11
tahun.Makin tua, jarak titik dekat makin panjang. Sekitar umur 40-50 tahun terjadi
perubahan yang menyolok, yaitu titik dekat mata sampai 50 cm, oleh karena itu
memerlukan pertolongan kaca mata untuk membaca berupa kaca mata cembung
(positif). Hal ini disebabkan karena elastisitas lensa berkurang.Penderita presbiopi
dapat dibantu dengan lensa rangkap

10
2. Hipermetropi
Hipermetropi atau mata jauh dapat terjadi pada anak-anak.Hipermetropi
disebabkan bola mata terlalu pendek sehingga bayang-bayang jatuh di belakang
retina.Penderita hipermetropi ini tidak dapat melihat benda yang dekat atau
biasa disebut rabun dekat.
3. Miopi
Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebabkan oleh bola mata
terlalu panjang sehingga bayang-bayang dari benda yang jaraknya jauh akan
jatuh di depan retina. Pada penderita miopi ini orang tidak dapat melihat benda
yang jauh biasa disebut rabun jauh, mereka hanya dapat melihat benda yang
jaraknya dekat.Untuk cacat seperti ini orang dapat ditolong dengan lensa
cekung (negatif).Miopi biasa terjadi pada anak-anak.

Gambar Kelainan mata : (a) Miopi, (b) Hipermetropi


4. Astigmatisma
Astigmatisma merupakan kelainan yang disebabkan bola mata atau permukaan
lensa mata mempunyai kelengkungan yang tidak sama, sehingga fokusnya tidak
sama, akibatnya bayang-bayang jatuh tidak pada tempat yang sama. Untuk
menolong orang yang cacat seperti ini dibuat lensa silindris, yaitu yang
mempunyai beberapa fokus.
5. Katarak
Katarak adalah cacat mata, yaitu buramnya dan berkurang elastisitasnya lensa
mata.Hal ini terjadi karena adanya pengapuran pada lensa.Pada orang yang
terkena katarak pandangan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang.
6. Imeralopi
Imeralopi atau rabun senja adalah kelainan yang menyebabkan penderita
menjadi rabun pada senja hari.
7. Xeroftalxni
Xeroftalxni adalah kelainan pada mata, yaiut kornea menjadi kering dan
bersisik.

11
8. Keratomealasi
Keratomealasi adalah kelainan pada mata yaitu kornea menjadi putih dan rusak.

B. Indera Pendengaran (Telinga)


1. Anatomi Sistem Pendengaran
Telinga merupakan organ pendengaran dan mempunyai reseptor khusus
untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan.Suara adalah bentuk
energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya, dalam sebuah
gelombang.Walaupun telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan
interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf pusat.Rangsangan suara
disampaikan ke otak melalui saraf yang menyambungkan telinga dan otak
(nervus vestibulokoklearis).Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu
bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

1) Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikel), saluran telinga luar
(meatus akustikus eksternus) dan selaput gendang (membrane tympani), bagian
telinga ini berfungsi untuk menerima dan menyalurkan getaran suara atau
gelombang bunyi sehingga menyebabkan bergetarnya membran tympani.Meatus
akustikus eksternus terbentang dari telinga luar sampai membrane
tympani.Meatus akustikus eksternus tampak sebagai saluran yang sedikit sempit
dengan dinding yang kaku.Satu per tiga luas meatus disokong oleh tulang rawan
elastis dan sisanya dibentuk oleh tulang rawan temporal.Meatus dibatasi oleh
kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar Sebasea, dan sejenis kelenjar keringat
yang telah mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar
apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang menghasilkan zat lemak setengah
padat berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan serumen (minyak
telinga).Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi.

12
2) Telinga tengah
Telinga tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis (tulang
temporalis) yang berisi tiga tulang pendengaran (osikula), yaitu maleus (tulang
martil), inkus (tulang landasan), dan stapes (tulang sanggurdi). Ketiganya saling
berhubungan melalui persendian .Tangkai maleus melekat pada permukaan
dalam membran tympani, sedangkan bagian kepalanya berhubungan dengan
inkus.Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes.Stapes berhubungan dengan
membran pemisah antara telinga tengah dan telinga dalam, yang disebut fenestra
ovalis (tingkap jorong/ fenestra vestibule).Di bawah fenesta ovalis terdapat
tingkap bundar atau fenesta kokhlea, yang tertutup oleh membran yang disebut
membran tympani sekunder.Muara tuba eustachi yang menghubungkan ke faring
juga berada di telinga tengah. Getaran suara yang diterima oleh gendang
telingaakan disampaikan ke tulang pendengaran. Masing-masing tulang
pendengaran akan menyampaikan getaran ke tulang berikutnya. Tulang
sanggurdi yang merupakan tulang terkecil di tubuh meneruskan getaran ke
koklea atau rumah siput.
3) Telinga dalam (labirin)
Telinga dalam memiliki susunan yang kompleks, terdiri dari serangkaian
rongga-rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi
cairan.Saluran-saluran membranosa membentuk labirin membranosa dan berisi
cairan endolimfe,sedangkan rongga-rongga tulang yang di dalamnya berada
labirin membranosa disebut labirin tulang (labirin osseosa).Labirin tulang berisi
cairan perilimfe.Rongga yang terisi perilimfe ini merupakan terusan dari rongga
subarachnoid selaput otak, sehingga susunan peri limfe mirip dengan cairan
serebrospinal.Labirin membranosa dilekatkan pada periosteum oleh
lembaran-lembaran jaringan ikat tipis yang mengandung pembuluh darah.Labirin
membranosa sendiri tersusun terutama oleh selapis epitel gepeng dikelilingi oleh
jaringan-jaringan ikat.Labirin terdiri atas tiga saluran yang kompleks, yaitu
vestibula, kokhlea (rumah siput) dan 3 buah kanalis semisirkularis (saluran
setengah lingkaran).

2. Fisiologi Pendengaran

13
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang
telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran
Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran
vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan
menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di
dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan
menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan
melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan
menggetarkan selaput-selaput Basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas
dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah
rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan
sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke
pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.
Muara tuba eustachi yang menghubungkan ke faring juga berada di telinga
tengah. Getaran suara yang diterima oleh gendang telingaakan disampaikan ke tulang
pendengaran. Masing-masing tulang pendengaran akan menyampaikan getaran ke
tulang berikutnya. Tulang sanggurdi yang merupakan tulang terkecil di tubuh
meneruskan getaran ke koklea atau rumah siput.
3. Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan
Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah
lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan
yang ada di dalam utrikulus clan sakulus. Ujung dari setup saluran setengah lingkaran
membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya
berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus.Utrikulus maupun sakulus
berisi reseptor keseimbangan.Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari
kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang
berbentuk kubah.Alat ini disebut kupula.Saluran semisirkular (saluran setengah
lingkaran) peka terhadap gerakan kepala.Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan
sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang
melekat padaotolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan
desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.

4. Kelainan pada telinga

14
Telinga merupakan salah satu organ yang penting. Sebagai organ tubuh yang
lemah, telinga bisa mengalami kelainan maupun terserang penyakit. Berikut beberapa
penyakit yang ada pada telinga:
1. Tuli
Tuli adalah ketidakmampuan telinga untuk mendengarkan bunyi atau suara.
Tuli dapat disebabkan oleh adanya kerusakan pada gendang telinga,
tersumbatnya ruang telinga, atau rusaknya saraf pendengaran. Pada orang yang
telah berusia lanjut, ketulian biasanya disebabkan oleh kakunya gendang telinga
dan kurang baiknya hubungan antar tulang pendengaran.
2. Congek
Congek adalah penyakit telinga yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada
bagian telinga yang tersembunyi di tengah-tengah. Infeksi ini disebabkan oleh
bakteri.
3. Otitis eksterna
Otitis eksterna adalah suatu infeksi pada saluran telinga. Infeksi ini bisa
menyerang seluruh saluran (otitis eksterna generalisata) atau hanya pada
daerah tertentu sebagai bisul (furunkel). Otitis eksterna seringkali disebut
sebagai telinga perenang (swimmer's ear).
4. Perikondritis
Perikondritis adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga luar.
Perikondritis bisa terjadi akibat cedera, gigitan serangga dan pemecahan bisul
dengan sengaja. Nanah akan terkumpul diantara kartilago dan lapisan jaringan
ikat di sekitarnya (perikondrium). Kadang nanah menyebabkan terputusnya
aliran darah ke kartilago, dan menyebabkan kerusakan pada kartilago dan pada
akhirnya menyebabkan kelainan bentuk telinga. Meskipun bersifat merusak
dan menahun, tetapi perikondritis cenderung hanya menyebabkan gejala-gejala
yang ringan.
5. Eksim
Eksim pada telinga merupakan suatu peradangan kulit pada telinga luar dan
saluran telinga, yang ditandai dengan gatal-gatal, kemerahan, pengelupasan
kulit, kulit yang pecah-pecah serta keluarnya cairan dari telinga. Keadaan ini
bisa menyebabkan infeksi pada telinga luar dan saluran telinga.
6. Cidera

15
Cedera pada telinga luar (misalnya pukulan tumpul) bisa menyebabkan memar
diantara kartilago dan perikondrium. Jika terjadi penimbunan darah di daerah
tersebut, maka akan terjadi perubahan bentuk telinga luar dan tampak massa
berwarna ungu kemerahan. Darah yang tertimbun ini (hematoma) bisa
menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago sehingga terjadi perubahan
bentuk telinga. Kelainan bentuk ini disebut telinga bunga kol, yang sering
ditemukan pada pegulat dan petinju.
7. Tumor
Tumor pada telinga bisa bersifat jinak atau ganas (kanker). Tumor yang jinak
bisa tumbuh di saluran telinga, menyebabkan penyumbatan dan penimbunan
kotoran telinga serta ketulian. Contoh dari tumor jinak pada saluran telinga
adalah:

16
 Kista sebasea (kantong kecil yang terisi sekresi dari kulit)
 Osteoma (tumor tulang)
 Keloid (pertumbuhan dari jaringan ikat yang berlebihan setelah
terjadinya cedera).
8. Kanker
Kanker sel basal dan kanker sel skuamosa seringkali tumbuh pada telinga luar
setelah pemaparan sinar matahari yang lama dan berulang-ulang. Pada stadium
dini, bisa diatasi dengan pengangkatan kanker atau terapi penyinaran. Pada
stadium lanjut, mungkin perlu dilakukan pengangkatan daerah telinga luar yang
lebih luas. Jika kanker telah menyusup ke kartilago, dilakukan pembedahan.
Kanker sel basal dan sel skuamosa juga bisa tumbuh di dalam atau menyebar ke
saluran telinga.

C. Indera Peraba (Kulit)


1. Anatomi Indera Peraba
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk
sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya
menjorok masuk ke daerah epidermis.Reseptor untuk tekanan, ujungnya
berada di dermis yang jauh dari epidermis.Reseptor untuk rangsang sentuhan
dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.Kulit berfungsi
sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang. Kulit terdiri
dari dua lapisan :
1) Epidermis
Merupakan lapisan kulit yang paling luar dan terdiri dari sel
epitelium skuamosa berkeratin dan berlapis yg memiliki ketebalan
bervariasi di setiap bagian tubuh.Kulit yang paling tebal adalah di
telapak kaki dan tangan, tidak ada pembuluh darah dan saraf pada bagian
epidermis, tetapi lapisan yang lebih dalam terendam di dalam cairan
intestinal dari dermis yang memberikan oksigen dan nutrien serta dialiri
limfe.

Terdapat beberapa lapisan di epidermis yaitu :

17
a. Stratum korneum
b. Stratum lusidum
c. Stratum granulosum
d. Lapisan germinatif

Faktor yang mempengaruhi warna kulit :


a. Melanin suatu pigmen gelap dan tirosin dan di sekresikan oleh
melanosit di lapisan germinatif diabsorbsi oleh oleh epitalium yang
meneglilinginya.
b. Presentase saturasi hemoglobin dan jumlah darah yang beredar di
dermis menyebabkan kulit berwarna putih dan tampak kemerahan.
c. Kadar pigmen empedu yang berlebihan di darah dan karotin di
lemak subkutan menyebabkan kulit berwarna kekuningan.
2) Dermis
Dermis bersifat elastik dan keras.Dermis disusun oleh jaringan ikat
dan matriks mengandung serat kolagen yang bertautan dengan serat
elastik.
Struktur di dalam dermis :
a. Pembuluh darah Arteriol
Membentuk suatu jaringan halus disertai cabang kapiler yang
memperdarahi kelenjar keringat, kelenjar sebasea, folikel rambut,
dan dermis.Epidermis tidak mengandung pembuluh
darah.Epidermis mendapat nutrien dan oksigen dari cairan intertisial
yang berasal dari pembuluh darah yang ada di papila dermis.

b. Pembuluh limfe

18
Pembuluh limfe membentuk jaringan di dermis
c. Ujung saraf sensorik (somatik)
Reseptor sensoris (ujung saraf khusus) yang peka terhadap sentuhan,
suhu, tekanan dan nyeri tersebar luas di dermis.Kulit merupakan
organ sensoris yang penting dimana individu menerima informasi
mengenai lingkungan mereka.
d. Kelenjar keringat dan duktusnya
Kelenjar keringat tersebar luas di permukaan kulit dan paling
banyak di telapak tangan, telapak kaki, aksila dan lipat
paha.Kelenjar ini terdiri dari sel epitelium.Badan kelenjar terletak
tergelung di jaringan subkutan.Fungsi keringat yang paling penting
disekresikan oleh kelenjar yang terhubung dengan permukaan kulit
adalah mengatur suhu tubuh.Evaporasi keringat pada tubuh
mengambil panas dari inti tubuh dan jumlah keringat yang
dihasilkan diatur oleh pusat pengatur suhu di hipotalamus.
e. Rambut, otot pili arektor, dan kelenjar sebasea
Rambut dibentuk oleh permukaan ke bawah sel epidermis ke dermis
atau jaringan subkutan yang disebut folikel rambut.Pili arektor
merupakan berkas kecil serat otot polos yang melekat pada folikel
rambut.Kelanjar sebasea merupakan sel epitelium yang
menyekresikan substansi minyak (sebum) yang paling banyak
terdapat di wajah, kulit kepala, aksila dan lipat paha. Sebum
menjaga rambut tetap lembut dan halus dan sebagai antibakterisida
serta mencegah kulit dari pecah- pecah Kuku manusia sama dengan
cakar, tanduk dan kuku pada hewan.
2. Fungsi kulit
1) Proteksi
Sebagai mekanisme pertahanan nonspesifik, epidermis terdiri atas sel
imun khusus yang disebut sel langerhans
2) Regulasi suhu tubuh
Saat laju metabolisme meningkat, suhu tubuh meningkat dan saat laju
metabolisme menurun suhu tubuh menurun juga.Untuk memastikan
suhu ini tetap konstan, keseimbangan dipertahankan di antara panas
yang dihasilkan tubuh dan panas yang hilang pada lingkungan.

19
3) Pengeluaran panas
Panas yang hilang melalui kulit dipengaruhi oleh perbedaan antara suhu
tubuh dan lingkungan, jumlah permukaan tubuh yang terpapar udara
dan jenis pakaian yang dikenakan. Sebagian besar panas yang hilang
dari tubuh terjadi pada kulit.Sebagian kecil panas hilang di udara, urine
dan feses.
4) Pengendalian suhu tubuh
Pusat di medula oblongata mengendalikan diameter arteri kecil dan
arteriola sehingga sejumlah darah bersirkulasi di kapiler pada
dermis.Saat suhu tubuh meningkat kapiler kulit berdilatasi dan darah
tambahan di dekat permukaan meningkatkan panas yang hilang melalui
radiasi, konveksi, dan konduksi.
5) Pembentukan vitamin D
Substansi berbahan dasar lipid di kulit adalah 7-Dehidrokolesterol dan
sinar ultraviolet dari matahari yang mengubahnya menjadi vitamin D.
Substansi ini beredar di darah dan digunakan bersama kalsium dan fosfat
dalam pembentukan dan pemeliharaan tulang.
6) Sensasi
Reseptor sensori terdiri atas ujung saraf di lapisan dermis yang peka
terhadap sentuhan, tekanan, suhu atau nyeri.Stimulasi membangkitkan
impuls saraf di saraf sensoris yang di hantarkan ke kortek serebri.
7) Absorbsi
Fungsi ini terbatas pada kulit tetapi substansi yang dapat diabsorbsi
meliputi :
a. Beberapa obat transdermal
b. Beberapa zat kimia misalnya mercuri
8) Ekskresi
Kulit merupakan organ ekskresi minor bagi sebagian zat yang meliputi :
a. Natrium klorida dalam keringat
b. Urea khususnya saat fungsi ginjal terganggu
c. Substansi aromatik, misalnya bawang putih dan rempah- rempah

3. Cara Kerja Kulit

20
Rangsang yang dapat diterima kulit berupa sentuhan panas, dingin, tekanan,
dan nyeri. Ketika kulit menerima rangsang, rangsang tersebut diterima oleh sel-sel
reseptor. Selanjutnya, rangsang akan diteruskan ke otak melalui urat saraf. Oleh otak,
rangsang akan diolah. Akibatnya, kita merasakan adanya suatu rangsang. Otak pun
memerintahkan tubuh untuk menanggapi rangsang tersebut.

4. Kelainan pada kulit


Kulit merupakan bagian tubuh terluar sehingga selalu berhubungan dengan
lingkungan sekitar. Oleh karena itu, kulit mudah terluka serta terserang jamur dan bibit
penyakit lainnya. Beberapa penyakit kulit yang sering kita temui yaitu:
1. Jerawat. Jerawat mudah menyerang kulit wajah, leher, punggung, dan dada.
Penyakit ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon dan kulit yang kotor.
Anak-anak yang memasuki masa remaja serta orang-orang yang memiiki jenis
kulit berminyak sangat rentan terhadap jerawat.
2. Panu. Panu disebabkan oleh jamur yang menempel di kulit. Panu tampak
sebagai bercak atau bulatan putih di kulit dan disertai rasa gatal. Panu timbul
karena penderita tidak menjaga kebersihan kulit.
3. Kadas. Kadas nampak di kulit sebagai bulatan putih bersisik. Pada setiap
bulatan terdapat garis tepi yang jelas dengan kulit yang tidak terkena. Kadas
juga menyebabkan rasa gatal. Penyakit ini disebabkan oleh jamur.
4. Skabies. Skabies disebut pula “seven-year itch”. Penyakit tersebut disebabkan
oleh parasit insekta yang sangat kecil (Sarvoptes scabies) dan dapat menular
pada orang lain.
5. Eksim. Eksim merupakan penyakit kulit yang akut atau kronis. Penyakit
tersebut menyebabkan kulit menjadi kering, kemerah-merahan, gatal-gatal, dan
bersisik.
6. Biang keringat. Biang keringat terjadi karena kelenjar keringat tersumbat oleh
sel-sel kulit mati yang tidak dapat terbuang secara sempurna. Keringat yang
terperangkap tersebut menyebabkan timbulnya bintik-bintik kemerahan yang
disertai gatal. Daki, debu, dan kosmetik juga dapat menyebabkan biang
keringat.

D. Indera Pengecap (Lidah)

21
1. Anatomi Indera Pengecap
Lidah terletak pada dasar mulut, pembuluh darah dan saraf masuk dan
keluar pada pangkalnya.Ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi
bawah.Bagian bawah lidah disebut prenulum linguae, yaitu struktur ligamen
halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut.

Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot yaitu otot intrinsik
untuk melakukan semua gerakan halus, dan otot ekstrinsik untuk mengaitkan
lidah pada bagian sekitarnya,melakukan gerakan-gerakan kasar dan untuk
mendorong lidah ke faring.
Selaput lendir lidah selalu lembab dan waktu sehat berwarna merah
jambu. Permukaan atas seperti beludru dan ditutupi papila yang terdiri dari :
a. Papila Sirkumfalata, ada 8 hingga 12 dari jenis ini yang terletak pada bagian
dasar lidah. Papila ini adalah papila yang terbesar dan masingmasing
dikelilingi lekukan seperti parit.
b. Papila Fungiformis, menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah dan
berbentuk jamur.
c. Papila foliformis, adalah yang tebanyak dan meyebar pada seluruh
permukaan lidah.
2. Sensasi Pengecapan Utama
Pengecapan terutama berhubungan dengan fungsi dari kuncup rasa (taste
bud) yang terdapat didalam mulut. Akan tetapi presepsi pengecapan
dipengaruhi juga oleh indera penghidu, tekstur makanan dan makanan yang
memberi sensasi nyeri akan mempengaruhi pengalaman dalam pengecapan.

22
Pengenalan bahan kimia spesifik yang mampu merangsang berbagai reseptor
pengecapan belum dapat diketahui semuanya. Walaupun demikian penelitian
telah mengenali 13 reseptor kimia yang ada pada sel pengecap, yaitu 2 reseptor
natrium, 2 reseptor kalium, 1 reseptor klorida, 1 reseptor adenosin, 1 reseptor
inosin, 2 reseptor manis, 2 reseptor pahit, 1 reseptor glutamat, dan 1 reseptor
ion hidrogen. Ketiga belas reseptor tersebut dikumpulkan menjadi menjadi 5
katagori umum yang disebut sensasi pengecap utama:
a. Rasa Asam
Rasa asam disebabkan oleh asam, yakni karena konsentrasi ion
hidrogen.Semakin asaam suatu makanan , maka semakin kuat pula sensasi
asam yang terbentuk.
b. Rasa Asin
Rasa asin dihasilkan dari garam yang terionisasi,terutama karena
konsentrasi ion natrium.
c. Rasa Manis
Rasa manis tidak dibentuk dari satu zat kimia saja, beberapa zat kimia
yang menyebabkan rasa manis mencakup gula, glikol, alkoohol, aldehid,
keton, amida, ester, asam amino, protein, asam sulfonat, asam halogenasi,
dan asam-asam organik dari timah dan belirium.
d. Rasa Pahit
Rasa pahit hampir seluruhnya disebabkan oleh substansi
organik.Golongan substansi organik tersebut yaitu substansi organik rantai
panjang yang mengandung nitrogen dan substansi organik alkaloid.
e. Rasa Umami
Rasa umami adalah rasa kecap yang menyenangkan secara
kualitatif.Didapatkan dari makanan yang mengandung L-glutamat seperti
pada ekstrak daging dan keju lama.
3. Cara Kerja Lidah
Makanan atau minuman yang telah berupa larutan di dalam mulut akan
merangsang ujung-ujung saraf pengecap. Oleh saraf pengecap, rangsangan rasa ini
diteruskan ke pusat saraf pengecap di otak. Selanjutnya, otak menanggapi rangsang
tersebut sehingga kita dapat merasakan rasa suatu jenis makanan atau minuman.

4. Kelaianan pada lidah

23
1. Oral candidosis. Penyebabnya adalah jamur yang disebut candida albicans..
gejalanya yaitu lidah akan tampak tertutup lapisan putih yang dapat dikerok.
2. Atropic glossitis. Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik seluruh bagian
lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab yang paling sering biasanya
adalah kekurangan zat besi. Jadi banyak ditemukan pada penderita anemia.
3. Geografic tongue. Gejalanya yaitu lidah seperti peta, berpulau-pulau. Bagian
pulau itu berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan dikelilingi pita
putih tebal.
4. Fissured tongue. Gejalanya yaitu lidah akan terlihat pecah-pecah.
5. Glossopyrosis. Kelainan ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah terasa sakit
dan panas dan terbakar tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam
pemeriksaan. Hal ini lebih banyak disebabkan karena psikosomatis
dibandingkan dengan kelainan pada syaraf.

E. Indera Penciuman (Hidung)


1. Anatomi Indera Penciuman
1) Rongga hidung (nasal cavity)
Berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke tenggorokan menuju
paru paru.Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk
mengenali bau.Indera penciuman terletak pada rongga hidung.Di dalam
rongga hidung terdapat rambut rambut halus yang berfungsi untuk
menyerap kotoran yang masuk melalui sistem pernafasan, Selain itu,
terdapat konka nasal superior, intermediet serta inferior. Fungsi sistem
pembau (sistem olfaction) adalah mengindikasikan molekul molekul
kimia yang dilepaskan di udara yang mengakibatkan bau.
2) Mucous membrane
Berfungsi menghangatkan udara dan melembabkannya.Bagian ini
membuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap
debu, bakteri, dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak
paru-paru.

24
2. Saraf Indera Penciuman
Saraf olfaktorius merupakan saraf sensorik penciuman.Saraf ini berasal
dari ujung saraf olfaktorius khusus (kemoreseptor) di membran atas rongga
nasal yang berada konka nasal superior.Pada setiap sisi septum nasal, serat
saraf melalui lamina kribriformis tulang etmoid ke bulbus olfaktorius dimana
saraf ini saling berhubungan dan bersinaps. Dari bulbus berkas serat saraf
membentuk traktus olfaktorius yang melewati area olfaktorius ke lobus
temporal pada tiap hemisfer, dimana impuls dipersepsikan dan bau di
persepsikan
3. Fisiologi Penciuman
Semua materi berbau mengeluarkan materi mudah menguap dimana akan
dibawa ke hidung melalui udara yang terinhalasi dan bahkan dengan
konsentrasi yang rendah saat terlarut di dalam mucus dapat menstimuli
kemoreseptor penciuman. Udara yang masuk ke hidung dihangatkan dan aliran
konveksi membawa putaran udara yang terinspirasi ke atas rongga
nasal.Membau memusatkan molekul yang dapat menguap di atas hidung.Hal
ini meningkatkan jumlah reseptor olfaktori yang terstimulasi sehinggan terjadi
persepsi bau. Indera penciuman dapat mempengaruhi selera makan, jika bau
menyenangkan selera makan akan meningkat dan sebaliknya. Saat dibarengi
dengan melihat makanan bau yang meningkatkan selera makan, meningkatkan
salivasi, dan menstimuli system pencernaan.Indera penciuman dapat
menciptakan memori yang bertahan lama, khusunya jika bau itu khas misalnya

25
bau rumah sakit atau bau makanan favorit atau makanan yang tidak disukai.
Inflamasi mukosa hidung mencegah zat berbau menjangkau area penciuman di
hidung menyebabkan hilangnya indera penciuman (anosmia) contohnya : flu.
4. Cara kerja hidung
Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di udara.
Di atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap
molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau (smell
receptors). Reseptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika partikel
bau tertangkap oleh reseptor, sinyal akan di kirim ke the olfactory bulb melalui saraf
olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh
otak, bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita, apakah itu harumnya bau sate
padang atau menyengat nya bau selokan.
5. Kelainan pada hidung
Sebagai indra pembau, hidung dapat mengalami gangguan. Akibatnya,
kepekaan hidung menjadi berkurang atau bahkan tidak dapat mencium bau suatu
benda. Kelainan-kelainan pada hidung yaitu:
1. Angiofibroma Juvenil, adalah tumor jinak pada hidung bagian belakang atau
tenggorokan bagian atas (nasofaring), yang mengandung pembuluh darah.
Tumor ini paling sering ditemukan pada anak-anak laki yang sedang mengalami
masa puber.
2. Papiloma Juvenil, adalah tumor jinak pada kotak suara (laring). Papiloma
disebabkan oleh virus. Papiloma bisa ditemukan pada anak usia 1 tahun.
Papiloma bisa menyebabkan suara serak, kadang cukup berat sehingga anak
tidak dapat berbicara dan bisa menyumbat saluran udara.
3. Rhinitis Allergica, adalah peradangan hidung karena alergi. Disebabkan oleh
adanya reaksi alergi pada hidung yang ditimbulkan oleh masuknya substansi
asing ke dalam saluran tenggorokan.
4. Sinusitis, merupakan peradangan sinus, yaitu rongga-rongga dalam tulang yang
berhubungan dengan rongga hidung, yang gawat dan biasanya terjadi dalam
waktu menahun (kronis).
5. Salesma dan influenza, merupakan infeksi pada alat pernapasan yang
disebabkan oleh virus, dan umumnya dapat menyebabkan batuk, pilek, sakit
leher dan kadang-kadang panas atau sakit pada persendian.

26
6. Anosmia, adalah gangguan pada hidung berupa kehilangan kemampuan untuk
membau. Penyakit ini dapat terjadi karena beberapa hal, misalnya cidera atau
infeksi di dasar kepala, keracunan timbel, kebanyakan merokok, atau tumor
otak bagian depan. Untuk mengatasi gangguan ini harus diketahui dulu
penyebabnya.

27
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan
warna.Mata terdiri atas, penggerak bola mata, kotak mata, kelopak, dan bulu
mata. Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja kamera,
kecuali cara mengubah fokus lensa.
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan
untuk keseimbangan tubuh.Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu
bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Kulit merupakan indra
peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit,
dan tekanan. Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan
dalam yang disebut lapisan dermis..
Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan
kimia. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak
mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap.
Lidah berfungsi sebagai pengecap rasa dan sebagai pembantu dalam tindakan
berbicara.Indera penciuman berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan
dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas.

28
DAFTAR PUSTAKA

Guyton & Hall. 2008. Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta.


Haryani.A.,Halimatussadiah.I.,Sanusi.S. 2009. Anatomi Fisiologi Manusia. Cakra.
Bandung.
Hurlock.E 1996. Psikologi Perkembangan. Erlangga. Jakarta.
Medika Ganong. 1983. Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta.
Nuracmah.E.,Angriani.R. 2011. Anatomi dan Fisiologi. Salemba. Jakarta.
Haryani.A.,Halimatussadiah.I.,Sanusi.S. (2009). Anatomi Fisiologi Manusia.
Bandung. Cakra.
Guyton & Hall. Fisiologi (2008). Fisiologi Kedokteran. Jakarta. EGC
Nuracmah.E.,Angriani.R. (2011). Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Salemba Medika

29

Anda mungkin juga menyukai