Anda di halaman 1dari 34

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Alat Indra Manusia

Alat indra adalah bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk
memproses informasi indra. Dalam sistem indra, terdapat reseptor indra, jalur
saraf dan bagian otak ikut serta dalam tanggapan indra.

Setiap sel saraf memilki reseptor yang sangat berperan penting dalam
mendukung sistem kerja saraf. Reseptor adalah sel saraf penerima rangsangan
dari lingkungan. Setiap reseptor hanya menerima rangsangan dalam bentuk
tertentu. Oleh karena itu, reseptor diberi nama menurut jenis rangsangannya;

a. Fotoreseptor : Penerima rangsangan cahaya.


b. Fonoreseptor : penerima rangsangan suara.
c. Mekanoreseptor : penerima rangsangan fisik.
d. Kemoreseptor : penerima rangsangan kimia.

Reseptor atau sel-sel saraf sensorik penerima rangsang berada tersebar di


seluruh permukaan tubuh (kulit) atau terdapat pada bagian organ tertentu seperti
mata, hidung, telinga ,dan lidah. Kelima bagian tubuh tempat reseptor itu berada
disebut alat indra.

B. MATA

Sumber : Internet, Blog Kompasiana.com


Mata merupakan indra penglihatan yang menerima rangsangan berupa
cahaya. Mata adalah alat indra yang terdapat pada manusia yang secara konstan
menyesuaikan pada jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada
objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang
dengan segera di hantarkan pada otak. Penglihatan pada manusia melibatkan
deteksi gelombang cahaya yang sangat sempit dengan panjang gelombang
sekitar 400 sampai 750 nm. Panjang gelombang terpendek dipersepsi sebagai
warna biru, dan panjang gelombang terpanjang dipersepsi sebagai warna merah.
Mata memiliki fotoreseptor yang mampu mendeteksi cahaya,tetapi, sebelum
cahaya mengenai reseptor yang bertanggung jawab untuk deteksi ini, cahaya
harus difokuskan ke retina ( ketebalan 200 μm) oleh korneadan lensa. Mata
tersusun atas bola mata, otot mata, saraf optic dan alat-alat tambahan mata.

1. Bagian-bagian mata
Mata memilki bagian-bagian yang memiliki fungsi-fungsi tertentu,
Menurut ilmu anatomi mata manusia terbagi menjadi dua bagian yaitu: bagian
luar dan bagian dalam

a. Bagian Luar
Bagian luar dari mata terdiri atas;
 Bulu Mata
Bulu mata yaitu rambut-rambut halus yang terdapat ditepi kelopak
mata. Bulu mata ini sendiri memilki fungsi sebagai pelindung mata dari
lingkungan luar seperti debu dan air.
 Alis Mata (Supersilium)
Alis yaitu rambut-rambut halus yang terdapat diatas mata. Alis mata
ini berfungsi sebagai pelindung mata dari keringat atau benda lain yang
mengalir turun menuju ke mata.
 Kelenjar Air Mata
Kelenjer air mata berfungsi sebagai penghasil air mata jika ada benda
asing yang menyentuh permukaan bola mata. Kelenjer air mata terdiri dari
kelenjer lakrimalis ( penghasil air mata), duktus lakrimalis, duktus
nasolakrimalis.
Air mata adalah kelenjar yang diproduksi oleh poses lakrimasi untuk
membersihkan mata. Air mata terdiri dari tiga lapisan, yaitu lipid, aqueous, dan
musin. Ketebalan lapisan air mata sekitar 8-9 μm. Lapisan lipid merupakan
lapisan superfisial dengan ketebalan sekitar 0,1-0,2 μm. Lapisan aqueous di
bagian tengah dengan ketebalan 7-8 μm dan lapisan musin di bagian basal
dengan ketebalan 1 μm. Lapisan lipid dihasilkan oleh kelenjar meibom yang
berfungsi untuk mencegah penguapan air mata dan mempertahankan stabilitas
air mata.

Lapisan aqueous dihasilkan oleh kelenjar lakrimal utama yang terletak


dalam orbita maupun kelenjar lakrimal tambahan seperti seperti kelenjar Krause
dan Wolfring pada konjungtiva. Lapisan ini berfungsi sebagai pelarut nutrisi,
penyedia oksigen, antibakterial dan antiviral, serta menjaga regularitas 24
kornea. Lapisan musin yang kaya akan glikoprotein kontak dengan permukaan
epitel Kornea berperan sebagai barier dari perlekatan maupun penetrasi partikel
asing atau bakteri ke permukaan bola mata. Musin diproduksi oleh sel goblet.

Kelenjar lakrimal merupakan kelenjar eksokrin yang berlokasi dalam


fossa lakrimal. Fossa ini dibentuk oleh tulang frontal pada kuadran supero-lateral
orbita. Kelenjar lakrimal dibagi menjadi dua bagian oleh aponeurosis levator,
yaitu bagian palpebra dan bagian orbita. Bagian palpebra terletak dekat dengan
bola mata dan tampak saat dilakukan pelipatan palpebra (eversi) yaitu pada
supero lateral konjungtiva. Kelenjar lakrimal memproduksi lapisan aqueous air
mata yang selanjutnya akan membasahi seluruh permukaan bola mata melalui
proses berkedip. Setelah itu, air mata akan menuju ke pungtum lakrimal yang
berbentuk lubang kecil 25 pada bagian dalam palpebra medial di superior dan
inferior. Air mata akan diekskresikan ke sakus lakrimal melalui kanalis lakrimal.
Dari sakus, air mata turun ke duktus naso lakrimal menuju meatus inferior.

b. Bagian Dalam
Mata bagian dalam terdiri atas;
1) Bola Mata
Bola mata terdiri atas tiga lapisan dinding sebagai berikut;
a) Lapisan Luar
Lapisan ini terdiri dari skelera, kornea dan konjungtiva.
 Skelera ini terdiri atas Sklera merupakan selaput jaringan ikat yang kuat
dan berada pada lapisan terluar mata yang berwarna putih. Skelera
merupakan bagianyang tidak tembus akan cahaya.
 Kornea merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita
dapat melihat membran pupil dan iris. Kornea mengandung banyak
serabut saraf, tidak terdapat pembuluh darah dan tembus akan cahaya.
Kornea berfungsi meneruskan cahaya ke lensa mata. Kornea dilindungi
oleh selaput pelindung konjungtiva.
 Konjungtiva adalah membrane tipis bening yang melapisi permukaan
bagian dalam kelopak mata dan dan menutupi bagian depan sclera
(bagian putih mata), kecuali kornea. Konjungtiva mengandung banyak
sekali pembuluh darah.

b) Lapisan Tengah
Lapisan tengah ini terdiri dari koroid dan iris;
 Koroid adalah selaput tipis dan lembab merupakan bagian belakang
tunika vaskulosa ( lapisan tengah dan sangat peka oleh rangsangan).
Koroid mengandung banyak pembuluh darah dan berfungsi sebagai
pemberi nutrisi pada retina. Bagian depan koroid dan bagian belakang
koroid terdapat iris.
 Iris merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan mata. Iris
mengandung banyak pigmen warna sehingga mengakibatkan perbedaan
warna mata. Lubang bulat di tengan iris disebut dengan pupil. Pupil ini
merupakan jalan masuknya cahaya. Pupil akan membesar ataupun
mengecil jika cahaya terang ataupun redup.

c) Lapisan Dalam
Lapisan dalam ini terdiri atas lensa, retina, aquaeuos humor, badan bening
dan bintik kuning;
 Lensa adalah organ focus utama, yang membiaskan berkas-berkas cahaya
yang terpantul dari benda-benda yang dilihat, menjadi bayangan yang
jelas pada retina. Lensa berada dalam sebuah kapsul yang elastic yang
dikaitkan pada korpus siliare khoroid oleh ligamentum suspensorium.
 Retina merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus dan sangat
sensitif terhadap cahaya. Pada retina terdapat reseptor(fotoreseptor). Ada
dua macam foto reseptor tersebut, yaitu sel batang dan sel kerucut. Sela
batang mengandung banyak rodopsin yang diperlukan untuk melihat
dalam suasana remang. Sel kerucut mengandung pigmen iodopsin yang
mampu menerima rangsangan warna dan sinar terang.
 Bintik kuning dan adalah bagian retina yang paling peka terhadap cahaya
karena merupakan tempat perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk
kerucut dan batang. Pada bagian ini bayangan benda dapat
diinterpresentasikan oleh otak. Artinya jika bayangan benda jatuh pada
bintik kuning, kita dapat melihat benda tersebut.
 Sedangkan bintik buta dalah bagian mata yang merupakan tempat serabut
saraf yang berasal dari retina meninggalkan bola mata menuju otak. Di
bagian ini tidak ada sel sensorik. Jika bayangan jatuh di daerah ini maka
kita tidak akan dapat melihat benda tersebut.
 Aquaeous humor atau cairan berair terdapat dibalik kornea. Strukturnya
sama dengan cairan sel, mengandung nutrisi bagi kornea dan dapat
melakukan difusi gas dengan udara luar melalui kornea.
 Badan bening ini terletak dibelakang lensa. Bentuknya berupa zat
transparan seperti jeli(agar-agar) yang jernih. Zat ini mengisi pada mata
dan membuat bola mata membulat.

2) Otot Bola Mata


Otot bola mata tersusun atas tiga pasang otot lurik. Otot bola mata
berguna untuk menggerakan bola mata. Otot-otot yang melekat pada mata
adalah;

 Muskulus levator palpebralis superior inferior, fungsinya mengangkat


kelopak mata.
 Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menutup
mata.
 Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata), berfungsi
menggerakkan bola mata ke bawah dan ke dalam.
 Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata)berfungsi untuk
menggerakkan mata dalam (bola mata).
 Muskulus obliques okuli superior, fungsinya memutar mata ke atas, ke
bawah dan ke luar.
3) Saraf Optik
Saraf optic merupakan bagian mata yang menjalarkan impuls saraf
menuju otak. Saraf optic adalah Saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam
retina, untuk menuju ke otak. Setelah sampai di otak, impuls saraf kemudian
diinterpresentasikan oleh otak sehingga benda-benda dapat dilihat.

2. Fungsi- Fungsi Bagian Mata


Karena mata terdiri atas dua bagian yaitu bagian luar dan bagian dalam
maka;

a. Fungsi Mata Bagian Luar

No. Bagian Gambar Fungsi


1 Bulu Bulu mata berfungsi
Mata untuk melindungi
mata dari benda-
benda asing.

Sumber : Internet, Blog Viva

2 Alis Alis mata berfungsi


Mata mencegah masuknya
air atau keringat dari
dahi ke mata
Sumber : Internet, Blog Viva
3 Kelopak Kelopak mata
Mata berfungsi pelindung
mata sewaktu-waktu
kalau ada gangguan
pada mata(menutup
Sumber : Internet, Blog Hallo Sehat
dan membuka mata)

4 Kelenjar Berfungsi untuk


Air Mata menghasilkan air
mata yang bertugas
untuk menjaga mata
agar tetap lembab
(tidak kekeringan).
Sumber : Internet, Blog Biologi Ginza

b. Fungsi mata Bagian Dalam

No Bagian Gambar Fungsi


.
1 Konjungtiv Konjungtiva
a berfungsi
melindungi
kornea dari
gesekan,
Sumber : Internet, Blog
Ilmukitabaru
memberikan
perlindungan
pada sklera
dan member
pelumasan
pada bola
mata
2 Sklera Skelera
berfungsi
melindungi
bola mata
dari
kerusakan
mekanis dan
Sumber : Internet, Blog menjadi
docterharry.com
tempat
melakatnya
otot mata.

3 Kornea Berfungsi
sebagai
pelindung
mata agar
tetap bening
dan bersih,
kornea ini
Sumber : Internet, Blog
docterharry.com dibasahi oleh
air mata
yang berasal
dari kelenjar
air mata.

4 Koroid Memberi
nutrisi ke
retina dan
badan kaca,
dan
Sumber : Internet, Blog mencegah
freedomsiana
refleksi
internal
cahaya.

5 Iris Iris terdapat


di belakang
kornea dan
berpigmen.
Pigmen ini

Sumber : Internet, Blog Usaha321


menentukan
warna pada
mata
seseorang.
Iris juga
mengatur
jumlah
cahaya yang
masuk ke
mata dan
dikendalikan
oleh saraf
otonom.

6 Pupil Pupil
berfungsi
sebagai
tempat untuk
mengatur

Sumber : Internet, Blog Usaha321


banyak
sedikitnya
cahaya yang
masuk
kedalam
mata. Pupil
juga Lubang
di dalam Iris
yang dilalui
berkas
cahaya.
Pupil
merupakan
tempat
lewatnya
cahaya
menuju
retina.

7 Lensa Lensa
berfungsi
memfokuska
n pandangan
dengan
mengubah
bentuk lensa.
Sumber : Internet, Blog Artikel dan Lensa
Materi
berperan
penting pada
pembiasan
cahaya.
8 Retina Retina
berfungsi
untuk
menerima
cahaya,
mengubahny
a menjadi
Sumber : Internet, Blog Pengertian
Ahli impuls saraf
dan
menghantark
an
impuls ke
saraf
optik(II).

9 Aqueous Aqueous
humor humor(humo
r berair)
berfungsi
menjaga
bentuk
kantong
Sumber : Internet, Blog Media
Katalog BPMPK
depan bola
mata.

10 Vitreus Vitreous
humor humor(humo
(Badan r bening)
Bening) berfungsi
menyokong
lensa dan
Sumber : Internet, Blog
Wordpress.com menolong
dalam
menjaga
bentuk bola
mata.

11 Bintik Fungsi bintik


Kuning kuning yang
terdapat di
retina pada
mata adalah
untuk
menerima
Sumber : Internet, Blog FisikaABC
cahaya dan
meneruskan
ke otak.

12 Saraf Optik Saraf optik


memiliki
fungsi untuk
meneruskan
sebuah
rangsang
cahaya
hingga ke
Sumber : Internet, Blog
Medicastore.com otak. Semua
informasi
yang akan
dibawa oleh
saraf
nantinya
diproses di
otak.
Dan Dengan
demikian
kita bisa
melihat suatu
benda.

13 Otot Mata a). Muskulus


orbikularis
okuli otot
lingkar mata,
fungsinya
untuk
menutup
mata.
b). Muskulus
orbikularis
Sumber : Internet, Blog
Luando08.wordpress.com okuli otot
lingkar mata,
fungsinya
untuk
menutup
mata.
c). Muskulus
rektus okuli
inferior(otot
disekitar
mata),
fungsinya
untuk
menutup
mata.
d). Muskulus
rektus okuli
medial(otot
disekitar
mata),
fungsinya
menggerakk
an mata
dalam (bola
mata).
e). Muskulus
obliques
okuli
inferior,
fungsinya
menggerakk
an bola mata
ke bawah
dan kedalam.
f). Muskulus
obliques
okuli
superior,
fungsinya
memutar
mata ke atas
ke bawah
dan keluar.
3. Mekanisme Kerja Mata

Sumber : Internet, Blog Blogspot.com

Mata manusia memiliki cara kerja otomatis yang sempurna, mata


dibentuk dengan 40 unsur utama yang berbeda dan kesemua bagian ini memiliki
fungsi penting dalam proses melihat. Lapisan tembus cahaya di bagian depan
mata adalah kornea, tepat dibelakangnya terdapat iris, selain member warna pada
mata iris juga dapat merubah ukurannya secara otomatis sesuai kekuatan cahaya
yang masuk, dengan bantuan otot yang melekat padanya. Misalnya ketika berada
di tempat gelap iris akan membesar untuk memasukkan cahaya sebanyak
mungkin. Ketika kekuatan cahaya bertambah, iris akan mengecil untuk
mengurangi cahaya yang masuk ke mata. Ketika cahaya mengenai mata, sinyal
saraf terbentuk dan dikrimkan ke otak, untuk memberikan pesan tentang
keberadaan cahaya, dan kekuatan cahaya. Lalu otak mengirim balik sinyal dan
memerintahkan sejauh mana otot disekitar iris harus mengerut. Bagian mata
lainnya yang bekerja bersamaan dengan struktur ini adalah lensa. Lensa bertugas
memfokuskan cahaya yang memasuki mata pada lapisan retina di bagian
belakang mata. Karena otot-otot disekeliling lensa cahaya yang datang ke mata
dari berbagai sudut dan jarak berbeda dapat selalu difokuskan ke retina. Semua
system yang telah kami sebutkan tadi berukuran lebih kecil. Anggaplah kita
sedang melihat mangkuk Kristal yang penuh dengan buah-buahan, cahaya yang
datang dari mangkuk ini ke mata kita menembus kornea dan iris kemudian
difokuskan pada retina oleh lensa jadi apa yang terjadi pada retina, sehingga sel-
sel retina dapat merasakan adanya cahaya ketika partikel cahaya yang disebut
foton mengenai sel-sel retina. Ketika itu mereka menghasilkan efek rantai
layaknya sederetan kartu domino yang tersusun dalam barisan rapi. Kartu
domino pertama dalam sel retina adalah sebuah molekul bernama 11-cis retinal.
Ketika sebuah foton mengenainya molekul ini berubah bentuk dan kemudian
mendorong perubahan protein lain yang berikatan kuat dengannya yakni
rhodopsin.Kini rhodopsinberubah menjadi suatu bentuk yang memungkinkannya
berikatan dengan protein lain yakni transdusin. Transdusinini sebelumnya sudah
ada dalam sel namun belum dapat bergabung dengan rhodopsin karena ketidak
sesuaian bentuk. Penyatuan ini kemudian diikuti gabungan satu molekul lain
yang bernama GTP kini dua protein yakni rhodopsin dan transdusin serta 1
molekul kimia bernama GTP telah menyatu tetapi proses sesungguhnya baru
saja dimulai senyawa bernama GDP kini telah memiliki bentuk sesuai untuk
mengikat satu protein lain bernama phosphodiesterase yang senantiasa ada
dalam sel. Setelah berikatan bentuk molekul yang dihasilkan akan
menggerakkan suatu mekanisme yang akan memulai serangkaian reaksi kimia
dalam sel.21Mekanisme ini menghasilkan reaksi ion dalam sel dan
menghasilkan energy listrik energy ini merangsang saraf-saraf yang terdapat
tepat di belakang sel retina. Dengan demikian bayangan yang ketika mengenai
mata berwujud seperti foton cahaya ini meneruskan perjalanannya dalam bentuk
sinyal listrik. Sinyal ini berisi informasi visual objek di luar mata. Agar mata
dapat melihat sinyal listrik yang dihasilkan dalam retina harus diteruskan dalam
pusat penglihatan di otak. Namun sel-sel saraf tidak berhubungan langsung satu
sama lain ada celah kecil yang memisah titik-titik sambungan mereka lalu
bagaimana sinyal listrik ini melanjutkan perjalanannya disini serangkaian
mekanisme rumit terjadi energy listrik diubah menjadi energy kimia tanpa
kehilangan informasi yang sedang dibawa dan dengan cara ini informasi
diteruskan dari satu sel saraf ke sel saraf berikutnya. Molekul kimia pengangkut
ini yang terletak pada titik sambungan sel-sel saraf berhasil membawa informasi
yang datang dari mata dari satu saraf ke saraf yang lain. Ketika dipindahkan ke
saraf berikutnya sinyal ini diubah lagi menjadi sinyal listrik dan melanjutkan
perjalanannya ke tempat titik sambungan lainnya dengan cara ini sinyal berhasil
mencapai pusat penglihatan pada otak disini sinyal tersebut dibandingkan
informasi yang ada di pusat memori dan bayangan tersebut ditafsirkan akhirnya
kita dapat melihat mangkuk yang penuh buah-buahan sebagaimana kita saksikan
sebelumnya karena adanya system sempurna yang terdiri atas ratusan kompenen
kecil ini dan semua rentetan peristiwa yang menakjubkan ini terjadi pada waktu
kurang dari 1 detik.Secara singkat Mekanisme melihat adalah :

1) Cahaya masuk ke dalam mata melalui pupil.


2) Lensa mata kemudian memfokuskan cahaya sehingga bayangan benda
yang dimaksud jatuh tepat di retina mata.
3) Kemudian ujung saraf penglihatan di retina menyampaikan bayangan
benda tersebut ke otak.
4) Otak kemudian memproses bayangan benda tersebut sehingga kita dapat
melihat benda tersebut.

4. Gangguan Pada Mata


Mata manusia dapat mengalami kelainan . Beberapa kelainan tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Mata miopi (rabun dekat)
Mata miopi adalah mata dengan lensa terlalu cembung atau bola mata terlalu
panjang. Dengan demikian,objek yang dekat akan terlihat jelas karena
bayangan jatuh pada retina, sedangkan objek yang jauh akan terlihat kabur
karena bayangan didepan retina. Kelainan mata jenis ini dikoreksi dengan
mata jenis cekung.

Sumber : Internet, Blog onlineallartikel.blogspot.com


b) Hipermetropi (rabun jauh)
Mata Hipermetropi adalah mata dengan lensa terlalu pipih atau bola mata
terlalu pendek. Objek yang dekat akan terlihat kabur karena bayangan jatuh
didepan retina, sedangkan objek yang jauh akan terlihat jelas karena
bayangan jatuh di retina. Kelainan mata jenis ini dikoreksi dengan lensa
cembung.

Sumber : Internet, Blog fisikaABC

c) Mata astigmatisma
Mata Astigmatisma adalah mata dengan lengkungan permukaan kornea atau
lensa yang tidak rata.Misalnya lengkung kornea yang vertikal kurang
melengkung dibandingkan yang horizontal.Bila seseorang melihat suatu
kotak, garis vertikal terlihat kabur dan garis horizontal terlihat jelas.Mata
orang tersebut menderita kelainan astigmatis reguler. Astigmatis reguler
dapat dikoreksi dengan mata silindris.Bila lengkung kornea tidak teratur
disebut astigmatis irregular dan dapat dikoreksi dengan lensa kotak.

d) Mata presbiopi
Mata presbiopi adalah suatu keadaan dimana lensa kehilangan elastisitasnya
karena betambahnya usia. Dengan demikian lensa mata tidak dapat
berakomodasi lagi dengan baik.Umumnya penderita akan melihat jelas bila
objeknya jauh, tetapi perlu kacamata cembung untuk melihat objek dekat.
e) Hemeralopi (rabun senja)
Hemeralopi adalah gangguan mata yang disebabkan kekurangan vitamin A.
Penderita rabun senja tidak dapat melihat dengan jelas pada waktu senja
hari.Keadaan seperti itu apabila dibiarkan berlanjut terus mengakibatkan
kornea mata bisa rusak dan dapat menyebabkan kebutaan.Oleh karena itu,
pemberian vitamin A yang cukup sangat perlu dilakukan.

f) Katarak
Katarak adalah cacat mata yang disebabkan pengapuran pada lensa mata
sehingga penglihatan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang.
Umumnya katarak terjadi pada orang yang telah lanjut usia.

g) Buta Warna
Buta warna merupakan gangguan penglihatan mata yang bersifat menurun.
Penderita buta warna tidak mampu membedakan warna-warna tertentu,
misalnya warna merah, hijau, atau biru.Buta warna tidak dapat diperbaiki
atau disembuhkan.
Ada tiga jenis buta warna yaitu;
1. Trikromasi
Adalah keadaan mata yang mengalami perubahan tingkat sensitivitas
warna dari satu atau lebih kerucut pada retina. Jenis buta warna inilah
yang sering diderita kebanyakan orang.
Ada tiga jenis trikrimasi:
1) Protanomali yaitu tidak dapat mengenali warna merah.
2) Deutromali yaitu tidak dapat mengenali warna hijau.
3) Trinomali yaitu tidak dapat mengenali warna warna biru.
2. Dikromasi
Adalah keadaan mata ketika satu dari tiga sel kerucut tidak ada. Ada tiga
jenis dikromasi;
1) Protanopia, yaitu sel kerucut warna tidak ada sehingga tingkat
kecerahan warna merah atau perpaduannya kurang.
2) Deutronopia, yaitu retina tidak memiliki sel kerucut yang peka
terhadap warna hijau.
3) Tritanopia, yaitu retina tidak memiliki sel kerucut yang peka terhadap
warna biru.
3. Monokromasi
Kondisi ini ditandai dengan retina mata yang mengalami kerusakan total
dalam merespon warna. Hanya warna hitam dan putih yang mampu
diterima retina.

h) Konjungtivitas (menular)
Merupakan penyakit mata akibat iritasi atau peradangan akibat infeksi di
bagian selaput yang melapisi mata.

i) Trakoma (menular)
Infeksi pada mata yang disebabkan bakteri Chlamydia trachomatis yang
berkembang biak di lingkungan kotor atau bersanitasi buruk serta bisa
menular.

j) Endoftalmitis
Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata sehingga bola
mata bernanah. Kejadian endoftalmitis merupakan kasus yang sangat jarang,
namun mungkin terjadi pada klien terutama setelah menjalani operasi atau
pascatrauma dengan benda asing intraocular atau pada pengguna prosthesis
mata.

k) Blefaritis
Blefaritis adalah peradangan bilateral subakut atau menahun pada tepi
kelopak mata (margo palpebra). Biasanya, blefaritis terjadi ketika kelenjar
minyak ditempat tumbuhnya bulu mata mengalami gangguan. Ketika
kelenjar minyak ini terganggu, akan terjadi pertumbuhan bakteri yang
melebihi biasanya, menyebabkan peradangan kelopak mata. Terdapat dua
macam blefaritis, yaitu:
 Blefaritis ulseratif merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis
dengan tukak akibat infeksi staphylococcus.

 Blefaritis seboreik merupakan peradangan menahun yang sukar


penanganannya. Biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 tahun),
dengan keluhan mata kotor, panas, dan rasa kelilipan.

l) Glukoma

Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak
langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata
semakin lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi
buta. Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola
mataterhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan
menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf
mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.

C. TELINGA

Sumber : Internet, Blog Kompasiana.com

Telinga merupakan indra pendengaran yang dapat menerima rangasngan


berupa suara atau bunyi. Telinga selain berfungsi untuk mendengar juga
sekaligus juga berfungsi sebagai organ keseimbangan. Telinga terdiri atas 3
bagian yaitu telinga luar, tengah dan dalam. Gelombang suara yang diterima
oleh telinga luar di ubah menjadi getaran mekanis oleh membran timpani.
Getaran ini kemudian di perkuat oleh tulang-tulang padat di ruang telinga tengah
(tympanic cavity) dan diteruskan ke telinga dalam. Telinga dalam merupakan
ruangan labirin tulang yang diisi oleh cairan perilimf yang berakhir pada rumah
siput / koklea (cochlea). Di dalam labirin tulang terdapat labirin membran
tempat terjadinya mekanisme vestibular yang bertanggung jawab untuk
pendengaran dan pemeliharaan keseimbangan. Rangsang sensorik yang masuk
ke dalam seluruh alat-alat vestibular diteruskan ke dalam otak oleh saraf akustik.

1. Bagian-bagian Telinga

a. Telinga Luar
Telinga luar terdiri atas daun telinga (auricle/pinna), liang telinga luar
(meatus accus-ticus externus) dan gendang telinga (membran timpani). Telinga
bagian luar ini secara umum berfungsi untuk menangkap rangasangan berupa
gelombang bunyi atau suara.

Sumber : Internet, Blog doktersehat.com

 Daun telinga /aurikula disusun oleh tulang rawan elastin yang


ditutupi oleh kulit tipis yang melekat erat pada tulang rawan. Dalam
lapisan subkutis terdapat beberapa lembar otot lurik yang pada
manusia rudimenter (sisa perkembangan), akan tetapi pada binatang
yang lebih rendah yang mampu menggerakan daun telinganya, otot
lurik ini lebih menonjol.
 Liang telinga luar merupakan suatu saluran yang terbentang dari daun
telinga melintasi tulang timpani hingga permukaan luar membran
timpani. Bagian permukaannya mengandung tulang rawan elastin dan
ditutupi oleh kulit yang mengandung folikel rambut, kelenjar sebasea
dan modifikasi kelenjar keringat yang dikenal sebagai kelenjar
serumen. Sekret kelenjar sebacea bersama sekret kelenjar serumen
merupakan komponen penyusun serumen. Serumen merupakan
materi bewarna coklat seperti lilin dengan rasa pahit dan berfungsi
sebagai pelindung.
 Membran timpani menutup ujung dalam meatus akustiskus eksterna.
Permukaan luarnya ditutupi oleh lapisan tipis epidermis yang berasal
dari ectoderm, sedangkan lapisan sebelah dalam disusun oleh epitel
selapis gepeng atau kuboid rendah turunan dari endoderm. Di antara
keduanya terdapat serat-serat kolagen, elastis dan fibroblas. Gendang
telinga menerima gelombang suara yang di sampaikan lewat udara
lewat liang telinga luar. Gelombang suara ini akan menggetarkan
membran timpani. Gelombang suara lalu diubah menjadi energi
mekanik yang diteruskan ke tulang-tulang pendengaran di telinga
tengah.

b. Telinga Tengah
Telinga tengah atau rongga telinga adalah suatu ruang yang terisi udara
yang terletak di bagian petrosum tulang pendengaran. Ruang ini berbatasan di
sebelah posterior dengan ruang-ruang udara mastoid dan disebelah anterior
dengan faring melalui saluran (tuba auditiva) Eustachius.

Sumber : Internet, Blog Blogspot.com

Epitel yang melapisi rongga timpani dan setiap bangunan di dalamnya


merupakan epitel selapis gepeng atau kuboid rendah, tetapi di bagian anterior
pada pada celah tuba auditiva (tuba Eustachius) epitelnya selapis silindris
bersilia. Lamina propria tipis dan menyatu dengan periosteum.
Di bagian dalam rongga ini terdapat 3 jenis tulang pendengaran yaitu
tulang maleus, inkus dan stapes. Ketiga tulang ini merupakan tulang kompak
tanpa rongga sumsum tulang.
Tulang maleus melekat pada membran timpani. Tulang maleus dan inkus
tergantung pada ligamen tipis di atap ruang timpani. Lempeng dasar stapes
melekat pada tingkap celah oval (fenestra ovalis) pada dinding dalam. Ada 2 otot
kecil yang berhubungan dengan ketiga tulang pendengaran. Otot tensor timpani
terletak dalam saluran di atas tuba auditiva, tendonya berjalan mula-mula ke arah
posterior kemudian mengait sekeliling sebuah tonjol tulang kecil untuk melintasi
rongga timpani dari dinding medial ke lateral untuk berinsersi ke dalam gagang
maleus. Tendo otot stapedius berjalan dari tonjolan tulang berbentuk piramid
dalam dinding posterior dan berjalan anterior untuk berinsersi ke dalam leher
stapes. Otot-otot ini berfungsi protektif dengan cara meredam getaran-getaran
berfrekuensi tinggi.
Tingkap oval pada dinding medial ditutupi oleh lempeng dasar stapes,
memisahkan rongga timpani dari perilimf dalam skal vestibuli koklea. Oleh
karenanya getaran-getaran membrana timpani diteruskan oleh rangkaian tulang-
tulang pendengaran ke perilimf telinga dalam. Untuk menjaga keseimbangan
tekanan di rongga-rongga perilimf terdapat suatu katup pengaman yang terletak
dalam dinding medial rongga timpani di bawah dan belakang tingkap oval dan
diliputi oleh suatu membran elastis yang dikenal sebagai tingkap bulat (fenestra
rotundum). Membran ini memisahkan rongga timpani dari perilimf dalam skala
timpani koklea.
Tuba auditiva (Eustachius) menghubungkan rongga timpani dengan
nasofarings lumennya gepeng, dengan dinding medial dan lateral bagian tulang
rawan biasanya saling berhadapan menutup lumen. Epitelnya bervariasi dari
epitel bertingkat, selapis silindris bersilia dengan sel goblet dekat farings.
Dengan menelan dinding tuba saling terpisah sehingga lumen terbuka dan udara
dapat masuk ke rongga telinga tengah. Dengan demikian tekanan udara pada
kedua sisi membran timpani menjadi seimbang.
c. Telinga Dalam
Telinga dalam adalah suatu sistem saluran dan rongga di dalam pars
petrosum tulang temporalis. Telinga tengah di bentuk oleh labirin tulang (labirin
oseosa) yang di da-lamnya terdapat labirin membranasea. Labirin tulang berisi
cairan perilimf sedangkan labirin membranasea berisi cairan endolimf.

Sumber : Internet, Blog Pusat Alat BantuDengar

 Labirin Tulang
Labirin tulang terdiri atas 3 komponen yaitu kanalis semisirkularis,
vestibulum, dan koklea tulang. Labirin tulang ini di sebelah luar berbatasan
dengan endosteum, sedangkan di bagian dalam dipisahkan dari labirin
membranasea yang terdapat di dalam labirin tulang oleh ruang perilimf yang
berisi cairan endolimf.

Vestibulum merupakan bagian tengah labirin tulang, yang berhubungan


dengan rongga timpani melalui suatu membran yang dikenal sebagai tingkap
oval (fenestra ovale). Ke dalam vestibulum bermuara 3 buah kanalis
semisirkularis yaitu kanalis semisirkularis anterior, posterior dan lateral yang
masing-masing saling tegak lurus. Setiap saluran semisirkularis mempunyai
pelebaran atau ampula. Walaupun ada 3 saluran tetapi muaranya hanya lima dan
bukan enam, karena ujung posterior saluran posterior yang tidak berampula
menyatu dengan ujung medial saluran anterior yang tidak bermapula dan
bermuara ke dalam bagian medial vestibulum oleh krus kommune. Ke arah
anterior rongga vestibulum berhubungan dengan koklea tulang dan tingkap
bulat (fenestra rotundum).
Koklea merupakan tabung berpilin mirip rumah siput. Bentuk
keseluruhannya mirip kerucut dengan dua tiga-perempat putaran. Sumbu koklea
tulang di sebut mediolus. Tonjolan tulang yang terjulur dari modiolus
membentuk rabung spiral dengan suatu tumpukan tulang yang disebut lamina
spiralis. Lamina spiralis ini terdapat pembuluh darah dan ganglion spiralis, yang
merupakan bagian koklear nervus akustikus.

 Labirin Membranasea
Labirin membransea terletak di dalam labirin tulang, merupakan suatu
sistem saluran yang saling berhubungan dilapisi epitel dan mengandung
endolimf. Labirin ini dipisahkan dari labirin tulang oleh ruang perilimf yang
berisi cairan perilimf. Pada beberapa tempat terdapat lembaran-lembaran
jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah melintasi ruang perilimf untuk
menggantung labirin membranasea.

Labirin membranasea terdiri atas:

a) Kanalis semisirkularis membranasea


b) Ultrikulus
c) Sakulus
d) Duktus endolimfatikus merupakan gabungan duktus ultrikularis dan
duktus sakularis.
e) Sakus endolimfatikus merupakan ujung buntu duktus endolimfatikus
f) Duktus reuniens, saluran kecil penghubung antara sakulus dengan duktus
koklearis
g) Duktus koklearis mengandung organ Corti yang merupakan organ
pendengaran.
h) Terdapat badan-badan akhir saraf sensorik dalam ampula saluran
semisirkularis (krista ampularis) dan dalam ultrikulus dan sakulus
(makula sakuli dan ultrikuli) yang berfungsi sebagai indera statik dan
kinetik.
 Sakulus Dan Ultrikulus
Dinding sakulus dan ultrikulus dibentuk oleh lapisan jaringan ikat tebal
yang mengandung pembuluh darah, sedangkan lapisan dalamnya dilapisi epitel
selapis gepeng sampai selapis kuboid rendah. Pada sakulus dan ultrikulus
terdapat reseptor sensorik yang disebut makula sakuli dan makula ultrikuli.
Makula sakuli terletak paling banyak pada dinding sehingga berfungsi untuk
mendeteksi percepatan vertikal lurus sementara makula ultrikuli terletak
kebanyakan di lantai /dasar sehingga berfungsi untuk mendeteksi percepatan
horizontal lurus.

Makula disusun oleh 2 jenis sel neuroepitel (disebut sel rambut) yaitu
tipe I dan II serta sel penyokong yang duduk di lamina basal.Serat-serat saraf
dari bagian vestibular nervus vestibulo-akustikus akan mempersarafi sel-sel
neuroepitel ini.

Sel rambut I berbentuk seperti kerucut dengan bagian dasar yang


membulat berisi inti dan leher yang pendek. Sel ini dikelilingi suatu jala terdiri
atas badan akhir saraf dengan beberapa serat saraf eferen, mungkin bersifat
penghambat/ inhibitorik. Sel rambut tipe II berbentuk silindris dengan badan
akhir saraf aferen maupun eferen menempel pada bagian bawahnya. Kedua sel
ini mengandung stereosilia pada apikal, sedangkan pada bagian tepi stereosilia
terdapat kinosilia. Sel penyokong (sustentakular) merupakan sel berbentuk
silindris tinggi, terletak pada lamina basal dan mempunyai mikrovili pada
permukaan apikal dengan beberapa granul sekretoris.

Pada permukaan makula terdapat suatu lapisan gelatin dengan ketebalan


22 mikrometer yang dikenal sebagai membran otolitik. Membran ini
mengandung banyak badan-badan kristal yang kecil yang disebut otokonia atau
otolit yang mengandung kalsium karbonat dan suatu protein. Mikrovili pada sel
penyokong dan stereosilia serta kinosilia sel rambut terbenam dalam membran
otolitik. Perubahan posisi kepala mengakibatkan perubahan dalam tekanan atau
tegangan dalam membran otolitik dengan akibat terjadi rangsangan pada sel
rambut. Rangsangan ini diterima oleh badan akhir saraf yang terletak di antara
sel-sel rambut.
 Kanalis Semisirkularis
Kanalis semisirkularis membranasea mempunyai penampang yang oval.
Pada permukaan luarnya terdapat suatu ruang perilimf yang lebar dilalui oleh
trabekula.

Pada setiap kanalis semisirkularis ditemukan sebuah krista ampularis,


yaitu badan akhir saraf sensorik yang terdapat di dalam ampula (bagian yang
melebar) kanalis. Tiap krista ampularis di bentuk oleh sel-sel penyokong dan
dua tipe sel rambut yang serupa dengan sel rambut pada makula. Mikrovili,
stereosilia dan kinosilianya terbenam dalam suatu massa gelatinosa yang disebut
kupula serupa dengan membran otolitik tetapi tanpa otokonia.

Dalam krista ampularis, sel-sel rambutnya di rangsang oleh gerakan


endolimf akibat percepatan sudut kepala. Gerakan endolimf ini mengakibatkan
tergeraknya stereosilia dan kinosilia. Dalam makula sel-sel rambut juga
terangsang tetapi perubahan posisi kepala dalam ruang mengakibatkan suatu
peningkatan atau penurunan tekanan pada sel-sel rambut oleh membran otolitik.

 Koklea
Koklea tulang berjalan spiral dengan 23/4 putaran sekiitar modiolus yang
juga merupakan tempat keluarnya lamina spiralis. Dari lamina spiralis menjulur
ke dinding luar koklea suatu membran basilaris. Pada tempat perlekatan
membran basilaris ke dinding luar koklea terdapat penebalan periosteum yang
dikenal sebagai ligamentum spiralis. Di samping itu juga terdapat membran
vestibularis (Reissner) yang membentang sepanjang koklea dari lamina spiralis
ke dinding luar. Kedua membran ini akan membagi saluran koklea tulang
menjadi tiga bagian yaitu

1. Ruangan atas (skala vestibuli)


2. Ruangan tengah (duktus koklearis)
3. Ruang bawah (skala timpani).
Antara skala vestibuli dengan duktus koklearis dipisahkan oleh membran
vestibularis (Reissner). Antara duktus koklearis dengan skala timpani
dipisahkan oleh membran basilaris. Skala vesibularis dan skala timpani
mengandung perilimf dan di dindingnya terdiri atas jaringan ikat yang dilapisi
oleh selapis sel gepeng yaitu sel mesenkim, yang menyatu dengan periosteum
disebelah luarnya. Skala vestibularis berhubungan dengan ruang perilimf
vestibularis dan akan mencapai permukaan dalam fenestra ovalis. Skala timpani
menjulur ke lateral fenestra rotundum yang memisahkannya dengan ruang
timpani. Pada apeks koklea skala vestibuli dan timpani akan bertemu melalui
suatu saluran sempit yang disebut helikotrema.
Duktus koklearis berhubungan dengan sakulus melalui duktus reuniens
tetapi berakhir buntu dekat helikotrema pada sekum kupulare.

Pada pertemuan antara lamina spiralis tulang dengan modiolus terdapat


ganglion spiralis yang sebagian diliputi tulang. Dari ganglion keluar berkas-
berkas serat saraf yang menembus tulang lamina spiralis untuk mencapai organ
Corti. Periosteum di atas lamina spiralis menebal dan menonjol ke dalam duktus
koklearis sebagai limbus spiralis. Pada bagian bawahnya menyatu dengan
membran basilaris.

Membran basilaris yang merupakan landasan organ Corti dibentuk oleh


serat-serat kolagen. Permukaan bawah yang menghadap ke skala timpani diliputi
oleh jaringan ikat fibrosa yang mengandung pembuluh darah dan sel mesotel.

Membran vestibularis merupakan suatu lembaran jaringan ikat tipis yang


diliputi oleh epitel selapis gepeng pada bagian yang menghadap skala vestibuli.

 Duktus Koklearis
Epitel yang melapisi duktus koklearis beragam jenisnya tergantung pada
lokasinya, diatas membran vestibularis epitelnya gepeng dan mungkin
mengandung pigmen, di atas limbus epitelnya lebih tinggi dan tak beraturan. Di
lateral epitelnya selapis silindris rendah dan di bawahnya mengandung jaringan
ikat yang banyak mengandung kapiler. Daerah ini disebut stria vaskularis dan
diduga tempat sekresi endolimf.
 Organ Corti
Organ Corti terdiri atas sel-sel penyokong dan sel-sel rambut. Sel-sel
yang terdapat di organ Corti adalah

1. Sel tiang dalam merupakan sel berbentuk kerucut yang ramping


dengan bagian basal yang lebar mengandung inti, berdiri di atas
membran basilaris serta bagian leher yang sempit dan agak
melebar di bagian apeks.
2. Sel tiang luar mempunyai bentuk yang serupa dengan sel tiang
dalam hanya lebih panjang. Di antara sel tiang dalam dan luar
terdapat terowongan dalam.
3. Sel falangs luar merupakan sel berbentuk silindris yang melekat
pada membrana basilaris. Bagian puncaknya berbentuk mangkuk
untuk menopang bagaian basal sel rambut luar yang mengandung
serat-serat saraf aferen dan eferen pada bagian basalnya yang
melintas di antara sel-sel falangs dalam untuk menuju ke sel-sel
rambut luar. Sel-sel falangs luar dan sel rambut luar terdapat
dalam suatu ruang yaitu terowongan Nuel. Ruang ini akan
berhubungan dengan terowongan dalam.
4. Sel falangs dalam terletak berdampingan dengan sel tiang dalam.
Seperti sel falangs luar sel ini juga menyanggah sel rambut
dalam.
5. Sel batas membatasi sisi dalam organ corti
6. Sel Hansen membatasi sisi luar organ Corti. Sel ini berbentuk
silindris terletak antara sel falangs luar dengan sel-sel Claudius
yang berbentuk kuboid. Sel-sel Claudius ter-letak di atas sel-sel
Boettcher yang berbentuk kuboid rendah.

Permukaan organ Corti diliputi oleh suatu membran yaitu membrana


tektoria yang merupakan suatu lembaran pita materi gelatinosa. Dalam keadaan
hidup membran ini menyandar di atas stereosilia sel-sel rambut.

 Ganglion Spiralis
Ganglion spiralis merupakan neuron bipolar dengan akson yang
bermielin dan berjalan bersama membentuk nervus akustikus. Dendrit yang
bermielin berjalan dalam saluran-saluran dalam tulang yang mengitari ganglion,
kehilangan mielinnya dan berakhir dengan memasuki organ Corti untuk
selanjutnya berada di antara sel rambut. Bagian vestibular N VIII memberi
persarafan bagian lain labirin. Ganglionnya terletak dalam meatus akustikus
internus tulang temporal dan aksonnya berjalan bersama dengan akson dari yang
berasal dari ganglion spiralis. Dendrit-dendritnya berjalan ke ketiga kanalikulus
semisirkularis dan ke makula sakuli dan ultrikuli.

Telinga luar menangkap gelombang bunyi yang akan diubah menjadi


getaran-getaran oleh membran timpani. Getaran-getaran ini kemudian diteruskan
oleh rangkaian tulang –tulang pendengaran dalam telinga tengah ke perilimf
dalam vestibulum, menimbulkan gelombang tekanan dalam perilimf dengan
pergerakan cairan dalam skala vestibuli dan skala timpani. Membran timpani
kedua pada tingkap bundar (fenestra rotundum) bergerak bebas sebagai katup
pengaman dalam pergerakan cairan ini, yang juga agak menggerakan duktus
koklearis dengan membran basilarisnya. Pergerakan ini kemudian menyebabkan
tenaga penggunting terjadi antara stereosilia sel-sel rambut dengan membran
tektoria, sehingga terjadi stimulasi sel-sel rambut. Tampaknya membran
basilaris pada basis koklea peka terhadap bunyi berfrekuensi tinggi , sedangkan
bunyi berfrekuensi rendah lebih diterima pada bagian lain duktus koklearis.

2. Mekanisme Kerja Telinga

Telinga memiliki dua fungsi yaitu sebagai alat pendengaran dan sebagai
pengatur sistem keseimbangan, maka mekanisme kerjanya;

a. Mekanisme Telinga Sebagai Alat Pendengaran


Sumber : Internet, Blog Biologi Gonza

Gelombang bunyi atau suara yang datang menghampiri telinga mula-mula


dikumpulkan oleh daun telinga . Kemudian Gelombang bunyi atau suara tersebut
dibelokkan meuju ke saluran telinga luar dan gendang telinga .Gelombang bunyi
atau suara akan menabrak gendang telinga atau membrana thympani . karena
Membran thympani berupa lembaran tipis atau bisa disebut selaput tipis maka
gelombang bunyi yang masuk akan menggetarkan atau merubah dari kondisi statis
menjadi dinamis begrgetar . Getaran menyebabkan tulang-tulang di telinga tengah
Maleus - Incus - Staper bergetar, ketiga tulang ini elastis tidak kaku, mereka
bekerja untuk menambahkan tekanan intonasi volume ataupun penghalus seperti
amplyfier. Jika gelombang suara terlalu besar tekanannya maka tekanan itu akan
dikurangi dengan mebuangnya bunyi itu ke mulut lewat saluran Eustachius.

Kemudian Gelombang bunyi atau suara diterjemahkan menjadi getaran


gerak sehingga gelombang suara menggetarkan jendela lonjong / oval didepan
tulang sanggurdi atau stapes yang bentuknya seperti garputala. Getaran pada
jendela oval menyebabkan cairan yang berada di dalam rumah siput bergerak
sesuai gelombang bunyinya. Selanjutnya Gelombang cairan ini akan
menggetarkan organ korti berupa rambut halus di rumah siput Getaran rambut
halus organ korti yang menyerupai skala yang berbeda menyebabkan adanya
perbedaan muatan listrik yang kemudian menjadikan adanya denyut syaraf
auditory, dari saraf tepi otak Syaraf auditory sebagai syaraf sensorik pendengaran
selanjutnya membawa impuls itu menuju otak melalui syaraf rongga telinga
menuju ke otak besar bagian samping Cerebrum temporalis.Dari otak besar biasa
digerakkan ke saraf motorik kemana kesesuaian kebutuhannya

Jadi semua proses itu terjadi di rumah siput ( Coclea ) yang berupa saluran
yang berisi cairan. Organ korti dirumah siput tersusun atas dua macam sel bulu,
sel bulu dalam dan sel bulu luar , rambut ini bergetar tergantung pada frekuensi
suara yang datang, Sel-sel bulu bulu pada organ korti ini bergetar berbeda-beda
yang memungkinkan kita membedakan beragam suara yang kita dengar. Sel bulu
luar mengubah getaran suara yang telah dikenali menjadi denyut listrik . Denyut
listrik diruskannya ke syaraf pendengaran . Kemudian informasi dari kedua
telinga bertemu di dalam susunan olivari utama. Alat yang terlibat dalam jalur
pendengaran adalah sebagai berikut:

o inferior colliculus
o medial geniculate body
o selaput pendengaran

Garis biru di dalam otak menunjukkan jalan yang ditempuh nada tinggi
dan garis merah untuk nada rendah. Kedua rumah siput di dalam telinga kita
mengirimkan sinyal pada kedua belahan otak.

b. Mekanisme Telinga Sebagai Organ Keseimbangan

Keseimbangan tubuh berkaitan erat dengan gravitasi. Sistem


keseimbangan tubuh yang kita miliki, membantu menjaga postur tubuh saat
duduk, berdiri, berjalan dan berlari, serta melakukan beragam gerakan dengan
baik. Sinyal yang diterima otak dari telinga dalam, pandangan mata, dan alat
gerak tubuh, merupakan beberapa faktor yang membantu tubuh mengendalikan
keseimbangan. Sistem ini dikenal juga sebagai sistem vestibularis.

Di telinga dalam terdapat bagian berbentuk semi lingkaran yang berisi


cairan dan sensor yang menyerupai rambut-rambut halus, dikenal sebagai kanalis
semisirkularis. Bagian inilah yang membantu menjaga keseimbangan.

Di bagian ujung lingkaran tersebut, terdapat organ bernama utrikulus dan


sakulus. Keduanya memiliki sel-sel rambut sensorik. Jika dilihat lebih dalam, di
sel-sel ini ada lagi bagian kecil bernama otokonia. Inilah partikel yang sangat
berperan dalam keseimbangan.

Otokonia bekerja membantu memonitor posisi kepala saat beradaptasi


dengan gravitasi. Adanya otokonia ini juga memungkinkan Anda naik ke
ketinggian atau turun ke kedalaman tertentu, seperti naik dan turun di dalam lift
atau berada di dalam mobil yang sedang berjalan, dengan tetap stabil, seimbang,
dan tidak pusing.

3. Gangguan Pada Indra Pendengaran

Telinga dapat mengalami gangguan fungsi yang disebut tuli. Gangguan


ini dapat berupa;

a. Tuli Konduktif
Merupakan suatu gangguan pada organ pendengarann dalam proses
penghantaran bunyi di telinga bagian luar atau telinga bagian tengah.
Tuli konduktif dapat terjadi karena:
1. Penyumbatan saluran telinga oleh minyak serumen.
2. Penebalan atau pecahnya membran timpani.
3. Pengapuran tulang pendengaran.
4. Kekakuan hubungan stapes pada fenesta ovali.

Gangguan ini dapat bersifat sementara. Gangguan ini dapat diatasi


melalui pengobatan operasi atau alat bantu dengar.

b. Tuli Saraf

Tuli saraf ini disebut juga gangguan pendengaran sensorineural


disebabkan oleh kerusakan sel saraf audiotori. Gangguan biasanya bersifat
permanen.

Anda mungkin juga menyukai