A. Pengertian Debat
Menurut seorang ahli bernama Asidi Dipodjojo dalam buku yang berjudul
“Komunasi Lisan”, debat merupakan suatu proses komunikasi yang dilakukan secara
lisan yang dinyatakan dengan bahasa untuk mempertahankan gagasan atau pendapat.
Dalam sebuah debat, setiap pihak berhak mengajukan pendapat dan memberikan
alasan sehingga pihak lawan atau pihak yang tidak setuju dapat menerima dan
berpihak kepadanya.
Dalam sebuah buku tentang public speaking yang ditulis oleh seorang ahli bernama
G. Sukadi, debat diartikan sebagai kegiatan saling beradu pendapat antarpribadi
maupun antarkelompok orang yang bertujuan untuk mencapai kemenangan atau
kesepakatan. Sedangkan menurut Guntur Tarigan dalam bukunya yang berjudul
“Retorika”, debat adalah adu argumentasi tentang suatu hal tertentu untuk mencapai
kemenangan satu pihak.
B. Tujuan Debat
Debat memiliki beberapa tujuan yaitu meraih kemenangan atas argumentasi demi
mendukung sesuatu yang ingin ditegakkan atau dijalankan. Tujuan dilakukannya
debat juga untuk menunjukkan kebenaran atas sesuatu yang sedang dipermasalahkan,
menimbulkan pro dan kontra, dan sebagainya. Tujuan yang ingin dicapai dengan
debat bergantung pada peserta dan anggota yang diundang, mosi atau permasalahan,
waktu, dan tempat debat.
C. Fungsi Debat
Debat juga mempunyai fungsi yaitu sebagai ajang untuk melatih keberanian dalam
beragumentasi di depan umum, melatih berbicara terutama menanggapi argumen
lawan bicara. Debat juga dapat meningkatkan kemampuan merespon suatu masalah
dengan cepat dan tepat melalui sikap dan cara berpikir kritis terhadap suatu topik, dan
menambah pemahaman suatu konsep atau teori terutama yang berhubungan dengan
materi
D. Peran Debat
E. Etika Debat
Seorang yang tergabung dalam tim debat baik pro, kontra, maupun tim netral harus
menjunjung etika atau norma dalam bertanya dan berdebat. Etika bertanya
dalam debat yaitu bersungguh-sungguh dalam mencari data, tidak menguji pembicara,
pertanyaan langsung menuju ke fokus permasalahan, mengajikan pertanyaan-
pertanyaan khusus, menghindari cara berpikir yang salah, tidak menyangkutpautkan
prasangka emosional ketika bertannya, dan menunjukkan sikap wajar.
Sedangkan etika berdebat yaitu memiliki pengetahuan yang baik, pertimbangan dalam
mengomunikasikan argumen atau persuasi, keterampilan dalam membuktikan
kesalahan dan celah, mengerti prinsip-prinsip dalam penyampaian persuasi dan
penggunaan argumentasi dalam melemahkan pernyataan lawan, penyampaian pidato
mauun argumentasi secara terarah, lancar, dan kuat, serta mengapresiasi fakta.
Suatu kegiatan dapat disebut debat jika memiliki beberapa unsur-unsur di bawah ini:
1. Memiliki mosi. Emosi adalah topik atau bahasan yang akan diperdebatkan dan
mempunyai sifat konvensional. Adanya mosi sangat penting karena di dalam sebuah
debat terdapat pihak pro dan kontra.
2. Debat harus memiliki pihak pro atau pihak afirmatif yang setuju terhadap mosi
yang telah diberikan. Pihak pro akan memberikan pidatonya terlebih dahulu mengenai
alasan mengapa mendukung pernyatan di dalam mosi.
3. Selain pihak pro, juga terdapat pihak oposisi atau pihak kontra yang tidak setuju
dengan mosi yang sudah diberikan. Pihak kontra akan menyanggah pernyataan dari
pihak afirmatif.
4. Sebagai penengah antara pihak pro dan kontra, debat harus mempunyai pihak netral
atau pihak yang tidak menaruh dukungan dan tidak condong terhadap salah satu
pihak.
5. Dalam debat harus ada moderator yang bertugas mempin dan mengatur jalannya
debat. Tata tertib debat, memperkenalkan masing-masing pihak, dan penyampaian
mosi akan dilakukan oleh moderator.
6. Debat juga harus memiliki peserta debat yang nantinya berhak menentukan
keputusan akhir bersama juri debat. Dalam beberapa debat, peserta tidak ikut andil
dalam penentuan keputusan akhir namun jika dibutuhkan voting, maka biasanya
peserta akan diperhitungkan suaranya.
7. Unsur yang terakhir yaitu adanya penulis atau notulen acara yang bertugas
mencatat hal-hal terkait debat yang sedang berlangsung misalnya mosi debat,
pernyataan moderator, penyampaian masing-masing tim atau pihak, dan hasil
keputusan akhir.
G. Struktur Debat
Debat yang baik harus memenuhi struktur debat yang telah disepakati bersama.
Berikut ini adalah struktur debat yang baik dan benar.
1. Perkenalan harus dilakukan oleh masing-masing tim atau pihak (afirmasi, oposisi,
dan netral)
4. Kesimpulan merupakan hasil akhir debat yang sebelumnya diawali dengan penutup
yang disampaikan oleh masing-masing tim.
5. Keputusan diambil dari hasil voting, mosi, resolusi, dan sebagainya. Jenis
keputusan ada tiga yaitu keputusan oleh para pendengar atau decision by the
audience, keputusan oleh hakim atau decision by judges, dan keputusan dengan kritik
atau decision by critique.
1. Memahami dan menjalankan peraturan debat yang telah disepakati oleh peserta dan
anggota debat. Jika seorang anggota debat melanggar peraturan maka akan
berpengaruh kepada timnya.
3. Ajukan argumen dengan analisis yang kritis, masuk akal, dan runtut. Ketiga hal ini
akan lebih baik jika dilakukan dengan kemampuan retorika yang baik.
8. Buatlah kesimpulan yang menunjukkan pernyataan final dengan kalimat yang lugas
dan langsung menuju ke titik celah lawan. Penyampaian kesimpulan tidak perlu
terlalu panjang cukup poin-poin yang menegaskan argumentasi dan disampaian
dengan tegas untuk menunjukkan rasa percaya diri bahwa argumentasi tersebut benar.
Langkah – langkah debat :
1. Mahasiswa dibagi menjadi dua kelompok sebagai peserta debat, yang satu pro dan
yang lainnya kontra.
2. Masing – masing kelompok diberikan tugas untuk mencari materi yang akan
diperdebatkan.
3. Debat dimulai dengan pembukaan dari moderator
4. Moderator menyebutkan beberapa mosi kepada kedua peserta debat
5. Moderator meminta kepada salah satu kelompok untuk menyampaikan argumennya
6. Salah satu kelompok debat menyampaikan argumennya
7. Setelah itu moderator meminta argumen kepada kelompok debat lainnya
8. Kelompok debat lainnya memberikan argumennya
9. Dilakukan secara berulang, sampai dapat diambil suatu kesimpulan
10. Moderator menyampaikan kesimpulan
Contoh debat :
Terjadilah perdebatan