Anda di halaman 1dari 9

RESUME BUDI PEKERTI

“Syukur dan Kufur”

DISUSUN OLEH :

Faidil Rahmad (18129153)

Rizka Rahmawati Putri (18129305)

Ulfatmi Fiantika (18129143)

Yarsina Dewi (18129148)

Dosen Pengampu :

Syahrul Ismet, S.Ag., M.Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
A. Syukur
1. Pengertian Syukur
Secara bahasa kata syukur berasal dari kata”syakara”yang berarti
berterima kasih. Sedangkan menurut istilah syara’ syukur adalah
pengakuan terhadap nikmat yang dikaruniakan Allah yang disertai
dengan ketundukan kepadaNya dan mempergunakan nikmat tersebut
sesuai dengan kehendak Allah.
Menurut Imam al-Qusyairi (al-Asyqar, 2006) mengatakan hakikat
syukur adalah pengakuan terhadap nikmat yang telah diberikan Allah
yang di buktikan dengan ketundukan kepada-Nya.
Imam Al-Ghazali (2012) mengatakan syukur ada tiga perkara;
a. Pengetahuan tentang nikmat.
b. Sikap jiwa yang tetap dan tidak berubah
c. Menghindari perbuatan maksiat kepada Allah.

Menurut Imam Al-Qusyairi dan Imam Al-Ghazali, Ibnu Qudamah,


syukur itu dapat terjadi dengan lisan, hati, dan perbuatan.Bersyukur
dengan hati adalah keinginan untuk selalu berbuat kebaikan.Bersyukur
dengan lidah ialah mewujudkan rasa terima kasih kepada Allah melalui
ucapan dalam bentuk pujian kepada-Nya.Bersyukur dengan perbuatan
adalah mempergunakan nikmat Allah menurut kehendak Allah yang
memberikan nikmat itu sendiri.
Jadi, dari berbagai pengertian syukur diatas, disimpulkan bahwa
syukur adalah pengakuan terhadap nikmat yang telah diberikan Allah
kepada kita yang disertai dengan ketundukan kepadaNya dan
mempergunakan nikmat terrsebut dengan sebaik-baiknya.

2. Hakikat Syukur
Imam Ghazali (2012) menjelaskan bahwa syukur tersusun atas tiga
perkara, yakni:
a. Ilmu, yaitu pengetahuan tentang nikmat dan pemberinya, serta
meyakini bahwa semua nikmat berasal dari Allah SWT.
b. Hal (kondisi spiritual), yaitu karena pengetahuan dan keyakinan tadi
melahirkan jiwa yang tentram.
c. Amal perbuatan, berkaitan dengan hati, lisan, dan anggota badan.
Al Kharraz yang dikutip oleh Amir An-Najjar mengatakan syukur
itu terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
a. Syukur dengan hati adalah mengetahui bahwa nikmat-nikmat itu
berasal dari Allah swt bukan selain dari-Nya.
b. Syukur dengan lisan adalah dengan mengucapkan al-Hamdulillah
dan memuji-Nya.
c. Syukur dengan jasmani adalah dengan tidak mempergunakan setiap
anggota badan dalam kemaksiatan tetapi untuk ketaatan kepada-Nya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hakikat syukur adalah


mempergunakan nikmat yang dikaruniakan Allah swt untuk berbuat
ketaatan kepada Allah swt guna mendekatkan diri kepada Allah swt.

3. Urgensi dan Dalil Syukur


a. Urgensi Syukur
1) Pekerjaan yang tidak bisa kita tinggalkan satu detikpun pada
hakikatnya adalah syukur kepada Allah SWT. Saat kita
memperoleh kenikmatan lalu kita memuji dan bersyukur maka
puji dan syukur kita tentu lebih baik dari apa yang kita peroleh
sehingga kita mensyukurinya dengan yang lebih banyak lagi.
2) Naluri manusia saat memperoleh suatu pemberian pasti
berkeinginan untuk mengetahui siapa pemberinya, untuk
kemudian dia berterima kasih dan berbuat baik kepadanya.
Motifasi syukur menjadi pintu besar yang dapat mengantarkan
manusia mengenal Allah Sang pemberi segala kenikmatan. (QS.
An-Nahl: 53 ) dan (QS. An-Nahl: 78 )
3) Syukur adalah sikap membuka diri untuk memperoleh tambahan
karunia nikmat dari Allah. Sebaliknya, kufur adalah sikap
menutup diri dari mendapat karunia Allah dan menggantikan
tempatnya dengan adzab. (QS. Ibrahim: 7)
4) Janji Allah kepada orang yang bersyukur sungguh sangat luas,
hal itu dibuktikan dengan adanya pernyataan Allah akan
memberikan balasan kepada yang bersyukur."Dan kami akan
membalas orang orang yang bersyukur" (QS. Ali Imran: 145 )
5) Misi syetan dalam menggoda manusia dengan segala cara dan
tanpa kenal lelah adalah agar manusia tidak menjadi hamba
yang bersyukur. (QS. Al-A'raf: 17)
6) Kalimat Alhamdulillah menjadi pembuka surat Al-Fatihah suatu
surat yang paling agung dalam Al-Qur'an..
7) Kualitas kerja akan terus meningkat seiring dengan
meningkatnya rasa syukur, sebagaimana firman
Allah:‫"ا‬Bekerjalah wahai keluarga Daud dengan penuh rasa
syukur" (QS. Saba: 13).
8) Syukur adalah bukti keimanan kepada Allah dan jalan yang
menyelamatkan manusia dari adzab.(QS. Al-Baqarah: 173) dan
(QS. An-Nisa': 147)
9) Memohonlah kepada Allah menjadi hamba yang bersyukur
karena lisan ahli syurga adalah lisan yang berdzikir dan
bersyukur.

b. Dalil tentang Syukur


1) Surat Ibrahim ayat 7

Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu


memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami
akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

2) Surat Al- Baqarah Ayat 172


Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di
antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan
bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu
menyembah. “
3) Surat An-Nahl Ayat 114
Artinya: “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki
yag telah diberikan Allah kepadamu, dan syukurilah nikmat Allah,
jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.”
4) Surat Luqman Ayat 12

Artinya: “Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmat


kepada Luqman, yaitu bersyukurlah kepada Allah. Dan
barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya
ia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang tidak
bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji.”

5) Surat Az-Zumar Ayat 66


Artinya: “Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu
sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang
bersyukur.”

4. Keutamaan Syukur
Muhammad Syafi’ie el-Bantanie menyebutkan lima keutamaan
syukur, yakni sebagai berikut:
a) Menghilangkan Kesusahan
Allah swt berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 152, sebagai
berikut
Artinya : “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat
(pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu
mengingkari nikmat-Ku.”.
b) Mendatangkan Rezeki
Dengan bersyukur maka Allah swt akan membukakan pintu
rezeki dari segala penjuru. Dalam surat Ibrahim ayat 7, disebutkan
bahwa Allah swt akan menambah nikmat bagi orang yang bersyukur.
c) Mendatangkan Kesembuhan
Orang-orang yang tetap ber-syukur dalam kondisi sakit akan
mendapatkan balasan yang luar biasa, yakni Allah swt akan
menyembuhkan penyakitnya dan akan memberikan nikmat yang
jauh lebih baik dari sebelumnya, seperti halnya dalam kisah nabi
Ayub as.
d) Mengantar ke Surga
5. Implementasi Syukur
Implementasi syukur dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai
berikut :
a. Melaksanakan ibadah yang telah diperintahkan Allah swt kepada
kita.
b. Berterima kasih kepada orang yang telah membantu ataupun
menolong kita sekecil apapun.
c. Menjalani hidup ini dengan melakukan perbuatan kebaikan.
d. Mengucapkan hamdalah ketika mendapatkan kenikmatan.
e. Berdoa sebelum dan ketika bangun tidur.
f. Menggunakan kenikmatan yang diberikan Allah Swt untuk
perbuatan kebaikan untuk kemaslahatan bersama.
g. Selalu meningkatkan ketaatan, keimanan dan selalu mengingkat
Allah Swt dengan cara selalu berzikir dan beribadah hanya untuk-
Nya.
h. Ketika mendapatkan kenikmatan yang sangat membahagiakan,
hendaknya melakukan sujud syukur.
i. Selalu berzikir dan berdoa ketika selesai Sholat..
B. Kufur
1. Pengertian Kufur
Secara bahasa kufur berarti menutupi. Sedangkan menurut syara’
kufur adalah tidak beriman kepada Allah dan Rasulnya, baik dengan
mendustakannya atau tidak mendustakannya.Kufur berawal dari
pengingkaran kebenaran dalam hati yang tidak mengakui akan kebesaran
nikmat Allah yang tidak terbatas.
Menurut Takdir (2018), makna asal kata kufur adalah menolak
sesuatu yang berasal dari Tuhan dan mengingkari apa yang diberikan.
Orang yang tidak bersyukur berarti orang yang menyembunyikan
kebaikan yang dilakukan dengan tidak mau menyebutkan dan mengakui
kebaikan tersebut.
Menurut Dinsi (2011), kufur adalah penolakan seseorang untuk
menggunakan apa yang sudah ada atau apa yang sudah dimiliki untuk
memperbaiki dirinya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kufur adalah penolakan sesuatu yang
berasal dari tuhan.
2. Dalil Kufur
a. Surah al-Baqarah ayat 126

Artinya: Dan (ingatlah) tatkala berkata Ibrahim : Ya Tuhanku.


Jadikanlah negeri ini negeri yang aman, dan karuniakanlah kepada
penduduknya dari berbagai buah-buahan,(yaitu) barangsiapa yang
beriman di antara mereka kepada Allah dan Hari Kemudian. Berfirman
Dia : Dan orang-orang yang kafirpun, akan Aku beri kesenangan untuk
dia sementara, kemudian akan Kami helakan dia kepada siksaan neraka,
yaitu seburuk-buruk tujuan. (Q.S. al-Baqarah: 126)

b. Surah al-Maidah ayat 73

Artinya: sungguh telah kafir orang-orang yang mengatakan bahwa


Allah adalah salah satu dari yang tiga, padahal tidak ada tuhan (yang
berhak disembah) selain Tuhan Yang Maha Esa. Jika mereka tidak
berhenti dari apa yang mereka katakan, pasti orang-orang yang kafir di
antara mereka akan ditimpa azab yang pedih.

c. Surah al-Hasyr ayat 16

Artinya : (Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti


(bujukan) shaitan ketika dia berkata kepada manusia ‘Kafirlah kamu’,
maka tatkala manusia itu telah kafir maka ia berkata ‘sesungguhnya aku
berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah,
Rabb semesta alam.”
3. Contoh Perbuatan Kufur
Ucapan dan keyakinan yang menyebabkan kufur, diantaranya:
a. Setiap orang yang mencaci Allah atau mencaci seorang Rasul dari
para Rasul Allah, atau satu malaikat dari para malaikat Allah, maka
sungguh orang itu telah kafir.
b. Setiap orang yang mengingkari Rububiyah (hanya Allah Dzat yang
menciptakan dan memelihara alam ini) atau Uluhiyah (hanya Allah
Dzat yang berhak disembah) atau risalah dari seorang Rasul dari para
Rasul Allah, atau mempunyai keyakinan bahwa akan ada nabi akhir
zaman, Muhammad SAW.
c. Setiap orang yang mengingkari salah satu yang difardhukan
(diwajibkan) dari kewajiban-kewajiban agama yang telah disepakati
(Ijma') seperti sholat, zakat, puasa, ibadah haji, berbuat baik pada
orang tua atau jihad, dan sebagainya.
d. Setiap orang yang membolehkan segala macam yang diharamkan
agama yang keharamannya telah disepakati, diketahui secara dhoruri
(mudah) dalam syari'at, seperti zina, minum khamr, mencuri,
membunuh, dan menyihir.
e. Setiap orang yang mengingkari satu surat, satu ayat, satu huruf dalam
al-Quran.
f. Setiap orang yang mengingkari satu sifat-sifat Allah, seperti sifat
hidup, Maha Mengetahui, Maha Mendengar, Maha Melihat, dan Maha
Penyayang, dan sifat-sifat Allah yang lainnya.
g. Setiap orang yang jelas kelihatan meremehkan agama, apa yang
diwajibkan atau disunnahkan, mempermainkan, menghinanya,
melempari al-Quran dengan kotoran, menginjak dengan kakinya,
karena menghina dan merendahkannya.
DAFTAR RUJUKAN

Abdul Rahman Abdul Khalid. 1996. Garis Pemisah Antara Kufur dan Iman.
Jakarta : Bumi Aksara.

Al-Asyqar, Umar Sulayman. 2006. Syukur. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.

M. Quraish Shihab. 2002. Tafsir al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-
Qur’an. Jakarta: Lentera Hati.

Syihabuddin. 2000. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Gema Insani.

Anda mungkin juga menyukai