DAN SYUKUR
A. Tawakkal
Tawakkal beasal dari bahasa Arab وكل yang berarti menyerahkan, mempercayakan dan
mewakilkan segala urusan kita pada orang lain. Tujuannya untuk kemaslahatan dan
menghilangkan kemudharatan.
Sikap tawakal dicapai dengan motivasi sebagai berikut :
1. Yakin bahwa Allah swt penguasa alam semesta
2. Tahu keutamaan dari sikap tawakkal
3. Menyadari bahwa manusia banyak kekurangan
Firman Allah dalam QS Almaidah : 23
Artinya : … dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal jika kamu benar-benasr
orang yang beriman.
Tawakkal terbaik adalah yang dilakukan nabi Ibrahhim as ketika dibakar oleh Namrudz, saat
itu nabi Ibrahim berzikir “hasbiya Allahu wani’mal wakiil” artinya cukup untukku Allah saja,
Dia penolong terbaik. Dan Allah menolong secara langsung dengan berfirman pada api itu.
“ Wahai api jadilah dingin, dan selamatkanlah Ibrahim”. QS. Al Anbiya’ : 69
B. Ikhtiar
Secara bahasa artinya memilih.
Secara istilah usaha seorang hamba untuk memperoleh apa yang dikehendakinya.
Firman Allah QS. Ar-Ra’du : 11
Artinya : … Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…(QS. Ar-Ra’du:11)
Contoh ikhtiar belajar dengan tekun agar dapat nilai yang baik, seorang ayah bekerja untuk
mencukupi kebutuhan keluarganya, dan sebaginya.
Firman Allah SWT QS, al-Jum’ah : 10
Artinya : Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebarlah kamu di muka bumi, dan carilah
karunia Alllah dan ingatlah Allah sebanyak mungkin agar kalian beruntung.
Hikmah Tawakal dan Ikhtiar
1. Menghilangkan rasa malas
2. Menumbuhkan harapan baru dalam hidup
3. Meninggikan derajat kita di hadapan manusia dan Allah Swt.
C. Sabar
Sabar dalam bahasa Arab صبر yang berarti menahan, mencegah atau mengubah.
Menurut istilah sabar adalah menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa emosi, kemudian
menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.
Sabar yang paling dilarang oleh Allah adalah sifat lemah juga bersedih hati itu termasuk
sifat tidak sabar. Sifat itu sangat dilarang oleh Allah Swt.
Firman Allah QS. Al Anfal ayat 46
Artinya : “Sesungguhnya hanya orang-orang yang sabar yang disempurnakan pahala mereka
tanpa batas”.
D. Syukur
Syukur adalah salah satu refleksi dari sikap tawakkal. Syukur ialah sesuatu yang
menunjukkan kebaikan dan penyebarannya.
Menurut istilah syukur adalah memberikan pujian kepada Allah Swt dengan cara taat kepada-
Nya, tunduk dan berserah diri hanya kepada Allah Swt serta beramar ma’ruf nahi munkar.
Firman Allah QS. Ibrahim : 7
Artinya : “Dan ( ingatlah juga ), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur; pasti Kami akan menambah ( nikmat ) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
( nikmat-Ku ), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Bersyukur dibagi 3 bagian, yaitu :
1. Bersyukur dengan lisan ( mengucap “Alhamdulillah” )
2. Bersyukur dengan hati ( menggunakan segala ni’mat di jalan Allah Swt )
3. Bersyukur dengan badan ( mengabdi kepada Allah )
E. Qana’ah
Qana’ah ialah menerima keputusan Allah Swt dengan tidak menmgeluh, merasa puas dan
penuh keridlaan atas keputusan Allah serta senantiasa tetap berusaha sampai batas maksimal
kemampuannya.
Beruntunglah orang-orang yang selalu merasa cukup dengan apa yang diberikan Allah
kepadanya, Firman Allah Swt QS. Hud : 6
Artinya : ”Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang memberikan
rezekinya, dan Dia merngetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya.
Semua tertulis dalam kitab yang nyata ( Lauh mahfuzh)”.
Dalam Hadits Rasulullah SAW bersabda :
ق د افلح من: ق ال رس ول اهلل ص لى اهلل علي ه وس لم: اهلل ابن عم ر رض ي اهلل عن ه قال عن عب د
)اسلم ورزق كفافا وقنعه اهلل مبا اتاه (رواه مسلم
Artinya : “Dari Abdillah Bin Umar ra berkata Rasulullah Saw, Sungguh beruntunh orang yang
masuk Islam mendapat rizki secukupnya dan ia merasa cukup dengan apa yang telah Allah
berikan kepadanya.” ( HR. Muslim )
Contoh yang mencerminkansifat qona’ah :
1. Menerima dengan ikhlas setiap rejeki yang diberikan Allah Swt.
2. Senantiasa berfikir positif menerima ujian, cobaan, kegagalan, bahkan nikmat dari Allah Swt.
3. Bekerja keras dan tetap oftimis
4. Tidak berlebih lebihan artinya membelanjakan harta sesuai kebutuhan.
Hikmah dari Sabar, Syukur dan Qana’ah
1. Syukur dan sabar adalah kunci bagi meningkatnya keimanan akan Allah Swt dalam diri
seseorang.
2. Sabar dan syukur juga sarana meningkatkan kualitas diri agar lebih berharga dalam pandangan
Allah Swt.
Qana’ah adalah kunci kebahagiaan hidup, karena selalu berpikiram positif dalam menerima ujian
dari Allah Swt dan berusaha menjadi manusia yang baik di mata Allah Swt.
1. Tawakkal
Pengertian Tawakal
Tawakal berasal dari kata ( وكلwakala) yang berarti menyerahkan, mempercayakan dan
mewakilkan urusan kita kepada seseorang atau sesuatu. Dalam kaitan ini penyerahan
tersebut adalah kepada Allah Swt. Tujuannya, untuk mendapat kemashlahatan dan
menghilangkan kemudharatan.
Secara istilah arti tawakkal adalah menyerahkan suatu urusan kepada kebijakan Allah swt,
yang mengatur segalanya-galanya. Tawakkal dilaksanakan setelah manusia melakukan
ikhtiar dengan maksimal.
“Berkatalah dua orang di antara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah Telah
memberi nikmat atas keduanya: “Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu,
Maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. dan Hanya kepada Allah
hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman”. (QS.Al-
Maidah-23)
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka.
sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah
membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.(QS.Ali Imran-159)
2. SYUKUR
Pengertian Syukur
Sedangkan menurut istilah syukur ialah memberikan pujian kepada Allah dengan cara taat
kepada-Nya, tunduk dan berserah diri hanya kepada Allah SWT serta beramar makruf nahi
mungkar.
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku”.(Qs. Al-Baqarah : 152)
Macam-Macam Syukur
Syukur dengan lisan, maksudnya ialah mengakui segala kenikmatan yang telah
diberikan oleh Allah SWT. dengan sikap merendahkan diri.
Bersyukur dengan badan, yakni Bersikap selalu sepakat serta melayani (mengabdi)
kepada Allah SWT.
syukur dengan hati, yaitu mengasingkan diri di hadapan Allah SWT. dengan cara
konsisten menjaga dzikir akan keagungan dan kebesaran Allah SWT
3. SABAR
Pengertian Sabar
Sabar merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab, َ صَ بَرyang berarti menahan,
mencegah atau tabah.
Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa
emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari
perbuatan yang tidak terarah.
“Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah
(mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.
Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”.(Lukman :
17)
Macam-macam Sabar
Dapat membendung tipu daya setan, walaupun mereka punya kuasa atau kekuatan
yang besar.
Allah SWT menjamin kenikmatan dunia dan akhirat kepada orang-orang yang sabar.
Mendapatkan ampunan dan pahala yang besar dari Allah SWT.
Akan berhasil atau sukses dalam kehidupannya, baik kehidupan dunia maupun
akhirat
4. QONA’AH
Pengertian Qona’ah
Secara istilah Qona’ah berarti menerima keputusan Allah SWT dengan tidak mengeluh,
merasa puas dan penuh keridhaan atas keputusan Allah SWT, serta senantiasa tetap
berusaha sampai batas maksimal kemampuannya.
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian
kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian
dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa
yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu”. (An-Nisa’ : 32)
Jiwa dan pikiran lebih tenang, karena terbebas dari rasa iri dan dengki.
Disukai setiap orang, karena semua orang akan merasa aman dan nyaman
berada di sekelilingnya.
Mendapatkan kebahagiaan dunia dan akherat
Terhindar dari sifat tamak.
Terhindar dari ancaman siksa yang berat
Pentingnya tawakal, ikhtiar, sabar, syukur, qana’ah
Menjaga aqidah akhlak meruakan hal yang penting bagi kita. Hal-hal yang dapat kita
lakukan antara lain dengan mempelajari ilmu-ilmu yang menyangkut aqidah akhlak, hal-hal
yang dapat merusak aqidah akhlak, menjauhkan perbuatan-perbuatan yang dapat merusak
aqidah akhlak dan mengamalkan ilmu yang telah kita pelajari.
Mengingat begitu pentingnya aqidah akhlak ini, maka sebagian sekolah mulai
memasukkan aqidah akhlak ini ke dalam mata pelajaran di sekolah. Karena usia anak-anak
sekolah merupakan usia yang labil, di mana perlu ditanamkan sejak dini agar mereka
mempunyai aqidah yang baik dan akhlak yang terpuji.
Akhlak terpuji yaitu tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman
seseorang kepada Allah. Akhlak yang terpuji dilahirkan dari sifat-sifat yang terpuji pula.
Ada berbagai macam akhlak terpuji, baik terpuji kepada Allah, kepada alam, kepada sesama
manusia, dan kepada diri sendiri.
Dalam makalah ini akan dibahas akhlak-akhlak terpuji kepada diri sendiri. Adapun sifat-sifat
yang terpuji kepada diri sendiri diantaranya:
1. Tawakkal
2. Ikhtiar
3. Sabar
4. Syukur
5. Qana’ah
A. Tawakkal
1. Pengertian Tawakkal
Kata tawakkal berasal dari bahasa Arab yang artinya pasrah dan menyaerah. Secara
istilah, tawakkal berarti sikap pasrah dan menyerah terhadap hasil suatu pekerjaan atau
usaha dengan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT .
Tawakkal dapat diberi pengertian berserah diri kepada Allah SWT setelah semua proses
pekerjaan atau amalan lain sudah dilakkan secara optimal. Tawakkal harus dilakukan
setelah ada usaha dan kerja keras dengan menerahkan segala kemampuan yang dimiliki.
Akan tetapi, ketika seseorang belum berusaha secara optimal untuk mencapai suatu angan
atau cita-citanya, kemudian ia pasrah atau berserah diri, maka orang tersebut belum dapat
dikatakan tawakkal.
Serahkan semua urusan hanya kepada Allah SWT, jangan menggantungkan sesuatu
kepada selain Allah. Sebab, hanya Allah-lah yang mempunyai kekuasaan atas segala
sesuatu. Segaloa usaha dan kerja keras tidak akan berarti apa-apa, jika Allah tidak
menghendaki keberhasilan ats usaha itu. Manusia boleh berharap dan harus terus berusaha
dengan seganap daya upaya, namun jangan lupa bahwa manusia tidak dapat menentukan
suatau usaha itu berhasil atau gagal.
Dengan demikain, tawakkal dilakukan sesuai dengan aturan yang benar, sehinga tidak
ada penyimpangan akidah dan keyakinan dari perbuatan tawakkal yang salah.
2. Perintah Bertawakal
Tawakal kepada Allah termasuk perkara yang diwajibkan dalam Islam. Allah berfirman
dalam surat Ali-Imran ayat 159,
yang artinya “ Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah membut terhadap
mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
dari sekelilingmu , kaena itu maafkanlah mereka dan bermusawarahlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah
kepada Allah, Sungguh Allah mencintai orang yang bertawakal”.
yang artinya “…dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang yang
beriman.
3. Bentuk-bentuk Bertawakal
Sebagai muslim kita harus mengenali bentuk-bentuk perilaku tawakkal, agar kelak
dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-sehari, di antaranya sebagai berikut :
d. Tidak memaksakan kehendak atau keinginan kepada siapa pun dan pihan mana pun.
e. Bersikap tegar dan tenang, baik dalam menerima keberhasilan maupun kegagalan.
Contoh :
1) Rajin belajar dan tawakal dengan berdoa kepada Allah akan menghasilkan kemudahan
dalam mengerjakan soal.
2) Ayah dan Ibu Ahmad adalah petani kecil. Ia sangat mendambakan agar Ahmad kelak
menjadi anak saleh yang cerdas. Sebagai muslim dan muslimat yang taat beragama, setiap
hari mereka selalu berdoa dan bertawakal kepada Allah semoga keluarganya hidup tentram
di bawah ridho Allah.
b. Memperoleh ketenangan jiwa karena dekat dengan Allah yang mengatur segala-
galanya. Mendapatkan keteguhan hati.
Manusia harus sadar dirinya lemah, terbukti sering mengalami kegagalan. Keberhasilan
usaha manusia ada pada kuasa dan kehendak Allah semata-mata. Oleh sebab itu, manusia
harus mau bertawakal kepada Allah setelah melakukan usaha secara sungguh-sungguh.
Orang yang tawakal berarti menunggu keberhasilan usahanya. Oleh sebab itu, pada waktu
tawakal hendaknya memperbanyak doa kepada Allah agar usahanya berhasil baik.
B. Ikhtiar
1. Pengertian Ikhtiar
Adapun menurut istilah, berusaha dengan mengerahkan segala kemampuan yang ada
untuk meraih suatu harapan dan keingina yang dicita-citakan, ikhtiyar juga juga dapat
diartikan sebagai usaha sungguh-sungguh yang dilakukan untuk mendapatkan kebahagiaan
hidup, baik di dunia maupun di akhirat.
Yang artinya :”Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi, carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung”.
Yang artinya : “Sungguh, jika sekiranya salah seorang diantara kamu membawa
talinya(untuk mencari kayu bakar), kemudian ia kembali dengan membawa seikat kayu di
atas punggungnya, lalu ia jual sehingga Allah mencukupi kebutuhannya(dengan hasil itu)
adalah lebih baik daripada meminta-minta kepada manusia, baik mereka(yang diminta)
member atau menolaknya.
3. Bentuk-bentuk Ikhtiar
Sebagai muslim kita harus mengenali bentuk-bentuk perilaku ikhtiar, agar kelak dapat
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-sehari, di antaranya sebagai berikut :
f. Rajin berlatih dan belajar agar bisa meraih apa yang diinginkannya.
Banyak nilai positif yang terkandung dalam perilaku ikhtiar, di antaranya sebagai berikut
:
Sikap perilaku ikhtiar harus dimiliki oleh setiap muslim agar mampu menghadapi semua
godaan dan tantangan dengan kerja keras dan ikhtiar. Untuk itu hendaklah perhatikan
terlebih dahulu beberapa hal berikut :
a. Kuatkan iman kepada Allah SWT.
C. Sabar
1. Pengertian Sabar
Sabar berarti tahan menderita sesuatu, tidak lekas marah, tidak lekas patah hati, dan
tidak lekas putus asa.
Adapun menurut istilah, sabar ialah kondisi ental seseorang yang mampu
mengendalikan hawa nafsu yang ada dalam dirinya. hawa nafsu di sini mengandung arti
sangat luas, misalnya amarah, ambisi, serakah, tergesa-gesa, dan sebagainya. Oleh karena
itu, orang yang sabar adalah orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya. Sabar
merupakan salah satu akhlak terpuji dan kunci untuk mendapatkan ketentraman dan
kebahagiaan hidup.
Kesabaran merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa kepada Allah SWT.
Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran merupakan setengahnya keimanan.
Sabar memiliki kaitan yang tidak mungkin dipisahkan dari keimanan: Kaitan antara sabar
dengan iman, adalah seperti kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak
disertai kesabaran, sebagaimana juga tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala.
Namun kesabaran adalah bukan semata-mata memiliki pengertian "nrimo", ketidak
mampuan dan identik dengan ketertindasan. Sabar sesungguhnya memiliki dimensi yang
lebih pada pengalahan hawa nafsu yang terdapat dalam jiwa insan. Dalam berjihad, sabar
diimplementasikan dengan melawan hawa nafsu yang menginginkan agar dirinya duduk
dengan santai dan tenang di rumah. Justru ketika ia berdiam diri itulah, sesungguhnya ia
belum dapat bersabar melawan tantangan dan memenuhi panggilan ilahi.
Sabar juga memiliki dimensi untuk merubah sebuah kondisi, baik yang bersifat pribadi
maupun sosial, menuju perbaikan agar lebih baik dan baik lagi. Bahkan seseorang dikatakan
dapat diakatakan tidak sabar, jika ia menerima kondisi buruk, pasrah dan menyerah begitu
saja. Sabar dalam ibadah diimplementasikan dalam bentuk melawan dan memaksa diri
untuk bangkit dari tempat tidur, kemudian berwudhu lalu berjalan menuju masjid dan
malaksanakan shalat secara berjamaah. Sehingga sabar tidak tepat jika hanya diartikan
dengan sebuah sifat pasif, namun ia memiliki nilai keseimbangan antara sifat aktif dengan
sifat pasif.
2. Macam-macam Sabar
a. Sabar dalam ketaatan, yaitu melaksanakan tugas atau kewajiban dengan ikhlas.
b. Sabar dalam menghadapi musibah, yaitu tabah atau kuat hati saat menerima cobaan
hidup.
c. Sabar dari maksiat, yaitu rela meninggalkan perbuatan maksiat dan tidak menyesal atau
iri apabila melihat orang lain dapat bersenang-senang dalam maksiat.
a. Sabar dalam Ketaatan, dalam firman Allah, surat Ali-Imran ayat 200
b. Sabar dalam Musibah, dalam Firman Allah surat al-Baqarah ayat 155-156
c. Sabar dari Maksiat, dalam firman Allah surat an-Nahl ayat 126-127
d. Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh menakjubkan perkaranya
orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian
itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu'min: Yaitu jika ia mendapatkan
kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang
terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa
hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Muslim)
Sebagai muslim kita harus mengenali bentuk-bentuk perilaku sabar, agar kelak dapat
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-sehari, di antaranya sebagai berikut :
b. Sabar ketika diejek oleh teman-teman, karena kesabaran akan membawa hasil yang
positif.
d. Tidak tergesa-gesa.
Banyak nilai positif yang terkandung dalam perilaku sabar, di antaranya sebagai
berikut :
a. Terhindar dari bencana dan mala petaka yang disebabmkan oleh nafsu.
e. Memiliki harapan akan masuk ke surge sesuai janji Allah da;am surat al-Baqarah ayat
155
f. Berhasil mengembalikan persaudaraan yang hamper rusak.
c. Membatasi diri dan bersikap-hati-hati dalam bergaul dengan teman yang berwatak
keras dan kasar.
D. Syukur
1. Pengertian Syukur
Syukur berasal dari bahasa Arab yang berarti berterima kasih. Menurut istilah,
bersyukur adalah berterima kasih kepada Allah atas karunia yang dianugerahkan kepada
dirinya.
Apabila direnungkan secara mendalam, ternyata memang banyak nikmat Allah yang
telah kita terima dan gunakan dalam hidup ini. Demikian banyaknya sehingga kita tidak
mampu menghitungnya.
Pada dasarnya, semua bentuk syukur ditujukan kepada Allah. Namun, bukan berarti kita
tidak boleh bersyukur kepada mereka yang menjadi perantara nikmat Allah. Ini bisa
dipahami dari perintah Alah untuk bersyukur kepada orang tua yang telah berjasa menjadi
perantara kehadiran kita di dunia.
Perintah bersyukur kepada orang tua sebagai isyarat bersyukur kepada mereka yang
berjasa dan menjadi perantara nikmat Alloh. Orang yang tidak mampu bersyukur kepada
sesama sebagai tanda ia tidak mampu pula bersyukur kepada Alloh swt.
2. Perintah Bersyukur
Mensyukuri nikmat Allah adalah kewajiban setiap muslim dan muslimat. Dalil-dalil yang
mewajibkan bersyukur, diantaranya :
d. Allah berfirman, ''Dan siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk
(kebaikan) dirinya sendiri dan siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya
lagi Mahamulia.'' (QS 27: 40)
e. Nabi bersabda, ''Siapa yang tidak mensyukuri manusia, maka ia tidak mensyukuri
Alloh.'' (HR Tirmidzi).
f. Firman Allah SWT, ''Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua ibu-bapakmu, hanya
kepada-Kulah kamu kembali.'' (QS 31: 14).
h. Allah berfirman, ''Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak
dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.'' (QS 16: 18).
i. ”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu,
tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),maka pasti azab-Ku sangat berat."(QS.ibrahim :
14)
3. Bentuk-bentuk Bersyukur
Sebagai muslim kita harus mengenali bentuk-bentuk perilaku syukur, agar kelak dapat
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-sehari, di antaranya sebagai berikut :
e. Menyisihkan waktunya untuk membantu orang yang belum bisa membaca Al-Quran.
Banyak nilai positif yang terkandung dalam perilaku syukur, di antaranya sebagai
berikut :
a. Memperoleh kepuasan batin karena dapat menaati salah satu kewajiban hamba
terhadap Allah SWT.
1. Pengertian Qonaah
Kata qonaah berasal dari bahasa Arab yang berarti rela, suka menerima yang dibagikan
kepadanya. Adapun secara istilah, qonaah adalah sikap menerima semua yang telah
dikaruniakan Allah SWT kepada kita. Dapat pula dikatakan bahwa qana’ah ialah sikap
perilaku menerima dan menggunakan suatu pemberian Allah sesuai dengan ketentuan
Allah dan kebutuhan kita.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kekayaan (yang haqiqi) bukanlah dengan
banyaknya harta. Namun kekayaan (yang haqiqi) adalah kekayaan jiwa.” (HR. Bukhari dan
Muslim).
Kekayaan jiwa dalam hadits tersebut adalah Qona’ah. Dalam bahasa jawa sering diartikan
sebagai sikap “nerimo”. Bersyukur terhadap apa-apa yang telah diberikan oleh Allah.
Terkadang yang diterima oleh manusia menurut ukuran materi jumlahnya sedikit, tetapi
sebenarnya nikmat yang diberikan oleh Allah tidak bisa terhitung jumlahnya.
Di kesempatan yang lain rasulullah juga bersabda “Sungguh sangat beruntung orang yang
telah masuk Islam, diberikan rizki yang cukup dan Allah menjadikannya merasa puas dengan
apa yang diberikan kepadanya.” (HR. Muslim). Islam memberikan jaminan rezeki bagi
penganutnya selama mereka taat terhadap perintah-perintah Allah disamping mereka harus
Qona’ah terhadap apa-apa yang diberikan Allah untuknya.
Merasa puas terhadap apa yang didapatkan akan menjadikan hati menjadi Qona’ah. Dan
orang-orang yang bersikap Qona’ah akan mudah untuk bersyukur pada Allah. Yang
kemudian akan diberikan limpahan rahmat lebih banyak lagi karena kesyukurannya
tersebut.
Sebenarnya orang fakir itu adalah orang yang tidak pernah mempunyai sifat Qona’ah dalam
dirinya. Karena mereka merasa kekurangan terus menerus dalam hidupnya. Tetapi lain
halnya dengan hakekat orang yang kaya, Ia selalu merasa puas terhadap apa yang
didapatnya sehingga ia bersyukur.Setan selalu menggoda manusia untuk tidak Qona’ah
terhadap dunia. Akibatnya manusia selalu merasa kurang terhadap apa yang diberikan oleh
Allah. Memang sifat Qona’ah itu tidak jatuh dari langit dengan sendirinya kepada manusia,
tetapi harus diasah dan dilatih. Dan hanya dengan sikap sabar bisa menumbuhkan sifat
Qona’ah. Sabar untuk selalu berusaha merasa puas terhadap apa yang didapatnya.
Dengan sifat Qona’ah ini, orang akan selalu merasa bersyukur, sehingga mudah baginya
untuk berbagi kepada orang lain dan dapat menghilangkan sifat serakah dalam hati. Ni’mat
yang digenggamnya tidak ia nikmati sendiri tetapi ia bagikan kepada orang-orang
disekitarnya yang membutuhkan. Artinya qana’ah tidak hanya pada waktu rizki yang kita
terima sedikit, tetapi pada waktu rizki melimpah pun kita harus tetap qana’ah.
Dalam surat an-Nisa’ ayat 32 , dimana ayat ini berisi tentang larangan bersikap iri
terhadap karunia yang diterima orang lain, sedangkan sikap iri berarti tidak suka melihat
orang lain mendapatkan kesenangan
3. Bentuk-bentuk Qonaah
c. Tidak bersikap iri ter hadap kenikmatan yang diterima orang lain.
b. Dapat merasakan ketenteraman hidup karena merasa cukup atas karunia Allah yang
dianugerahkan kepada dirinya
c. Mendapat jaminan tambahan nikmat dari Allah dan terhindar dari ancaman siksa yang
berat
b. Tidak sering memerhatikan orang yang lebih kaya agar kita tidak merasa kurang
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Akhlak terpuji yaitu tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan
iman seseorang kepada Allah. Akhlak yang terpuji dilahirkan dari sifat-sifat yang terpuji
pula.
Ada berbagai macam akhlak terpuji, baik terpuji kepada Allah, kepada alam, kepada
sesama manusia, dan kepada diri sendiri. Di antaranya yaitu tawakkal, ikhtiar, sabar, syukur,
dan qana’ah.
Tawakkal berarti sikap pasrah dan menyerah terhadap hasil suatu pekerjaan atau usaha
dengan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Ikhtiar diartikan berusaha karena
pada hakikatnya orang yang berusaha berarti memilih. Sabar berarti tahan menderita
sesuatu, tidak lekas marah, tidak lekas patah hati, dan tidak lekas putus asa. Bersyukur
adalah berterima kasih kepada Allah atas karunia yang dianugerahkan kepada dirinya.
Qonaah adalah sikap menerima semua yang telah dikaruniakan Allah SWT kepada kita.
Menerapkan perilaku-perilaku di atas bukan berarti kita menyerah begitu saja, tapi
tetap berusaha sekuat tenaga. Karena segala sesuatu hanya di tangan Allah SWT, manusia
hanya bisa berusaha.
DAFTAR PUSTAKA
Wahid. A, Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah untuk kelas VIII semester 1 dan
2,Bandung : CV.Armico, 2009.ü
LKS Al Azhar Aqidah AkhlaqMTs kelas VIII semester ganjil,Gresik:CV.Putra Kembar Jaya,
2009.ü
ü Darsono. H. dan Ibrahim, Membangun Akidah dan Akhlak 1 untuk Kelas VIII Madrasah
Tsanawiyah, Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
2007.ü
http://fiqihzaim.blogspot.com/2012/02/bab-i-pendahuluan.html