Syukur berasal berasal dari kata "Syakara"-"Yasykuru" yang maknanya "Tsana'";yaitu "Memuji" atau "Menghargai". Jadi, mensyukuri nikmat artinya menghargai nikmat" tidak menghinanya. Nabi saw memberi petunjuk yang jelas dalam hal ini, sabda Beliau: "Man Lam Yasykuril-Qalil Lam Yasykuril-Katsir". Artinya:"Siapa-saja yang tidak bisa menghargai nikmat yg sedikit, maka ia tidak akan bisa menghargai nikmat yang banyak". Ini merupakan pelajaran bersyukur, yaitu dimulai dari belajar menghargai nikmat yang sedikit. Disamping bersyukur kepada Allah, kita juga diperintah untuk bersyukur kepada manusia; yaitu menghargai jasa atau perbuatan oranglain terhadap kita. Sabda Nabi saw.: "Man Lam Yasykurin-Nasa Lam Yasykuril-Laha"; artinya: "Siapa-saja yang tidak bersyukur menghargai manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah". Mensyukuri atau menghargai nikmat, akan membuat nikmat semangkin bertambah, sebagaimana firman Allah dalam Qur’an Surat Ibrahim Ayat 7: َوإِ ْذ تَأ َ َّذنَ َربُّ ُك ْم لَئِن َشكَرْ تُ ْم أَل َ ِزي َدنَّ ُك ْم ۖ َولَئِن َكفَرْ تُ ْم إِ َّن َع َذابِى لَ َش ِدي ٌد Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. Rasa syukur yang hakiki di bangun di atas lima pondasi utama dan barang siapa yang dapat merealisasikannya, maka dia adalah seseorang yang bersyukur dengan benar. Lima pondasi tersebut adalah: a. Merendahnya orang yang bersyukur di hadapan yang dia syukuri (Allah SWT) b. Kecintaan terhadap Sang Pemberi nikmat (Allah SWT) c. Mengakui seluruh kenikmatan yang Dia berikan d. Senantiasa memuji-Nya atas segala nikmat tersebut e. Tidak menggunakan nikmat tersebut untuk sesuatu yang dibenci oleh Allah SWT. Imam Asy-Syaukani berkata bahwa sumber untuk mensyukuri nikmat Allah SWT itu ada 3 (tiga); (1) Hati (2) Lisan /Ucapan (3) Perbuatan. Jadi, Allah SWT baru akan menambah kenikmatan kepada seseorang, jika ia mensyukuri (menghargai) nikmat itu dengan ucapan, hati dan perbuatan. 1. Bersyukur (menghargai nikmat) dengan hati. Imam Ibnul-Qayyim mengistilahkannya dengan "Al-I'tirafu Biha Bathinan"; artinya: "Mengakui nikmat tersebut secara batin". Maksudnya, hatinya benar-benar mengakui bahwa nikmat itu se-mata-mata pemberian Allah. Bersyukur dengan hati lebih sulit daripada bersyukur dengan lisan/ucapan. 2. Bersyukur (menghargai nikmat) dengan lisan/ucapan: Pada dasarnya, manusia tidak akan mampu mensyukuri nikmat Allah yang begitu banyak, dan tak terhitung, sebagaimana firman-Nya: "WA In Ta'uddu Ni'matallahi La Tuhshuha"; artinya: "Jika kalian --mencoba--menghitung nikmat Allah, pasti kalian tidak bisa menghitungnya" (Surah Ibrahim (14) ayat 34). Karena itu Allah memberikan kalimat yang luar -biasa; yaitu: Al-Hamdulillah. Ibnu 'Abbas mengatakan: "Al-Hamdulillah Kalimatusy-Syukri"; artinya:"Al-Hamdulillah adalah kalimat untuk bersyukur". Yaitu, dengan ucapan Al-Hamdulillah, seseorang sudah dapat disebut bersyukur atau mensyukuri/menghargai nikmat Allah. Dan inilah yang disebut bersyukur dengan lisan/ucapan. Nabi saw bersabda: "Ma An'amallahu 'ala 'Abdin...Artinya: "Tidaklah Allah memberi suatu kenikmatan kepada seseorang, lalu ia mengucapkan Al-Hamdulillah, melainkan ucapan hamdalahnya itu lebih istimewa (afdhal) dari nikmat tsb".(H.R.Ath-Thabrani). 3. Bersyukur (menghargai nikmat) dengan perbuatan; Ibnul-Qayyim mengatakan ada 2 cara menghargai nikmat dgn perbuatan; pertama: menceritakan nikmat tersebut, dan kedua: menggunakan nikmat tersebut dalam hal yang diridhai Allah. Yang pertama dalilnya surah Adh-Dhuha ayat 11: Wa Amma Bini'mati Rabbika Fahaddits;artinya: "Adapun dengan nikmat Rabb-mu, maka ceritakanlah". B. Berbuat Baik (Ihsan) 1. Pengertian Ihsan a. Arti Ihsan ( )اإلحْ َسانberasal dari kata Ahsana ( َ )أحسنyang secara bahasa berarti: berbuat baik, memberikan yang terbaik, dan melaksanakan sesuatu dengan seluruh potensi kemampuan (tekun). Adapun pelaku ihsan disebut dengan Muhsin, yang jama’ (pluralnya) adalah Muhsinun atau Muhsinin b. Arti Ihsan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala ialah seseorang melaksanakan ibadah kepada Allah Ta’ala seolah-olah ia melihat Nya, sekalipun ia tidak dapat melihat Nya (di dunia) maka sungguh Ia melihatmu. c. Arti Ihsan yang berkaitan dengan hak-hak sesama makhluk ialah mengerahkan seluruh kemampuan untuk memberi manfaat apa saja kepada sesama makhluk ciptaan Allah siapapun mereka. d. Arti ihsan secara umum adalah mengerahkan seluruh kemampuan, kesungguhan dan ketekunan dalam melaksanakan sesuatu baik itu ibadah maupun muamalah dengan penuh keikhlasan dan ketulusan di dalam hati. 2. Dalil Tentang Ihsan Ihsan adalah Perintah Allah (QS. AN-Nahl : 90) ََر َو ْالبَ ْغ ِي ۚ يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُون ِ إِ َّن هَّللا َ يَأْ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواإْل ِ حْ َس ِ ء َو ْال ُمنكqِ ان َوإِيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َويَ ْنهَ ٰى ع َِن ْالفَحْ شَا
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. [QS. An-Nahl : 90] 3. Hikmah Perilaku Ihsan a. Mendapatkan ridho Allah Ta’ala. b. Mendapatkan balasan (pahala) dari Allah Ta’ala. c. Disayangi oleh kedua orang tua. d. Mendapatkan hormat dari orang lain. e. Dihormati atau dihargai orang-orang sekitar.