Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

MENSYUKURI NIKMAT ALLAH

DI SUSUN OLEH:

Salman Salim Nasution

MA’HAD ALY TAHFIDZUL QUR’AN AL-MUKMIN

TINGGEN WONOSARI KLATEN

JAWA TENGAH
TAHUN 2023

‫ِبْسِم الَّلِه الَّرْحَمِن الَّرِحيم‬

Pengertian Syukur

menurut pendapat mayoritas ulama, pengertian syukur secara istilah berarti memuji, berterima
kasih, dan berhutang budi kepada Allah atas karunia yang diberikan Allah, bahagia, dan
mencintai Allah dengan taat kepada Allah.
Allah berjanji akan menambah nikmat yang telah diberikan pada umat Islam yang mau
bersyukur. Bersyukur termasuk ke dalam salah satu perintah Allah yang dianjurkan untuk
diamalkan. Hal ini dijelaskan dalam ayat Alquran berikut ini:

‫َوِإْذ َتَأَّذَن َرُّبُكْم َلِئْن َشَكْرُتْم َلَأِزيَدَّنُكْم ۖ َوَلِئْن َكَفْرُتْم ِإَّن َعَذاِبي َلَشِديٌد‬
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim: 7)
Berdasarkan ayat Alquran tersebut, dapat disimpulkan bahwa bersyukur adalah salah satu hal
penting yang perlu dilakukan umat muslim.
Bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah dapat diwujudkan dengan berbagai cara, salah
satunya adalah dengan memanjatkan doa, merutinkan amalan sunnah, dan lain sebagainya.
Kewajiban bersyukur
Sudah menjadi kewajiban bagi setiap manusia khususnya seorang muslim untuk senantiasa
bersyukur kepada Allah ta'ala atas pemberian nikmat-Nya kepadanya, baik nikmat yang
disadarinya maupun tidak, diketahuinya maupun tidak, dan diakuinya maupun tidak.
Kenyataannya, Allah ta'ala telah memberikan nikmat yang sangat banyak kepadanya.
Di antara nikmat Allah ta'ala yang diberikat kepada manusia adalah nikmat Islam Islam dan Iman,
keluarga (istri, suami dan anak), harta, kesehatan, keamanan, rezki, umur, akal, bernafas,
penglihatan, pendengaran, pangkat, jabatan, harta, udara, air, makanan, dan lainnya. Namun
nikmat yang paling besar dalam hidup ini bagi seorang muslim adalah nikmat Iman dan Islam
atau nikmat hidayah.
Sungguh banyak nikmat Allah ta"ala berikan kepada kita sehingga kita tidak mampu
menghitungnya. Allah ta'ala berfirman, "Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu
tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha
Penyayang." (An-Nahl: 18).
Allah ta'ala juga berfirman, "Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu
mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan
mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat
Allah)." (Ibrahim: 34)
Dalil-Dalil kewajiban Bersyukur
Allah ta'ala memerintahkan para hamba-Nya untuk bersyukur kepada-Nya atas nikmatnya
tersebut. Banyak ayat-ayat Al-Qur'an yang memerintahkan hal ini, di antaranya:

‫ِْن َكَفْرُتْم ِاَّن َعَذاِبْي َلَشِدْيٌد‬ ‫َوِاْذ َتَاَّذَن َرُّبُكْم َلى‬


‫ِْن َشَكْرُتْم َلَاِزْيَدَّنُكْم َوَلى‬
ٕ ٕ

Dan (ingatlah juga), takala Rabbmu memaklumkan:"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim: 7)

‫َفاْذُكُرْوِنْي ٓ َاْذُكْرُكْم َواْشُكُرْوا ِلْي َوَلا َتْكُفُرْوِن‬


Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku". (QS. Al Baqarah: 152)

Allah ta'ala berfirman


”Dan katakanlah, 'Segala puji bagi Allah'." Dalam ayat lain, "Katakanlah, "Segala puji bagi Allah'."
(Al-An-Naml: 59).
Syaikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan ayat di atas, "Allah ta'ala
memerintahkan kita untuk memujinya, bahkan menjadikan pujian kita kepada-Nya bagian dari
rukun-rukun shalat sehingga shalat tidak sah kecuali dengannya, maka surat Al-Fatihah ayat
pertamanya "Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam." Kalau anda menggugurkan ayat ini dari
Al-Fatihah, maka shalat anda tidak sah. Maka memuji Allah ta'ala itu wajib atas setiap manusia,
demikian pula bersyukur. Bersyukur atas pemberian nikmat-Nya. Berapa banyak nikmat yang
Allah berikan kepada anda?! Akal, keselamatan badan, harta, keluarga, dan keamanan, nikmat-
nikmat yang tidak mampu dihitung sebagai firman Allah ta'ala, "Dan jika kamu menghitung
nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya." (Ibrahim: 34)." (Syarhu Riyadhus
Shalihin: 457).

Hakikat Bersyukur
Dalam Ihya Ulumiddin, Hujjatul Islam Imam al-Ghazali menjelaskan hakikat syukur adalah
menghayati hanya Allah yang memberikan nikmat di alam ini. Dengan memahami itu, hati
menjadi gembira, senang. Kemudian, kesenangan itu menjadi motivasi untuk menambah ibadah
dan amal kebaikan.
Hati yang bersyukur menyimpan dan menyembunyikan kebaikan yang telah diperbuat.Energi
kebaikan ditunjukkan dengan zikir kepada Allah. Lisan yang bersyukur selalu memuji Allah,
seperti mengucapkan alhamdulillah.
Anggota tubuh akan mengekspresikan syukur dengan ketaatan, melaksanakan perintah Allah,
dan menjauhi larangan-Nya. Mata yang merefleksikan syukur, kata al-Ghazali, menutup setiap
aib yang terlihat dan menjauhkan pandangan dari maksiat. Kedua telinga menghindar dari
mendengar perkataan kotor yang mengeraskan hati. Tangan digunakan untuk membantu orang
lain. Kaki digunakan untuk melangkah menuju kebaikan, dan seterusnya.
Orang yang bersyukur, ketika azan berkumandang, seluruh tubuhnya langsung tergerak untuk
segera mendirikan shalat. Saat menyaksikan orang lain meminta bantuan, dia langsung
memberikan apa yang diperlukan, entah itu berupa harta atau tenaga.
Rukun Syukur
Ibnul Qayyim dalam ‘Uddah Ash-Shabirin wa Dzakhirah Asy-Syakirin (hlm. 187), rukun syukur itu
ada tiga:
1. Mengakui nikmat itu berasal dari Allah.
2. Memuji Allah atas nikmat tersebut.
3. Meminta tolong untuk menggapai rida Allah dengan memanfaatkan nikmat dalam ketaatan.

Balasan Bagi Orang Yang Bersyukur


Allah telah menjanjikan banyak ganjaran bagi mereka yang senantias bersyukur.
1. Ditambahkan Nikmatnya
Balasan kepada orang bersyukur yang paling nyata adalah bertambahnya nikmat. Allah SWT
berfirman, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur niscaya Aku akan menambah (nikmat)
kepadamu.” (QS. Ibrahim/14: 7). Menurut Imam Al-Ghazali dalam Minhajul Abidin, Allah SWT
tidak hanya akan menambah nikmat, tapi juga akan mengekalkannya.

2. Dilipatgandakan pahalanya
Bukan cuma nikmatnya, Allah juga akan menambah pahala orang-orang yang senantiasa
bersyukur dengan kondisi yang mereka alami.
Rasulullah bersabda,“Orang yang menyantap makanan dengan rasa syukur, maka dia diberi
pahala, seperti orang yang berpuasa menjaga dirinya. Orang yang sehat yang mensyukuri
kesehatannya, maka dia diberi pahala, orang yang menanggung penderitaan (jasmani)-nya
dengan sabar. Dan orang yang memberikan dengan rasa syukur, maka dia mendapat pahala yang
sama dengan orang yang menanggung kerugian dari menjaga diri”. (H.R Abu Hurairah dan al-
Qudha’i)
3. Diampuni dosa-dosanya
Tak hanya ditambahkan nikmatnya, orang-orang yang bersyukur juga akan diampuni dosa-
dosanya.
Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,“Allah Subhanahu wa ta’ala tidak memberi
suatu nikmat kepada seorang hamba kemudian ia mengucapkan Alhamdulillah, kecuali Allah
Subhanahu wa ta’ala menilai ia telah mensyukuri nikmat itu. Apabila dia mengucapkan
Alhamdulillah yang kedua, maka Allah SWT akan memberinya pahala yang baru lagi. Apabila dia
mengucapkan Alhamdulillah untuk yang ketiga kalinya, maka Allah SWT mengampuni dosa-
dosanya.” (HR. Hakim dan Baihaqi)
4. Disayang oleh Allah
Rasulullah bersabda, “Jika engkau tidak mampu membalasnya maka doakan dia hingga engkau
merasa bahwa engkau telah mensyukuri kebaikan tersebut, karena sesungguhnya Allah
Subhanahu wa ta’ala sangat cinta kepada orang-orang yang bersyukur.” (HR. Abu Dawud).
Itu tadi beberapa ganjaran yang Allah janjikan bagi orang-orang yang bersyukur. Tentu ganjaran
yang besar sepadan dengan beratnya ibadah itu dilakukan. Allah berfiman,
“Sangat sedikit sekali di antara hamba-Ku yang mau bersyukur.” (QS. Saba’: 13).
Walau sulit, hendaknya kita selalu berusaha bersyukur dengan kondisi yang ditakdirnya kepada
kita. Ketahuilah bahwa nikmat Allah sangatlah banyak dan tak terhitung jumlahnya. Jangan
sampai karena banyaknya nikmat tersebut, kita jadi menganggap enteng dan berakhir kufur.
Nabiyullah bersabda, “Sesungguhnya nikmat itu liar, seperti liarnya binatang buas, maka ikatlah
nikmat itu dengan bersyukur.” (HR. Bukhari).

REFERENSI;

1. Dahsyatnya Sabar, Syukur, Ikhlas Muhammad SAW, Amirulloh Syarbini, Jumari


Haryadi
2. Ihya Ulumiddin, Hujjatul Islam Imam al-Ghazali
3. Uddah Ash-Shabirin wa Dzakhirah Asy-Syakirin. Cetakan ke-2, Tahun 1429 H. Ibnu
Qayyim Al-Jauziyah. Penerbit Maktabah Ar-Rusyd.
4. Minhajul Abidin, Imam Al-Ghazali

Anda mungkin juga menyukai