Anda di halaman 1dari 16

* BERSYUKUR ATAS

NIKMAT
* Apakah Makna Syukur?
* Syukur secara bahasa,
*  
* ‫الثناء على المح ِسن بما أَوْ ال َكهُ من المعروف‬
*  
* “Syukur adalah pujian bagi orang yang memberikan kebaikan, atas kebaikannya
tersebut” (Lihat Ash Shahhah Fil Lughah karya Al Jauhari). Atau dalam bahasa
Indonesia, bersyukur artinya berterima kasih.
*  
* Sedangkan istilah syukur dalam agama, adalah sebagaimana yang dijabarkan
oleh Ibnul Qayyim:
*  
* ‫ وعلى جوارحه انقيادا وطاعة‬،‫ وعلى قلبه شهودا ومحبة‬،‫ ثناء واعترافا‬:‫الشكر ظهور أثر نعمة هللا على لسان عبده‬
*  
* “Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan
melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia
telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan
kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada
Allah” (Madarijus Salikin, 2/244).
*  1. Syukur Adalah Salah Satu Sifat Allah
* Ketahuilah bahwa syukur merupakan salah satu
sifat dari sifat-sifat Allah yang husna. Yaitu Allah
pasti akan membalas setiap amalan kebaikan yang
dilakukan oleh hamba-Nya, tanpa luput satu orang
pun dan tanpa terlewat satu amalan pun. Allah
Ta’ala berfirman
* ,‫“ ِ َّإن َهَّللا َغفُو ٌر َش ُكو ٌر‬Sesungguhnya Allah itu Ghafur dan
Syakur” (QS. Asy-Syura: 23).
* Seorang ahli tafsir, Imam Abu Jarir Ath-Thabari,
menafsirkan ayat ini dengan riwayat dari Qatadah,
“Ghafur artinya Allah Maha Pengampun terhadap
dosa, dan Syakur artinya Maha Pembalas Kebaikan
sehingga Allah lipat-gandakan ganjarannya” (Tafsir
Ath Thabari, 21/531).
* Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala berfirman,

*‫َوهَّللا ُ َش ُكو ٌر َحلِي ٌم‬
* “Allah itu Syakur lagi Haliim” (QS. At-Taghabun: 17).

* Ibnu Katsir menafsirkan Syakur dalam ayat ini, “Maksudnya
adalah memberi membalas kebaikan yang sedikit dengan
ganjaran yang banyak” (Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim, 8/141).

* Sehingga orang yang merenungi bahwa Allah adalah Maha
Pembalas Kebaikan, dari Rabb kepada Hamba-Nya, ia akan
menyadari bahwa tentu lebih layak lagi seorang hamba
bersyukur kepada Rabb-Nya atas begitu banyak nikmat
yang ia terima.

*2.Syukur Adalah Sifat Para Nabi
*Senantiasa bersyukur dan berterima kasih kepada Allah atas limpahan nikmat Allah, walau cobaan datang dan
rintangan menghadang, itulah sifat para Nabi dan Rasul Allah yang mulia. Allah Ta’ala berfirman tentang Nabi Nuh
‘Alaihissalam,

*‫ذرية من حملنا مع نوح إنه كان عبدا شكور‬

*“(Yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya Nuh adalah hamba yang
banyak bersyukur” (QS. Al-Isra: 3).

*Allah Ta’ala menceritakan sifat Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam:

*‫إن إبراهيم كان أمة قانتا هلل حنيفا ولم يك من المشركين* شاكرا ألنعمه اجتباه وهداه إلى صراط مستقيم‬

*“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan
sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik, Dan ia senantiasa mensyukuri nikmat-nikmat Allah,
Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus” (QS. An-Nahl: 120-121).

*Dan inilah dia sayyidul anbiya, pemimpin para Nabi, Nabi akhir zaman, Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam,
tidak luput dari syukur walaupun telah dijamin baginya surga. Diceritakan oleh Ibunda ‘Aisyah Radhiallahu’anha,

*! ُ‫ وقد ُغفِر لك ما تق َّدم من ذنبك وما تأ َّخ َر ؟ فقال ” يا عائشة‬، ‫رسول هللاِ ! أتصن ُع هذا‬
َ ‫ يا‬: ُ‫ قالت عائشة‬. ‫ قام حتى تفطَّر رجاله‬، ‫ إذا صلَّى‬، ‫كان رسو ُل هللاِ صلَّى هللاُ عليه وسلَّ َم‬
ُ
‫أكون عبدًا شكورًا‬ ‫أفال‬

*“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam biasanya jika beliau shalat, beliau berdiri sangat lama hingga kakinya
mengeras kulitnya. ‘Aisyah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, mengapa engkau sampai demikian? Bukankan dosa-dosamu
telah diampuni, baik yang telah lalu maupun yang akan datang? Rasulullah besabda: ‘Wahai Aisyah, bukankah
semestinya aku menjadi hamba yang bersyukur?’” (HR. Bukhari no. 1130, Muslim no. 2820).
* Syukur Adalah Ibadah
* Allah Ta’ala dalam banyak ayat di dalam Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk
bersyukur kepada-Nya. Maka syukur adalah ibadah dan bentuk ketaatan atas
perintah Allah. Allah Ta’ala berfirman,

* ‫فاذكروني أذكركم واشكروا لي وال تكفرون‬

* “Ingatlah kepada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian. Bersyukurlah kepada-Ku
dan janganlah ingkar” (QS. Al Baqarah: 152)

* Allah Ta’ala juga berfirman,

* ‫يا أيها الذين آمنوا كلوا من طيبات ما رزقناكم واشكروا هلل إن كنتم إياه تعبدون‬

* “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang
Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya
kepada-Nya kamu menyembah” (QS. Al Baqarah: 172).

* Maka bersyukur adalah menjalankan perintah Allah dan enggan bersyukur serta
mengingkari nikmat Allah adalah bentuk pembangkangan terhadap perintah Allah.
* Tanda-Tanda Orang yang Bersyukur
* 1.Mengakui dan Menyadari Bahwa Allah Telah Memberinya
Nikmat
* Orang yang bersyukur senantiasa menisbatkan setiap nikmat yang
didapatnya kepada Allah Ta’ala. Ia senantiasa menyadari bahwa
hanya atas takdir dan rahmat Allah semata lah nikmat tersebut
bisa diperoleh. Sedangkan orang yang kufur nikmat senantiasa lupa
akan hal ini. Dari Ibnu Abbas Radhiallahu’anhuma, ia berkata,

*‫اس‬ َ ‫بي صلَّى هَّللا ُ علي ِه وسلَّ َم أصب َح‬
ِ َّ‫من الن‬ ُّ َّ‫ُم ِط َر النَّاسُ على عه ِد النَّب ِّي صلَّى هَّللا ُ علي ِه وسلَّ َم فقا َل الن‬
َ ‫شاك ٌر ومنهم كاف ٌر قالوا هذ ِه رحمةُ هَّللا ِ وقا َل بعضُهم لقد صد‬
‫ق نو ُء كذا وكذا‬

* “Ketika itu hujan turun di masa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam,
lalu Nabi bersabda, ‘Atas hujan ini, ada manusia yang bersyukur
dan ada yang kufur nikmat. Orang yang bersyukur berkata, ‘Inilah
rahmat Allah.’ Orang yang kufur nikmat berkata, ‘Oh pantas saja
tadi ada tanda begini dan begitu’” (HR. Muslim no.73).
* 2.Menyebut-Nyebut Nikmat yang Diberikan Allah
* Mungkin kebanyakan kita lebih suka dan lebih sering menyebut-nyebut kesulitan yang kita hadapi dan
mengeluhkannya kepada orang-orang. “Saya sedang sakit ini.” “Saya baru dapat musibah itu..” “Saya
kemarin rugi sekian rupiah..”, dll. Namun sesungguhnya orang yang bersyukur itu lebih sering
menyebut-nyebut kenikmatan yang Allah berikan. Karena Allah Ta’ala berfirman,

*‫َوأَ َّما بِنِ ْع َم ِة َربِّ َك فَ َحد ِّْث‬

* “Dan nikmat yang diberikan oleh Rabbmu, perbanyaklah menyebutnya” (QS. Adh-Dhuha: 11).

* Namun tentu saja tidak boleh takabbur (sombong) dan ‘ujub (merasa kagum atas diri sendiri).

* 3.Menunjukkan Rasa Syukur dalam Bentuk Ketaatan kepada Allah
* Sungguh aneh jika ada orang yang mengaku bersyukur, ia menyadari segala yang ia miliki semata-mata
atas keluasan rahmat Allah, namun di sisi lain melalaikan perintah Allah dan melanggar larangan-Nya, ia
enggan shalat, enggan belajar agama, enggan berzakat, memakan riba, dll. Jauh antara pengakuan dan
kenyataan. Allah Ta’ala berfirman,

*‫ُون‬
َ ‫ص َر ُك ُم هَّللا ُ بِبَ ْد ٍر َوأَ ْنت ُ ْم أَ ِذلَّةٌ فَاتَّقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكر‬
َ َ‫َولَقَ ْد ن‬

* “Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-
orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya” (QS. Ali Imran:
123).

* Maka rasa syukur itu ditunjukkan dengan ketakwaan.
* Agar Menjadi Orang yang Bersyukur
*1.Senantiasa Berterima Kasih kepada Orang Lain
* Salah cara untuk mensyukuri nikmat Allah adalah dengan berterima kasih kepada manusia yang menjadi
perantara sampainya nikmat Allah kepada kita. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

* ‫ال يشكر هللا من ال يشكر الناس‬

* “Orang yang tidak berterima kasih kepada manusia, berarti ia tidak bersyukur kepada Allah” (HR.
Tirmidzi no.2081, ia berkata: “Hadits ini hasan shahih”).

* Beliau juga bersabda,
* ُ‫ فَإ ِ ْن لَ ْم تَ ِج ُدوا َما تُ َكافِئُونَهُ فَا ْد ُعوا لَهُ َحتَّى ت ََر ْوا أَنَّ ُك ْم قَ ْد َكافَأْتُ ُموه‬،ُ‫صنَ َع إِلَ ْي ُك ْم َم ْعرُوفًا فَ َكافِئُوه‬
َ ‫َم ْن‬

* “Barangsiapa yang telah berbuat suatu kebaikan padamu, maka balaslah dengan yang serupa. Jika
engkau tidak bisa membalasnya dengan yang serupa maka doakanlah ia hingga engkau mengira doamu
tersebut bisa sudah membalas dengan serupa atas kebaikan ia” (HR. Abu Daud no. 1672, dishahihkan
Al-Albani dalam Shahih Abu Daud).

* Oleh karena itu, mengucapkan terima kasih adalah akhlak mulia yang diajarkan oleh Islam. Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

*‫ جزا َك هَّللا ُ خيرًا فقد أبل َغ في الثَّنا ِء‬: ‫صنِ َع إلي ِه معرو ٌف فقا َل لفاعلِ ِه‬
ُ ‫َمن‬

* “Barangsiapa yang diberikan satu kebaikan kepadanya lalu dia membalasnya dengan mengatakan,
‘Jazaakallahu khair’ (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka sungguh hal itu telah
mencukupinya dalam menyatakan rasa syukurnya” (HR. Tirmidzi no.2167, ia berkata: “Hadits ini hasan
jayyid gharib”, dishahihkan Al-Albani dalam Shahih At Tirmidzi).
* 2. Merenungkan Nikmat-Nikmat Allah
* Dalam Al-Qur’an sering kali Allah menggugah hati manusia
bahwa banyak sekali nikmat yang Ia limpahkan sejak kita
datang ke dunia ini, agar kita sadar dan bersyukur kepada
Allah. Allah Ta’ala berfirman,

*‫ص َار َواأل ْفئِ َدةَ لَ َعلَّ ُك ْم‬ َ ‫ون أُ َّمهَاتِ ُك ْم ال تَ ْعلَ ُم‬
َ ‫ون َش ْيئًا َو َج َع َل لَ ُك ُم ال َّس ْم َع َواأل ْب‬ ِ ُ‫َوهَّللا ُ أَ ْخ َر َج ُك ْم ِم ْن بُط‬
َ ‫تَ ْش ُكر‬
‫ُون‬

* “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur” (QS. An-Nahl: 78).

* 3. Qana’ah
* Senantiasa merasa cukup atas nikmat yang ada pada diri kita
membuat kita selalu bersyukur kepada Allah. Sebaliknya,
orang yang senantiasa merasa tidak puas, merasa
kekurangan, ia merasa Allah tidak pernah memberi
kenikmatan kepadanya sedikitpun. Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda,

*‫الناس‬
ِ ‫ و كن قنِعًا تكن أ ْش َك َر‬، ‫الناس‬
ِ ‫كن َو ِر ًعا تكن أعب َد‬

* “Jadilah orang yang wara’, maka engkau akan menjadi
hamba yang paling berbakti. Jadilah orang yang qana’ah,
maka engkau akan menjadi hamba yang paling
bersyukur”(HR. Ibnu Majah no. 3417, dishahihkan Al Albani
dalam Shahih Ibni Majah).

* 4. Sujud Syukur
* Salah satu cara untuk mengungkapkan rasa syukur ketika
mendapat kenikmatan yang begitu besar adalah dengan
melakukan sujud syukur.

* ‫ كان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم إذا جاءه‬:‫عن أبي بكرة نفيع بن الحارث رضي هللا عنه قال‬
‫أمر بشر به خر ساجدا؛ شاكرا هلل‬

* “Dari Abu Bakrah Nafi’ Ibnu Harits Radhiallahu’anhu ia berkata,
‘Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam biasanya jika menjumpai
sesuatu yang menggemberikan beliau bersimpuh untuk sujud.
Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah” (HR. Abu Daud
no.2776, dihasankan oleh Al-Albani dalam Irwaul Ghalil).



*5. Berdzikir
* Berdzikir dan memuji Allah adalah bentuk rasa syukur kita kepada Allah. Ada
beberapa dzikir tertentu yang diajarkan oleh Rasulullah khusus mengungkapkan
rasa syukur kita kepada Allah. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

* ‫ فقد‬.‫ فلك الحمد ولك الشكر‬،‫ اللهم ما أصبح بي من نعمة أو بأحد من خلقك فمنك وحدك ال شريك لك‬:‫من قال حين يصبح‬
‫ ومن قال ذلك حين يمسي فقد أدى شكر ليلته‬،‫أدى شكر يومه‬

* “Barangsiapa pada pagi hari berdzikir: Allahumma ashbaha bii min ni’matin au
biahadin min khalqika faminka wahdaka laa syariikalaka falakal hamdu wa lakasy
syukru.”
* (Ya Allah, atas nikmat yang Engkau berikan kepada ku hari ini atau yang Engkau
berikan kepada salah seorang dari makhluk-Mu, maka sungguh nikmat itu hanya
dari-Mu dan tidak ada sekutu bagi-Mu. Segala pujian dan ucap syukur hanya
untuk-Mu)
* Maka ia telah memenuhi harinya dengan rasa syukur. Dan barangsiapa yang
mengucapkannya pada sore hari, ia telah memenuhi malamnya dengan rasa
syukur” (HR. Abu Daud no.5075, dihasankan oleh Syaikh Abdul Qadir Al-Arnauth
dalam tahqiqnya terhadap kitab Raudhatul Muhadditsin).

*Buah Manis dari Syukur

*1.Syukur Adalah Sifat Orang Beriman


Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,‫َع َجبًا أِل َ ْم ِر‬

َ َ‫ك أِل َ َح ٍد إِاَّل لِ ْل ُم ْؤ ِم ِن؛ إِ ْن أ‬


‫صابَ ْتهُ َسرَّا ُء‬ َ ‫ َولَي‬،ٌ‫ْال ُم ْؤ ِم ِن إِ َّن أَ ْم َرهُ ُكلَّهُ َخ ْير‬
َ ‫ْس َذا‬
ُ‫ان َخيْرًا لَه‬َ ‫صبَ َر فَ َك‬
َ ‫ضرَّا ُء‬ َ ُ‫صابَ ْته‬ َ َ‫ َوإِ ْن أ‬،ُ‫ان َخ ْيرًا لَه‬
َ ‫“ َش َك َر فَ َك‬
“Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap
perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian
kecuali pada seorang mu’min sejati. Jika ia mendapat
kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia
tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya” (HR.
Muslim no.7692).
*2.Merupakan Sebab Datangnya Ridha Allah

*Allah Ta’ala berfirman, ‫“ وإن تشكروا يرضه لكم‬


*Jika kalian ingkar, sesungguhnya Allah Maha Kaya atas kalian.
Dan Allah tidak ridha kepada hamba-Nya yang ingkar dan jika
kalian bersyukur Allah ridha kepada kalian” (QS. Az-Zumar: 7).

*3.Merupakan Sebab Selamatnya Seseorang Dari Azab


Allah

*Allah Ta’ala berfirman,


*“Tidaklah Allah akan mengadzab kalian jika kalian bersyukur
dan beriman. Dan sungguh Allah itu Syakir lagi Alim” (QS. An-
Nisa: 147).
*4.Merupakan Sebab Ditambahnya Nikmat
* Allah Ta’ala berfirman,
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mengumumkan,
‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’” (QS. Ibrahim: 7).

5.Ganjaran Di Dunia dan Akhirat


Janganlah Anda menyangka bahwa bersyukur itu hanya sekedar
pujian dan berterima kasih kepada Allah. Ketahuilah bahwa
bersyukur itupun menuai pahala, bahkan juga membuka pintu rezeki
di dunia.
Allah Ta’ala berfirman,“Dan sungguh orang-orang yang bersyukur
akan kami beri ganjaran” (QS. Al Imran: 145).
Imam Ath Thabari menafsirkan ayat ini dengan membawakan riwayat
dari Ibnu Ishaq, “Maksudnya adalah, karena bersyukur, Allah
memberikan kebaikan yang Allah janjikan di akhirat dan Allah juga
melimpahkan rizki baginya di dunia” (Tafsir Ath Thabari, 7/263).

Anda mungkin juga menyukai