Anda di halaman 1dari 10

JADILAH HAMBA ALLAH YANG BERSYUKUR

Apakah Makna Syukur?

Syukur secara bahasa,


‫المحسن بما َأوْ ال َكهُ من المعروف‬
ِ ‫الثناء على‬
“Syukur adalah pujian bagi orang yang memberikan kebaikan, atas
kebaikannya tersebut”
(Lihat Ash Shahhah Fil Lughah karya Al Jauhari).
Atau dalam bahasa Indonesia, bersyukur artinya berterima kasih.

Sedangkan istilah syukur dalam agama, adalah sebagaimana yang dijabarkan


oleh Ibnul Qayyim:
‫ وعلى قلبه شهودا‬،‫ ثناء واعترافا‬:‫ أثر نعمة هللا على لسان عبده‬.‫الشكر ظهور‬
‫ وعلى جوارحه انقيادا وطاعة‬،‫ومحبة‬
“Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan
melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia
telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan
kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan
kepada Allah” (Madarijus Salikin, 2/244).

Lawan dari syukur adalah kufur nikmat, yaitu enggan menyadari atau bahkan
mengingkari bahwa nikmat yang ia dapatkan adalah dari Allah Ta’ala. Semisal
Qarun yang berkata,
‫ِإنَّ َما ُأوتِيتُهُ َعلَى ِع ْل ٍم ِع ْن ِدي‬
“Sungguh harta dan kenikmatan yang aku miliki itu aku dapatkan dari ilmu
yang aku miliki” (QS. Al-Qashash: 78).

Syukur Adalah Salah Satu Sifat Allah

Ketahuilah bahwa syukur merupakan salah satu sifat dari sifat-sifat Allah
yang husna. Yaitu Allah pasti akan membalas setiap amalan kebaikan yang
dilakukan oleh hamba-Nya, tanpa luput satu orang pun dan tanpa terlewat
satu amalan pun. Allah Ta’ala berfirman,
‫ر‬.ٌ ‫ِإ َّن هَّللا َ َغفُو ٌر َش ُكو‬
1
“Sesungguhnya Allah itu Ghafur dan Syakur” (QS. Asy-Syura: 23).

Seorang ahli tafsir, Imam Abu Jarir Ath-Thabari, menafsirkan ayat ini dengan
riwayat dari Qatadah, “Ghafur artinya Allah Maha Pengampun terhadap dosa,
dan Syakur artinya Maha Pembalas Kebaikan sehingga Allah lipat-gandakan
ganjarannya” (Tafsir Ath Thabari, 21/531).

Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala berfirman,


‫َوهَّللا ُ َش ُكو ٌر َحلِي ٌم‬
“Allah itu Syakur lagi Haliim” (QS. At-Taghabun: 17).

Ibnu Katsir menafsirkan Syakur dalam ayat ini, “Maksudnya adalah memberi
membalas kebaikan yang sedikit dengan ganjaran yang banyak” (Tafsir Al-
Qur’an Al-Azhim, 8/141).

Sehingga orang yang merenungi bahwa Allah adalah Maha Pembalas


Kebaikan, dari Rabb kepada Hamba-Nya, ia akan menyadari bahwa tentu
lebih layak lagi seorang hamba bersyukur kepada Rabb-Nya atas begitu
banyak nikmat yang ia terima.

Syukur Adalah Sifat Para Nabi

Senantiasa bersyukur dan berterima kasih kepada Allah atas limpahan nikmat
Allah, walau cobaan datang dan rintangan menghadang, itulah sifat para Nabi
dan Rasul Allah yang mulia. Allah Ta’ala berfirman tentang Nabi
Nuh  ‘Alaihissalam,
.‫ذرية من حملنا مع نوح إنه كان عبدا شكور‬
“(Yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh.
Sesungguhnya Nuh adalah hamba yang banyak bersyukur” (QS. Al-Isra: 3).

Allah Ta’ala menceritakan sifat Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam:


‫إن إبراهيم كان أمة قانتا هلل حنيفا ولم يك من المشركين* شاكرا ألنعمه اجتباه‬
‫وهداه إلى صراط مستقيم‬
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan
lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk
orang-orang yang musyrik, Dan ia senantiasa mensyukuri nikmat-nikmat
2
Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang
lurus” (QS. An-Nahl: 120-121).

Dan inilah dia sayyidul anbiya, pemimpin para Nabi, Nabi akhir zaman,
Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam, tidak luput dari syukur walaupun
telah dijamin baginya surga. Diceritakan oleh Ibunda Aisyah Radhiallahu’anha,
‫ قالت‬. ‫ قام حتى تفطَّر رجاله‬، ‫ إذا صلَّى‬، ‫م‬.َ َّ‫كان رسو ُل هللاِ صلَّى هللاُ عليه وسل‬
‫ ُغفِر لك ما تق َّدم من ذنبك وما تأ َّخ َر ؟‬.‫ وقد‬، ‫ يا رسو َل هللاِ ! أتصن ُع هذا‬: ُ‫عائشة‬
‫فقال ” يا عائشةُ ! أفال أكونُ عبدًا شكورًا‬
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam biasanya jika beliau shalat, beliau
berdiri sangat lama hingga kakinya mengeras kulitnya. ‘Aisyah bertanya,
‘Wahai Rasulullah, mengapa engkau sampai demikian? Bukankan dosa-
dosamu telah diampuni, baik yang telah lalu maupun yang akan datang?
Rasulullah besabda: ‘Wahai Aisyah, bukankah semestinya aku menjadi
hamba yang bersyukur?’” (HR. Bukhari no. 1130, Muslim no. 2820).

Syukur Adalah Ibadah

Allah Ta’ala dalam banyak ayat di dalam Al-Qur’an memerintahkan manusia


untuk bersyukur kepada-Nya. Maka syukur adalah ibadah dan bentuk
ketaatan atas perintah Allah. Allah Ta’ala berfirman,
‫ أذكركم واشكروا لي وال تكفرون‬.‫فاذكروني‬
“Ingatlah kepada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian. Bersyukurlah
kepada-Ku dan janganlah ingkar” (QS. Al Baqarah: 152)

Allah Ta’ala juga berfirman,


‫ هلل إن كنتم إياه تعبدون‬.‫ واشكروا‬.‫يا أيها الذين آمنوا كلوا من طيبات ما رزقناكم‬
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik
yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-
benar hanya kepada-Nya kamu menyembah” (QS. Al Baqarah: 172).

Maka bersyukur adalah menjalankan perintah Allah dan enggan bersyukur


serta mengingkari nikmat Allah adalah bentuk pembangkangan terhadap
perintah Allah.

3
Buah Manis dari Syukur

1. Syukur Adalah Sifat Orang Beriman


Rasulullah  Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
َ ‫ْس َذاكَ َأِل َح ٍد ِإاَّل لِ ْل ُمْؤ ِم ِن؛ ِإ ْن َأ‬
ُ‫صابَ ْته‬ َ ‫ َولَي‬،ٌ‫َع َجبًا َأِل ْم ِر ْال ُمْؤ ِم ِن ِإ َّن َأ ْم َرهُ ُكلَّهُ خَ ْير‬
ُ‫صبَ َر فَ َكانَ َخ ْيرًا لَه‬ َ ‫ضرَّا ُء‬ َ ‫ َوِإ ْن َأ‬،ُ‫َسرَّا ُء َش َك َر فَ َكانَ خَ ْيرًا لَه‬
َ ُ‫صابَ ْته‬
“Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu
baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mu’min sejati.
Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia
tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya”  (HR. Muslim no.7692).

2. Merupakan Sebab Datangnya Ridha Allah


Allah Ta’ala berfirman,
‫وإن تشكروا يرضه لكم‬
“Jika kalian ingkar, sesungguhnya Allah Maha Kaya atas kalian. Dan Allah
tidak ridha kepada hamba-Nya yang ingkar dan jika kalian bersyukur Allah
ridha kepada kalian”  (QS. Az-Zumar: 7).

3. Merupakan Sebab Selamatnya Seseorang Dari Azab Allah


Allah Ta’ala berfirman,
‫ وآمنتم‬.‫ما يفعل هللا بعذابكم إن شكرتم‬
“Tidaklah Allah akan mengadzab kalian jika kalian bersyukur dan beriman.
Dan sungguh Allah itu Syakir lagi Alim” (QS. An-Nisa: 147).
4. Merupakan Sebab Ditambahnya Nikmat
Allah Ta’ala berfirman,
.‫وإذ تأذن ربكم لئن شكرتم ألزيدنكم‬
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mengumumkan, ‘Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat
pedih’” (QS. Ibrahim: 7).

5. Ganjaran Di Dunia dan Akhirat


Janganlah Anda menyangka bahwa bersyukur itu hanya sekedar pujian dan
berterima kasih kepada Allah. Ketahuilah bahwa bersyukur itupun menuai
pahala, bahkan juga membuka pintu rezeki di dunia. Allah Ta’ala berfirman,

4
‫وسنجزي الشاكرين‬
“Dan sungguh orang-orang yang bersyukur akan kami beri ganjaran” 
(QS. Al Imran: 145).

Imam Ath Thabari menafsirkan ayat ini dengan membawakan riwayat dari
Ibnu Ishaq, “Maksudnya adalah, karena bersyukur, Allah memberikan
kebaikan yang Allah janjikan di akhirat dan Allah juga melimpahkan rizki
baginya di dunia” (Tafsir Ath Thabari, 7/263).

Tanda-Tanda Orang yang Bersyukur

1. Mengakui dan Menyadari Bahwa Allah Telah Memberinya Nikmat


Orang yang bersyukur senantiasa menisbatkan setiap nikmat yang didapatnya
kepada Allah Ta’ala. Ia senantiasa menyadari bahwa hanya atas takdir dan
rahmat Allah semata lah nikmat tersebut bisa diperoleh. Sedangkan orang
yang kufur nikmat senantiasa lupa akan hal ini. Dari Ibnu
Abbas Radhiallahu’anhuma, ia berkata,
‫بي صلَّى هَّللا ُ علي ِه وسلَّ َم‬ َ ‫بي صلَّى هَّللا ُ علي ِه وسلَّ َم‬
ُّ َّ‫فقال الن‬ ِّ َّ‫ُم ِط َر النَّاسُ على عه ِد الن‬
‫ق‬.َ ‫ كاف ٌر قالوا هذ ِه رحمةُ هَّللا ِ وقا َل بعضُهم لقد صد‬.‫اس شاك ٌر ومنهم‬ ِ َّ‫أصب َح منَ الن‬
‫نو ُء كذا وكذا‬
“Ketika itu hujan turun di masa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, lalu Nabi
bersabda, ‘Atas hujan ini, ada manusia yang bersyukur dan ada yang kufur
nikmat. Orang yang bersyukur berkata, ‘Inilah rahmat Allah.’ Orang yang
kufur nikmat berkata, ‘Oh pantas saja tadi ada tanda begini dan begitu’” 
(HR. Muslim no.73).

2. Menyebut-Nyebut Nikmat yang Diberikan Allah


Mungkin kebanyakan kita lebih suka dan lebih sering menyebut-nyebut
kesulitan yang kita hadapi dan mengeluhkannya kepada orang-orang. “Saya
sedang sakit ini.” “Saya baru dapat musibah itu..” “Saya kemarin rugi sekian
rupiah..”, dll. Namun sesungguhnya orang yang bersyukur itu lebih sering
menyebut-nyebut kenikmatan yang Allah berikan. Karena Allah Ta’ala
berfirman,
ْ ‫َوَأ َّما بِنِ ْع َم ِة َربِّكَ فَ َحد‬
‫ِّث‬

5
“Dan nikmat yang diberikan oleh Rabbmu, perbanyaklah menyebutnya” (QS.
Adh-Dhuha: 11).
Namun tentu saja tidak boleh takabbur (sombong) dan ‘ujub (merasa kagum
atas diri sendiri).

3. Menunjukkan Rasa Syukur dalam Bentuk Ketaatan kepada Allah


Sungguh aneh jika ada orang yang mengaku bersyukur, ia menyadari segala
yang ia miliki semata-mata atas keluasan rahmat Allah, namun di sisi lain
melalaikan perintah Allah dan melanggar larangan-Nya, ia enggan shalat,
enggan belajar agama, enggan berzakat, memakan riba, dll. Jauh antara
pengakuan dan kenyataan. Allah Ta’ala berfirman,
َ‫م هَّللا ُ بِبَ ْد ٍر َوَأ ْنتُ ْم َأ ِذلَّةٌ فَاتَّقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُون‬.ُ ‫َص َر ُك‬
َ ‫َولَقَ ْد ن‬
“Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal
kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah
kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya” (QS. Ali Imran: 123).

Maka rasa syukur itu ditunjukkan dengan ketakwaan.

Tips Agar Menjadi Orang yang Bersyukur

1. Senantiasa Berterima Kasih kepada Orang Lain


Salah cara untuk mensyukuri nikmat Allah adalah dengan berterima kasih
kepada manusia yang menjadi perantara sampainya nikmat Allah kepada kita.
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam  bersabda,
‫ال يشكر هللا من ال يشكر الناس‬
“Orang yang tidak berterima kasih kepada manusia, berarti ia tidak bersyukur
kepada Allah”  (HR. Tirmidzi no.2081, ia berkata: “Hadits ini hasan shahih”).

Beliau juga bersabda,


‫ َأنَّ ُك ْم‬.‫ فَِإ ْن لَ ْم ت َِجدُوا َما تُ َكافُِئونَهُ فَا ْدعُوا لَهُ َحتَّى ت ََروْ ا‬،ُ‫ فَ َكافُِئوه‬.‫صنَ َع ِإلَ ْي ُك ْم َم ْعرُوفًا‬
َ ‫َم ْن‬
ُ‫قَ ْد َكافَْأتُ ُموه‬
“Barangsiapa yang telah berbuat suatu kebaikan padamu, maka balaslah
dengan yang serupa. Jika engkau tidak bisa membalasnya dengan yang serupa
maka doakanlah ia hingga engkau mengira doamu tersebut bisa sudah
membalas dengan serupa atas kebaikan ia” (HR. Abu Daud no. 1672,
dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Abu Daud).
6
Oleh karena itu, mengucapkan terima kasih adalah akhlak mulia yang
diajarkan oleh Islam. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
‫ك هَّللا ُ خيرًا فقد أبل َغ في الثَّنا ِء‬
َ ‫ جزا‬: ‫فقال لفاعلِ ِه‬ ٌ
َ ‫معروف‬ ‫صنِ َع إلي ِه‬
ُ ‫َمن‬
“Barangsiapa yang diberikan satu kebaikan kepadanya lalu dia membalasnya
dengan mengatakan, ‘Jazaakallahu khair’ (semoga Allah membalasmu
dengan kebaikan), maka sungguh hal itu telah mencukupinya dalam
menyatakan rasa syukurnya” (HR. Tirmidzi no.2167, ia berkata: “Hadits ini
hasan jayyid gharib”, dishahihkan Al-Albani dalam Shahih At Tirmidzi).

2. Merenungkan Nikmat-Nikmat Allah


Dalam Al-Qur’an sering kali Allah menggugah hati manusia bahwa banyak
sekali nikmat yang Ia limpahkan sejak kita datang ke dunia ini, agar kita sadar
dan bersyukur kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman,
‫ار‬
َ ‫ص‬َ ‫م ِم ْن بُطُو ِن ُأ َّمهَاتِ ُك ْم ال تَ ْعلَ ُمونَ َش ْيًئا َو َج َع َل لَ ُك ُم ال َّس ْم َع َواأل ْب‬.ْ ‫َوهَّللا ُ َأ ْخ َر َج ُك‬
َ‫َواأل ْفِئ َدةَ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُون‬
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan
dan hati, agar kamu bersyukur” (QS. An-Nahl: 78).

3. Qana’ah
Senantiasa merasa cukup atas nikmat yang ada pada diri kita membuat kita
selalu bersyukur kepada Allah. Sebaliknya, orang yang senantiasa merasa
tidak puas, merasa kekurangan, ia merasa Allah tidak pernah memberi
kenikmatan kepadanya sedikitpun. Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda,
‫الناس‬
ِ ‫ و كن قنِعًا تكن أ ْش َك َر‬، ‫الناس‬
ِ ‫كن َو ِرعًا تكن أعب َد‬
“Jadilah orang yang wara’, maka engkau akan menjadi hamba yang paling
berbakti. Jadilah orang yang qana’ah, maka engkau akan menjadi hamba
yang paling bersyukur”(HR. Ibnu Majah no. 3417, dishahihkan Al Albani
dalam Shahih Ibni Majah).

4. Sujud Syukur
Salah satu cara untuk mengungkapkan rasa syukur ketika mendapat
kenikmatan yang begitu besar adalah dengan melakukan sujud syukur.

7
‫ كان رسول هللا صلى هللا عليه‬:‫عن أبي بكرة نفيع بن الحارث رضي هللا عنه قال‬
‫وسلم إذا جاءه أمر بشر به خر ساجدا؛ شاكرا هلل‬
“Dari Abu Bakrah Nafi’ Ibnu Harits Radhiallahu’anhu ia berkata, ‘Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam biasanya jika menjumpai sesuatu yang
menggemberikan beliau bersimpuh untuk sujud. Sebagai ungkapan rasa
syukur kepada Allah” (HR. Abu Daud no.2776, dihasankan oleh Al-Albani
dalam Irwaul Ghalil).

5. Berdzikir
Berdzikir dan memuji Allah adalah bentuk rasa syukur kita kepada Allah. Ada
beberapa dzikir tertentu yang diajarkan oleh Rasulullah khusus
mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah. Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda,
‫ اللهم ما أصبح بي من نعمة أو بأحد من خلقك فمنك وحدك ال‬:‫من قال حين يصبح‬
‫ ومن قال ذلك حين يمسي‬،‫ فقد أدى شكر يومه‬.‫ فلك الحمد ولك الشكر‬،‫شريك لك‬
‫فقد أدى شكر ليلته‬
“Barangsiapa pada pagi hari berdzikir: Allahumma ashbaha bii min ni’matin
au biahadin min khalqika faminka wahdaka laa syariikalaka falakal hamdu
wa lakasy syukru.”
(Ya Allah, atas nikmat yang Engkau berikan kepada ku hari ini atau yang
Engkau berikan kepada salah seorang dari makhluk-Mu, maka sungguh
nikmat itu hanya dari-Mu dan tidak ada sekutu bagi-Mu. Segala pujian dan
ucap syukur hanya untuk-Mu)
Maka ia telah memenuhi harinya dengan rasa syukur. Dan barangsiapa yang
mengucapkannya pada sore hari, ia telah memenuhi malamnya dengan rasa
syukur”  (HR. Abu Daud no.5075, dihasankan oleh Syaikh Abdul Qadir Al-
Arnauth dalam tahqiqnya terhadap kitab Raudhatul Muhadditsin).

Cara Bersyukur yang Salah

1. Bersyukur kepada Selain Allah


Sebagian orang ketika mendapat kenikmatan, mereka mengungkapkan rasa
syukur kepada selain Allah, semisal kepada jin yang mengaku penguasa
lautan, kepada berhala yang dianggap dewa bumi, atau kepada sesembahan
lain selain Allah. Kita katakan kepada mereka,

8
ْ ُ‫ب ثُ َّم ِم ْن ن‬
‫طفَ ٍة ثُ َّم َسوَّاكَ َر ُجاًل‬ ٍ ‫َأ َكفَرْ تَ بِالَّ ِذي َخلَقَكَ ِم ْن تُ َرا‬
“Apakah engkau kufur kepada Dzat yang telah menciptakanmu dari tanah
kemudian mengubahnya menjadi nutfah lalu menjadikanmu sebagai
manusia?” (QS. Al-Kahfi: 37).

Allah Ta’ala yang menciptakan kita, menghidupkan kita, dari Allah sematalah
segala kenikmatan, maka sungguh ‘tidak tahu terima kasih’ jika kita bersyukur
kepada selain Allah. Dan telah kita ketahui bersama bahwa syukur adalah
ibadah. Dan ibadah hanya pantas dan layak kita persembahkan kepada Allah
semata. Tidak ada sekutu baginya. Allah Ta’ala juga berfirman,
َ‫بَ ِل هَّللا َ فَا ْعبُ ْد َو ُك ْن ِمنَ ال َّشا ِك ِرين‬
“Beribadahlah hanya kepada Allah dan jadilah hamba yang bersyukur” 
(QS. Az-Zumar: 66).

2. Ritualiasasi Rasa Syukur yang Tidak Diajarkan Agama


Mengungkapkan rasa syukur dalam bentuk ritual sah-sah saja selama ritual
tersebut diajarkan dan dituntunkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam. Misalnya dengan sujud syukur atau dengan melafalkan dzikir.
Andaikan ada bentuk lain ritual rasa syukur yang baik untuk dilakukan tentu
sudah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam serta para
sahabat. Lebih lagi sahabat Nabi yang paling fasih dalam urusan agama, paling
bersyukur diantara ummat Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam, yang
mereka jumlahnya puluhan ribu dan di antara mereka ada yang masih hidup
satu abad setelah Rasulullah wafat, sebanyak dan selama itu tidak ada
seorang pun yang terpikir untuk membuat ritual semacam perayaan hari
ulang tahun, ulang tahun pernikahan, syukuran rumah baru, sebagai bentuk
rasa syukur mereka. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
‫ُو َر ٌّد‬.َ ‫ْس َعلَ ْي ِه َأ ْم ُرنَا فَه‬
َ ‫َم ْن َع ِم َل َع َماًل لَي‬
“Barang siapa yang melakukan amalan (ibadah) yang tidak berasal dari kami,
maka amalan tersebut tertolak” (HR. Bukhari no.20, Muslim no.4590).

Semoga Allah menjadikan kita hamba-Nya yang senantiasa bersyukur atas


segala nikmat-Nya.
Allahumma a’inni ‘ala dzukrika wa syukrika wa huni ‘ibadatika
“Ya Allah aku memohon pertolonganmu agar Engkau menjadikan aku hamba
yang senantiasa berdzikir, bersyukur dan beribadah kepadamu dengan baik”
9
***

Sumber: https://muslim.or.id/30031-jadilah-hamba-allah-yang-bersyukur.html

10

Anda mungkin juga menyukai