Anda di halaman 1dari 7

13 KEDUDUKAN SHALAT DALAM ISLAM

Des 11, 2013Muhammad Abduh Tuasikal, MScShalat 1

Shalat itu memiliki kedudukan yang mulia. Dalil-dalil yang diutarakan kali ini
sudah menunjukkan kedudukan dan muliannya ibadah shalat.
1- Shalat adalah tiang Islam. Islam seseorang tidaklah tegak kecuali dengan
shalat.
Dalam hadits Mu’adz disebutkan,
ْ ُ ُ َ َّ ُ ُ ُ َ َ ُ َ ْ ‫َ ْأ ُ َأل‬
‫الصالة َو ِذ ْر َوة َس َن ِام ِه ال ِج َه ُاد‬ ‫س ا ْم ِر اِإل سالم وعموده‬ ‫ر‬
“Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncak perkaranya
adalah jihad” (HR. Tirmidzi no. 2616. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits
ini hasan shahih. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Yang namanya tiang suatu bangunan jika ambruk, maka ambruk pula bangunan
tersebut. Sama halnya pula dengan bangunan Islam.
2- Shalat adalah amalan yang pertama kali akan dihisab. Amalan seseorang
bisa dinilai baik buruknya dinilai dari shalatnya.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ْ ‫َ َ َأ ْ َ َأ‬ َ َ ْ َ ُ ُ ‫َ اَل‬ َ َ ُ َ َّ ‫َّ َأ‬
” ‫ح َو ن َج َح‬Vَ ‫صل َح ْت فق ْد فل‬ ‫الق َي َام ِة ِم ْن َع َم ِل ِه ص ته فِإ ن‬ َ َْ َُْ
ِ ‫ِإ ن و َل ما يحاس ُب ِب ِه العبد يوم‬
َ َ َ َّ َ َ ٌ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ َ
: ‫الر ُّب ت َب َار َك َوت َعالى‬ ‫وِإ ن فسدت فقد خاب وخسر فِإ ِن انتقص ِمن ف ِريض ِت ِه شيء قال‬
ُ ُ
‫ض ِة ث َّم َيك ْو ُن َساِئ ُر َع َم ِل ِه‬ َ ‫الفر ْي‬ َ َ َ ََْ َ َ ُ َ َُْ ُّ َ َ ْ َْ ْ َ َُْ َ
ِ ‫ هل ِلعب ِدي ِمن تطو ٍع ؟ فيكمل ِبها ما انتقص ِمن‬V‫انظروا‬
َ
‫ال َح َس َب ذ ِل َك‬ ُ ‫الز َك ُاة ِم ْث ُل َذ ِل َك ُث َّم تُْؤ َخ ُذ اَأل ْع َم‬
َّ ‫ ” ُث َّم‬: ‫ َوفي ر َو َاية‬. ” ‫ ” َع َلى َذل َك‬.
ٍ ِ ِ ِ
“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat
adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan
dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika
ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala 

1
mengatakan,’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat
sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya
yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.”
Dalam riwayat lainnya, ”Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu.
Kemudian amalan lainnya akan dihisab seperti itu pula.” (HR. Abu Daud no. 864,
Ahmad 2: 425, Hakim 1: 262, Baihaqi, 2: 386. Al Hakim mengatakan bahwa
sanad hadits ini shahih dan tidak dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim,
penilaian shahihini disepakati oleh Adz Dzahabi)
3- Perkara terakhir yang hilang dari manusia adalah shalat.
Dari Abu Umamah Al Bahili, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
ُ ‫َأ‬ َ َّ ُ َّ َ َّ َ َ ٌ َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ َ َّ ُ َ ً َ ْ ُ ً َ ْ ُ َ ْ َ ‫َل ُي ْن َق‬
‫اس ِبال ِتى ت ِل َيها َو َّول ُه َّن‬ ‫ض َّن ُع َرى اِإل سال ِم عروة عروة فكلما انتقضت عروة تشبث الن‬
ُ َ َّ َّ ُ ُ َ ُ ْ ُ ْ ً ْ َ
‫الصالة‬ ‫نقضا الحكم و ِآخرهن‬
“Tali ikatan Islam akan putus seutas demi seutas. Setiap kali terputus, manusia
bergantung pada tali berikutnya. Yang paling awal terputus adalah hukumnya,
dan yang terakhir adalah shalat.” (HR. Ahmad 5: 251. Syaikh Syu’aib Al Arnauth
mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid)
Hadits ini jelas menyatakan bahwa ketika tali Islam yang pertama sudah putus
dalam diri seseorang, yaitu ia tidak berhukum pada hukum Islam, ia masih bisa
disebut Islam. Di sini Nabi tidak mengatakan bahwa ketika tali pertama putus,
maka kafirlah ia. Bahkan masih ada tali-tali yang lain hingga yang terakhir adalah
shalatnya.
Dari Zaid bin Tsabit, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُ َ َّ ْ ْ ْ َ ْ َ َ ُ َ ُ َ َ ‫َأل‬
‫الصالة‬ ‫اس ا مانة و ِآخر ما يبقى ِمن ِدي ِن ِهم‬ َّ َ ُ َ ْ َ َ ُ َّ ‫َأ‬
ِ ‫ع ِمن الن‬V ‫ول ما يرف‬

2
“Yang pertama kali diangkat dari diri seseorang adalah amanat dan yang terakhir
tersisa adalah shalat.” (HR. Al Hakim At Tirmidzi dan disebutkan oleh Syaikh Al
Albani dalam Shahih Al Jami’, 2: 353).
4- Shalat adalah akhir wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha mengatakan bahwa di antara wasiat terakhir
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ُ ُ ‫َ َ َأ‬ َ َ َّ َ َ َّ
‫الصالة َو َما َملك ْت ْي َمانك ْم‬ ‫الصالة‬
“Jagalah shalat, jagalah shalat dan budak-budak kalian” (HR. Ahmad 6: 290.
Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih dilihat dari jalur
lainnya).
5- Allah memuji orang yang mengerjakan shalat.
Allah Ta’ala berfirman,
َ ‫َ َ َ ْأ َأ‬ َ ‫اًل‬ َ ‫صاد َق ْال َو ْعد َو َك‬ َ َ َ ُ َّ َ ‫َو ْاذ ُك ْر في ْالك َتاب ْس َماع‬
‫ان َي ُم ُر ْهل ُه‬ ‫) وك‬54( ‫ان َر ُسو ن ِب ًّيا‬ ِ ِ ‫يل ِإ نه كان‬ ِ ‫ِ ِ ِ ِإ‬
َ
َ ‫الزكاة َوك‬َ ‫اَل‬
)55( ‫ان ِع ْن َد َر ِّب ِه َم ْر ِض ًّيا‬ ِ
َّ ‫الص ة َو‬
ِ
َّ ‫ب‬
ِ
“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut)
di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia
adalah seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh keluarganya untuk shalat dan
menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Rabbnya . ” (QS.
Maryam: 54-55).
6- Allah mencela orang yang melalaikan dan malas-malasan dalam
menunaikan shalat.
Allah Ta’ala berfirman,
َ َْ َ
‫ات ف َس ْوف َيلق ْو َن غ ًّيا‬
َ َ َ َّ َ ‫َّ اَل‬
Vِ ‫ الشهو‬V‫الص ة َو َّات َب ُعوا‬ ‫اعوا‬ُ ‫ض‬َ ‫ف َأ‬
ٌ َْ ْ ْ َ ْ َ ََ َ
‫فخلف ِمن بع ِد ِهم خل‬
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan
shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui
kesesatan.” (QS. Maryam: 59).
3
Dalam ayat lain disebutkan,
َ ‫الصاَل ة َق ُاموا ُك َس َالى ُي َر ُاء‬ َّ ‫الل َه َو ُه َو َخ ِاد ُع ُه ْم َو َذا َق ُاموا َلى‬ َّ َ ُ َ ُ َ ُ ‫مْل‬
‫ون‬ ِ ‫ِإ‬ ‫ِإ‬ ‫ِإ َّن ا َنا ِف ِقين يخ ِادعون‬
‫َّ َ َ اَل َ ْ ُ ُ َ َّ َ اَّل َ اًل‬
‫الناس و يذكرون الله ِإ ق ِلي‬
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas
tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan
malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah
mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. An Nisa’: 142).
7- Rukun Islam yang paling utama setelah dua kalimat syahadat adalah
shalat.
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
َ َّ َ ُ ‫َأ َ َ َّ َّ َأ‬ َ ْ َ ََ ُ َ ْ َ ُ
‫الصال ِة‬ ‫ه َو َّن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُد ُه َو َر ُسول ُه َوِإ ق ِام‬Vُ ‫س ش َه َاد ِة ْن ال ِإ ل َه ِإ ال الل‬
ٍ ‫ب ِنى اِإل سالم على خم‬
َ ‫ض‬
‫ان‬ َ ‫ص ْوم َر َم‬َ َ ْ َ ْ ّ َ َ َ َّ َ َ
ِ ‫وِإ يت ِاء الزك ِاة وح ِج البي ِت و‬
“Islam dibangun atas lima perkara, yaitu : (1) bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang benar untuk diibadahi kecuali Allah dan bersaksi bahwa
Muhammad adalah utusan-Nya, (2) mendirikan shalat, (3) menunaikan zakat, (4)
naik haji ke Baitullah (bagi yang mampu, -pen), (5) berpuasa di bulan
Ramadhan.”  (HR. Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16)
8- Shalat diwajibkan tanpa perantara Jibril ‘alaihis salam. Tetapi Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri yang langsung mendapatkan
perintah shalat ketika beliau melakukan Isra’ dan Mi’raj.
9- Awalnya shalat diwajibkan sebanyak 50 shalat. Ini menunjukkan bahwa
Allah amat menyukai ibadah shalat tersebut. Kemudian Allah memperingan bagi
hamba-Nya hingga menjadi 5 waktu dalam sehari semalam. Akan tetapi, tetap
saja shalat tersebut dihitung dalam timbangan sebanyak 50 shalat, walaupun

4
dalam amalan hanyalah 5 waktu. Ini sudah menunjukkan mulianya kedudukan
shalat.
10- Allah membuka amalan seorang muslim dengan shalat dan
mengakhirinya pula dengan shalat. Ini juga yang menunjukkan ditekankannya
amalan shalat.
Allah Ta’ala berfirman,
َ ‫ض‬
‫ون‬ ُ ‫الل ْغو ُم ْعر‬ َّ َ ْ ُ َ َّ َ
‫) وال ِذين هم ع ِن‬2( ‫ون‬ َ ‫صاَل ته ْم َخاش ُع‬ َ ‫ين ُه ْم في‬ َ ‫) َّالذ‬1( ‫ون‬ َ ‫َق ْد َأ ْف َل َح امْل ُْؤ م ُن‬
ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ
ْ‫) اَّل َع َلى َأ ْز َواجهم‬5( ‫ون‬ َ ‫ين ُه ْم ل ُف ُروجه ْم َحاف ُظ‬ َ ‫) َو َّالذ‬4( ‫ون‬
ِ
َ ‫ين ُه ْم ل َّلز َكاة َفاع ُل‬َ ‫) َو َّالذ‬3(
ِ
ِِ ‫ِإ‬ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ
َ ُ َ ْ ُ ُ َ َ ‫َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ ُأ‬ َ ُ َ ُ ْ َ ْ ُ َّ َ ْ ُ ُ َ ْ ‫َأ ْ َ َ َ َ ْ َأ‬
)7( ‫) فم ِن ابتغى وراء ذ ِلك ف ولِئ ك هم العادون‬6( ‫ومين‬ ِ ‫و ما ملكت يمانهم فِإ نهم غير مل‬
َ ُ َ ُ ْ َ َ َ َ َ ْ ُ َ َّ َ
)9( ‫) وال ِذين هم على صلو ِات ِهم يحا ِفظون‬8( ‫اعون‬ َ ُ ‫ين ُه ْم َأِل َم َاناته ْم َو َع ْهده ْم َر‬ َ ‫َو َّالذ‬
ِ ِ ِِ ِ
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang
yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari
(perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang
menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali
terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya
mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka
mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang
memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang
yang memelihara shalatnya.” (QS. Al Mu’minun: 1-9).
11- Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan umatnya untuk memerintahkan keluarga mereka supaya
menunaikan shalat.
Allah Ta’ala berfirman,
ُ ْ ُ َ َ ً ُ ‫َّ اَل َ ْ َ َ اَل َ َأ‬ َ ‫ْأ َأ‬
‫اصط ِب ْر َعل ْي َها ن ْس ل َك ِر ْزقا ن ْح ُن ن ْر ُزق َك َوال َعا ِق َبة ِل َّلت ْق َوى‬ ‫َو ُم ْر ْهل َك ِبالص ِة و‬
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah
kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah
5
yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang
bertakwa.” (QS. Thaha: 132).
12- Semenjak anak-anak sudah diperintahkan shalat dan boleh dipukul jika
tidak shalat pada waktu berumur 10 tahun. Perintah shalat ini tidak
ditemukan pada amalan lainnya, sekaligus hal ini menunjukkan mulianya ibadah
shalat.
Dari Amr bin Syu’aib, dari bapaknya dari kakeknya radhiyallahu ‘anhu, beliau
meriwayatkan bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ْ ‫َأ‬ َ ُ ُ ْ َ َ ‫َأ‬ َ َّ ُ َ ‫َأ‬
‫وه ْم َعل ْي َها َو ُه ْم ْب َن ُاء َعش ِر ِس ِن َين‬ ‫الصال ِة َو ُه ْم ْب َن ُاء َس ْب ِع ِس ِنين واض ِرب‬ ‫ُم ُروا ْوال َدك ْم ِب‬
‫ض ِاج ِع‬ َ َ ‫َو َفر ُقوا َب ْي َن ُه ْم فى امْل‬
ِ ِّ
“Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur
7 tahun. Pukul mereka jika tidak mengerjakannya ketika mereka berumur 10
tahun. Pisahkanlah tempat-tempat tidur mereka“. (HR. Abu Daud no. 495. Al
Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
13- Siapa yang tertidur atau lupa dari shalat, maka hendaklah ia
mengqodhonya. Ini sudah menunjukkan kemuliaan shalat lima waktu karena
mesti diganti.
Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َ َّ َ َ َ َ َ َ َ َ َُْ ًَ َ َ َ ْ َ
‫ ال ك َّف َارة ل َها ِإ ال ذ ِل َك‬، ‫ص ِ ّل ِإ ذا ذك َر َها‬ ‫من ن ِسى صالة فلي‬
“Barangsiapa yang lupa shalat, hendaklah ia shalat ketika ia ingat. Tidak ada
kewajiban baginya selain itu.” (HR. Bukhari no. 597 dan Muslim no. 684).
Dalam riwayat Muslim disebutkan,
َ َ َ ّ َ ُ ْ ‫َ ْ َ َ َ َ ً َأ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َّ َ ُ َ َأ‬
‫ص ِل َي َها ِإ ذا ذك َر َها‬ ‫من ن ِسى صالة و نام عنها فكفارتها ن ي‬
“Barangsiapa yang lupa shalat atau tertidur, maka tebusannya adalah ia shalat
ketika ia ingat.” (HR. Muslim no. 684). Dimisalkan dengan orang yang tertidur
adalah orang yang pingsan selamat tiga hari atau kurang dari itu, maka ia mesti
6
mengqodho shalatnya. Namun jika sudah lebih dari tiga hari, maka tidak ada
qodho karena sudah semisal dengan orang gila. Baca artikel
Rumaysho.Com: Shalat bagi Orang yang Pingsan.
Hanya Allah yang memberi taufik.
Referensi:
Shalatul Mu’min, Syaikh Dr. Sa’id bin ‘Abi Wahf Al Qohthoni, terbitan Maktabah
Malik Fahd, cetakan ketiga, tahun 1431 H.

Oleh Akhukum fillah: Muhammad Abduh Tuasikal
Disusun di Warak, Panggang, Gunungkidul, @ Pesantren Darush Sholihin, 8 Safar
1435 H, 12: 03 AM

Anda mungkin juga menyukai