Sumber https://rumaysho.com/8684-sifat-shalat-nabi-23-bacaan-
tasyahud-akhir.html
35- Setelah itu melakukan gerakan shalat sama seperti rakaat sebelumnya hingga
duduk tasyahud akhir. Cara duduk tasyahud adalah dengan duduk tawarruk, baik
shalat tersebut terdapat dua kali tasyahud, atau shalat tersebut dua raka’at atau lebih.
Hal ini sudah diterangkan sebelumnya pada Sifat Shalat Nabi (13): Cara Tasyahud
Awal dan Akhir.
Bacaan ketika tasyahud akhir sama dengan tasyahud awwal [Lihat: Sifat Shalat Nabi
(20): Bacaan Tasyahud Awal].
ِ ِ ِإ ِ ِإ ٍ ِ ٍ
َ ِإن، يم
َّك َ يم َو َعلَى آل ْبَراه
َ ت َعلَى ْبَراه َ صلَّْيَ َك َما، َو َعلَى آل حُمَ َّمد، ص ِّل َعلَى حُمَ َّمدَ اللَّ ُه َّم
َو َعلَى ِآل، يم ِ ِإ ٍ ِ ٍ ِ ِ
َ ت َعلَى ْبَراهَ َك َما بَ َار ْك، َو َعلَى آل حُمَ َّمد، اللَّ ُه َّم بَا ِر ْك َعلَى حُمَ َّمد، مَح ي ٌد جَم ي ٌد
َّك مَحِ ي ٌد جَمِ ي ٌد ِ ِإ
َ ِإن، يم
َ ْبَراه
“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa shollaita ‘ala
Ibroohim wa ‘ala aali Ibrohim, innaka hamidun majiid. Allahumma baarik ‘ala
Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa baarokta ‘ala Ibrohim wa ‘ala aali
Ibrohimm innaka hamidun majiid.”
Do’a yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan dalam
riwayat lain,
Setelah itu berdoa dengan doa apa saja yang diinginkan. Dalam hadits dari Abu
Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Dengan catatan, hendaklah dengan bahasa Arab atau yang lebih baik adalah dengan
doa yang berasal dari Al Quran dan hadits. Doa yang berasal dari Al Quran dan hadits
begitu banyak yang bisa diamalkan.
Alasan berdoanya dengan bahasa Arab dikatakan oleh salah seorang ulama
Syafi’iyah, Muhammad bin Al Khotib Asy Syarbini rahimahullah,
ع ُد َعاء َْأو ِذ ْكرا بِالْ َع َج ِميَّ ِة يِف ْ ََّأما َغْيُر الْ َمْأثُو ِر بَِأ ْن. ور حَمَلُّهُ يِف الْ َمْأثُو ِر َ فَِإ َّن اخْلِاَل
ً ً َ اخَتَر َ ف الْ َم ْذ ُك
ض ِة ِ ِ َّ الصَّاَل ِة فَاَل جَي وز َكما نَ َقلَه
َ الر ْو َّ صَر َعلَْي َها يِف َ َ َوا ْقت، ص ِرحيًا يِف اُأْلوىَل ْ َالرافع ُّي َع ْن اِإْل َم ِام ت ُ َ ُُ
ِ ِِ
َ َوَتْبطُ ُل بِه، َوِإ ْش َع ًارا يِف الثَّانيَة
. ُصاَل تُه
“Perbedaan pendapat yang terjadi adalah pada doa ma’tsur. Adapun doa yang tidak
ma’tsur (tidak berasal dalil dari Al Quran dan As Sunnah), maka tidak boleh doa atau
dzikir tersebut dibuat-buat dengan selain bahasa Arab lalu dibaca di dalam shalat.
Seperti itu tidak dibolehkan sebagaimana dinukilkan oleh Ar Rofi’i dari Imam Syafi’i
sebagai penegasan dari yang pertama. Sedangkan dalam kitab Ar Roudhoh diringkas
untuk yang kedua. Juga membaca doa seperti itu dengan selain bahasa Arab
mengakibatkan shalatnya batal.” (Mughnil Muhtaj, 1: 273).
Semoga bermanfaat. Insya Allah masih berlanjut pada permasalahan Sifat Shalat Nabi
selanjutnya. Moga Allah mudahkan.
Artikel Rumaysho.Com
Sumber https://rumaysho.com/8684-sifat-shalat-nabi-23-bacaan-
tasyahud-akhir.html