Anda di halaman 1dari 8

KHUTBAH JUM’AT PERTAMA

ِ‫ فَِإ ِن ا ْستَقَا َم عَلى طَا َع ِة هللا‬،‫ق بِاِإْل ْن َع ِام َوالتَّ ْك ِري ِْم‬ َ َ‫ضلَهُ َعلَى َكثِي ٍْر ِم َّم ْن َخل‬ َّ َ‫ َوف‬،‫ق اِإْل ْن َسانَ فِي َأحْ َس ِن تَ ْق ِوي ٍْم‬ َ َ‫ْال َح ْم ُد هلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ خَ ل‬
‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْيكَ لَهُ َوه َُو‬،‫ب اَأْللِي ِْم‬ ِ ‫ َوِإالَّ ُر َّد فِي ْالهَ َوا ِن َو ْال َع َذا‬،‫ت النَّ ِعي ِْم‬
ِ ‫ض ْي ُل فِي َجنَّا‬ ِ ‫ا ْستَ َم َّر لَهُ ه َذا التَّ ْف‬
‫َأ‬ َ َ
‫صلى هللاُ َعل ْي ِه َو َعلى آلِ ِه َو صْ َحابِ ِه‬ َّ َ }‫َظي ِْم‬ِ ‫قع‬ ُ ُ
ٍ ‫ك ل َعلى خل‬ َ َ ‫ { َوِإن‬:‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لهُ َش ِه َد لهُ َربُّهُ بِقوْ لِ ِه‬،‫ق ْال َعلِي ِْم‬
َّ َ َ ُ ُ َّ‫ْالخَ ال‬
‫ َأ َّم بَ ْع ُد‬،‫ َو َسلَّ َم تَ ْسلِيْما ً َكثِ ْيرًا‬،‫ص َرا ِط ال ُم ْستَقِي ِْم‬ِّ ‫ْج القَ ِوي ِْم َوال‬ِ ‫الَّ ِذ ْينَ َسارُوْ ا َعلَى النَّه‬:

‫ َوِإنَّ َما يَ ْنظُ ُر ِإلَى قُلُوْ بِ ُك ْم َوَأ ْع َمالِ ُك ْم‬،‫ اتَّقُوْ ا هللاَ تَ َعال َى َوا ْعلَ ُموْ ا َأ َّن هللاَ ُس ْب َحانَهُ الَ يَ ْنظُ ُر ِإلَى ص َُو ِر ُك ْم‬، ُ‫َأيُّهَا النَّاس‬

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

َ‫صاَل ِة ْال ُو ْسطَ ٰى َوقُو ُموا لِلَّـ ِه قَانِتِين‬ َّ ‫َحافِظُوا َعلَى ال‬
ِ ‫صلَ َوا‬
َّ ‫ت َوال‬

Peliharalah semua shalatmu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah
(dalam shalatmu) dengan khusyu’. (QS. Al-Baqarah: 238)

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala karunia,
hidayah dan berjuta kenikmatan tak terhingga yang telah Dianugerahkan kepada kita
semua.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan keharibaan baginda Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wa sallam, beserta keluarga, sahabat, dan semua orang yang
mengikutinya hingga hari kemudian.

Selanjutnya marilah kita meningkatkan taqwa kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
dengan sebenar-benar takwa, yakni dengan menjalankan segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya.

Kaum muslimin ‘azzakumullah

Di zaman yang semakin dekat dengan hari akhir ini, kita menyaksikan suatu fenomena
memprihatinkan yang menimpa kaum muslimin, yaitu sebuah realita banyaknya orang
yang mengaku beragama Islam namun tidak memahami hakikat agama Islam yang
dianutnya, bahkan tingkah laku keseharian mereka sangatlah jauh dari nilai-nilai Islam
itu sendiri.

Di antaranya adalah banyaknya kaum muslimin di masa sekarang yang mulai


meremehkan dan menyia-nyiakan shalat, bahkan tidak sedikit dari mereka yang berani
meninggalkannya dengan sengaja dan terang-terangan. Padahal dalam Agama Islam,
shalat memiliki kedudukan yang tidak bisa ditandingi oleh ibadah lainnya.
Keistimewaan tersebut tergambar dengan peristiwa isra’ dan mi'raj dimana Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam menerima wahyu perintah shalat.

Setelah beliau sampai di Sidratul Muntaha, Allah Subhanahu wa Ta’ala berbicara langsung
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Yang demikian itu menunjukkan bahwa betapa agung kedudukan ibadah shalat dalam
Islam, karena ia adalah tiang agama, di mana agama ini tidak akan tegak kecuali
dengannya

Dalam suatu hadis sahih Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ‫َرْأسُ اَأل ْم ِر اِإل ْساَل ُم َو َع ُموْ ُدهُ ال‬


ِ‫صاَل ةُ َو ِذرْ َوةُ َسنَا ِم ِه ال ِجهَا ُد فِي َسبِ ْي ِل هللا‬

“Pokok agama adalah Islam (berserah diri), tiangnya adalah shalat, dan puncaknya
adalah jihad di jalan Allah.” (HR. At-Tirmidzi no. 26160).

Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Shalat adalah ibadah yang pertama kali diwajibkan setelah ikhlas dan tauhid,
sebagaimana Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

‫صلَوةَ َويُْؤ تُوْ ا اال َّز َكوةَ َو َذلِكَ ِد ْينُ ْالقَيِّ َم ِة‬ ِ ِ‫َو َمآ ُأ ِمرُوْ ا ِإالَّ لِيَ ْعبُ ُدوْ اهللاَ ُم ْخل‬
َّ ‫ص ْينَ لَهُ ال ِّد ْينَ ُحنَفَآ َء َويُقِ ْي ُموْ ا ال‬

“Dan tidaklah mereka disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agama dengan lurus, dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.”
(QS. Al-Bayyinah: 5)

Dan sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam,

، َ‫ فَِإ َذا فَ َعلُوْ ا َذلِك‬،َ‫ َويُْؤ تُوا ال َّز َكاة‬،َ‫صالَة‬ َ َّ‫ت َأ ْن ُأقَاتِ َل الن‬
َّ ‫ َويُقِ ْي ُموا ال‬، ‫اس َحتَّى يَ ْشهَ ُدوْ ا َأ ْن الَ ِإله ِإالّ هَّللا ُ َوَأ َّن ُم َح َّمدًا َرسُوْ ُل هَّللا‬ ُ ْ‫ُأ ِمر‬
‫ َو ِح َسابُهُ ْم َعلَى هللا‬،‫ق اِإْل ْسالَ ِم‬ ِّ ‫ص ُموْ ا ِمنِّ ْي ِد َما َءهُ ْم َوَأ ْم َوالَهُ ْم ِإالَّ بِ َح‬
َ ‫ َع‬.

“Aku telah diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi


bahwasanya tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah
utusan Allah, kemudian mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Apabila mereka
melakukan itu, maka mereka menjaga darah dan harta mereka dariku kecuali dengan
hak Islam, dan perhitungan mereka diserahkan kepada Allah.” (HR. al-Bukhari dan
Muslim)
Shalat juga merupakan amal pertama kali yang akan dihisab di Hari Kiamat kelak,
seperti tersebut dalam hadis dari sahabat Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َس َر‬ ْ ‫ َوِإ ْن فَ َسد‬،‫ت فَقَ ْد َأ ْفلَ َح َوَأ ْن َج َح‬


َ َ‫َت فَقَ ْد خ‬
ِ ‫اب َوخ‬ ْ ‫صلُ َح‬ َ ‫ِإ َّن َأو ََّل َما يُ َحا َسبُ بِ ِه ْال َع ْب ُد يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة ِم ْن َع َملِ ِه‬.
َ ‫ فَِإ ْن‬،ُ‫صالَتُه‬

“Sesungguhnya yang pertama kali dihisab dari amal seorang hamba pada Hari Kiamat
adalah shalat. Apabila shalatnya baik, maka ia telah berbahagia dan sukses, tetapi
apabila shalatnya jelek, maka ia telah celaka dan rugi.” (HR. At-Tirmidzi, no. 413)

Di samping itu, shalat adalah wasiat terakhir Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
kepada umatnya, sebagaimana telah diriwayatkan dari Ummu Salamah bahwasanya ia
berkata,

‫ت َأ ْي َمانُ ُك ْم‬
ْ ‫صالَةَ َو َما َملَ َك‬ َّ ‫صيَّ ِة َرسُوْ ِل هَّللا ال‬
َّ ‫صالَةَ ال‬ ِ ‫ َكانَ ِم ْن آ ِخ ِر َو‬.

“Wasiat terakhir Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah ‘Kerjakanlah shalat,


Kerjakanlah shalat, dan tunaikanlah kewajiban kalian terhadap budak-budak yang kalian
miliki.” (HR. Ahmad, no. 25944)

Hadirin yang Dirahmati Allah

Inilah gambaran agungnya kedudukan ibadah shalat dalam agama Islam yang kita anut.
Alquran dan Sunah yang sahih memberikan ancaman keras bagi orang yang
meninggalkan shalat. Dalam surat Al-Muddatstsir ayat 42-43 Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman,

َ ‫ك ِمنَ ْال ُم‬


َ‫صلِّين‬ ُ َ‫ قَالُوا لَ ْم ن‬.‫َما َسلَ َك ُك ْم فِي َسقَر‬

“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (Neraka)?” Mereka menjawab, “Kami
dahulu (di dunia) tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat.”

Adapun di dalam Sunnah disebutkan bahwa orang yang meninggalkan shalat diancam
akan dikumpulkan bersama Qarun, Firaun, Haman, dan Ubay bin Khalaf. Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ٌ ‫ظ َعلَ ْيهَا لَ ْم يَ ُك ْن لَهُ نُوْ ٌر َوالَ بُرْ ه‬


‫ َو َكانَ يَوْ َم‬،ٌ‫َان َوالَ ن ََجاة‬ ْ ِ‫ َو َم ْن لَ ْم يُ َحاف‬،‫َت لَهُ نُوْ رًا َوبُرْ هَانًا َونَ َجاةً يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬
ْ ‫َم ْن َحافَظَ َعلَ ْيهَا َكان‬
‫ُأ‬
ٍ َ‫ َو بَ ِّي ب ِْن خَ ل‬، َ‫ َوهَا َمان‬، َ‫ َوفِرْ عَوْ ن‬، َ‫القِيَا َم ِة َم َع قَارُوْ ن‬.
‫ف‬ ْ

“Barangsiapa yang menjaganya (shalat fardhu) maka pada Hari Kiamat dia akan memperoleh
cahaya, bukti nyata (yang akan membelanya), dan keselamatan. Dan barangsiapa yang tidak
menjaganya, maka dia tidak memiliki cahaya, bukti nyata (yang akan membelanya), dan
keselamatan, serta pada Hari Kiamat dia akan (dikumpulkan) bersama Qarun, Firaun, Haman,
dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad, no. 6540, Ad-Darimi, no. 2721, Shahih Ibnu Hibban, no. 1476.
Syu’aib al-Arna’uth mengatakan ‘Isnadnya shahih.’ Didhaifkan oleh al-Albani di dalam Dhaif al-
Jami no. 2851).

Jama’ah Jumat hafizhakumullah

Lantas, apa hukum orang yang meninggalkan shalat?

Seluruh ulama umat Islam sepakat bahwa orang yang meninggalkan shalat karena
mengingkari kewajibannya adalah kafir. Namun kemudian mereka berbeda pendapat
tentang orang yang meninggalkan shalat tanpa mengingkari kewajibannya.

Di antara mereka ada yang berpendapat bahwa ia telah kafir dan keluar dari Islam.
Sementara yang lain menyatakan bahwa hukumnya masih berada di bawah kesyirikan
dan kekafiran.

Para ulama juga berbeda pendapat tentang hukuman yang layak bagi orang yang
meninggalkan shalat.

Sebagian mereka berpendapat bahwa hukumannya adalah didera dan dipenjara,


sedangkan yang lain mengatakan bahwa ia harus dibunuh sebagai hukum had baginya,
bukan karena murtad.

Akan tetapi jamaah sekalian, terlepas dari perbedaan pendapat para ulama tentang
hukum dan hukuman bagi orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja, hendaknya
seorang muslim merasa takut apabila keislamannya diperdebatkan oleh para ulama
dengan sebab meninggalkan shalat.

Meski seharusnya sudah cukup bagi kita untuk merasa takut kalau meninggalkan shalat
dikarenakan ancaman yang begitu keras dari Allah Subhanahu wa Ta’ala maupun dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Sehingga Ibnu Qayyim berkata, “Orang yang meninggalkan shalat telah berbuat dosa
besar daripada berzina, mencuri, dan minum khamar. Orang yang meninggalkan shalat
akan mendapatkan hukuman dan kemurkaan Allah di dunia dan di Akhirat.” (Kitab Ash-
Shalah wa Hukmu Tarikiha, Hal. 9).

Shalat adalah kebutuhan batin seorang hamba, layaknya makan dan minum sebagai
kebutuhan lahirnya. Sehari saja manusia tidak makan, maka badannya akan terasa
lemas dan tidak berdaya.
Makan adalah hajat manusia dan penopang kesehatan badannya. Kebutuhan jasmani
terhadap makanan harus dipenuhi, sebagaimana kesehatan rohani juga harus dipenuhi.

Kebutuhan hati kita harus dipenuhi dengan banyak berdzikir kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala, dan diantaranya adalah dengan mengerjakan shalat.

Hadirin rahimakumullah

Perhatikanlah orang-orang yang tidak shalat! Hidupnya tidak mengalami ketenangan,


meskipun secara lahiriyah hidupnya kaya raya dan mempunyai harta yang berlimpah,
namun mereka sama sekali tidak mengalami ketenangan dan tidak juga kenyamanan.

Berbeda dengan orang yang shalat, ia merasa tenang dan bahagia. Melaksanakan
shalat dapat menenangkan hati, karena di dalam shalat mengandung dzikrullah
(mengingat Allah) dan itu membawa kepada ketenangan batin, sebagaimana Firman
Allah Subhanahu wa Ta’ala,

ْ ‫َط َمِئ ُّن قُلُوبُهُم بِ ِذ ْك ِر هللاِ َأالَبِ ِذ ْك ِر هللاِ ت‬


ُ‫َط َمِئ ُّن ْالقُلُوب‬ ْ ‫الَّ ِذينَ َءا َمنُوا َوت‬

“Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

Jiwa orang yang melakukan shalat akan mengalami ketenangan dan akan
mendapatkan tuma'ninah dalam hidup. Berbeda dengan orang yang enggan shalat.

Hidupnya mengalami was-was, tidak tentang, ketakutan, dan selalu diganggu oleh
setan.

Tunaikanlah shalat karena ajal begitu dekat. Laksanakanlah perintah-Nya selagi amal
masih dicatat. Segeralah bertaubat sebelum pintu-Nya tertutup rapat. Jadilah hamba
yang taat demi meraih surga-Nya yang penuh dengan nikmat.

‫ َأقُوْ ُل قَوْ لِ ْي هذا َوَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِ ْي َولَ ُك ْم‬.‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬
ِ ‫ َونَفَ َعنِ ْي َوِإيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ اآْل يَا‬،‫آن ْال َك ِري ِْم‬
ِ ْ‫بَا َركَ هللا لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُر‬

َ‫ض ّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَال‬ ِ ‫ت َأ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬


ِ ‫ِإ ّن ْال َح ْم َد ِهللِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُـ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَعُوْ ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشرُوْ ِر َأ ْنفُ ِسنَا َو َسيَّئا‬
َ ‫ي لَهُ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلهَ ِإالّ هللاُ َوَأ ْشهَ ُد َأ ّن ُم َح ّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ َو‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم تَ ْسلِ ْي ًما َكثِ ْيرًا‬ َ ‫هَا ِد‬

Ma’asyiral muslimin a’azzanallah waiyyakum

Jika meninggalkan shalat memang perkara yang boleh disepelekan atau ditolerir,
niscaya orang yang sedang sakit tidak akan diperintahkan untuk mengerjakannya.

Logika manakah yang membenarkan diperbolehkannya meninggalkan shalat bagi orang


yang sehat, sementara orang yang sakit saja diwajibkan untuk mengerjakannya?
Ini menunjukkan bahwa orang yang meninggalkan shalat cenderung menuruti hawa
nafsunya, mengikuti keinginan syahwat, serta mengabaikan jalan yang lurus dan sesuai
dengan logika akal manusia.

Bagaimana pun keadaan yang kita alami, maka shalat wajib kita lakukan. Baik ketika
sehat ataupun sedang sakit, dalam keadaan safar maupun bermukim.

Shalat wajib yang lima waktu harus tetap dikerjakan, bagaimana pun kondisi kita.video
salaf masjid

Oleh sebab itu hadirin sekalian, dalam khutbah yang singkat ini khatib ingin menasihati
khatib pribadi dan jamaah sekalian janganlah sekali-kali kita meremehkan shalat
apalagi meninggalkannya.

Jadilah kita termasuk hamba-hamba Allah yang selalu menjaga shalat, karena kita tidak
tahu berapa umur kita yang tersisa. Berapa pun panjangnya usia kita, namun kita
meyakini bahwa kita pasti akan meninggalkan dunia yang fana ini.

Dan setiap orang yang mengadakan perjalanan pasti membutuhkan bekal. Sementara
perjalanan yang satu ini adalah perjalanan yang sangat panjang dan tidak akan kembali
lagi.

Barangsiapa yang dalam perjalanan tersebut tidak memiliki bekal, maka ia berarti telah
menderita kerugian yang tak akan tergantikan dan tidak ada bandingannya.

Bagaimana seseorang selalu lalai, sementara usianya berlalu bagaikan awan yang
berarak di angkasa.

Tiba-tiba saat ia dipanggil untuk memenuhi janji yang tidak dapat ditunda-tunda
(kematian), maka ia pun kemudian mencari bekal, hanya saja yang ia dapati cuma tanah
yang menghimpitnya, sementara ia tidak mendapatkan orang yang dapat
menyelamatkannya atau menolong nya, wal’iyadzu billah.

Mudah-mudahan Allah memberikan kita petunjuk untuk melaksanakan shalat yang lima
waktu dan melaksanakan kebaikan sesuai dengan syariat. Mudah-mudahan Allah
menjadikan hari-hari kita penuh dengan amal saleh yang akan membawa kita kepada
kebahagiaan dan ketenangan di dunia dan di akhirat. Mudah-mudahan Allah senantiasa
memberikan hidayah pada segala urusan kita dan memberikan petunjuk kepada kita
semua dalam menapaki jalan-Nya yang lurus, jalan orang-orang yang Allah berikan
nikmat kepada mereka, jalan para nabi, orang-orang yang jujur, dan para syuhada, serta
orang-orang yang saleh, bukan, jalan orang-orang tersesat.
‫آن ْالعَظِ ي ِْم‬
‫ك هللاُ لِيْ َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ ِ‬ ‫ار َ‬ ‫‪َ ,‬ب َ‬
‫ت َو ِّ‬
‫الذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬ ‫َ‪,‬و َن َف َعنِيْ َوِإيَّا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه م َِن اآل َيا ِ‬

‫َو َت َق َّب َل ِم ِّنيْ َو ِم ْن ُك ْم ِتالَ َو َت ُه ِإ َّن ُه ه َُو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‪َ .‬أقُ ْو ُل َق ْولِيْ َه َذا َواسْ َت ْغفِ ُر َ‬
‫هللا ْالعَظِ ْي َم لِيْ َولَ ُك ْم َفاسْ َت ْغفِر ُْوهُ‪ِ ،‬إ َّن ُه‬
‫ه َُو ْال َغفُ ْو ُر الرَّ ِح ْي ُم‬

‫‪Khutbah ke 2‬‬

‫ْك لَ ُه َوَأ ْش َه ُد‬ ‫لى َت ْوفِ ْيقِ ِه َواِمْ ِت َنا ِنهِ‪َ .‬وَأ ْش َه ُد َأنْ الَ ِالَ َه ِإالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ دَ هُ الَ َش ِري َ‬
‫لى ِإحْ َسا ِن ِه َوال ُّش ْك ُر لَ ُه َع َ‬
‫هلل َع َ‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد ِ‬
‫ص ِّل َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه َوَأصْ َح ِاب ِه َو َسلِّ ْم‬
‫إلى ِرضْ َوا ِنهِ‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫أنَّ َس ِّي َد َنا م َُحم ًَّدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه ال َّداعِ ى َ‬
‫َتسْ لِ ْيمًا كِثيْرً ا‬
‫‪ ‬‬
‫مْر َبدَ َأ فِ ْي ِه ِب َن ْفسِ ِه َو َثـ َنى ِب َمآل‬‫هللا َأ َم َر ُك ْم ِبَأ ٍ‬
‫هللا فِ ْي َما َأ َم َر َوا ْن َته ُْوا َعمَّا َن َهى َواعْ َلم ُْوا َأنَّ َ‬ ‫َأمَّا َبعْ ُد َفيا َ اَ ُّي َها ال َّناسُ ِا َّتقُوا َ‬
‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّم ُْوا َتسْ لِ ْيمًا‪.‬‬ ‫لى ال َّن ِبى يآ اَ ُّي َها الَّ ِذي َْن آ َم ُن ْوا َ‬
‫ُصلُّ ْو َن َع َ‬
‫ِئ َك ِت ِه ِبقُ ْدسِ ِه َو َقا َل َتعاَلَى ِإنَّ هللاَ َومَآلِئ َك َت ُه ي َ‬
‫ك َومَآلِئ َك ِة‬ ‫ك َو ُر ُسلِ َ‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ْم َو َعلَى ِ‬
‫آل َس ِّيدِنا َ م َُح َّم ٍد َو َعلَى اَ ْن ِبيآِئ َ‬ ‫ص ِّل َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َ‬ ‫الل ُه َّم َ‬
‫ْ‬ ‫َأ‬
‫ض اللّ ُه َّم َع ِن ْال ُخلَ َفا ِء الرَّ اشِ ِدي َْن ِبى َب ْك ٍر َو ُع َمر َوعُث َمان َو َعلِى َو َعنْ َبقِ َّي ِة الص ََّحا َب ِة َوال َّت ِاب ِعي َْن‬ ‫ْال ُم َقرَّ ِبي َْن َوارْ َ‬
‫ِك َيا َأرْ َح َم الرَّ ا ِح ِمي َْن‬ ‫ض َع َّنا َم َع ُه ْم ِب َرحْ َمت َ‬
‫ْن َوارْ َ‬ ‫ان ِالَى َي ْو ِم ال ِّدي ِ‬
‫َو َت ِابعِي ال َّت ِاب ِعي َْن لَ ُه ْم ِباِحْ َس ٍ‬
‫‪ ‬‬
‫ت الل ُه َّم َأعِ َّز ْاِإلسْ الَ َم َو ْالمُسْ لِ ِمي َْن ‪ ‬‬ ‫ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْن ُه ْم َو ْاالَمْ َوا ِ‬ ‫ت َو ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َما ِ‬ ‫اغفِرْ ل ِْلمُْؤ ِم ِني َْن َو ْالمُْؤ ِم َنا ِ‬ ‫اَلل ُه َّم ْ‬
‫اخ ُذ ْل َمنْ َخ َذ َل ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو دَ مِّرْ‬ ‫ص َر ال ِّدي َْن َو ْ‬ ‫َك ْالم َُوحِّ ِد َّي َة َوا ْنصُرْ َمنْ َن َ‬ ‫ك َو ْال ُم ْش ِر ِكي َْن َوا ْنصُرْ عِ َباد َ‬ ‫َوَأ ِذ َّل ال ِّشرْ َ‬
‫الزالَ ِز َل َو ْالم َِح َن َوس ُْو َء ْالفِ ْت َن ِة‬‫ْن‪ .‬الل ُه َّم ْاد َفعْ َع َّنا ْال َبالَ َء َو ْا َلو َبا َء َو َّ‬ ‫ِك ِإلَى َي ْو َم ال ِّدي ِ‬ ‫ْن َواعْ ِل َكلِ َمات َ‬ ‫َأعْ دَا َء ال ِّدي ِ‬
‫دَان ْالمُسْ لِ ِمي َْن عآم ًَّة َيا َربَّ ْا َلعالَ ِمي َْن‪.‬‬ ‫اِئر ْالب ُْل ِ‬ ‫َو ْالم َِح َن َما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َط َن َعنْ َبلَ ِد َنا ِا ْن ُدو ِنيْسِ يَّا خآص ًَّة َو َس ِ‬
‫ار‪َ .‬ر َّب َنا َظلَمْ َنا اَ ْنفُ َس َنا َواإنْ لَ ْم َت ْغفِرْ لَ َنا َو َترْ َح ْم َنا‬ ‫اب ال َّن ِ‬ ‫َر َّب َنا آتِنا َ فِى ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِى ْاآلخ َِر ِة َح َس َن ًة َوقِ َنا َع َذ َ‬
‫بى َو َي ْن َهى َع ِن ْال َفحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َك ِر‬ ‫ان َوِإيْتآ ِء ذِي ْالقُرْ َ‬ ‫ْأ‬
‫هللا ! ِإنَّ هللاَ َي ُم ُر ِباْ َلع ْد ِل َو ْاِإلحْ َس ِ‬ ‫لخاسِ ِري َْن‪ .‬عِ َبا َد ِ‬ ‫لَ َن ُك ْو َننَّ م َِن ْا َ‬
‫هللا َأ ْك َبرْ‬ ‫هللا ْالعَظِ ْي َم َي ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكر ُْوهُ َع َ‬
‫لى ن َِع ِم ِه َي ِز ْد ُك ْم َولَذ ِْك ُر ِ‬ ‫ِظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن َو ْاذ ُكرُوا َ‬ ‫َو ْال َب ْغي َيع ُ‬

‫َوهَّللا ُ يَ ْعلَ ُم َما تَصْ نَع َ‬


‫ُون‬
‫آل‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫صلَّيْتَ َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪َ .‬وبَ ِ‬ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫ت‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ت‪َ ،‬وال ُمْؤ ِمنِ ْينَ َوال ُمْؤ ِمنَا ِ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌـد َم ِج ْي ٌد‪ .‬اللهُ َّم اغفِرْ لِل ُم ْسلِ ِم ْينَ َوال ُم ْسلِ َما ِ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َركتَ َعلى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إن َ‬
‫اط َل با َ ِطالً َوارْ ُز ْقنَا اجْ تِنَابَهُ‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي‬ ‫ق َحقًّا َوارْ ُز ْقنَا اتِّبَا َعهُ‪َ ،‬وَأ ِرنَا ْالبَ ِ‬ ‫ت‪ِ ،‬إنَّكَ َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ‪ .‬اَللَّهُ َّم َأ ِرنَا ْال َح َّ‬
‫اَْألحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَْأل ْم َوا ِ‬
‫َّ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َأ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َأ‬ ‫ْ‬
‫ار‪َ .‬ربَّنَا هَبْ لنَا ِمن ز َوا ِجنَا َوذرِّ يَّاتِنَا ق َّرةَ عيُ ٍن َواجْ َعلنَا لِل ُمتقِينَ ِإ َما ًما‪ُ .‬سب َْحانَ َربِّكَ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬
‫اب الن ِ‬ ‫ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآل ِخ َر ِة َح َسنَة َوقِنَا َعذ َ‬
‫َ‬ ‫ً‬
‫صفُوْ نَ ‪َ ،‬و َسالَ ٌم َعلَى ْال ُمرْ َسلِ ْينَ َو ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ‬ ‫‪َ .‬ربِّ ْال ِع َّز ِة َع َّما يَ ِ‬

‫صحْ بِ ِه َو َسلَّ َم‪َ .‬وَأقِ ِم ال َّ‬


‫صالَةَ‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬
‫َو َ‬

Anda mungkin juga menyukai