وإقام
ِ ،ُورسولُه
َ ُع ْب ُده
َ وأن ُم َح امدًا أن ال إلَهَ اإال ا
ا،َُّللا ْ شَها َد ِة،ي اإل ْسال ُم علَى خ َْم ٍس
َ بُ ِن
َص ْو ِم َر َمضان وإيتاء ا
َ و،ِ و َحجِ ال َب ْيت،ِالزكاة ِ ،ِصالة
ال ا
“Islam dibangun di atas 5 perkara: bersyahadat bahwa tiada sesembahan yang haq
kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, membayar
zakat, haji ke Baitullah dan puasa Ramadhan”
(HR. Bukhari no.8, Muslim no. 16).
للا
ِ نام ِه الجها ُد في سبي ِل
ِ س َ ُ و ِذروة،ُصالة
َّ وعَمودُه ال،األمر اإلسال ُم
ِ رأس
ُ
Pangkal dari semua perkara adalah Islam dan tiangnya adalah shalat dan puncaknya
adalah jihad di jalan Allah”
(HR. At Tirmidzi no. 2616, An Nasa-i no. 11330, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).
Hukum meninggalkan shalat… Diantara dalilnya
Allah Ta’ala berfirman:
َف َي ْلقَ ْون َ َت ف
َ س ْو ص َالة َ َوات ا َبعُوا ال ا
ِ ش َه َوا عوا ال ا
ُ ضا ٌ ف ِم ْن َب ْع ِد ِه ْم خ َْل
َ َف أ َ َفَ َخل
َ
غيًّا
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat
dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui
kesesatan” (QS. Maryam: 59).
Pada ayat-ayat selanjutnya Allah Ta’ala menyebutkan tentang keadaan kaum Mukmin
beserta nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada mereka. Lalu di ayat ini Allah
menyebutkan kaum yang lain yang bukan kaum Mukminin. Dan salah satu ciri mereka
adalah menyia-nyiakan shalat.
Dengan begitu tingginya dan utamanya kedudukan shalat dalam Islam, meninggalkan
ibadah ini pun berat konsekuensinya.
(1). Orang yang meninggalkan shalat karena berkeyakinan shalat 5 waktu itu tidak
wajib (mengingkari wajibnya sholat), maka ia keluar dari Islam. Ini adalah ijma ulama
tidak ada khilafiyah di antara mereka sebagaimana dijelaskan oleh Imam An-Nawawi
Rahimahullah
dan tentunya kita tidak ada yang mengingkari tetang wajibnya sholat
(insyaaAllah).
(2) Sedangkan orang yang meninggalkan shalat bukan karena mengingkari wajibnya,
namun karena malas dan meremehkan, statusnya diperselisihkan oleh ulama:
• Madzhab Hambali berpendapat kafirnya orang yang meninggalkan shalat. Demikian
juga salah satu pendapat dalam madzhab Syafi’i dan Maliki. Dan pendapat ini
dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim.
• Pendapat madzhab Syafi’i dan Maliki mengatakan bahwa orang yang meninggalkan
shalat tidak kafir, namun mereka dihukum oleh ulil amri dengan hukuman mati.
• Pendapat madzhab Hanafi mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat tidak
kafir, namun mereka dipenjara sampai kembali shalat.
Penutup
• Dengan memperhatikan keutamaan dan konsekuensi orang
yang meninggalkan sholat, maka marilah kita bersegera
kembali kepada Allah, taubat kepada Allah, dan perlahan
memperbaiki kondisi Sholat kita, terutama ibadah Sholat
Wajib.
• Bukanlah tugas kita menentukan seseorang telah kafir, itu
adalah tugas Hakim dan Ulama, namun jadikanlah ini sebagai
peringatan dan bahan untuk merenungi kondisi masing-
masing.
• Bersyukurlah dengan nikmat Islam, karena bila seseorang
keluar dari Islam, maka ia akan kekal di Neraka sebagaimana
dalil-dali yang telah tsabit (tetap). Adapun bagi orang Muslim
bila ia masuk ke Neraka sebab dosa-dosanya, maka ia akan
tetap masuk ke Surga. Namun adzab neraka sangatlah Pedih.
• Wallahu a’lam