BAB 2. SHALAT
ARTI SHALAT BAGI SEORANG MUSLIM OLEH
SYAIKH MUHAMMAD BIN SHALIH AL-UTSAIMIN[1]
• Shalat adalah rukun Islam yang kedua. Shalat adalah rukun yang paling
ditekankan setelah dua kalimat syahadat.
ِ صلَّى يُن
َُاج ْي َربَّه َ ِإ َّن أ َ َح َد ُك ْم ِإ َذا
• Shalat merupakan cahaya di dalam hati-hati kaum Mukminin dan juga cahaya saat
kaum manusia dikumpulkan pada hari kiamat untuk mempertanggungjawabkan amal
mereka. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
صَلَة ُ نُ ْو ٌر
َّ ال
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda : َت لَهُ نُ ْو ًرا َوبُ ْرهَانًا َونَ َجاة ً َي ْو َم ال ِق َيا َم ِة
ْ علَ ْي َها َكان َ ََم ْن َحاف
َ ظ
Barangsiapa menjaga shalatnya, maka shalat itu akan menjadi cahaya, bukti dan
keselamatan baginya pada hari kiamat. [HR. Ahmad dalam kitab Musnad, 2/169]
ARTI SHALAT BAGI SEORANG MUSLIM OLEH
SYAIKH MUHAMMAD BIN SHALIH AL-UTSAIMIN[1]
• Shalat adalah penyebab dihapusnya (dosa) kesalahan dan keburukan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
Shahabat g menjawab, “Tidak akan ada kotoran yang tersisa.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
melanjutkan, “Demikianlah perumpamaan shalat yang lima waktu. Allâh Azza wa Jalla menghapuskan
(dosa-dosa) kesalahan-kesalahan dengan sebab shalat-shalat itu [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]
• Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda : َ ْال َكبَاِِ ُر َ َّس َو ْال ُج ُم َعةُ ِإلَى ْال ُج ُم َع ِة َكف
َ ارة ٌ ِل َما بَ ْينَ ُه َّن َمالَ ْم ت ُ ْغ ُ صلَ َواتُ ْالخ َْم
َّ الShalat
yang lima waktu dan shalat Jum’at sampai shalat Jum’at berikutnya sebagai penebus atau penghapus
dosa-dosa yang ada di antaranya selama dosa-dosa besar dijauhi. [HR. Muslim]
ARTI SHALAT BAGI SEORANG MUSLIM OLEH
SYAIKH MUHAMMAD BIN SHALIH AL-UTSAIMIN[1]
• Shalat secara berjama’ah lebih utama 27 derajat daripada shalat sendirian, sebagaimana diriwayatkan Ibnu ‘Umar
Radhiyallahu anhuma dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Abdullah bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu berkata,
“Barangsiapa ingin berjumpaan dengan Allâh Azza wa Jalla (pada hari kiamat) besok sebagai seorang Muslim, maka
hendaknya dia menjaga shalat lima waktu di tempat yang dikumandangkan adzan untuk shalat lima waktu tersebut.
Karena sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla mensyariatkan kepada Nabi kalian Shallallahu ‘alaihi wa sallam jalan
petunjuk, dan sesungguhnya shalat-shalat ini termasuk jalan petunjuk. Seandainya kalian melaksanakan shalat (lima
waktu) di rumah kalian sebagaimana mutakhallif (orang yang meninggalkan shalat berjama’ah-red) melaksanakannya
di rumah, berarti kalian telah meninggalkan petunjuk Nabi kalian Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jika kalian meninggalkan
petunjuk Nabi kalian n maka sungguh kalian pasti akan tersesat (dari jalan Allâh Azza wa Jalla ). Tidak ada seorangpun
yang bersuci dan menyempurnakan wudhunya, lalu dia pergi ke salah satu masjid dari masjid-masjid yang ada, kecuali
Allâh akan menetapkan atau menuliskan baginya satu kebaikan pada setiap langkah kakinya, meninggikannya satu
derajat dan menghapuskan satu kesalahan. Sungguh aku telah melihat (di jaman) kami, tidaklah ada yang
meninggalkan shalat lima waktu (secara berjama’ah) kecuali orang munafik yang telah diketahui (diyakini)
kemunafikannya. Dan sungguh seorang laki-laki (Muslim yang sedang sakit) dibawa (ke masjid) dengan dipapah dua
orang laki-laki sampai ditegakkan di shaf. (Diriwayatkan oleh Imam Muslim)
HUKUM SHOLAT ITU …
WAJIB
SYARAT WAJIB SHOLAT ADALAH …