Anda di halaman 1dari 12

FIQIH

BAB 2. SHALAT
ARTI SHALAT BAGI SEORANG MUSLIM OLEH
SYAIKH MUHAMMAD BIN SHALIH AL-UTSAIMIN[1]
• Shalat adalah rukun Islam yang kedua. Shalat adalah rukun yang paling
ditekankan setelah dua kalimat syahadat.

• Shalat adalah sarana komunikasi antara seorang hamba dengan Rabbnya.


Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ِ ‫صلَّى يُن‬
ُ‫َاج ْي َربَّه‬ َ ‫ِإ َّن أ َ َح َد ُك ْم ِإ َذا‬

Sesungguhnya apabila salah seorang diantara menunaikan shalat, maka dia


sedang bermunajat (berbisik) kepad Rabbnya (HR. Al-Bukhâri, Kitab
Mawâqîtus Shalât
ARTI SHALAT BAGI SEORANG MUSLIM OLEH
SYAIKH MUHAMMAD BIN SHALIH AL-UTSAIMIN[1]
• Shalat bisa membantu orang yang melaksanakannya dalam meraih perkara-
perkara penting dan bisa mencegahnya dari perbuatan-perbuatan keji dan
munkar. Allâh Azza wa Jalla berfirman: َ‫علَى ْالخَا ِش ِعين‬
َ ‫ص ََلةِ ۚ َو ِإنَّ َها لَ َكبِي َرة ٌ ِإ ََّّل‬ َّ ‫َوا ْستَ ِعينُوا بِال‬
َّ ‫صب ِْر َوال‬
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, [Al-
ِ ‫ع ِن ْالفَ ْحش‬
Baqarah/2:45] Juga firman-Nya: ‫َاء‬ َ ‫ص ََلةَ تَ ْن َه ٰى‬
َّ ‫ص ََلةَ ۚ ِإ َّن ال‬ ِ ‫ي ِإلَي َْك ِمنَ ْال ِكتَا‬
َّ ‫ب َوأَقِ ِم ال‬ ِ ُ ‫اتْ ُل َما أ‬
َ ‫وح‬
‫و ْال ُم ْن َك ِر‬Bacalah
َ apa-apa yang diwahyukan kepadamu dari al-Kitâb dan
tegakkanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu bisa melarang dari perbuatan-
perbuatan keji dan munkar. [Al-‘Ankabût/29:45]
ARTI SHALAT BAGI SEORANG MUSLIM OLEH
SYAIKH MUHAMMAD BIN SHALIH AL-UTSAIMIN[1]

• Shalat merupakan cahaya di dalam hati-hati kaum Mukminin dan juga cahaya saat
kaum manusia dikumpulkan pada hari kiamat untuk mempertanggungjawabkan amal
mereka. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫صَلَة ُ نُ ْو ٌر‬
َّ ‫ال‬

Shalat adalah cahaya.[HR. Muslim]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda : ‫َت لَهُ نُ ْو ًرا َوبُ ْرهَانًا َونَ َجاة ً َي ْو َم ال ِق َيا َم ِة‬
ْ ‫علَ ْي َها َكان‬ َ َ‫َم ْن َحاف‬
َ ‫ظ‬

Barangsiapa menjaga shalatnya, maka shalat itu akan menjadi cahaya, bukti dan
keselamatan baginya pada hari kiamat. [HR. Ahmad dalam kitab Musnad, 2/169]
ARTI SHALAT BAGI SEORANG MUSLIM OLEH
SYAIKH MUHAMMAD BIN SHALIH AL-UTSAIMIN[1]
• Shalat adalah penyebab dihapusnya (dosa) kesalahan dan keburukan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa

َ ‫ ََّل َي ْبقَى ِم ْن َد َر ِن ِه‬:‫ش ْي ٌء؟ قَالُوا‬


sallam bersabda: ‫ فَ َذ ِل َك َمث َ ُل‬:‫ قَا َل‬.‫ش ْي ٌء‬ َ ‫ب أ َ َح ِد ُك ْم َي ْغت َ ِس ُل ِف ْي ِه ُك َّل َي ْو ٍم خ َْم‬
َ ‫ ه َْل َي ْبقَى ِم ْن َد َر ِن ِه‬،ٍ‫س َم َّرات‬ ِ ‫أ َ َرأ َ ْيت ُ ْم لَ ْو أ َ َّن نَ ْه ًرا ِب َبا‬
َ ‫َّللاُ بِ ِه َّن ْال َخ‬
‫طايَا‬ َّ ‫ت ْالخ َْم ِس يَ ْم ُحو‬
ِ ‫صلَ َوا‬
َّ ‫ال‬Bagaimana menurut kalian apabila ada sungai di depan pintu salah seseorang
di antara kalian, lalu ia mandi lima kali sehari di sungai tersebut, masihkah ada kotoran yang tersisa? Para

Shahabat g menjawab, “Tidak akan ada kotoran yang tersisa.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam

melanjutkan, “Demikianlah perumpamaan shalat yang lima waktu. Allâh Azza wa Jalla menghapuskan

(dosa-dosa) kesalahan-kesalahan dengan sebab shalat-shalat itu [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

• Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda : ‫َ ْال َكبَاِِ ُر‬ َ َّ‫س َو ْال ُج ُم َعةُ ِإلَى ْال ُج ُم َع ِة َكف‬
َ ‫ارة ٌ ِل َما بَ ْينَ ُه َّن َمالَ ْم ت ُ ْغ‬ ُ ‫صلَ َواتُ ْالخ َْم‬
َّ ‫ال‬Shalat
yang lima waktu dan shalat Jum’at sampai shalat Jum’at berikutnya sebagai penebus atau penghapus

dosa-dosa yang ada di antaranya selama dosa-dosa besar dijauhi. [HR. Muslim]
ARTI SHALAT BAGI SEORANG MUSLIM OLEH
SYAIKH MUHAMMAD BIN SHALIH AL-UTSAIMIN[1]
• Shalat secara berjama’ah lebih utama 27 derajat daripada shalat sendirian, sebagaimana diriwayatkan Ibnu ‘Umar
Radhiyallahu anhuma dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Abdullah bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu berkata,
“Barangsiapa ingin berjumpaan dengan Allâh Azza wa Jalla (pada hari kiamat) besok sebagai seorang Muslim, maka
hendaknya dia menjaga shalat lima waktu di tempat yang dikumandangkan adzan untuk shalat lima waktu tersebut.
Karena sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla mensyariatkan kepada Nabi kalian Shallallahu ‘alaihi wa sallam jalan
petunjuk, dan sesungguhnya shalat-shalat ini termasuk jalan petunjuk. Seandainya kalian melaksanakan shalat (lima
waktu) di rumah kalian sebagaimana mutakhallif (orang yang meninggalkan shalat berjama’ah-red) melaksanakannya
di rumah, berarti kalian telah meninggalkan petunjuk Nabi kalian Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jika kalian meninggalkan
petunjuk Nabi kalian n maka sungguh kalian pasti akan tersesat (dari jalan Allâh Azza wa Jalla ). Tidak ada seorangpun
yang bersuci dan menyempurnakan wudhunya, lalu dia pergi ke salah satu masjid dari masjid-masjid yang ada, kecuali
Allâh akan menetapkan atau menuliskan baginya satu kebaikan pada setiap langkah kakinya, meninggikannya satu
derajat dan menghapuskan satu kesalahan. Sungguh aku telah melihat (di jaman) kami, tidaklah ada yang
meninggalkan shalat lima waktu (secara berjama’ah) kecuali orang munafik yang telah diketahui (diyakini)
kemunafikannya. Dan sungguh seorang laki-laki (Muslim yang sedang sakit) dibawa (ke masjid) dengan dipapah dua
orang laki-laki sampai ditegakkan di shaf. (Diriwayatkan oleh Imam Muslim)
HUKUM SHOLAT ITU …

WAJIB
SYARAT WAJIB SHOLAT ADALAH …

syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjalankan kewajiban shalat.


Sebagai ibadah, shalat menjadi perkara yang wajib dilakukan jika memenuhi
syarat-syarat tertentu, jika tidak, maka gugur kewajiban seseorang dalam
menjalankan shalat.
SYARAT WAJIB SHOLAT ADALAH …
• Syarat-syarat wajib shalat
• Orang-orang yang mempunyai kewajiban shalat haruslah sudah memenuhi syarat-syarat wajib sebagai berikut :
• 1. Islam
• Orang yang wajib melaksanakan shalat hanyalah orang yang beragama Islam, non muslim tidak punya
kewajiban shalat. Bagaimana jika seorang non muslim mengerjakan shalat? Tetap tidak sah.
• 2. Berakal sehat
• Shalat juga hanya diwajibkan bagi orang yang berakal sehat, dengan demikian orang gila, mabuk,
pingsan/koma dan keterbelakangan mental tidak mempunyai kewajiban shalat.
• 3. Baligh (dewasa)
• Anak-anak yang belum dewasa tidak mempunyai kewajiban menjalankan shalat, namun untuk pendidikan,
maka orang tua mempunyai keutamaan untuk menyuruh anak-anak mereka shalat sejak umur 7 tahun.
• 4. Telah sampai dakwah Islam kepadanya
• Orang-orang yang belum pernah mendapat keterangan kewajiban shalat maka tidak wajib bagi mereka untuk
melaksanakan shalat. Namun untuk zaman sekarang dengan kemudahan komunikasi dan massifnya informasi,
maka dakwah Islam mudah didapat melalui berbagai sumber media.
SYARAT WAJIB SHOLAT ADALAH …
• Syarat-syarat wajib shalat
• Orang-orang yang mempunyai kewajiban shalat haruslah sudah memenuhi syarat-syarat
wajib sebagai berikut :
• 5. Mendengar dan melihat
• Orang-orang yang mempunyai keterbatasan tidak bisa mendengar dan melihat sulit bagi
mereka untuk menerima ajaran-ajaran Islam, terlebih pada zaman dulu kala, sehingga
mereka tidak memiliki kewajiban shalat karena hal tersebut.
• 6. Terjaga
• Orang Islam yang dalam kondisi terjaga atau tidak tidur punya kewajiban shalat, namun
ketika tidur, dia tidak wajib shalat sampai bangun/terjaga. Demikian pula orang yang lupa,
tidak wajib shalat sampai dia ingat.
• 7. Suci dari haid dan nifas bagi muslimah
• Bagi para muslimah, kondisi haid dan nifas tidak membuat mereka dibebani kewajiban
shalat dan tidak pula ada kewajiban untuk mengganti shalatnya di lain waktu. Jadi kondisi
haid dan nifas semacam keringanan bagi para muslimah untuk meninggalkan shalat.
SYARAT SAH SHOLAT ADALAH …
• Ketentuan tersebut diatur dalam syarat-syarat
dalam melakukan shalat. Apa sajakah syarat-syarat
dalam shalat?
• 1. Suci dari dua hadas
2. Suci dari najis yang berada di pakaian, tubuh dan
tempat shalat
3. Menutup aurat
4. Menghadap kiblat
5. Masuknya waktu
6. Mengerti kefardhuan shalat
7. Menjauhi perkara-perkara yang membatalkan
shalat.
RUKUN SHOLAT ADALAH …
• Membaca niat
• Takbiratul ihram.
• Berdiri tegak bagi yang mampu, boleh sambil duduk atau berbaring bagi yang
sedang sakit.
• Membaca surah Al-Fatihah pada tiap-tiap raka’at.
• Ruku’ dengan thuma’ninah.
• I’tidah dengan thuma’ninah.
• Sujud dengan kali dan thuma’ninah.
• Duduk antara dua sujud dengan thuma’ninah.
• Duduk tasyahud akhir dengan thuma’ninah.
• Membaca tasyahud akhir.
• Membaca shalawat Nabi pada tasyahud akhir.
• Membaca salam yang pertama.
• Tertib; berurutan dalam mengerjakan rukun-rukun shalat.

Anda mungkin juga menyukai