Kaum muslimin,
Marilah kita bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla dan menjaga shalat lima waktu
kita serta mengerjakannya dengan penuh ketaatan. Ketahuilah, sesungguhnya
shalat adalah tiang agama. Karena itu, tidak akan tegak agama seseorang yang
meninggalkan shalat dan ia tidak akan mendapatkan bagian dalam agama ini.
Menegakkan shalat adalah suatu bentuk keimanan dan meninggalkannya
merupakan kekufuran. Maka, siapa yang menjaga shalatnya, maka hatinya akan
bercahaya, demikian pula wajah dan kuburnya, dan saat dikumpulkan di Mahsyar,
ia juga akan mendapat keselamatan pada hari kiamat. Dia akan dikumpulkan
bersama orang-orang yang telah diberi kenikmatan oleh Allah Azza wa Jalla yaitu
para nabi, shiddiqin, syuhada` dan shalihin. Adapun sebaliknya, siapa yang tidak
menjaga shalatnya, dia tidak akan mendapatkan cahaya dan keselamatan pada hari
kiamat, dan di akhirat kelak dia akan dikumpulkan bersama Firaun, Haman, Qarun,
dan Ubai bin Khalaf.
Bagaimana kita bisa menyia-nyiakan shalat, padahal shalat adalah penghubung kita
dengan Allah Azza wa Jalla. Jika kita tidak memiliki penghubung antara kita
dengan Allah Azza wa Jalla, dimana ubudiyah (penyembahan) kita? Dimana
(wujud) kecintaan kita kepada Allah Azza wa Jalla, dan ketundukan kita kepada-
Nya? Sungguh celaka dan rugi orang yang setiap kali mendengar panggilan kepada
dunia, dengan segera ia memenuhinya dan ketika mendengar seseorang menyeru
kepada Allah Azza wa Jalla hayya alas shalah dan hayya ala falah, mereka merasa
berat hati dan berpaling.
Bukankah kita semua tahu bahwa amal yang pertama kali akan dihisab oleh
Allah Azza wa Jalla pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalat kita baik, maka
baik pula seluruh amal ibadah kita. Dan jika rusak, maka rusak pula amal ibadah
kita.
Marilah kita tegakkan shalat kita selagi kita masih berada di dunia. Ingatlah
Allah Azza wa Jalla di saat lapang, niscaya Allah Azza wa Jalla akan mengingat
kalian di waktu sempit. Siapa yang melupakan Allah Azza wa Jalla, Allah Azza wa
Jalla pun akan melupakannya. Siapa yang meremehkan perintah Allah Azza wa
Jalla, Allah pun akan meremehkannya. Wahai umat Muhammad, siapakah di
antara kita yang merasa aman dengan kematian kemudian bertaubat dan
mengerjakan shalat? Bukankah masing-masing kita takut dengan kematian dan
tidak mengetahui waktunya? Bukankah kematian itu datang secara tiba-tiba dalam
keadaan manusia tidak merasa? Bukankah kematian mendatangi manusia di dunia
ini saat mereka lalai?
Sesungguhnya setelah kematian yang datang secara tiba-tiba tidak ada lagi amal
setelahnya, yang ada setelah itu hanyalah balasan dari amal perbuatannya. Maka,
siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah ia akan melihatnya, dan siapa
yang mengerjakan keburukan seberat dzarrah , dia juga akan melihatnya.
Dalam shalat jamaah ada suatu pembelajaran bagi orang-orang jahil, peringatan
bagi orang yang lalai dan kemaslahatan yang sangat banyak. Bagaimana pendapat
kalian jika shalat jamaah itu tidak disyariatkan, dan tidak mungkin Allah Azza wa
Jalla menghendaki demikian, bagaimanakah keadaan kaum Muslimin? (tentu)
mereka akan terpecah belah, masjid-masjid akan tutup dan umat ini akan memiliki
syi`ar jama`i dalam agama ini.