Anda di halaman 1dari 9

Khutbah Jumat

Kewajiban Shalat Berjamaah


Nur Fitri Hadi, MA

Khutbah Pertama:

‫ِإ ّن ْال َح ْمدَ ِ هّلِلِ ن َْح َمدُهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغ ِف ُرهُ َونَعُ ْوذ ُ ِباهللِ ِم ْن‬
‫ض هل‬ ِ ‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَ ََل ُم‬،‫ت أ َ ْع َما ِلنَا‬ ِ ‫س ِيّئَا‬ َ ‫ش ُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن‬ ُ
‫ َوأ َ ْش َهد ُ أ َ هَّل ِإلَهَ ِإ هَّل هللاُ َو ْحدَهُ ََّل‬،ُ‫ي لَه‬ َ ‫ض ِل ْل فَ ََل َها ِد‬ ْ ُ‫ َو َم ْن ي‬،ُ‫لَه‬
ُ‫ َوأ َ ِم ْينُه‬،ُ‫س ْولُهُ َو َخ ِل ْيلُه‬ ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ َ ً ‫ َوأ َ ْش َهد ُ أ َ هن محمدا‬،ُ‫ش َِري َْك لَه‬
،َ‫سالَة‬ َ ‫الر‬ِ ‫ فَبَله َغ‬،‫ق‬ ِ ّ ‫سلَهُ هللاُ ِب ْال ُهدَى َو ِدي ِْن ْال َح‬ َ ‫ أ َ ْر‬،‫علَى َو ْح ِي ِه‬ َ
،‫ َو َجا َهدَ فِي هللاِ َح هق ِج َها ِد ِه‬،َ‫ص َح ْاْل ُ همة‬ َ َ‫ َون‬،َ‫َوأَدهى ْاْل َ َمانَة‬
‫ص َحا ِب ِه َو َم ْن ت َ ِبعَ ُه ْم‬ ْ َ ‫علَى آ ِل ِه َوأ‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫س ََل ُمه‬ َ ‫ات هللاِ َو‬ ُ ‫صلَ َو‬ َ َ‫ف‬
‫ َوأ َ ْسأ َ ُل هللاَ –تَعَالَى – ِب َمنِّ ِه َو َك َر ِم ِه‬،‫ان ِإلَى يَ ْو ِم ال ِدّي ِْن‬ ٍ ‫س‬ َ ‫ِبإ ِ ْح‬
.‫ش ْيءٍ قَ ِدي ٍْر‬ َ ‫علَى ُك ِّل‬ َ ُ‫ ِإنهه‬،‫ان‬ ٍ ‫س‬ َ ‫أ َ ْن يَ ْجعَلَنَا ِم هم ِن اتهبَعُ ْو ُه ْم ِبإ ِ ْح‬
:ُ ‫أ َ هما بَ ْعد‬

Ibadallah,
Shalat berjamaah adalah salah satu di antara syi’ar-syi’ar Islam yang agung.
Tidak pantas bagi seorang muslim meremehkan masalah ini. Hukumnya
menurut pendapat yang rajih adalah wajib bagi setiap laki-laki yang sudah
baligh (dewasa) dan mampu melakukannya, di mana ia mendengar panggilan
azan. Banyak dalil (keterangan) dari Alquran, sunah maupun atsar (riwayat dari
sahabat) yang menunjukkan bahwa hukumnya wajib. Di antaranya adalah:

Pertama, firman Allah di surat An Nisaa’ ayat 102:

1
“Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka lalu kamu hendak
mendirikan shalat bersama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka
berdiri besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka sujud,
maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu dan hendaklah datang
golongan yang kedua yang belum shalat, lalu hendaklah mereka shalat
denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang
senjata.,,,dst”

Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz mengatakan, “Allah (tetap) mewajibkan mengerjakan
shalat dengan berjamaah dalam kondisi perang, lalu bagaimana jika dalam
kondisi damai? Kalau seandainya seseorang diperbolehkan meninggalkan
shalat berjamaah, tentu orang-orang yang sedang berperang melawan musuh
yang merasa terancam dengan serangan mereka lebih layak untuk
diperbolehkan meninggalkan (shalat) berjamaah. Karena tidak begitu, maka
dapat diketahui bahwa shalat berjamaah termasuk kewajiban yang sangat
penting dan tidak boleh seseorang meninggalkannya.” (Disebutkan dalam
risalah Beliau “Wujub Adaa’ish Shalaah fil Jamaa’ah”)

Kedua, firman Allah di surat Al Baqarah: ayat 43:

“Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang


ruku’.”

Pada ayat tersebut Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk ikut
ruku’ bersama orang-orang yang ruku’, dan hal ini tidak mungkin tercapai
kecuali dengan melaksanakannya secara berjamaah. Ayat ini menunjukkan
wajibnya shalat berjamaah, karena perintah hukum asalnya wajib.

Ketiga, firman Allah di surat Al Qalam ayat 42-43:

“Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud, namun
mereka tidak mampu- pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi
kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu diseru untuk bersujud, sedangkan
mereka dalam keadaan sejahtera.”
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa pada hari kiamat ketika manusia dipanggil
untuk sujud di antara mereka ada yang tidak mampu sujud, sebabnya adalah

2
karena mereka ketika di dunia mendengar seruan untuk sujud (azan), namun
mereka tidak mau mendatanginya padahal mereka mampu mendatanginya.

Keempat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memberikan rukhshah


(kelonggaran) untuk meninggalkan shalat berjamaah kepada orang yang buta,
padahal rumahnya jauh dari masjid saat ia meminta kelonggaran untuk shalat di
rumah. Sebagaimana disebutkan dalam Shahih Muslim,

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Ada seorang yang buta
datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan berkata, “Wahai
Rasulullah! saya tidak memiliki penuntun yang menuntun saya ke masjid”. Ia
meminta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar diberikan
rukhshah untuk shalat di rumah, maka Beliau pun memberikan rukhshah
kepadanya. Namun ketika orang itu hendak pergi, Beliau memanggilnya dan
berkata, “Apakah kamu mendengar panggilan untuk shalat (azan)?” ia
menjawab, “Ya”, maka Beliau bersabda, “Datangilah.”

Dalam riwayat Abu Dawud disebutkan:

‫سو َل‬ ُ ‫سله َم فَقَا َل يَا َر‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ي‬ ‫سأ َ َل النه ِب ه‬
َ ُ‫وم أَنهه‬ ٍ ُ ‫ع ْن اب ِْن أ ُ ِ ّم َم ْكت‬ َ
‫ص ِر شَا ِس ُع الده ِار َو ِلي قَائِدٌ ََّل يُ ََلئِ ُمنِي فَ َه ْل‬ َ َ‫ير ْالب‬ ُ ‫ض ِر‬ َ ‫َّللاِ ِإنِّي َر ُج ٌل‬ ‫ه‬
‫ي فِي بَ ْيتِي قَا َل َه ْل تَ ْس َم ُع النِّدَا َء قَا َل نَعَ ْم قَا َل ََّل‬ ّ ‫ل‬
ِ ‫ص‬
َ ُ ‫صةٌ أ َ ْن أ‬ َ ‫ِلي ُر ْخ‬
َ
ً‫صة‬َ ‫أ َ ِجدُ لَ َك ُر ْخ‬
Dari Ibnu Ummi Maktum, bahwa dia pernah bertanya kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya saya seorang
yang buta, tempat tinggal saya jauh, dan saya memiliki penuntun namun tidak
selalu menyertaiku, apakah saya mendapatkan rukhshah untuk shalat di
rumah?” Beliau balik bertanya, “Apakah kamu mendengar azan?” Ia menjawab,
“Ya”, maka Beliau bersabda, “Sesungguhnya saya tidak mendapatkan rukhshah
untukmu.” (HR. Abu Dawud, al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud berkata
“Hasan shahih.”)
Dalam lafaz lain disebutkan,

3
“Wahai Rasulullah! Sesungguhnya di Madinah banyak serangga dan binatang
buas?’ Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apakah kamu
mendengar “Hayya ‘alash shlaah-hayya ‘alal falaah?” Maka datangilah.” (HR.
Abu Dawud dan dishahihkan oleh al-Albani)

Berdasarkan hadis-hadis di atas bahwa orang yang meminta diberikan


rukhshah untuk shalat di rumah memiliki beberapa udzur, yaitu: dia seorang
yang buta, rumahnya jauh dari masjid, banyak serangga dan binatang buas di
jalan, tidak memiliki penuntun yang selalu menyertainya, sudah tua umurnya,
dan di perjalanannya banyak pepohonan. Tetapi Beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam tetap tidak memberikan rukhshah kepadanya untuk shalat di rumah, lalu
bagaimana keadaan kita sekarang ini sehingga meninggalkan shalat
berjamaah?

Kelima, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai hendak memberikan sanksi


berat kepada orang-orang yang selalu meninggalkan shalat berjamaah.
Disebutkan dalam Shahih Muslim bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:

‫ص ََلة ُ ْالفَ ْج ِر َولَ ْو‬ َ ‫َاء َو‬ ِ ‫ص ََلة ُ ْال ِعش‬ َ َ‫ص ََلةٍ َعلَى ْال ُمنَافِ ِقين‬ َ ‫ِإ هن أَثْقَ َل‬
ِ‫ص ََلة‬ ‫ت أ َ ْن آ ُم َر ِبال ه‬ ُ ‫يَ ْعلَ ُمونَ َما ِفي ِه َما َْلَت َ ْو ُه َما َولَ ْو َحب ًْوا َولَقَ ْد َه َم ْم‬
‫ط ِلقَ َم ِعي ِب ِر َجا ٍل َمعَ ُه ْم‬ َ ‫اس ث ُ هم أ َ ْن‬ َ ّ‫ص ِل‬
ِ ‫ي ِبالنه‬ َ ُ‫ام ث ُ هم آ ُم َر َر ُج ًَل فَي‬ َ َ‫فَتُق‬
‫ص ََلة َ فَأ ُ َح ِ ّرقَ َعلَ ْي ِه ْم‬
‫ب ِإلَى قَ ْو ٍم ََّل يَ ْش َهدُونَ ال ه‬ ٍ ‫ط‬ َ ‫ُحزَ ٌم ِم ْن َح‬
‫بُيُوت َ ُه ْم ِبالنها ِر‬
“Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah
shalat subuh dan isya. Kalau seandainya mereka mengetahui (keutamaan) di
dalamnya tentu mereka akan mendatanginya meskipun dalam keadaan
merangkak. Sungguh, aku ingin menyuruh didirikan shalat, kemudian aku
menyuruh seseorang untuk mengimami manusia, kemudian aku pergi dengan
beberapa orang yang membawa seikat kayu bakar menuju orang-orang yang
tidak hadir shalat (berjamaah), kemudian aku bakar rumah mereka dengan api.”
Keenam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

4
‫َّللاُ َعلَى قُلُو ِب ِه ْم‬ ِ ‫ع ْن َو ْد ِع ِه ْم ْال َج َما َعا‬
‫ت أ َ ْو لَيَ ْختِ َم هن ه‬ َ ‫لَيَ ْنت َ ِهيَ هن أ َ ْق َوا ٌم‬
َ‫ث ُ هم لَيَ ُكونُ هن ِم ْن ْالغَا ِف ِلين‬
“Hendaknya orang-orang berhenti meninggalkan shalat berjamaah atau Allah
akan mengunci mati hati mereka sehingga mereka menjadi orang-orang yang
lalai.” (HR. Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh al-Albani)

Ketujuh, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Barangsiapa yang ingin


bertemu Allah nanti dalam keadaan muslim, maka jagalah shalat-shalat ini di
tempat dikumandangkannya. Karena Allah telah menetapkan untuk Nabi kalian
jalan-jalan petunjuk, dan sesungguhnya shalat berjamaah termasuk jalan-jalan
petunjuk. Kalau sekiranya kalian shalat di rumah sebagaimana orang yang
shalat di rumah ini, tentu kalian telah meninggalkan sunah Nabi kalian. Jika
kalian telah meninggalkan sunah Nabi kalian, tentu kalian akan tersesat.
Padahal tidaklah ada seseorang yang berwudhu dan memperbagus wudhunya,
kemudian ia pergi menuju salah satu masjid ini, kecuali Allah akan mencatat
untuknya pada setiap langkahnya satu kebaikan, meninggikan derajatnya serta
menghapuskan dosanya. Sungguh, kami memperhatikan bahwa tidak ada yang
meninggalkan shalat berjamaah kecuali orang munafik yang telah diketahui
kemunafikannya, padahal ada seorang yang dituntun oleh dua orang (untuk
shalat berjamaah) hingga ditegakkan dalam shaff.” (Riwayat Muslim)

Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu merngatakan, “Kami apabila kehilangan


seseorang dalam shalat isya dan subuh (berjamaah), maka kami berprasangka
buruk terhadapnya.”

Kedelapan, Ibnul Qayyim di dalam Kitab ash-Shalaah-nya menjelaskan bahwa


para sahabat semuanya sepakat (ijma’) tentang wajibnya shalat berjamaah.

‫ َخا ِت ِم النه ِب ِيّي َْن َو ِإ َم ِام‬،‫علَى نَ ِب ِيّنَا محمد‬ َ ‫سله َم‬ َ ‫صلهى هللاُ َو‬ َ ‫َو‬
.‫ص ْح ِب ِه أ َ ْج َم ِعي َْن‬ َ ‫ َو‬،‫ْال ُمت ه ِقي َْن‬
َ ‫علَى آ ِل ِه َو‬
Khutbah Kedua:

5
ُ ‫ َوأ َ ْش َهد‬،‫طفَى‬ َ ‫ص‬ ْ ‫علَى ِعبَا ِد ِه اله ِذي َْن ا‬ َ ‫س ََل ٌم‬ َ ‫ َو‬،‫ا َ ْل َح ْمد ُ ِ هّلِلِ َو َكفَى‬
‫اآلخ َر ِة‬
ِ ‫ لَهُ ْال َح ْمد ُ ِفي‬،ُ‫أ َ هَّل ِإلَهَ ِإ هَّل هللاُ َو ْحدَهُ ََّل ش َِري َْك لَه‬
،‫طفَى‬ َ ‫ص‬ ْ ‫س ْولُهُ ال ُم‬ ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ َ ً ‫ َوأ َ ْش َهد ُ أ َ هن محمدا‬،‫َواْل ُ ْولَى‬
ْ َ ‫علَى آ ِل ِه َوأ‬
‫ص َحا ِب ِه َو َم ْن‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ُ‫صلهى هللا‬ َ ،‫َو َخ ِل ْيلُهُ ْال ُم ْجت َ َبى‬
:ُ‫ أ َ هما بَ ْعد‬.ً ‫سله َم ت َ ْس ِليْما ً َك ِثيْرا‬
َ ‫ َو‬،‫ِب ُهدَا ُه ُم ا ْهتَدَى‬
Ibadallah,

Shalat berjamaah memiliki banyak keutamaan, antara lain:


1. Lebih utama daripada shalat sendiri dengan 27 derajat.

ُ ‫ص ََلتِ ِه فِي‬
‫سوقِ ِه َوبَ ْي ِت ِه‬ َ ‫ص ََلة ُ أ َ َح ِد ُك ْم فِي َج َما َع ٍة ت َ ِزيدُ َعلَى‬ َ
‫ضو َء ث ُ هم‬ ُ ‫سنَ ْال ُو‬َ ‫ضأ َ فَأ َ ْح‬
‫ضعًا َو ِع ْش ِرينَ دَ َر َجةً َوذَ ِل َك ِبأَنههُ ِإذَا ت َ َو ه‬ ْ ‫ِب‬
ُ ‫ص ََلة ُ لَ ْم َي ْخ‬
‫ط‬ ‫ص ََلة َ ََّل يَ ْن َه ُزهُ ِإ هَّل ال ه‬‫أَتَى ْال َم ْس ِجدَ ََّل يُ ِريدُ ِإ هَّل ال ه‬
ُ‫َطيئَةٌ َو ْال َم ََلئِ َكة‬
ِ ‫ت َع ْنهُ ِب َها خ‬ ْ ‫ط‬‫َط َوة ً ِإ هَّل ُرفِ َع ِب َها دَ َر َجةً أ َ ْو ُح ه‬ ْ ‫خ‬
‫ص ِّل‬ َ ‫ص ِلّي فِي ِه الله ُه هم‬َ ُ‫ص هَلهُ الهذِي ي‬ َ ‫ام فِي ُم‬ َ َ‫ص ِلّي َعلَى أ َ َح ِد ُك ْم َما د‬ َ ُ‫ت‬
‫ِث فِي ِه َما لَ ْم يُؤْ ِذ فِي ِه‬ْ ‫ار َح ْمهُ َما لَ ْم يُ ْحد‬ ْ ‫َعلَ ْي ِه الله ُه هم‬
“Shalatnya salah seorang di antara kamu dengan berjamaah adalah melebihi
shalat (sendiri) di pasar maupun di rumahnya dengan 20 derajat lebih. Hal itu,
karena apabila di antara kamu berwudhu, lalu memperbagus wudhunya,
kemudian mendatangi masjid dengan tujuan untuk shalat, maka tidaklah ia
melangkah satu langkah kecuali akan ditiinggikan derajatnya atau digugurkan
dosanya. Para malaikat akan mendoakannya selama ia masih tetap di tempat
shalat, di mana ia shalat di situ sambil mengatakan, “Ya Allah, rahmatilah dia.
Ya Allah, sayangilah dia.” Selama dia belum berhadats dan tidak menyakiti
(orang lain) di sana.” (HR. Bukhari)

6
Contoh menyakiti orang lain adalah ghibah (menggunjing orang lain) dan
namimah (mengadu domba).

2. Allah akan menjaganya dari setan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda,

‫ص ََلة ُ ِإ هَّل قَ ْد‬


‫َما ِم ْن ث َ ََلث َ ٍة ِفي قَ ْريَ ٍة َو ََّل َب ْد ٍو ََّل تُقَا ُم فِي ِه ْم ال ه‬
‫ب‬ ُ ْ‫ع ِة فَإِنه َما َيأ ْ ُك ُل ال ِذّئ‬
َ ‫ان فَعَلَي َْك ِب ْال َج َما‬
ُ ‫ط‬َ ‫ش ْي‬
‫علَ ْي ِه ْم ال ه‬
َ َ‫ا ْست َ ْح َوذ‬
ِ َ‫ْالق‬
َ‫اصيَة‬
“Tidak ada tiga orang dalam sebuah kampung maupun padang sahara, lalu
tidak ditegakkan shalat (berjamaah) kecuali setan akan menguasai mereka.
Maka tetaplah berjamaah, karena srigala itu makan binatang yang menjauh.”
(Hasan, HR. Abu Dawud)

3. Orang yang shalat subuh berjamaah dianggap seperti shalat semalam


suntuk, sedangkan orang yang shalat ‘isya berjamaah seperti shalat selama
separuh malam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫صلهى‬
َ ‫ َو َم ْن‬،‫ف الله ْي ِل‬
َ ‫ص‬ ْ ِ‫ام ن‬ َ َ‫صلهى اْل ِعشَا َء ِفي َج َما َع ٍة فَ َكأَنه َما ق‬َ ‫َم ْن‬
ُ‫صلهى الله ْي َل ُك َل ََه‬ َ ‫ص ْب َح ِفي َج َما َع ٍة فَ َكأَنه َما‬
ُّ ‫ال‬
“Barangsiapa yang shalat ‘isya berjamaah, maka seakan-akan ia melakukan
shalat selama separuh malam, dan barangsiapa yang shalat subuh berjamaah
maka seakan-akan ia shalat semalam suntuk.” (HR. Muslim).

4. Shalat berjamaah di waktu subuh disaksikan oleh para malaikat (QS. Al Isra’:
78)
5. Dan keutamaan lainnya.

7
‫ين آ َمنُوا‬ ‫ي َيا أَيُّ َها اله ِذ َ‬ ‫علَى النه ِب ِّ‬ ‫ون َ‬ ‫صلُّ َ‬‫َّللاَ َو َم ََلئِ َكتَهُ يُ َ‬ ‫ِإ هن ه‬
‫ع ْب ِد َك‬ ‫علَى َ‬ ‫س ِلّ ْم َ‬
‫ص ِّل َو َ‬ ‫س ِلّ ُموا ت َ ْس ِليما ً اَلله ُه هم َ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلُّوا َ‬ ‫َ‬
‫اء‬ ‫علَى اْل َ ْربَ َع ِة ال ُخلَفَ ِ‬ ‫ض الله ُه هم َ‬ ‫ار َ‬ ‫س ْو ِل َك نَ ِب ِيّنَا ُم َح همدٍ‪َ ،‬و ْ‬ ‫َو َر ُ‬
‫ض الله ُه هم‬ ‫ار َ‬ ‫ان َو َع ِلي َو ْ‬ ‫عثْ َم َ‬ ‫ع َم َر َو ُ‬ ‫اء أ َ ِبي بَ ْك ٍر َو ُ‬ ‫اْلَئِ هم ِة ال ُحنَفَ ِ‬
‫ان‬‫س ٍ‬ ‫ع ِن التها ِب ِعي َْن َو َم ْن ت َ ِبعَ ُه ْم ِبإِ ْح َ‬ ‫ص َحا َب ِة أ َ ْج َم ِعي َْن َو َ‬ ‫ع ِن ال ه‬ ‫َ‬
‫عنها َمعَ ُه ْم ِبعَ ْف ِو َك َو َر ْح َم ِت َك يَا أ َ ْر َح ُم‬ ‫ض َ‬ ‫ار َ‬ ‫ِإلَى يَ ْو ِم ال ِدّي ِْن َو ْ‬
‫اح ِمي َْن‬‫الر ِ‬ ‫ه‬
‫اإل ْس ََل َم َوال ُم ْس ِل ِمي َْن‪َ ،‬وأ َ ِذ هل ال ِش ْر َك َوال ُم ْش ِر ِكي َْن‪،‬‬ ‫اَلله ُه هم أ َ ِع هز ِ‬
‫َودَ ِ ّم ْر أ َ ْعدَا َء َك أ َ ْعدَا َء ال ِدّي َْن‪.،‬‬
‫ي أ َ ْم ِرنَا ِل َما‬ ‫طا ِننَا‪ ،‬اَلله ُه هم َو ِفّ ْق َو ِل َ‬ ‫اَلله ُه هم َو ِآمنها ِفي دَ ْو ِرنَا َوأ َ ْو َ‬
‫ب العَالَ ِمي َْن‬ ‫ار ه‬ ‫طانَتَهُ يَ َ‬ ‫ص ِل ْح ِب َ‬‫ضى َوأ َ ْ‬ ‫ب َوت َ ْر َ‬ ‫ت ُ ِح ُّ‬
‫آخ َرهُ ‪ِ ،‬س هرهُ‬ ‫اَلله ُه هم ا ْغ ِف ْر لَنَا ذُنُبَنَا ُكلههُ ِدقههُ َو ِجلههُ ؛ أ َ هولَهُ َو ِ‬
‫علَنَهُ ‪ .‬اَلله ُه هم ا ْغ ِف ْر لَنَا َما قَده ْمنَا َو َما أ َ هخ ْرنَا َو َما أ َ ْس َر ْرنَا َو َما‬ ‫َو َ‬
‫ت‬ ‫ت ال ُمقَ ِدّ ُم َوأ َ ْن َ‬ ‫ت أ َ ْعلَ ُم ِب ِه ِمنها ‪ ،‬أ َ ْن َ‬ ‫أ َ ْعلَنها َو َما أ َ ْس َر ْفنَا ‪َ ،‬و َما أ َ ْن َ‬
‫ت‪.‬‬ ‫ال ُم َؤ ِ ّخ ُر ََّل ِإلَهَ ِإ هَّل أ َ ْن َ‬
‫ش ْك ِر َك َو ُح ْس ِن ِعبَادَتِ َك‪ ،‬اَلله ُه هم َوفِّ ْقنَا‬ ‫علَى ِذ ْك ِر َك َو ُ‬ ‫اَلله ُه هم أ َ ِعنها َ‬
‫اص ْينَا ِل ْل ِب ِ ّر َوالت ه ْق َوى َربهنَا آ ِتنَا ِفي‬ ‫ضى َو ُخ ْذ ِبن ََو ِ‬ ‫ب َوت َ ْر َ‬ ‫ِل َما ت ُ ِح ُّ‬
‫ار‪.‬‬‫اب النه ِ‬ ‫عذ َ َ‬ ‫سنَةً َوقِنَا َ‬ ‫اآلخ َرةِ َح َ‬ ‫سنَةً َو ِفي ِ‬ ‫الد ُ ْنيَا َح َ‬
‫‪8‬‬
‫اء ِذي ْالقُ ْربَى‬ ‫ان َو ِإيت َ ِ‬ ‫س ِ‬ ‫َّللاَ يَأ ْ ُم ُر ِب ْالعَ ْد ِل َو ِ‬
‫اإل ْح َ‬ ‫ِعبَادَ هللاِ‪ِ ﴿ ،‬إ هن ه‬
‫ظ ُك ْم لَعَله ُك ْم تَذَ هك ُر َ‬
‫ون‬ ‫َاء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغي ِ يَ ِع ُ‬
‫ع ِن ْالفَ ْحش ِ‬ ‫َويَ ْن َهى َ‬
‫ان بَ ْعدَ‬‫ضوا اْل َ ْي َم َ‬ ‫َّللاِ ِإذَا َعا َه ْدت ُ ْم َوَّل ت َ ْنقُ ُ‬ ‫(‪َ )90‬وأ َ ْوفُوا ِبعَ ْه ِد ه‬
‫ون﴾‬‫َّللاَ يَ ْعلَ ُم َما ت َ ْفعَلُ َ‬
‫علَ ْي ُك ْم َك ِفيَلً ِإ هن ه‬ ‫َّللاَ َ‬‫ت َ ْو ِكي ِد َها َوقَ ْد َجعَ ْلت ُ ُم ه‬
‫[النحل‪ ،]91-90 :‬واذكروا هللا العظيم الجليل يذكركم‪،‬‬
‫َّللاِ أ َ ْكبَ ُر َو ه‬
‫َّللاُ يَ ْعلَ ُم َما‬ ‫﴿ولَ ِذ ْك ُر ه‬ ‫يز ْدكم‪َ ،‬‬ ‫واشكروه على ِنعَ ِم ِه ِ‬
‫ون﴾ [العنكبوت‪]45 :‬‬ ‫صنَعُ َ‬ ‫تَ ْ‬
‫‪Oleh: Marwan bin Musa‬‬
‫‪www.KhotbahJumat.com‬‬

‫‪Sumber: https://khotbahjumat.com/4851-kewajiban-shalat-berjamaah.html‬‬

‫‪9‬‬

Anda mungkin juga menyukai