Anda di halaman 1dari 13

1

Khutbah Jumat:

Lima Sikap Menghadapi Fitnah Media


Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal, S.T., M.Sc.

Pengasuh Rumaysho.Com dan Pimpinan Pesantren Darush Sholihin Panggang Gunungkidul

Naskah Khutbah Jum’at di Masjid Jenderal Sudirman Panggang, Gunungkidul

Jum’at Pahing, 28 Rabi’uts Tsani 1438 H (27 Januari 2017)

Khutbah Pertama

ْ‫وذ باهلل من‬ ُ ُ َ َ ُ ُ ْ َ ْ َ َ ُ ُ َ ْ َ َ ُ ُ َ ْ َ ‫َّ ْ َ ْ َ ه‬


‫إن الحمد ّلِل نحمده ونستعينه ونستغفره ونع‬
َُ ِ َّ ِ ُ ِ َ َ ُ ‫ُُِ ُ َ ْ ُ ِ َ ِ َ ْ َ ِّ َ َ ِ ْ َ َ َ ْ َ ْ ِ ه‬
‫ات أعم ِالنا من يه ِد اّلِل فال م ِضل له‬ ‫ور أنف ِسنا و من سيئ‬
ِ ‫ش‬
َُ َ َ َ َ ْ ِ ْ ُ ْ َ َ ِ
‫ومن يض ِلل فال ه ِادى له‬
ُ َ َ ْ َُ َ ُ َ ْ َ ُ ‫َ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ َّ ه‬
‫شيك له‬ ِ ‫وأشهد أن ال ِإله ِإال اّلِل وحده ال‬
ُ ُ ُ َ َ ُ ُ ْ َ ً َّ َ ُ َّ َ ُ َ ْ َ َ
‫وأشهد أن محمدا عبده ورسوله‬
َ ْ ْ ُ َ َ ْ َ َ َ َ َ َّ َ ُ َ ِّ َ َ َ ِّ َ َّ ُ ّ
‫اللهم صل عَل ن ِبينا محم ٍد وعَل ِآل ِه ومن ت ِبعهم ِب ِإحس ٍان‬
ْ ِّ ْ َ َ
‫ِإَل يو ِم الدي ِن‬
2

َ َ َ َ ً ْ َ ْ َ َ َ ْ ‫ّ ُ َّ َ ِّ ْ َ َ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ َ َ َ ه‬
‫ وأرنا‬،‫ و ِزدنا ِعلما‬،‫ وانفعنا َِبما علمتنا‬،‫اللهم علمنا ما ينفعنا‬
َ ْ ُ ْ َ ً َ َ َ َ َ َ ُ َ َ ِّ َ ْ ُ ْ َ ً ّ َ َّ َ
‫اطال وارزقنا‬ ِ ‫اطل ب‬
ِ ‫ وأرنا الب‬،‫الحق حقا وارزقنا اتباعه‬
ُ َ
‫ْاج ِتن َابه‬
Amma ba’du

Ma’asyirol muslimin jama’ah shalat Jumat rahimani wa rahimakumullah …

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat. Nikmat yang paling besar adalah nikmat
iman dan islam yang Allah anugerahkan. Selain Allah juga masih memberikan kita keselamatan
dari berbagai macam musibah, kesulitan dan fitnah. Dan kita memohon pada Allah supaya nikmat-
nikmat tersebut tetap terus terjaga. Moga kita dapat mensyukuri nikmat yang ada tadi dengan
terus meningkatkan ketakwaan pada Allah.

Allah Ta’ala memerintah untuk bertakwa dengan


sebenar-benarnya,

ْ‫وت َّن إ َّال َوَأ ْن ُتم‬


ُ ُ َ َ َ َ ُ َّ َ َ ‫ه‬ ُ َّ ُ َ َ ‫َ َ ُّ َ ه‬
‫يا أيها ال ِذين آمنوا اتقوا اّلِل حق تق ِات ِه وال تم‬
ِ َ
‫ُم ْس ِل ُمون‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita, Nabi besar kita
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga kepada para sahabat dan istri-istri beliau yang
tercinta serta pada setiap pengikut beliau yang mengikuti beliau dengan baik hingga akhir zaman.

Para jama’ah rahimani wa rahimakumullah …


3

Pasti di antara kita adalah orang-orang yang gemar membaca berita. Selain berita bola, senang
pula membaca berita politik dan selebriti. Lebih-lebih yang senang dibaca adalah berita dari media
mainstream tentang artis bercerai dan seputar rumah tangga artis yang rusak. Jarang berita baik
yang biasa diperoleh lewat koran atau gadget kita. Semua berita diperoleh seputar itu tadi. Sama
halnya juga kalau ada pejabat yang korupsi, jadi kesenangan kita untuk mengikutinya hingga
tuntas, hingga pejabat tersebut masuk dalam bui.

Ada beberapa nasihat dari kami selaku khotib Jumat kali ini dalam menyikapi berita media. Ada
lima sikap sebagai seorang muslim yang wajib kita miliki.

Sikap pertama: Hati-hati dalam menerima berita dan jangan asal-


asalan menyebar berita.

Apalagi itu aib, lebih-lebih beritanya belum 100% benar, bisa jadi juga itu fitnah atau jebakan.
Apalagi si pelaku mengaku bahwa ia tidak berbuat hal itu dan kita tahu dia adalah orang shalih
yang jujur.

Cobalah lihat bagaimana Allah perintahkan kita untuk mengecek berita terlebih dahulu. Jangan
mudah-mudahan untuk menyebarnya sampai kita punya bukti yang kuat.

Allah Ta’ala berfirman,

ُ ُ ْ َ ُ َّ َ َ َ َ َ ٌ َ ْ ُ َ َ ْ ُ َ َ َ ‫َ َ ُّ َ ه‬
‫يا أيها ال ِذين آمنوا ِإن جاءكم ف ِاسق ِبنب ٍإ فتبينوا أن ت ِصيبوا‬
َ‫َق ْو ًما ب َج َه َالة َف ُت ْصب ُحوا َع ََل َما َف َع ْل ُت ْم َنادمي‬
ِِ ِ ٍ ِ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu
orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah
dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu.” (QS. Al Hujurat: 6).

Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsir Al-Qur’an Al-


‘Azhim berkata, “Allah Ta’ala memerintahkan untuk
4

melakukan kroscek terhadap berita dari orang fasik.


Karena boleh jadi berita yang tersebar adalah berita
dusta dan keliru.”

Karena kehormatan seorang muslim benar-benar harus kita jaga.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan


pada khutbah beliau saat musim haji,

َ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ َّ َ
ْ‫اض ُك ْم َب ْي َن ُك ْم َح َر ٌام َك ُح ْر َم ِة َي ْوم ُكم‬
ِ ‫ف ِإن ِدماءكم وأموالكم وأعر‬
َ َ ْ ُ ََ َ َ ُْ ْ َ َ َ
‫ ِف بل ِدكم هذا‬، ‫ ِف شه ِركم هذا‬، ‫هذا‬
“Sesungguhnya dara, harta dan kehormatan sesama
kalian itu terjaga sebagaimana kemuliaan hari ini,
kemuliaan bulan ini dan kemuliaan negeri kalian ini.”
(HR. Bukhari, no. 67 dan Muslim, no. 1679)

Coba lihat kerjaan para pencari berita saat ini. Jika ada artis atau pejabat yang terkena kasus,
mereka tunggu seharian di depan rumah, berjejer menunggu berita apa yang bisa dibuat. Orang
yang ingin diberitakan tidak ada di rumah, sudah jadi berita yang WAH. Belum jadi tersangka,
sudah diisukan ini dan itu. Wallahul musta’an.

Padahal dalam kitab suci kita telah diterangkan,


‫َ َ ُّ َ ه َ َ َ ُ ْ َ ُ َ ً َ ه ِّ َّ َ ْ َ ه‬
ِّ‫الظن‬ ‫يا أيها ال ِذين آمنوا اجت ِنبوا ك ِثيا ِمن الظن ِإن بعض‬
ُ َّ َ َ ََ ٌْ
‫ِإثم وال تجسسوا‬
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-
5

sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan


orang.” (QS. Al Hujurat: 12).

Sebagaimana disebutkan dalam Tafsir Al-Qur’an Al-


‘Azhim karya Ibnu Katsir, tajassus -seperti kata Imam
Al Auza’i- adalah mencari-cari sesuatu. Ada juga istilah
tahassus yang maksudnya adalah menguping untuk
mencari-cari kejelekan suatu kaum di mana mereka
tidak suka untuk didengar, atau menguping di depan
pintu-pintu mereka.

Demikian diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim.

Persis bukan dengan kelakuan pencari berita saat ini?

Coba simak perkataan keras Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada orang yang melakukan
tajassus.

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda,

ُ ْ َ ُّ َ ْ َ َ ُ َ ُ َ ْ ُ َ ْ َ َ َ َ ََ ْ َ َ
، ‫يثُ قو ٍم وهم له ك ِارهون أو ي ِفرون ِمنه‬ ِ ‫وم ِن استمع ِإَل ح ِد‬
ْ ُ ُ ُ
‫ُص َّب ِف أذ ِن ِه اآلنك َي ْو َم ال ِق َي َام ِة‬
“Barangsiapa menguping omongan orang lain,
sedangkan mereka tidak suka (kalau didengarkan selain
mereka) atau mereka berlepas diri dari hal itu, maka
pada telinga yang menguping tadi akan dituangkan
cairan tembaga pada hari kiamat.” (HR. Bukhari, no.
7042).
6

Jama’ah rahimani wa rahimakumullah …

Saran kami, para jamaah kalau mendengar berita-berita media atau mendapatkan berita gosip
lewat pesan singkat, lewat WhatsApp, lewat Facebook atau media sosial lainnya, jangan mudah-
mudahan untuk menshare atau menyebarkannya.

Ingatlah hadits berikut ini …

Dari Hafsh bin ‘Ashim, dari Abu Hurairah radhiyallahu


‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda,

َ‫َك َف ب ْال َم ْرء َكذ ًبا َأ ْن ُي َح ِّد َث ب ُك ِّل َما َسمع‬


ِ ِ ِ ِ ِ
“Cukup seseorang dikatakan dusta jika ia menceritakan
setiap apa yang ia dengar.” (HR. Muslim, no. 5)

Berarti dapat kita katakan, cukup seseorang dikatakan


pendusta jika ia menshare setiap berita (yang tidak jelas)
yang ia peroleh.

Sikap kedua: Menuduh esek-esek atau selingkuh itu bahaya.

Coba lihat, mudah sekali media menuduh jika ada pejabat -termasuk yang shalih dan baik-
tertangkap tangan, pasti dikaitkan dengan ada wanita dalam penangkapan tersebut, lalu
dikatakan “habis esek-esek atau selingkuh”. Wallahul musta’an. Padahal yang buat berita dan
opini ini tidak bisa mendatangkan bukti esek-esek atau perselingkuhan tersebut. Dan ingatlah
menuduh selingkuh seperti itu berat, berat hukumannya di dunia dan berat siksanya di akhirat.

Allah Ta’ala berfirman,


7

َ‫ون ْال ُم ْح َص َنات ُث َّم َل ْم َي ْأ ُتوا ب َأ ْ َرب َعة ُش َه َداء‬


َ ُ َْ َ ‫َ ه‬
‫وال ِذين يرم‬
َ ُ َ ِ ً ِ َ ُ َِ َ ْ
َ َ ًَ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ ً َ َ َ ََ ْ ُ ُ ْ َ
‫فاج ِلدوهم ثم ِاني جلدة وال تقبلوا لهم شهادة أبدا وأول ِئك‬
َ ُ َْ ُ ُ
‫هم الف ِاسقون‬
“Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang
baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak
mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka
(yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan
janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-
lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik.”
(QS. An-Nuur: 4)

Lihatlah yang menuduh tanpa bukti dihukum qazaf dengan 80 kali cambukan.

Apalagi dengan media yang senang berita dusta itu tersebar, dikatakan juga pada ayat selanjutnya
pada surat An-Nuur,

ْ‫ين َآ َم ُنوا َل ُهم‬ َ ‫ون َأ ْن َتش‬


َ ‫يع ْال َفاح َش ُة ف هالذ‬ َ ُّ ُ َ ‫َّ ه‬
َ َ َ ْ
ِ َ ‫َِ ي‬
‫ه‬ ِ َ ْ ِ ْ ‫ِإ َن ال ِذ َين ي ِحب‬
َ ُ ُّ
ُ ‫الدن َيا َواآلخ َرة َو‬ ٌ ‫َعذ‬
‫اّلِل َي ْعل ُم َوأنت ْم ال ت ْعل ُمون‬ ِ ِ ‫ف‬ ٌ
‫يم‬
‫ِ ِي‬ ‫ل‬ ‫أ‬ ‫اب‬
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita)
perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-
orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di
dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang,
kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nuur: 19)

Sikap ketiga: Jangan sampai menghina dan mencela

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,


8

َ ْ ُ ْ َ ُ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ِّ ُ َ ْ َ ُّ ُ َ
‫ه ِإل َيك يحت ِمل أن ي ِريد ِب ِه‬ ‫وكل معصية عيت بها أخاك ف‬
ََ َ ْ َ ْ َّ ُ ‫ِ ٍ َ َّ َ َ ِ َ ٌ َ ْ َ َ ِ َ ي‬
‫أنها ص ِائرة ِإليك وال بد أن تعملها‬
“Setiap maksiat yang dijelek-jelekkan pada saudaramu,
maka itu akan kembali padamu. Maksudnya, engkau
bisa dipastikan melakukan dosa tersebut.” (Madarijus
Salikin, 1: 176)

Bagaimana jika kriminal yang dituduhkan tidak benar,


hanya fitnah atau hanyalah jebakan?

Kita akan tahu akibatnya.

Sikap keempat: Doakan kebaikan bagi yang terfitnah.

Doakanlah dia! Apalagi itu adalah orang yang lahiriyahnya adalah orang shalih dan suka menebar
kebaikan di mana pun, bahkan punya beberapa pesantren yang menyebar Islam yang benar.

Ingat sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang


pernah disampaikan pada Abu Darda’ dan sampai juga
pada Ummu Darda’,
َْ َ ْ ٌ َ َ َ ْ ُ ْ َ ْ ْ َ َ ْ ُ ْ َْْ ُ َْ َ
‫دعوة المر ِء المس ِل ِم أل َ ِخ ِيه ِبظه ِر الغي ِب مستجابة ِعند رأ ِس ِه‬
َ‫ال ْال َم َل ُك ْال ُم َو هك ُل به آمي‬
َ ‫َم َل ٌك ُم َو هك ٌل ُك هل َما َد َعا ألخيه ب َخ ْي َق‬
ِ ِِ ْ ٍ َِ َ ِ َ ِ
‫ولك ِب ِمث ٍل‬
“Do’a seorang muslim kepada saudaranya ketika
saudaranya tidak mengetahuinya adalah do’a yang
mustajab (terkabulkan). Di sisinya ada malaikat (yang
9

bertugas mengaminkan do’anya kepada saudarany).


Ketika dia berdo’a kebaikan kepada saudaranya,
malaikat tersebut berkata : Amin, engkau akan
mendapatkan yang semisal dengannya.” (HR. Muslim,
no. 2733)

Sikap kelima: Belum tentu kita lebih baik darinya.

Jangan sampai kita sendiri merasa lebih baik dari orang yang punya kasus, hingga gampang-
gampangan untuk menghina dan merendahkan.

Allah Ta’ala berfirman,


ُ ُ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ ٌ ْ َ ْ َ ْ َ َ ُ َ َ َ ‫َ َ ُّ َ ه‬
‫يا أيها ال ِذين آمنوا ال يسخر قوم ِمن قو ٍم عَس أن يكونوا‬
ْ َ
‫خ ْ ًيا ِمن ُه ْم‬
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan
orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh
jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka.” (QS.
Al-Hujurat: 11)

Semoga Allah memberi taufik dan hidayah pada kita semua.

Demikian khutbah pertama ini.

ُ َّ َ ْ ْ ُ َ َ ْ ََُ َ ُ َْ ْ َ َ َ َْ ُ َُْ
‫أقول قو ِ يَل هذا َواستغ ِفر هللا ِ يَل ولكم و ِلس ِائ ِر المس ِل ِمي ِإنه‬
َ ‫ُه َو‬
َ ‫السم ْي ُع‬
‫الع ِل ْي ُم‬ ِ
10

Khutbah Kedua

َ ُْ َ َ َ ُ َ َّ َ ُ َ َّ َ َ ْ َ ِّ َ ُْ َ
‫اف‬ ‫ش‬
ِ َ ‫أ‬ ‫َل‬ ‫ع‬ ‫م‬‫ال‬ ‫الس‬‫و‬ ‫ة‬ ‫ال‬ ‫الص‬ ‫و‬ ‫ي‬ ‫الم‬
ِ ‫الع‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫هلل‬
ِ ‫د‬ ‫َالحم‬
َ‫ي َنب ِّي َنا ُم َح َّمد َو َع ََل آله َو َص ْحبه أ ْج َمع ْي‬َ ْ ‫المر َسل‬
ْ َ‫األ ْنب َياء و‬
ِ ِِ ِِ ٍ ِ ِ ِ ِ

Amma ba’du

Ma’asyirol muslimin jama’ah shalat Jumat rahimani wa rahimakumullah …

Di khutbah kedua ini kami ingin ingatkan untuk semua …

Ingatlah dunia itu sebentar …

Allah itu pengadil sesungguhnya. Kita yakini Allah itu Maha Adil.

Kalau ada yang salah di dunia, dia benar-benar menyesal dan bertaubat, akhiratnya pasti aman.

Kalau ada yang dizalimi, ingatlah makin banyak pahala yang diperoleh, ia akan makin untung di
akhirat.

Karena pahala semua yang menzaliminya akan pindah kepadanya. Hingga yang menzalimi akan
menjadi orang yang bangkrut, bangkrut dan bangkrut.

Coba perhatikan hadits yang membicarakan tentang


orang yang muflis atau bangkrut berikut ini, haditsnya
dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah bertanya pada para sahabat,
ََ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ُ ْ ُ ْ ُ َ ُ ْ ُ ْ َ َ ُ ْ ََ
‫أتدرون م ِن المف ِلس قالوا ُالمف ِلس ِف ْينا من ال ِدرهم له وال‬
َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َّ ْ َ ْ ُ ْ َّ َ َ َ َ َ َ
‫متاع فقال ِإن ال ْمف ِلس ِمن أم ِ يت من يأ ِ يت يوم الَ ِقيام ِة ِبصال ٍة‬
َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ََ َََ َ َ
‫و ِصي ٍام وزك ٍاة ويأ ِ يت قد شتم هذا وقذف هذا وأ كل مال هذا‬
11

َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َُْ َ َ َ َ َ َ َ َ ََ َ َ َ َ
‫وسفك دم هذا وضب هذا فيعَط َهذا ِمن حسن ِات ِه و ُهذا‬
َ ْ ََ َ َ ُْ ْ َ َْ ُُ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ ْ
‫ِمن حسنا ِت ِه ف ِإن ف ِنيت حسناته قبل أن يقض ما علي ِه أ ِخذ‬
َّ َ ُ َّ ُ ََْ ْ َ ُ َ ْ ُ َ َ َ ْ
‫ِمن خطاياهم فط ِرحت علي ِه ثم ط ِرح ِ يف الن ِار‬
“Apakah kalian tahu siapa muflis (orang yang pailit)
itu?”

Para sahabat menjawab, “Muflis (orang yang pailit) itu


adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta
benda.”

Akan tetapi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,


“Muflis (orang yang pailit) dari umatku ialah, orang yang
datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat,
puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah
mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta,
menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa
hak). Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari
kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-
kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan
kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam
neraka.” (HR. Muslim, no. 2581)

Hati-hatilah pembuat berita, bisa jadi Anda masuk


orang yang muflis seperti di atas …

Bertakwalah pada Allah, bertakwalah pada Allah.

Demikian khutbah kami untuk Jumat kali ini.


‫‪12‬‬

‫‪Semoga Allah menyelamatkan kita, menyelamatkan‬‬


‫‪orang shalih di tengah kita, menyelematkan setiap‬‬
‫‪pemimpin dan setiap hakim kita yang berlaku adil, moga‬‬
‫‪semua diselamatkan dari berbagai macam musibah,‬‬
‫‪diselamatkan dari fitnah yang keji, diselamatkan dari‬‬
‫‪orang-orang yang hasad (cemburu), diselamatkan pula‬‬
‫‪dari kerugian akhirat dan siksa neraka.‬‬

‫َّ ه َ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ُّ َ َ َ َّ ِّ َ َ ُّ َ ه َ َ ُ َ ُّ‬
‫ِإن اّلِل ومال ِئكته يصلون عَل الن ِ يت يا أيها ال ِذين آمنوا صلوا‬
‫َ َ ْ َ َ ِّ ُ َ ْ ً‬
‫علي ِه وسلموا تس ِليما‬
‫ُ َ َّ َ َ َ ه ْ َ َ َ‬ ‫َ ه ُ َّ َ ِّ َ َ ُ َ َّ َ َ َ‬
‫آل محم ٍد كما صليت عَل‬ ‫اللهم صل عَل محمد وعَل‬
‫ْ َ ٍ ْ َ َّ َ ِ َ ْ ٌ َ ْ ٌ َ َ ْ َ َ‬ ‫َْ َْ َ ََ‬
‫‪.‬‬
‫آل ِإبر ِاهيم‪ِ ،‬إنك ح ِميد م ِجيد وب ِارك عَل‬ ‫ِإبر ِاهيم وعَل‬
‫ِ ُ َ َّ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ‬ ‫ُ َ َّ َ َ َ‬
‫آل‬‫ت عَل ِإ ٌبر ِاهيم وعَل ِ‬ ‫آل محم ٍد كما بارك‬‫ِ‬ ‫محم ٍد وعَل‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ ْ َ َّ َ َ ْ ٌ‬
‫ِإبر ِاهيم‪ِ ،‬إنك ح ِميد م ِجيد‬

‫َ ْ ْ َ َ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ُ َّ ْ ْ ْ‬


‫ات‬ ‫ات َوالمؤ ِم ِني والمؤ ِمن ِ‬ ‫اللهم اغ ِفر ِللمس َِل ِمي و َّالمس ِلم ِ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ ْ ٌ ْ ٌ ُ ْ ُ َّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َْ َ ْ‬
‫ات ِإنك س ِميع ق ِريب م ِجيب الدعو ِة‬ ‫األحي ِاء ِمنهم واألمو ِ‬
‫َ َّرب َنا َه ْب َل َنا م ْن َأ ْز َواج َنا َو ُذ ِّ َّريات َنا ُق َّر َة َأ ْع ُي َو ْاج َع ْل َنا ل ْل ُم َّتقيَ‬
‫ِ ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ِإ َم ًاما‬
‫َ َّ َ َ ُ ْ ُ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ ْ َ ً‬
‫ربنا ال ت ِزغ قلوبنا بعد ِإذ َهديتنا وهب لنا ِمن لدنك رحمة‬
‫إ َّن َك أ ْن َت ْال َو َّهابُ‬
‫ِ‬
‫‪13‬‬

‫صنا َع ََل ْال َق ْوم ْال ُم ْفسدينَ‬ ‫َ َّ َ ْ ُ ْ َ‬


‫ربنا ان‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫اغف ْر َل َنا َ َّرب َنا إ َّن َك َأ ْنتَ‬ ‫َ َّ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ً ه َ َ َ ُ َ ْ‬
‫ِ‬ ‫ربنا ال تجعلنا ِفتنة ِلل ْ ِذين ك ْفروا و ِ‬
‫ال َعز ُيز ال َح ِك ُ‬
‫يم‬ ‫ِ‬
‫َا هلل ُه َّم َأ ْص ِل ْح ُو َال َة ُأ ُم ْو َرنا‪َ ،‬ا هلل ُه َّم َو ِّف ْق ُه ْم ِل َما ِف ْي ِه َص َال ُح ُهمْ‬
‫ِ‬
‫َو َص َال ُح ْاإل ْس َالم َو ْال ُم ْسلم ْيَ‬
‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َا هلل ُه َّم َأع ْن ُه ْم َع ََل ْالق َيام ب َم َهامه ْم َك َما َأ َم ْ َرت ُه ْم َيا َربَّ‬
‫ِ ْ ِ َِ َ ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ال َعال ِم ْي‬
‫الس ْوء َو ْال ُم ْفس ِد ْي َن َو َق ِّر ْب إ َل ْيهمْ‬ ‫َا هلل ُه َّم َأ ْبع ْد َع ْن ُه ْم ب َط َان َة ُّ‬
‫ِ ْ َ َ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬
‫َّ‬
‫أه َل الخ ْي َوالناصح ْ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ي َيا َر َّب ال َعال ِم ْي‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ه ُ َّ َّ َ ْ َ ُ َ ْ َ ً َ َ ْ َ ُّ َ َ ْ ً َ َ ْ َ ُ َ ُ َ َ َ َ‬
‫اللهم ِإنا نسألك ِإيمانا ال يرتد‪ ،‬ون ِعي َما ال ينفد‪ ،‬ومرافقة‬
‫ْ َ َ َّ ْ ُ ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ ََْ َ َ ه‬ ‫ُ َ َّ َ ه‬
‫محم ٍد صَل هللا علي ِه وسلم ِ يف أعَل جن ِة الخل ِد‬
‫ُّ ْ َ َ َ َ ً َ ْ َ َ َ َ ً َ َ َ َ َ َّ‬ ‫َ َ‬
‫َ َّربنا ِآتنا ِ يف الدنيا حسنة و ِ يف اآل ِخرِة حسنة و ِقنا عذاب الن ِار‬
‫هللا َع ََل َنب ِّي َنا ُم َح َّم ٍد َو َع ََل ِآل ِه َو َص ْحب ِه و ََم ْن َتب َع ُهمْ‬ ‫َو َص هَل ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َ َْ ّ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬
‫ِب ِإحس ٍان ِإَل يو ِم الدين‪.‬‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫َوآخ ُر َد ْع َو َانا َأن ْال َح ْم ُد هلل َر ِّب ْال َع َالم ْيَ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬

Anda mungkin juga menyukai