Anda di halaman 1dari 7

‫‪1‬‬

‫‪Khutbah Jumat:‬‬

‫‪5 Kesalahan yang Sering Ditemukan‬‬


‫‪Terkait Shalat Berjamaah‬‬
‫‪Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal, S.T., M.Sc.‬‬

‫‪Pengasuh Rumaysho.Com dan Pimpinan Pesantren Darush Sholihin Panggang Gunungkidul‬‬

‫‪Naskah Khutbah Jumat Masjid Jami’ Al-Adha, Pesantren Darussh Sholihin, Panggang‬‬
‫‪Gunungkidul‬‬

‫)‪Jum’at Kliwon, 8 Sya’ban 1438 H (5 Mei 2017‬‬

‫‪Khutbah Pertama‬‬

‫ْ ُُ ُ َ ْ ُ َ‬ ‫َّ ْ َ ْ َ ه َ ْ َ ُ ُ َ َ ْ َ ُ ُ َ َ ْ َ ْ ُ ُ َ َ ُ ُ‬
‫ور أنف ِسنا‬ ‫َ َِ‬‫ش‬ ‫ن‬ ‫م‬‫ِ‬ ‫اهلل‬
‫ِ‬ ‫ب‬‫ِ‬ ‫وذ‬ ‫ّلِل ن َحمده ونست ِعينه ونستغ ِفره ونع‬ ‫ِإن الحمد ِ ِ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ه‬
‫َو م ْن َس ِّي َئات أ ْع َمالنا َم ْن َي ْهد ُ‬
‫َ‬
‫اّلِل فال ُم ِض َّل له َو َم ْن ُيض ِل ْل فال ه ِاد َى‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َُ‬
‫له‬
‫َ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ َّ ه ُ َ ْ َ ُ َ َُ ْ َ َ ُ‬
‫شيك له‬ ‫وأشهد أن ال ِإله ِإال اّلِل وحده ال ِ‬
‫َ َ ْ َ ُ َ َّ ُ َ َّ ً َ ْ ُ ُ َ َ ُ ُ ُ‬
‫وأشهد أن محمدا عبده ورسوله‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َ‬ ‫ّ‬
‫الل ُه َّم َص ِّل َعَل ن ِب ِّينا ُم َح َّم ٍد َو َعَل ِآل ِه َو َم ْن ت ِب َع ُه ْم ِب ِإ ْح َس ٍان ِإَل َي ْو ِم‬
‫ِّ‬
‫الد ْي ِن‬
‫ه َ َ َّ ُ َ َ َ َ ُ ُ َّ َّ َ َ ْ ُ ْ ُ ْ ُ َ‬ ‫َ َ ُّ َ ه َ َ ُ َّ ُ‬
‫يا أيها ال ِذين آمنوا اتقوا اّلِل حق تق ِات ِه وال تموتن ِإال وأنتم مس ِلمون‬
‫اس َّات ُقوا َ َّرب ُك ُم هالذي َخ َل َق ُك ْم م ْن َن ْفس َواح َدة َو َخ َل َق م ْنهاَ‬ ‫ُ‬ ‫َ َ ُّ َ َّ‬
‫ِ‬ ‫هٍ ه ِ ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫يا أيها الن‬
‫َ َ َُ َ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َ َ َ َ َّ ْ ُ َ َ ً َ ً َ َ ً َ َّ ُ‬
‫زوجها وبث ِمنهما ِ َرجاال ك ِثيا و ِنساء واتقوا اّلِل ال ِذي تساءلون ِب ِه‬
‫ان َع َل ْي ُك ْم َرقيباً‬‫َ ْ ْ َ َ َّ ه َ َ َ‬
‫ِ‬ ‫واْلرحام ِإن اّلِل ك‬
2

ْ‫ولوا َق ْو ًال َس ِد ًيدا ُي ْصل ْح َل ُك ْم َأ ْع َم َال ُكم‬ُ ُ َ َ‫ه‬ ُ َّ ُ َ َ ‫َ َ ُّ َ ه‬


‫يا أيها ال ِذين آمنوا اتقوا اّلِل وق‬
ِ َ ََ َ
ً َ َ
ً ‫اّلِل َو َر ُسول ُه فق ْد فاز ف ْوزا َع ِظ‬
‫يما‬ َ ‫وب ُك ْم َو َم ْن ُيطع‬
‫ه‬ َ ‫َو َي ْغف ْر َل ُك ْم ُذ ُن‬
َ ِ ِ ِ
َّ َ ُ َ ُ َ ُ ُ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ َّ َ ُ ْ َ َّ َ
َ
‫هللا وأفضل الهدى هدى محم ٍد‬ ِ ‫أما ب هعد ف ِإن أ َصدق هالح ِدي ِث ِ ُكتاب‬
ُ ٌ ْ َ َ ُ ُ َ َ َّ َُ ‫هللا َعل ْي ِه َو َسل َم َو‬ُ ‫َصَل‬
‫ش اْل ُم ْو ِر ُم ْحدثات َها َوك َّل ُم ْحدث ٍة ِبد َعة َوك َّل‬
َّ ِ َ َ َ َّ ُ َ ٌ َ َ َ َ ْ
‫ِبدع ٍة ضاللة وكل ضالل ٍة ِف الن ِار‬

Kaum muslimin jama’ah shalat Jum’at yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allah Ta’ala …

Kita tahu bahwa shalat berjamaah sangat ditekankan terutama bagi kaum pria. Namun ada yang
belum memahami mengenai aturan-aturan dalam shalat berjamaah. Ada yang hanya memahami
ilmu turun-temurun, padahal kita harus bertambah baik dari sebelumnya.

Berikut akan dijelaskan lima kesalahan yang sering ditemukan terkait shalat berjamaah.

Pertama adalah kurang perhatian dengan shalat berjamaah, dikira shalat berjamaah bagi pria
tidaklah wajib.

Cukup yang jadi dalil wajibnya shalat berjamaah adalah perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
pada seorang yang buta.

‘Abdullah Ibnu Ummi Maktum berkata,


َّ َ َ َ . َ ِّ َ ِّ َ َ ْ ُ َ َ َ َ َ ْ َّ ‫َ َ ُ َ ه‬
ُّ ِ ‫الن‬
‫صَل هللا‬- ‫ب‬ ‫اّلِل ِإن َ الم ِدينة ك ِثية الهوام والسباع فقال‬ ‫يا رسول‬
َ َ َّ َ َ َ َ ْ َ َ ِ َّ َ َ َّ َ َ َّ َ ُ َ ْ َ ِ
‫ أتسمع َح عَل الصال ِة َح عَل الفال ِح فَح هال‬-‫عليه وسلم‬
“Wahai Rasulullah, di Madinah banyak sekali tanaman dan binatang buas. Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Apakah kamu mendengar seruan adzan hayya ‘alash sholah, hayya ‘alal
falah? Jika iya, penuhilah seruan adzan tersebut.” (HR. Abu Daud, no. 553 dan An-Nasa’i, no. 852.
Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Ibnul Mundzir rahimahullah berkata, “Jika seorang buta tidaklah diberi keringanan, ia tetap
disuruh shalat berjamaah oleh Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, bagaimanakah dengan yang
diberi karunia penglihatan?” (Lihat Ash-Shalah wa Hukmu Tarikiha, hlm. 108)

Ingat juga apa yang telah dikatakan oleh Imam Syafi’i rahimahullah,
ْ ُ ْ َّ َ ْ َ ِ ُ ِّ َ ُ َ َ ُ َ َ َ َّ َ َ
‫وأما الجماعة فال ارخص ِ ِف ترِكها ِإال ِمن عذ ٍر‬
3

“Adapun shalat jama’ah, aku tidaklah memberi keringanan bagi seorang pun untuk
meninggalkannya kecuali bila ada udzur.” (Lihat Ash-Shalah wa Hukmu Tarikiha, hlm. 107)

Kedua, baru masuk masjid kalau sudah dikumandangkan iqamah. Awalnya sudah hadir, namun
masih nongkrong di luar masjid. Kalau sudah iqamah kadang yang belum berwudhu, akhirnya
terburu-buru untuk berwudhu.

Ingatlah kalau kita datang duluan di masjid lalu selalu bertakbir pertama (takbiratul ihram)
bersama imam, maka akan dapat keutamaan yang besar yaitu terbebas dari api neraka dan
terbebas dari sifat kemunafikan.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُ َ ْ َ ُ َ ُ َ َ ْ َّ ُ ْ ُ َ َ َ ِ ً ْ َ َِ َ ْ َ ‫َ ْ َ ه ه‬
‫ّلِل أرب ِعي يوما ِف جماع ٍة يد ِرك التك ِبية اْلوَل ك ِتبت له‬
ِ ِ ‫من صَل‬
َ ِّ َ ٌ َ َ َ َ َّ َ ٌ َ َ َ َ َ َ َ
‫اق‬
ِ ‫براءت ِان براءة ِمن الن ِار وبراءة ِمن الن‬
‫ف‬
“Siapa yang melaksanakan shalat karena Allah selama empat puluh hari secara berjamaah, ia
tidak luput dari takbiratul ihram bersama imam, maka ia akan dicatat terbebas dari dua hal yaitu
terbebas dari siksa neraka dan terbebas dari kemunafikan.” (HR. Tirmidzi, no. 241. Syaikh Al-
Albani menyatakan bahwa hadits ini hasan dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 2652)

Adapun yang biasanya cepat-cepat berwudhu ketika sudah berkumandang iqamah, hati-hati akan
terkena ancaman sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia
berkata,

“Kami pernah kembali bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Makkah menuju
Madinah hingga sampai di air di tengah jalan, sebagian orang tergesa-gesa untuk shalat ‘Ashar,
lalu mereka berwudhu dalam keadaan terburu-buru. Kami pun sampai pada mereka dan melihat
air tidak menyentuh tumit mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda,

َ‫النار َأ ْسب ُغوا ْال ُو ُضوء‬


َّ َ َْ َ ٌ َْ
ِ ِ ‫اب ِمن‬ ِ ‫ويل ِلألعق‬
“Celakalah tumit-tumit dari api neraka. Sempurnakanlah wudhu kalian.” (HR. Muslim, no. 241).

Ketiga, enggan shalat tahiyatul masjid, langsung duduk. Juga seringnya yang telat datang Jumatan
langsung duduk ketika imam sedang berkhutbah tanpa mau mengerjakan shalat tahiyatul masjid
dahulu.

Coba perhatikan hadits berikut,

“Dari Jabir bin ‘Abdullah, ia berkata, Sulaik Al-Ghathafani datang pada hari Jum’at dan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang berkhutbah, lantas Sulaik masuk masjid lalu langsung duduk.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di tengah-tengah khutbah berkata padanya,
4

َ‫ال – إ َذا َج َاء َأ َح ُد ُك ْم َي ْوم‬ َ ‫ي َو َت َج َّو ْز فيه َما – ُث َّم َق‬


ِ ْ ‫َيا ُس َل ْي ُك ُق ْم َف ْار َك ْع َر ْك َع َت‬
ِ َ ْ ِ َ ِْ َ ِ
ْ َّ
َ‫ي وليتجوز ِفيهما‬ َ َ َ ِ ‫ْال ُج ُم َع ِة َواإل َم ُام َي ْخ ُط ُب فل ْيكع رك َعت‬
ْ َ ْ َ ْ َ
ِ ِ ِ
“Wahai Sulaik, berdirilah, lakukanlah shalat dua raka’at. Kerjakanlah sekedar yang wajib saja
dalam dua raka’at tersebut. Kemudian ia berkata, “Jika salah seorang di antara kalian datang
pada hari Jum’at dan imam sedang berkhutbah, maka lakukanlah shalat dua raka’at. Namun
cukupkanlah dengan yang wajib saja (ringkaslah, pen-).” (HR. Muslim, no. 875)

Keempat, lebih cepat gerakannya dari imam dalam shalat berjamaah.

Coba perhatikan hadits yang menunjukkan larangan keras bagi orang yang mendahului imam.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ َ ْ َ ُ َ ْ َ ُ ‫َ ْ َ ُ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ ُ َ ِّ َ ه‬ ‫َ َ َ ْ َُ ه‬
‫أما يخش ال ِذى يرفع رأسه قبل ِاإلم ِام أن يحول اّلِل رأسه رأس ِحم ٍار‬
“Tidakkah orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam akan Allah rubah kepalanya
menjadi kepala himar (keledai).” (HR. Muslim, no. 427)

Kata Imam Ibnul ‘Imad Al-Aqfahsi Asy-Syafi’i rahimahullah dalam Al-Qaul At-Taam fii Ahkam Al-
Ma’mum wa Al-Imam (hlm. 38), makna hadits tersebut adalah Allah merubah kepala orang yang
mendahului imam itu dengan kepala keledai, badannya tetap badan manusia. Makna lainnya kata
beliau pula, bisa jadi seluruh tubuhnya jadi keledai. Hal ini nyata bisa terjadi perubahan bentuk -
moga Allah menyelamatkan kita darinya-. Perubahan rupa seperti ini bisa terjadi hanya karena
lantaran sangat-sangat murka. Sebagaimana dalam ayat lain juga disebutkan,

ْ َ َ َ َ َ ُ ‫ُ ْ َ ْ ُ َ ِّ ُ ُ ْ َُ ٍّ ْ َ َ َ ُ َ ً ْ َ ه َ ْ َ َ َ ُ ه‬
‫اّلِل من لعنه اّلِل وغ ِضب علي ِه‬ ِ ‫قل هل أنبئكم ِبش ِمن ذ ِلك مثوبة ْ ِعند‬
َ َ ْ ََ ْ
‫َو َج َع َل ِمن ُه ُم ال ِق َردة َوالخن ِاز َير‬
“Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk
pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan
dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi.” (QS. Al-Maidah: 60)

Itulah empat kesalahan yang disampaikan dalam khutbah pertama ini.

َ ‫ي إ َّن ُه ُه َو‬
ُ‫السم ْيع‬ َِ ْ ‫الم ْسلم‬
ُ َ َ ْ ََُ َ ُ َْ ْ َ َ َ َْ ُ َُْ
ِ ِ ِِ ‫أقول قو ِ َِل هذا َواستغ ِفر هللا ِ َِل ولكم و ِلس ِائ ِر‬
‫الع ِل ْي ُم‬
َ
5

Khutbah Kedua
َ َْ َ ُْ َ َ َ ُ َ َّ َ ُ َ َّ َ َِ ْ َ ِّ َ ُ ْ َ
‫اف اْلن ِبي ِاء‬ ‫ش‬
ِ َ ‫أ‬ ‫َل‬ ‫ع‬ ‫م‬‫ال‬ ‫الس‬‫و‬ ‫ة‬ ‫ال‬ ‫الص‬ ‫و‬ ‫ي‬ ‫الم‬
ِ َ ‫الع‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫هلل‬
ِ ‫الحم‬
‫د‬
َ
َِ ْ ‫ي نب ِّي َنا ُم َح َّمد َو َعَل آله َو َص ْحبه أ ْج َمع‬ َِ ْ ‫المر َسل‬
ْ ‫َو‬
‫ي‬ ِ ِِ ِِ ٍ ِ ِ

Amma ba’du

Ma’asyirol muslimin jama’ah shalat Jumat rahimani wa rahimakumullah …

Setelah kita melihat empat kesalahan terkait shalat berjamaah. Ada hal kelima yang sering kita
temukan pula kesalahannya, yaitu enggan meluruskan dan merapatkan shaf shalat.

Pertama, perintah meluruskan shaf shalat dapat dilihat dalam hadits dari An-Nu’man bin Basyir
radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ْ‫ي ُو ُجوه ُكم‬ ُ ‫وف ُك ْم َأ ْو َل ُي َخال َف َّن ه‬


َِ ْ ‫اّلِل َب‬ َ ُ ُ َّ ُّ َ ُ َ
‫لتسون صف‬
ِ ِ
“Hendaknya kalian meluruskan shaf kalian atau tidak Allah akan membuat wajah kalian
berselisih.” (HR. Bukhari, no. 717 dan Muslim, no. 436).

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Tidak lurusnya shaf akan menimbulkan permusuhan dan
kebencian, serta membuat hati kalian berselisih.” (Syarh Shahih Muslim, 4: 157)

Adapun mengenai cara merapatkan shaf disebutkan dalam hadits Anas berikut.

ْ‫وف ُكم‬ َ ُ ُ ُ َ َ َ ِّ َّ َ ََ ْ َ
‫عليه وسلم – قال « أ ِقيموا صف‬ َ ‫س ع ِن الن ِب – صَل هللا‬ ٍ ‫عن َأن‬
ْ ُ ْ ُ ْ َ ُ َ َ ْ َ ُ ِّ َ
‫ َوكان أ َحدنا ُيل ِزق َمن ِك َبه ِب َمن ِك ِب َص ِاح ِب ِه‬. » ‫ف ِإ ِِن أ َراك ْم ِم ْن َو َر ِاء ظه ِرى‬
َ َ ُ ََ
‫َوقد َمه ِبقد ِم ِه‬
“Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
”Luruskanlah shaf kalian, aku melihat kalian dari belakang punggungku.” Lantas salah seorang di
antara kami melekatkan pundaknya pada pundak temannya, lalu kakinya pada kaki temannya.”
(HR. Bukhari, no. 725).

Apa keutamaan merapatkan shaf?

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


6

ً َ ُ َ َّ َ ِ ً ْ َ ُ َ ُ ً ُ َّ
‫الجن ِة َو َرف َعه ِب َها د َر َجة‬ ‫َم ْن َسد ف ْر َجة َب َِب هللا له بيتا ِ ِف‬
“Barang siapa yang menutupi suatu celah (dalam shaf), niscaya Allah akan mengangkat derajatnya
karena hal tersebut dan akan dibangunkan untuknya sebuah rumah di dalam surga.” (HR. Al-
Muhamili dalam Al-Amali, 2: 36. Disebutkan dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 1892)

Merapatkan shaf juga akan membuat setan tidak menempati celah yang kosong. Dari Abu
Umamah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika merapatkan shaf,
beliau mengatakan,
َ ْ َ ْ ُ َ َ ُ ُ ْ َ َ َ ْ َّ َّ َ َ َ َ ْ ُّ ُ َ
‫يما َب ْينك ْم ِب َم ِ ِ ِيل ِة ال َحذ ِف‬‫وسدوا الخلل؛ ف ِإن الشيطان يدخل ِف‬
“Tutup setiap celah shaf, karena setan masuk di antara shaf kalian seperti anak domba.” (HR.
Ahmad, 5: 262. Kata Syaikh Syu’aib Al-Arnauth hadits ini shahih lighairihi).

Kesimpulan kita ada lima kesalahan terkait shalat berjamaah yang sudah dibahas, maka
seharusnya yang dilakukan:

1- Shalat berjamaah itu wajib sehingga berusaha untuk terus menjaganya.


2- Jangan sampai telat dari takbiratul ihram bersama imam, termasuk pula jangan cepat-
cepat dalam berwudhu.
3- Hendaklah tetap memperhatikan shalat tahiyatul masjid setiap kali masuk masjid, jangan
sampai menganggap remeh.
4- Jangan sampai mendahului imam dalam shalat berjamaah.
5- Menjaga lurus dan rapatnya shaf dalam shalat berjamaah.

Moga Allah subhanahu wa ta’ala membetulkan ibadah-ibadah kita dengan terus diberi taufik
dalam ilmu, serta moga ibadah-ibadah kita diterima di sisi-Nya.

Kami ingatkan di akhir khutbah ini untuk memperbanyak shalawat pada Nabi kita Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Siapa yang memperbanyak shalawat pada beliau, maka ia akan dekat
dengan Nabi di akhirat kelak dan nantinya akan mudah mendapatkan syafa’atnya setelah ridha
dan izin dari Allah.

ْ َ َ ُّ َ ُ َ َ ‫َّ ه َ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ُّ َ َ َ َّ ِّ َ َ ُّ َ ه‬
‫ِإن اّلِل ومال ِئكته يصلون عَل الن ِ ِب يا أيها ال ِذين آمنوا صلوا علي ِه‬
ْ َ ُ ِّ َ َ
‫وسلموا تس ِليما‬
‫‪7‬‬

‫َ‬ ‫َ‬ ‫ه‬ ‫َ‬ ‫َ ه ُ َّ َ ِّ َ َ ُ َ َّ َ َ َ‬


‫آل ُم َح َّم ٍد ك َما َصل ْي َت َعَل ِإ ْب َر ِاه ْي َم َو َعَل‬ ‫َل‬ ‫اللهم صل عَل محمد وع‬
‫ُ َ َّ ََ‬ ‫ْ َ ْ َ َّ َ َ ْ ٍ ٌ َ ْ ٌ ِ َ َ ْ َ َ ُ َ َّ َ َ َ‬
‫آل محم ٍد كما‬ ‫ِ‬ ‫آل ِإبر ِاهيم‪ِ ،‬إنك ح ِميد م ِجيد‪ .‬وب ِارك عَل محم ٍد وعَل‬ ‫ِ‬
‫ْ َ ْ َ َّ َ َ ْ ٌ َ ْ ٌ‬ ‫َ َْ َ ََ َْ َْ َ ََ‬
‫آل ِإبر ِاهيم‪ِ ،‬إنك ح ِميد م ِجيد‬ ‫باركت عَل ِإبر ِاهيم وعَل ِ‬
‫‪Marilah kita panjatkan do’a pada Allah, moga Allah perkenankan doa kita di hari Jumat yang‬‬
‫‪penuh berkah ini.‬‬

‫اْل ْح َي ِاء م ْن ُهمْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ ْ َِ َ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ُ َّ ْ ْ ْ‬
‫ِ‬ ‫ات‬ ‫ات َوالمؤ ِم ِني والمؤ ِمن ِ‬ ‫اللهم اغ ِفر ِللمس َ ِل ِمي و َّالمس ِلم ِ‬
‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫ات ِإنك َس ِم ْي ٌع ق ِرْي ٌب ُم ِج ْي ُب الدع َو ِة‬ ‫واْلمو ِ‬
‫َ َْ‬
‫وب َنا َب ْع َد إ ْذ َه َد ْي َت َنا َو َه ْب َل َنا م ْن َل ُد ْن َك َر ْح َم ًة إ َّن َك َأ ْنتَ‬ ‫َ َّرب َنا َال ُتز ْغ ُق ُل َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْال َو َّهابُ‬
‫َ َ ِّ َ‬ ‫ه ُ َّ َ ِّ ْ َ ْ َِ ُ ُ َ َ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ُ ُ َ َّ َ‬
‫وبنا‪ ،‬وأص ِلح ذات بي ِننا‪ ،‬واه ِدنا سبل السال ِم‪ ،‬ونجنا‬ ‫ِ‬ ‫اللهم ألف بي قل‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫النور‪َ ،‬و َج ِّن ْب َنا الف َو ِاح َ‬ ‫َ ُّ‬ ‫َ ُّ ُ‬
‫ش َما ظ َه َر ِمن َها َو َما َب َط َن‪َ ،‬و َب ِارك‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫َل‬ ‫إ‬‫ِ‬ ‫ات‬ ‫الظ ِ‬‫َ‬
‫م‬ ‫ل‬ ‫َ‬ ‫ِمن‬
‫َ َ‬‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫وبنا‪َ ،‬وأز َو ِاجنا‪َ ،‬وذ ِّ َّري ِاتنا‪َ ،‬وت ْب َعل ْينا ِإنك‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫ل‬ ‫ق‬
‫ُ‬
‫و‬ ‫َل َنا ِف أ ْس َماع َنا‪َ ،‬وأ ْب َصارنا‪َ ،‬‬
‫َ‬
‫َِ ْ َْ َِ‬ ‫ِ‬
‫يَ‬ ‫َ‬
‫ي بها عل ْيك‪ ،‬قاب ِل ِ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫يم‪ ،‬واج َعلنا ش ِاكرين ِل ِن َع ِمك ُمث ِن ِ‬ ‫الرح ُ‬ ‫اب َِّ‬ ‫َ ْ َ ِ ِ َّ‬
‫الت َّو ُ‬ ‫أنت‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ََ ََ َِْ َََْ‬
‫لها‪ ،‬وأ ِت ِممها علينا‬
‫َ َّ َ َ ِ ُّ ْ َ َ َ َ ً َ ِ ْ َ َ َ َ ً َ َ َ َ َ َّ‬
‫ربنا ِآتنا ِ ِف الدنيا حسنة و ِ ِف اْل ِخرِة حسنة و ِقنا عذاب الن ِار‬
‫َ َّ َ َ ِ ُّ ْ َ َ َ َ ً َ ِ ْ َ َ َ َ ً َ َ َ َ َ َّ‬
‫ربنا ِآتنا ِ ِف الدنيا حسنة و ِ ِف اْل ِخرِة حسنة و ِقنا عذاب الن ِار‬
‫َ َّ َ َ ِ ُّ ْ َ َ َ َ ً َ ِ ْ َ َ َ َ ً َ َ َ َ َ َّ‬
‫ربنا ِآتنا ِ ِف الدنيا حسنة و ِ ِف اْل ِخرِة حسنة و ِقنا عذاب الن ِار‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ َ َ َ‬ ‫ه‬
‫هللا َعَل ن ِب ِّينا ُم َح َّم ٍد َو َعَل ِآل ِه َو َص ْح ِب ِه و ََم ْن ت ِب َع ُه ْم ِب ِإ ْح َس ٍان ِإَل‬ ‫َو َصَل‬
‫ّ‬
‫َي ْو ِم الد ْين‪.‬‬
‫َ‬
‫آخ ُر َد ْع َو َانا أ ِن ْال َح ْم ُد هلل َر ِّب ْال َع َال ِم ْ ِ‬
‫يَ‬
‫و ِ‬
‫َ‬

Anda mungkin juga menyukai