Pertama, Mari kita bersyukur kepada Allah SWT, dan kita
tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah. ْاّلِل َأ ْت َق ُاكم َّ َ ْ َ َ ُ ْ ْ َ ه ِ ِإن أ كرمكم ِعند “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.” (QS. Al Hujurat: 13)
Selanjutnya, Shalawat dan salam, semoga senantiasa
tercurah kepada Rasulullah SAW. Beliaulah adalah teladan terbaik yang yang Allah SWT turunkan ke bumi, untuk memberi contoh bagaimana aqidah, ibadah dan Akhlak seorang muslim. Hadirin, jamaah sholat jum’at masjid baitunni’mah ...
Surga insyaAllah akan dimasuki oleh semua umat manusia
yang taat menjalankan perintah Allah Swt, dan untuk mendapatkan surga tersebut sebenarnya ada banyak cara untuk mendapatkannya. Ada banyak cara untuk meraih surganya Allah Swt, salah satunya Rasulullah SAW menjelaskan bahwa yang akan menghantarkan kita menuju surga Allah subhanahu wata‘ala. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad sebagaimana berikut:
silaturrahim, shalatlah ketika orang-orang tidur, engkau akan masuk surga dengan selamat. (H. R. Ahmad)
Mari kita fokus pada hal yang Kedua, orang yang
menghendaki untuk masuk surga adalah orang yang memberi makan, tentu makna memberi makan di sini adalah makna dalam arti luas.
Memberi makan, bisa diawali dengan memberi makan dari
orang-orang yang menjadi tanggungan kita. Mungkin istri, anak, orang tua atau saudara dan kerabat yang lain. Memberi makan tidak hanya fokus pada makanan saja, tetapi juga status dari makanan yang kita berikan tersebut haruslah memenuhi 2 syarat, yaitu HALAL dan THOYYIB. Halal, artinya ia dibolehkan untuk dikonsumsi secara syariat, bukan termasuk yang diharamkan untuk dikonsumsi.
Apa saja yang haram dikonsumsi: misal, darah, daging babi,
kemudian hewan yang disembelih tidak dengan menyebut nama Allah. Termasuk juga harta hasil korupsi dan sejenisnya.
Selain halal, dia juga harus thoyyib. Thoyyib artinya baik.
Baik bagi siapa, ya bagi yang mengkonsumsi. Contoh, Kalau punya riwayat perutnya gampang kembung jangan dikasih makan buah nangka atau durian. Kalau dia tidak bisa makan pedas, jangan diberi makan pedas. Walaupun makanannya halal, tapi itu tidak thoyyib. Tidak baik, karena dapat membehayakan atau memberikan mudhorot kepada yang makan.
Hadirin Jamaah yang dimuliakan Allah..
Memberi makan, tentu tidak hanya sebatas keluarga tetapi
juga bisa meluas ke yang lain. Misal, kelompok fakir miskin. Mereka juga patutu untuk diberi makan. Bentuknya bisa diberi makan dalam bentuk makanan langsung siap santap, atau bisa juga diberi bahan makanan untk dimasak. Bisa juga kita memberikan pekerjaan atau sarana untuk mereka bekerja mencari makan. InsyaAllah Itu pun sama, masih termasuk dalam kategori memberi makan.
Memberi makan, sangat luas pula cakupannya. Tidak hanya
terkait golongan tapi juga areanya. Kalau yang membetutuhkan itu, para fakir miskin itu berada di luar wilayah kita, juga boleh kita bantu, kita beri makan. Misal, korban bencana alam atau korban perang, seperti di Palestina misalnya. Itu juga menjadi salah satu sarana kita untuk melaksanakan hadits ini dalam bentuk nyata.
Kalau belum mampu memberi makan dalam jumlah banyak
bagaimana? Kita bisa memulainya dengan memberi makan cemilan atau snack kecil atau buah kepada tetangga atau teman-teman di kantor kita,
Hadirin, jamaah Jum’at masjid baitunnikmah yang
dimuliakan Allah..
Oleh karena itu, maka dimanapun kita berada, apapun status