Anda di halaman 1dari 16

EMPAT ORANG YANG DIRINDUKAN SURGA

Oleh : Muhammad Budiyanto

‫ّن الْ َح ْمدَ هَّلِل ِ حَن ْ َمدُ ُه َون َ ْس َت ِع ْي ُن ُه َون َ ْس َت ْغ ِف ُر ُه َون َ ُع ْو ُذ اِب ِهلل ِم ْن رُش ُ ْو ِر‬
َ‫هللا فَ َال ُم ِض ّل هَل ُ َو َم ْن يُ ْض ِل ْل فَال‬ ِ ِ ِ َ ‫مْع‬ ِ ِ ُ ‫ِإ‬
ُ ‫َأنْفسنَا َو َسيَّئات َأ النَا َم ْن هَي ْده‬
ُ ‫هللا َوَأ ْشهَدُ َأ ّن ُم َح ّمدً ا َع ْبدُ ُه َو َر ُس ْوهُل‬ ُ ‫َها ِد َي هَل ُ َأ ْشهَدُ َأ ْن َال َهل ّال‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬
ِ ّ َ ِ ِ
‫ ُم ْسل ُم ْو َن‬Aْ ‫هللا َح ّق تُ َقاته َوال تَ ُم ْوتُ ّن ال َوَأنْمُت‬ َ ‫اَي َأهّي َا اذّل َ ْي َن آ َمنُ ْوا ات ّ ُقوا‬
‫ِإ‬
‫اَي َأهّي َا النَ ُاس ات ّ ُق ْوا َربّمُك ُ اذّل ِ ي َخلَ َقمُك ْ ِم ْن ن َ ْف ٍس َوا ِحدَ ة َو َخل َق مهْن َا‬
ِ َ ٍ
‫هللا اذَل ِ ي ت َ َس َاءلُ ْو َن‬ َ ‫َز ْوهَج َ ا َوب َ ّث ِمهْن ُ َما ِر َجا ًال َك ِثرْي ً ا َو ِن َس ًاء َوات ّ ُقوا‬
َ ‫ِب ِه َو ْاَأل ْر َحا َم ّن‬
‫ َر ِق ْي ًبا‬Aْ ‫هللا اَك َن عَلَ ْيمُك‬
ْ ‫هللا َوقُ ْولُ ْوا قَ ْو ًال َس ِديْدً ا يُ ْص ِل ْح لَمُك ْ َأمْع َ الَمُك‬ ‫ِإ‬
َ ‫اَي َأهّي َا اذّل ِ ْي َن آ َمنُ ْوا ات ّ ُقوا‬
A،‫هللا َو َر ُس ْوهَل ُ فَ َق ْد فَ َاز فَ ْو ًزا َع ِظ ْي ًما‬ َ ِ ‫َوي َ ْغ ِف ْرلَمُك ْ ُذن ُْوبَمُك ْ َو َم ْن يُ ِطع‬
… ُ‫َأ ّما ب َ ْعد‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah…
Rasanya tak habis-habisnya kita mesti bersyukur kepada
Allah, karena dari limpahan rahmat dan karuniaNya,
hingga kini kita tetap bertahan menjaga keimanan kita
sebagai tingkat nikmat yang paling tinggi. Syahadatpun
harus selalu kita benahi, biar lebih mendekati makna yang
hakiki. Sanjungan shalawat kita sampaikan kepada
Baginda Rasul, ujung tombak pembawa pelita kehidupan.
Jamaah Jum’at yang berbahagia,
Selanjutnya ….…. dari mimbar ini pula saya serukan
kepada diri saya pribadi, umumnya kepada para jamaah
sekalian untuk selalu menjaga, mempertahankan dan
terus berupaya meningkatkan nilai-nilai taqwa, hanya
dengan taqwalah kita selamat di hari pengadilanNya.
Ikhwan siding Jum’at rahimakumullah…
Pada kesempatan khutbah kali ini, khatib akan
menyampaikan khutbah dengan judul “ Empat Orang Yang
Dirindukan Surga “.
2
Setiap manusia tentu saja mengharapkan kebahagiaan
hidup, terutama kebahagiaan yang hakiki. Yaitu
kebahagiaan yang tidak hanya di dunia ini saja, tetapi
yang abadi di alam akhirat kelak. Kebahagiaan yang hakiki
tersebut hanya dapat diraih apabila kita selalu taat kepada
Allah swt dan Rasulullah saw. Balasan dari ketaatan
tersebut adalah mendapatkan kehidupan yang penuh
nikmat yaitu surga-Nya Allah swt. Sehingga kita dituntut
untuk meraihnya. Sebagaimana hadist Rasulullah saw.

,‫ َو َحا ِفظِ اللِّ َس ِان‬,‫ اَت ىِل الْ ُق ْر ِان‬: ‫الْ َجنَّ ُة ُم ْش َتاقَ ٌة ِاىَل َأ ْرب َ َع ِة ن َ َف ٍر‬
‫رواه أبوداود والرتمذي عن ابن‬. ‫ان‬ َ َ‫ َو َصا مِئ ٍ ىِف َشهْ ِر َر َمض‬,‫َو ُم ْط ِع ِم الْ ِج ْي َع ِان‬
‫عباس‬
“ Surga merindukan empat golongan; Orang yang
membaca Alquran, Menjaga lisan (Ucapan), Memberi
makan orang lapar, Puasa Ramadhan.” ( HR. Abu Daud
dan Tirmizi dari Ibnu Abbas ).
Empat golongan yang dirindukan surga adalah:
1. Orang yang rajin Baca Alquran.
Firman Allah yang pertama kali turun kepada Baginda
Nabi bukanlah ayat tentang iman, Islam atau amaliyah
lain, melainkan ayat tentang pentingnya membaca. Allah
menempatkan derajat khusus bagi hamba-Nya yang
senantiasa istiqomah dalam membaca, yakni membaca
“ayat” tentang berbagai aspek kehidupan manusia yang
tertuang indah dalam mushaf Alquran. Karenanya
membaca Alquran adalah salah satu amalan yang paling
utama. Rosulullah saw pernah bersabda yang intinya
bahwa setiap huruf Al-quran yang kita baca membawa
pahala tersendiri.

‫ة ِب َعرْش ِ َأ ْمث َا ِلهَا‬Aُ َ‫َم ْن قَ َرَأ َح ْرفًا ِم ْن ِك َت ِاب اهَّلل ِ فَهَل ُ ِب ِه َح َسنَ ٌة َوالْ َح َسن‬
‫حر ٌف َولَ ِك ْن َأ ِل ٌف َح ْر ٌف َو َال ٌم َح ْر ٌف َو ِم ٌمي َح ْر ٌف‬ ْ ‫ول امل‬ ُ ُ‫َال َأق‬
3

“Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka


baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu
kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan
aku tidak mengatakan “alif lam mim” satu huruf akan

tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu
huruf” ( HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab
Shahih Al Jami’, no. 6469)
Selain itu juga dikatakan bahwa nanti Alquran akan
datang sebagai saksi amal kita di yaumul hisab.

) ‫اقروءاالقران فا نه ايءئت يوم القيا مة شفيعا الء حصا به ( رواه مسمل‬


Bacalah Al Qur’an karena sesngguhnya Al Qur’an itu akan
datang pada hari kiamat sebagai penolong ( pembela ) bagi
orang-orang yang mempelajari dan mentaatinya
( HR Muslim )

‫َو ِا َذا قُرَِئ الْ ُق ْر ٰا ُن فَا ْس َت ِم ُع ْوا هَل ٗ َو َان ِْص ُت ْوا لَ َعلَّمُك ْ تُ ْرمَح ُ ْو َن‬
Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dan
diamlah, agar kamu mendapat rahmat. ( QS Al-A’raf ayat
204 )

Selain membaca tentu juga mempelajari isinya dan


mengamalkannya merupakan hal yang harus dilakukan
oleh setiap pribadi muslim.
Ikhwan siding Jum’at rahimakumullah…
2. Orang yang selalu Jaga Lisannya.
Lisan merupakan salah satu indra kita yang bisa
mendatangkan kebaikan dan sekaligus keburukan.
Dengan selalu menjaga agar lisan kita hanya mengatakan
hal-hal yang baik; digunakan untuk membaca Alquran
untuk memuji-Nya; untuk berdoa kepada-Nya; untuk
memberi nasehat yang bernanfaat kepada orang lain. Insya
Allah kita akan termasuk kedalam golongan orang yang
dirindukan oleh surga. Sebuah hadist menegaskan:
“Salaamatul insaani fii hifzdil lisaan.” Artinya :
4
“Keselamatan manusia tergantung cara menjaga lisan
mereka.”
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

:‫هللا عَلَ ْي ِه َو َسمَّل َ قَا َل‬


ُ ‫هللا َصىَّل‬ِ ‫هللا تَ َعاىَل َع ْن ُه َأ َّن َر ُس ْو َل‬ ُ َ ‫َع ْن َأيِب ه َُر ْي َر َة َريِض‬
‫َم ْن اَك َن يُْؤ ِم ُن اِب ِهلل َوال َي ْو ِم اآل ِخ ِر فَلْ َي ُق ْل َخرْي ًا َأ ْو ِل َي ْص ُم ْت‬
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa
saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah
ia berkata baik atau diam. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu,


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ه َو َما بَنْي َ ِر ْجلَ ْي ِه َأمْض َ ْن هَل ُ الْ َجنَّ َة‬Aِ ‫َم ْن ي َ ْض َم ْن ىِل َما بَنْي َ لَ ْح َي ْي‬
“Siapa yang menjamin (menjaga) di antara dua janggutnya
(lisannya) dan di antara dua kakinya (kemaluannya), maka
aku akan jaminkan baginya surga.” ( HR. Bukhari, no.
6474 ).

Artinya diperintahkan untuk menjaga lisan, tidak berkata


jelek yang nanti dicatat oleh malaikat pencatat amal jelek.
Juga tidak menggunakan kemaluan untuk sesuatu yang
diharamkan. Hadits ini menunjukkan bahwa berbagai
maksiat itu terjadi karena lisan dan kemaluan. Siapa yang
selamat dari kejelekan keduanya, maka ia akan selamat
dari kejelekan yang besar. Demikian dijelaskan oleh Ibnu
Batthol dalam Syarh Al-Bukhari.

Ikhwan sidang Jum’at rahimakumullah…


3. Dermawan
yaitu Orang yang gemar berbagi rizki dan memberi makan
orang lapar. Ini juga merupakan salah satu amalan yang
utama, karena pertolongan Allah swt akan datang kepada
hamba yang memberi pertolongan kepada saudaranya
yang membutuhkan pertolongan. Sebagai muslim sudah
5
tentu mafhum ada tanggung jawab kepada orang lain atas
rizki yang diperoleh, yakni berupa zakat infaq dan sedekah
yang harus didermakan kepada yang berhak. Lewat
lembaga amil zakat maupun berbagi langsung lewat
individu ataupun panti asuhan.

Orang yang gemar memberikan sedekah kepada orang lain


yang kekurangan, kelak akan dibalas dengan kebaikan
oleh Allah. Dalam Qur'an surat Al-Talaq ayat 7 Allah SWT
berjanji akan membalas kebaikan tersebut :

 ُ‫ِل ُي ْن ِف ْق ُذ ْو َس َع ٍة ِّم ْن َس َع ِت ٖ ۗه َو َم ْن قُ ِد َر عَلَ ْي ِه ِر ْزقُ ٗه فَلْ ُي ْن ِف ْق ِم َّمٓا ٰا ٰتىه‬


‫اهّٰلل ُ ۗ اَل ُيلَك ِ ّ ُف اهّٰلل ُ ن َ ْف ًسا ِااَّل َمٓا ٰا ٰتهىَاۗ َس َي ْج َع ُل اهّٰلل ُ ب َ ْعدَ ُعرْس ٍ يُّرْس ً ا‬
Liyunfiq żụ sa'atim min sa'atih, wa mang qudira 'alaihi
rizquhụ falyunfiq mimmā ātāhullāh, lā yukallifullāhu
nafsan illā mā ātāhā, sayaj'alullāhu ba'da 'usriy yusrā

Artinya: "Hendaklah orang yang mempunyai keluasan


memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang
terbatas rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta
yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak membebani
kepada seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang
diberikan Allah kepadanya. Allah kelak akan memberikan
kelapangan setelah kesempitan."

Rosulullah Saw bersabda :

‫هللا عَلَ ْي ِه‬


ُ ‫هللا َع ْن ُه َع ِن النَّيِب ِ ّ َصىَّل‬ ُ َ ‫َع ْن َح ِكمْي ِ ْب ِن ِح َزا ٍم َريِض‬
،‫ َوابْدَ ْأ ِب َم ْن تَ ُع ْو ُل‬، ‫ َالْ َيدُ الْ ُعلْ َيا َخرْي ٌ ِم َن الْ َي ِد ال ُّس ْفىَل‬: ‫َو َسمَّل َ قَا َل‬
‫ َو َم ْن‬،‫هللا‬ ُ ‫ َو َم ْن ي َ ْس َت ْع ِف ْف يُ ِعفَّ ُه‬، ‫الصدَ قَ ِة َع ْن َظهْ ِر ِغىًن‬ َّ ُ ‫َو َخرْي‬
ُ ‫ي َ ْس َت ْغ ِن يُ ْغ ِن ِه‬
‫هللا‬
Artinya: "Dari Hakîm bin Hizam Radhiyallahu anhu, dari
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda : Tangan yang di atas lebih baik
daripada tangan yang di bawah. Dan mulailah dari orang
yang menjadi tanggunganmu. Dan sebaik-sebaik sedekah

adalah yang dikeluarkan dari orang yang tidak


membutuhkannya. Barangsiapa menjaga kehormatan
dirinya maka Allah akan menjaganya dan barangsiapa
yang merasa cukup maka Allah akan memberikan
kecukupan kepadanya."

Ikhwan siding Jum’at rahimakumullah…


4. Orang yang berpuasa di Bulan Ramadhan.
Puasa adalah amalan ibadah yang istimewa dan memilki
derajat lebih dibanding amalan lain. Karena Allah berjanji
akan memberikan balasan yang setimpal. Sebuah hadis
agung mencatat yang diriwayatkan langsung oleh Baginda
Nabi saw dari Rabb-nya, bahwa Dia berfirman:
“Kullu Amalin ibnu Adam lahu Illa shoumi, Fainnahu lii,
waana ajziibihi.” artinya “Setiap amalan manusia adalah
untuknya kecuali puasa. Sebab ia hanyalah untukku dan
Akulah yang akan memberikan ganjaran padanya secara
langsung.” (HR Bukhari dalam Shahihnya: 7/226 dari
hadis Abu Hurairah radhiyallahu’anhu).
✍ Berpuasa di bulan Ramadhan adalah salah satu ibadah
utama bahkan merupakan salah satu Rukun Islam.
Allah Swt berfirman dalam Surat Al Baqarah Ayat 183 :

١٨٣ - ‫و َۙن‬Aْ A‫الص َيا ُم اَمَك ُك ِت َب عَىَل اذَّل ِ ْي َن ِم ْن قَ ْب ِلمُك ْ لَ َعلَّمُك ْ تَتَّ ُق‬
ِ ّ ُ ‫آٰي َهُّي َا اذَّل ِ ْي َن ٰا َمنُ ْوا ُك ِت َب عَلَ ْيمُك‬
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa,"

‫َع ْن َأيِب ه َُر ْي َر َة قَالَ َقا َل َر ُس ْو ُل اهّٰلل ِ َصىَّل اهّٰلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل َ َم ْن َصا َم‬
‫َر َمضَ َان َمااًن َوا ْح ِت َسااًب غُ ِف َرهَل ُ َماتَ َق َّد َم ِم ْن َذنْ ِب ِه‬
‫ِإ‬
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
’Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan
berharap pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu ’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

7
Berpuasa bukan hanya menahan tidak makan dan minum
saja, melainkan juga menjaga panca indera kita dari
melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah swt.
Bahkan tidak hanya itu saja, berpuasa juga menuntut
kitauntuk meninggalkan perkataan dan perbuatan yang
sia-sia.

‫مَك ْ ِم ْن َصامِئ ٍ لَيْ َس هَل ُ ِم ْن ِص َيا ِم ِه اَّل الْ ُج ْوع َوالْ َع ْطش‬
‫ِإ‬
Artinya, “Berapa banyak orang yang berpuasa yang tidak
mendapatkan apa-apa kecuali rasa lapar dan dahaga” (HR
An-Nasa’i).

Insyallah jika kita berpuasa pada bulan Ramadhan


sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulllah saw, maka
derajat takwa akan kita peroleh yang balasannya tentu
saja adalah Surga Allah swt.

‫هللا يِل َولَمُك ْ يِف ال ُق ْرأ ِن ال َع ِظمْي ِ َون َ َف َعيِن َو ِااَّي مُك ْ ِب َما ِف ْي ِه ِم َن‬ ُ ‫اَب َر َك‬
‫هللا ِميِّن َو ِمنْمُك ْ ِتاَل َوتَ ُه ِان َّ ُه ه َُو‬ ُ ‫ا َالاَي ِت َو ِذ ْك ِراحل َ ِكمْي ِ َو تَ َقبَّ َل‬
ِ ‫ال َّس ِم ْي ُع ال َع ِلمْي‬
‫ ِان َّ ُه ه َُو ال َغ ُف ْو ُر‬, ْ ‫هللا ال َع ِظمْي يِل َولَمُك‬ َ ‫هذا َوا ْس َت ْغ ِف ُر‬ َ ‫َاقُ ْو ُل قَ ْويِل‬
ِ ‫َّالر ِحمْي‬
Khutbah Kedua:

‫ا ِء‬AA‫ َال ُم عَىَل َأرْش َ ِاف اَألنْ ِب َي‬A‫الص َال ُة َوال َّس‬ َّ ‫احل َ ْمدُ ِهلل َر ِ ّب ال َعا ِملنْي َ َو‬
َ ‫َو ْاملر َس ِلنْي َ ن َ ِب ِي ّنَا ُم َح َّم ٍد َوعَىَل آهِل ِ َوحَص ْ ِب ِه َأمْج َ ِعنْي‬
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan
salam semoga tercurah pada nabi termulia dari para nabi
dan rasul, yaitu nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam, kepada keluarga dan seluruh sahabatnya.
Ikhwan, sidang Jumat Rokhimakumullah
Di akhir khutbah ini, kami ingatkan kepada para jama’ah
untuk selalu bershalawat pada Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Barang siapa yang
bershalawat pada beliau sekali, akan dibalas sepuluh kali.

‫ون عَىَل النَّيِب ِ ّ اَي َأهُّي َا اذَّل ِ َين آ َمنُوا َصلُّوا‬َ ُّ ‫َّن اهَّلل َ َو َماَل ِئ َكتَ ُه يُ َصل‬
‫ِإ‬
‫عَلَ ْي ِه َو َس ِل ّ ُموا ت َ ْس ِلاميً َاللَّه َُّم َص ِ ّل عَىَل ُم َح َّم ٍد َوعَىَل آ ِل ُم َح َّم ٍد اَمَك‬
‫واَب ِركْ عَىَل ُم َح َّم ٍد َوعَىَل‬،َ َ ‫َصل َّ ْي َت عَىَل ْب َرا ِهمْي َ َوعَىَل آ ِل ْب َرا ِهمْي‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬
‫ ن ََّك مَح ِ ْي ٌد‬، َ ‫آ ِل ُم َح َّم ٍد اَمَك اَب َر ْك َت عَىَل ْب َرا ِهمْي َ َوعَىَل آ ِل ْب َرا ِهمْي‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬ ‫ِإ‬
‫َم ِج ْي ٌد‬
Marilah kita berdoa kepada Allah, semoga setiap doa kita
diperkenankan di Jumat penuh berkah ini.

ِ ‫َاللَّه َُّم ا ْغ ِف ْر ِللْ ُم ْس ِل ِمنْي َ َوالْ ُم ْس ِل َم‬


ِ َ‫ َوالْ ُمْؤ ِم ِننْي َ َوالْ ُمْؤ ِمن‬،‫ات‬
‫ات‬
.‫ ن ََّك مَس ِ ْي ٌع قَ ِريْ ٌب ُم ِج ْي ُب ادلَّ َع َو ِات‬،‫ْاَأل ْح َيا ِء ِمهْن ُ ْم َو ْاَأل ْم َو ِات‬
‫ِإ‬
‫َربَّنَا ا ْغ ِف ْر لَنَا َو خ َْوا ِننَا اذَّل ِ َين َس َب ُقواَن اِب مي َ ِان َواَل جَت ْ َع ْل يِف‬
‫وفِإْل َّرح ٌميِ‬ ‫قُلُو ِبنَا ِغاّل ً ِل ّذَّل ِ َينِإِل آ َمنُوا َربَّنَا ن ََّك َرُؤ ٌ‬
‫ْ‬ ‫ِإ‬
‫َاللَّهُ َّم َأ ِراَن الْ َح َّق َحقًّا َو ْار ُز ْقنَا ات ّ َباعَهُ‪َ ،‬وَأ ِراَن ال َبا ِط َل اب ِط ًال‬
‫َ‬ ‫ِ‬
‫َو ْار ُز ْقنَا ا ْج ِتنَابَهُ‪َ .‬ربَّنَا َه ْب لَنَا ِم ْن َأ ْز َو ِاجنَا َو ُذ ّ ِراَّي ِتنَا قُ َّر َة َأ ْعنُي ٍ‬
‫َوا ْج َعلْنَا ِللْ ُمتَّ ِق َني َما ًما‪َ A.‬ربَّنَا َظلَ ْمنَا َأن ُف َسنَا َو ن ل َّ ْم تَ ْغ ِف ْر لَنَا‬
‫ِإ‬ ‫ْ‬
‫َوتَ ْرمَح ْ نَا لَنَ ُكونَ َّن م َن ال َخارِس ِ َين َ‪.‬ربَنَا َءاتنَا يِف ادلّ نْ َيا َح َسنَ ًة َويِف‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِإ‬
‫ْاَأل ِخ َر ِة َح َسنَ ًة َو ِقنَا عَ َذ َاب النّ ِار‪.‬‬
‫هللا عَ َىل ُم َح َّم ٍد َوعَ َىل آهِل ِ َوحَص ْ ِب ِه ت َ ْس ِلميًا َك ِث ًريا َوآ ِخ ُر‬ ‫َو َص َّىل ُ‬
‫َدع َْوااَن َأ ِن ْاحل َ ْمدُ هلِل ِ َر ِ ّب ال َعا ِملنْي َ‬
‫هللا يَْأ ُم ُر اِب ْ ل َع ْد ِل َو ْا ْح َس ِان َو يْ َتا ِء ِذى ْال ُق ْرىَب‬ ‫هللا‪َّ ،‬ن َ‬ ‫ِع َبا َد ِ‬
‫َ‬ ‫َّ‬ ‫ِإ‬ ‫ِإل‬ ‫ُ‬ ‫ِإ‬
‫َويَهْن َى َع ِن ْال َف ْح َشا ِء َو ْامل ْن َك ِر َو ْال َب ْغ ِى ي َ ِع ُظمُك ْ ل َ َعلمُك ْ تَذكَّ ُر ْو َن *‬
‫َو ْاش ُك ُر ْو ُه عَىَل ِن َع ِم ِه يَ ِز ْدمُك ْ َوا ْسَئلُ ْو ُه ِم ْن فَ ْضهِل ِ يُ ْع ِطمُك ْ َوذَل ِ ْك ُر‬
‫هللا َأ ْكرَب ُ *‬
‫ِ‬
‫الص َال َة‬ ‫َ‪.‬وَأ ِق ِم َّ‬
4. Orang yang berpuasa di Bulan Ramadhan.
Puasa adalah amalan ibadah yang istimewa dan memilki
derajat lebih dibanding amalan lain. Karena Allah berjanji
akan memberikan balasan yang setimpal. Sebuah hadis
agung mencatat yang diriwayatkan langsung oleh Baginda
Nabi saw dari Rabb-nya, bahwa Dia berfirman:
“Kullu Amalin ibnu Adam lahu Illa shoumi, Fainnahu lii,
waana ajziibihi.” artinya “Setiap amalan manusia adalah
untuknya kecuali puasa. Sebab ia hanyalah untukku dan
Akulah yang akan memberikan ganjaran padanya secara
langsung.” (HR Bukhari dalam Shahihnya: 7/226 dari
hadis Abu Hurairah radhiyallahu’anhu).
✍ Berpuasa di bulan Ramadhan adalah salah satu ibadah
utama bahkan merupakan salah satu Rukun Islam.
Allah Swt berfirman dalam Surat Al Baqarah Ayat 183 :

١٨٣ - ‫و َۙن‬Aْ A‫الص َيا ُم اَمَك ُك ِت َب عَىَل اذَّل ِ ْي َن ِم ْن قَ ْب ِلمُك ْ لَ َعلَّمُك ْ تَتَّ ُق‬
ِ ّ ُ ‫آٰي َهُّي َا اذَّل ِ ْي َن ٰا َمنُ ْوا ُك ِت َب عَلَ ْيمُك‬
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa,"

‫َع ْن َأيِب ه َُر ْي َر َة قَالَ َقا َل َر ُس ْو ُل اهّٰلل ِ َصىَّل اهّٰلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل َ َم ْن َصا َم‬
‫َر َمضَ َان َمااًن َوا ْح ِت َسااًب غُ ِف َرهَل ُ َماتَ َق َّد َم ِم ْن َذنْ ِب ِه‬
‫ِإ‬
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
’ Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan
berharap pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu ’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Berpuasa bukan hanya menahan tidak makan dan minum


saja, melainkan juga menjaga panca indera kita dari
melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah swt.
Bahkan tidak hanya itu saja, berpuasa juga menuntut
kitauntuk meninggalkan perkataan dan perbuatan yang
sia-sia.

‫مَك ْ ِم ْن َصامِئ ٍ لَيْ َس هَل ُ ِم ْن ِص َيا ِم ِه اَّل الْ ُج ْوع َوالْ َع ْطش‬
‫ِإ‬
Artinya, “Berapa banyak orang yang berpuasa yang tidak
mendapatkan apa-apa kecuali rasa lapar dan dahaga” (HR
An-Nasa’i).

Insyallah jika kita berpuasa pada bulan Ramadhan


sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulllah saw, maka
derajat takwa akan kita peroleh yang balasannya tentu
saja adalah Surga Allah swt.

Diriwayatkan dalam HR Tirmidzi, dari Abdullah bin Amr


bin al-Ash berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, " Bagi
orang yang berpuasa ketika sedang berbuka ada doa yang
tak akan tertolak."
Membaca doa berbuka puasa juga termasuk adab sunah
dalam puasa, menurut Maryam Kinanti N dalam bukunya
yang berjudul Dahsyatnya 7 Puasa Wajib, Sunnah, dan
Thibbun Nabawi.

Doa Berbuka Puasa


Ada dua versi doa berbuka puasa yang dibaca Rasulullah
SAW sebagaimana disebutkan dalam riwayat Bukhari dan
Muslim serta Abu Daud. Berikut bacaannya:
1. Doa Berbuka Puasa Menurut HR Bukhari dan Muslim

‫الر ِح ِم ْي َن‬ َ ِ‫ت بَِر ْح َمت‬


َّ ‫ك يَا اَ ْر َح َم‬ َ ِ‫ت َو َعلَى ِر ْزق‬
ُ ‫ك َأفْطَ ْر‬ ُ ‫آم ْن‬
َ ‫ك‬َ ِ‫ت َوب‬
ُ ‫ص ْم‬
ُ ‫ك‬
َ َ‫اَللّ ُه َّم ل‬
Artinya: "Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dan kepadaMu
aku beriman, dan dengan rezekiMu aku berbuka. Dengan
rahmatMu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang."

2. Doa Berbuka Puasa Menurut HR Abu Daud


ِ َّ‫َذ َهب الظَّمُأ و ْابَتل‬
َ ‫ت اَأل ْج ُر ِإ ْن َش‬
ُ‫اء اهلل‬ َ َ‫ َو َثب‬،‫ت الْعُ ُرو ُق‬ َ َ َ
Artinya: "Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah
basah serta pahala telah tetap, insya Allah."
Terdapat perbedaan di kalangan ulama terkait waktu
membaca doa berbuka puasa. Sejumlah pendapat
menyatakan bahwa doa berbuka puasa dibaca setelah
seseorang berbuka atau pertama kali membatalkan puasa
dengan air, kurma, atau semacamnya.
Pendapat ini didasarkan atas kata kerja yang tertera dalam
doa berbuka puasa yang berbentuk lampau (fi'il madhy).
Seperti dalam lafadz kedua yang artinya, "Telah hilang
rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah
tetap, insya Allah."
Sementara itu, sebagian ulama mengatakan bahwa doa
berbuka puasa diucapkan sebelum berbuka puasa dan
sebagian yang lain tidak menetapkan waktu membacanya.

Bacaan Doa Buka Puasa Yang Benar


Dibaca Setelah Berbuka Puasa
Bacaan doa buka puasa adalah salah satu amalan yang
dilakukan saat berbuka puasa. Apakah itu ? Bagaimana
bunyi bacaannya ?
Salah satu kenikmatan yang dirasakan oleh orang
berpuasa Ramadan yaitu ketika dirinya berada di waktu
berbuka.
Di saat itulah larangan selama berpuasa menjadi boleh
dilakukan. Mulai dari makan, minum, hingga
berhubungan badan suami istri menjadi halal kembali
hingga datangnya waktu puasa keesokan harinya.
Doa Buka Puasa Terkait buka puasa, Islam menuntunkan
kepada umatnya yang berpuasa untuk membaca doa.
Doa berbuka puasa yang sering diperdengarkan di
Indonesia, umumnya antara lafal dalam hadits riwayat
sahabat Mu'adz bn Zuhrah dan Abdullah bin Umar.

Bunyi kedua do’a tersebut yaitu sebagai berikut:


1. Dari Abdullah bin Umar mengatakan, Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam membaca doa buka puasa
berikut:

‫ت‬ ِ َّ‫ ذَ َهب الظَّمُأ و ْابَتل‬: ‫ال‬


َ َ‫ َو َثب‬،‫ت الْعُ ُرو ُق‬ ِ ‫ول‬
َ َ‫ ِإذَا َأفْطََر ق‬،‫اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬ ُ ‫َكا َن َر ُس‬
َ َ َ
َ ‫اَألج ُر ِإ ْن َش‬
ُ‫اء اهلل‬ ْ
“Dzahabadh dhamâ’u wabtalatl-‘urûqu wa tsabata-l-ajru
insyâ-allâh” Artinya: “Rasulullah ketika berbuka, Beliau
berdoa : ‘Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah
serta pahala tetap, Insya Allah,” (HR. Abu Daud).
2. Dari Mu'adz bin Zuhrah mengatakan, Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam membaca doa buka puasa
berikut :

َ ِ‫ َو َعلَى ِر ْزق‬،‫ت‬
ُ ‫ك َأفْطَ ْر‬
‫ت‬ ُ ‫ص ْم‬ َ َ‫ اللَّ ُه َّم ل‬: ‫ال‬
ُ ‫ك‬ َ َ‫َكا َن ِإذَا َأفْطََر ق‬
Artinya: “Rasulullah ketika Berbuka, beliau berdoa :
‘ Ya Allah hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki
yang Engkau berikan kami berbuka,” (HR. Abu Daud).
Menurut laman NU Online, ada sebagian umat Islam yang
menggabungkan kedua doa tersebut sebagai doa buka
puasa. Namun dalam kitab Fath al-Mu'in disebutkan, doa
berbuka puasa yang baik seperti pada lafal doa dari hadits
riwayat Mu'adz bin Zuhrah. Sementara lafal doa buka
puasa dari riwayat Abdullah bin Umar ditambahkan saat
seseorang berbuka menggunakan air.
Karena umumnya berbuka puasa tidak hanya makanan
saja tanpa minuman, maka sebagian orang lantas
mengamalkannya secara bersamaan.
Ada yang membaca doa "Allahumma laka sumtu ...", lalu
dilanjutkan dengan "dzahabadh dhamaa'u...".
Dengan begitu, dari sisi pelafalan menjadi seperti berikut
ketika digabungkan doanya :

ِ َّ‫وابَتل‬
‫ت العُ ُرو ُق‬ َّ
‫ظ‬ ‫ال‬ ‫ب‬ ‫ه‬ ‫ذ‬ ‫ت‬ ‫ر‬ ‫ط‬ ‫ف‬ ‫أ‬ ‫ك‬ ِ‫ت و َعلى ِر ْزق‬ َ َ‫اللَّ ُه َّم ل‬
ْ ‫مُأ‬ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ َ ُ ‫ص ْم‬
ُ ‫ك‬
‫شاء اللَّهُ تَعالى‬
َ ‫األج ُر ِإ ْن‬
ْ ‫ت‬ َ َ‫َو َثب‬
Allâhumma laka shumtu wa ‘alâ rizqika afthartu dzahaba-
dh-dhama’u wabtalatil ‘urûqu wa tsabatal ajru insyâ-allâh
ta‘âlâ" Artinya, “Ya Allah, untuk-Mulah aku berpuasa, atas
rezekimulah aku berbuka. Telah sirna rasa dahaga, urat-
urat telah basah, dan (semoga) pahala telah ditetapkan,
insyaaallah.”
Dari doa-doa tersebut dapat dipilih menurut yang diyakini
paling kuat status derajat haditsnya.
Doa dibaca sebelum atau sesudah berbuka puasa Masalah
lain yang berkaitan dengan doa buka puasa terkait dengan
pelaksanaan.
Sebagian orang masih bingung apakah dibaca sebelum
makan - minum, atau setelahnya.
Terkait hal ini ada penjelasannya tersendiri. Membaca doa
berbuka puasa yang benar yaitu dilakukan setelah
menyantap hidangan atau minum air ketika waktu
maghrib tiba.
Pijakannya berangkat dari dalil yang diriwayatkan
Abdullah bin Umar yang secara tekstual menunjukkan
pelafalannya dilakukan setelah usai berbuka puasa.
Sebelum minum atau bersantap, cukup membaca
"Bismillah" dan setelah itu baru membaca doa buka puasa.
Menurut laman Al Manhaj, saat seseorang membaca doa
tersebut setelah berbuka puasa maka menjadi tanda
bahwa orang tersebut telah membatalkan puasa waktu
waktunya yaitu ketika matahari terbenam.
Oleh sebab itu, doa ini tidak dibaca sebelum makan mau
pun minum saat hendak berbuka.

Lalu, sebelum makan atau minum mengikuti ketentuan


umum seperti yang disabdakan Nabi Muhammad
shallallahu’alaihi wassalam.

ِ ‫ِإ َذا َأ َك َل َأ َح ُد ُك ْم َف ْل َي ْذ ُك ِر اسْ َم هَّللا ِ َت َعا َلى َفِإنْ َنسِ َى َأنْ َي ْذ ُك َر اسْ َم هَّللا ِ َت َع ا َلى فِى َأوّ لِ ِه َف ْل َيقُ ْل ِب ْس ِم هَّللا‬
ُ‫َأوّ َل ُه َوآخ َِره‬
Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka
hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa
untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia
mengucapkan: “Bismillaahi awwalahu wa aakhirohu
(dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)
“ (HR. Abu Daud no. 3767 dan At Tirmidzi no. 1858).
Keutamaan Puasa Seorang muslim menjalani aturan ketat
menahan dari hal-hal yang membatalkan puasa sejak fajar
shadiq (subuh) hingga terbenam matahari (magrib).
Di balik aturan ketat tersebut, puasa, terutama pada
bulan Ramadan, punya keutamaan tersendiri.
Keutamaan puasa yang pertama adalah kedudukannya
yang istimewa.
Diriwayatkan dari jalur Abu Hurairah, Nabi Muhammad
saw. bersabda, "Allah Azza wa Jalla berfirman,
'Puasa adalah milik-Ku, dan Aku sendirilah yang
mengganjarnya, orang yang berpuasa itu meninggalkan
syahwatnya, makan dan minumnya karena Aku.'." Nilai
ibadah puasa tidak ditetapkan seperti ibadah-ibadah lain
misalnya salat. Allah sendiri yang akan membalas puasa
seseorang.
Hanya Allah yang tahu, apakah seseorang benar-benar
berpuasa atau tidak. Hanya Allah pula yang bisa menilai,
apakah puasa seseorang hanya sekadar menahan lapar
dan haus, ataukah menghalangi diri untuk terjebak dalam
nafsu duniawi berlebihan.
Keistimewaan puasa yang kedua adalah upaya melatih
diri dari hasrat duniawi. Nabi Muhammad saw. bersabda,
“Sesungguhnya setan itu menyusup dalam aliran darah
anak Adam, maka persempitlah jalan masuknya dengan
lapar (puasa).” Puasa bagi orang Islam adalah menahan
diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang
bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga
terbenam matahari, dengan syarat tertentu, untuk
meningkatkan ketakwaan seorang muslim. Terkait hal ini
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir
menjelaskan tentang menahan hawa nafsu dan orang yang
berpuasa. "Orang yang berpuasa adalah orang yang selalu
berbanding lurus sikapnya untuk berbuat kebajikan bagi
orang banyak. Amal shaleh harus lahir dari orang yang
berpuasa," jelasnya.

Anda mungkin juga menyukai