KHUTBAH PERTAMA
هّٰلل
ش َه ُد َأنْ اَل ِإ ٰل َه ِإاَّل ْ َأ.ص َيا َم َأِل ْج ِل ال َّت ْق ٰوى َ َو َف َر،ار ًكا
ِّ ض َع َل ْي َنا ال َ ش ْه ًرا ُم َبَ َضان َ اَ ْل َح ْم ُد ِ ِ َج َعل َ َر َم
ٰ
َ سلِّ ْم َع ٰلى
س ِّي ِد َنا َم َح َّم ٍد َ صل ِّ َو َ اَللّ ُه َّم. س ْولُ ُه ُ ش َه ُد َأنَّ ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر ْ َوَأ،ش ِر ْي َك َل ُه َ َهللاُ َو ْحدَ هُ ال
َف َياَأ ُّي َها ا ْل ُم ْسلِ ُم ْونَ ! ُأ ْوصِ ْي ُك ْم َو َن ْفسِ ْي،ُ َأ َّما َب ْعد.ص ْح ِب ِه َأهْ ِل ال ُّت ٰقى َوا ْل َو ٰفى َ َو َع ٰلى آلِ ِه َو،ا ْل ُم ْج َت ٰبى
ِ ش ْي َط
ان َّ هلل مِنَ ال ِ َأ ُع ْو ُذ ِبا: َف َقال َ هللاُ َت َع ٰالى ف ِْي ِك َت ِاب ِه ا ْل َك ِر ْي ِم.از َم ِن ا َّت َقى َ اع ِت ِه َف َقدْ َف َ هللا َو َط ِ ِب َت ْق َوى
َِب َع َلى ا َّل ِذ ْين ِّ ِب َع َل ْي ُك ُم ال
َ ص َيا ُم َك َما ُكت َ َياَۤأ ُّي َها الَّ ِذ ْينَ ٰء َم ُنوا ُكت.الر ِح ْي ِم
َّ الر ْح ٰم ِن َّ هللا ِ ِب ْس ِم،الر ِج ْي ِم َّ
َمِنْ َق ْبلِ ُك ْم َل َعلَّ ُك ْم َت َّتقُ ْون
Alhmadulillah kiita semua saat ini berada pada jum’at ketiga dan di hari ke 16
bulan suci Ramadhan 1444, yaitu bulan yang diberkahi. Terutama karena di bulan
Ramadhan ini ada peristiwa agung, yaitu Nuzul al-Qur’an (turunnya kitab suci al-
Qur’an) .
Sholawat beserta salam tak lupa kita haturkan kepada baginda junjungan alam
Nabi Muhammad SAW yang diturunkan kepadanya Al-Qur’an berfungsi sebagai
nûr (cahaya), hudan (petunjuk), dan rahmat bagi manusia dan seluruh alam.
Selanjutnya Pada kesempatan yang mulia ini marilah kita tingkatkan kualitas
takwa kita kepada Alloh SWT dengan taqwa yang sebenarnya yakni menjalankan
semua perintanya dan menjauhi semua larangannya, di antaranya dengan
berusaha memperbanayak ibadah mulia di bulan suci Ramadhan dengan sebaik-
baiknya.
Kebahagiaan yang hakiki tersebut hanya dapat diraih apabila kita selalu taat
kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Balasan dari ketaatan tersebut adalah mendapatkan kehidupan yang penuh
nikmat yaitu Surga-Nya, sehingga kita dituntut untuk meraihnya.
Surga adalah tempat terindah yang dijanjikan bagi umat Islam yang beriman dan
bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Di dalamnya berisi kenikmatan
yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, tapi tidak sembarang orang bisa
masuk ke tempat mulia ini. Surga adalah tempat yang penuh kenikmatan dan
kebahagiaan. Tidak ada sedih, duka, kesusahan, ketakutan apalagi permusuhan.
Tak heran jika semua orang mendambakan jadi penghunisurga.
ً ۢ ن َج َز
َٓاء ِب َما َكا ُن ۡوا َي ۡع َملُ ۡون ٌ َفاَل َت ۡعلَ ُم َن ۡف
ٍۚ س َّم ۤا ا ُ ۡخف َِى لَ ُهمۡ ِّم ۡن قُ َّر ِة اَ ۡع ُي
"Maka tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka
yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan hati sebagai balasan
terhadap apa yang mereka kerjakan". (QS. As-Sajdah: 17).
Allah Ta'ala berfirman dalam satu Hadis Qudsi: "Aku persiapkan untuk hamba-
hamba-Ku yang saleh kenikmatan yang tak pernah dilihat mata, tak pernah
didengar telinga dan tak pernah terbayang di benak siapa pun (manusia)".
Mereka yang menghabiskan waktunya beramal saleh ketika di dunia kelak akan
dimasukkan ke dalam surga berkat rahmat Allah Ta'ala. Hanya bekal berupa amal
kebaikan saja yang bisa mengantarkan manusia untuk sampai ke Surga. Tempat
itu menjadi tujuan akhir dari kehidupan yang begitu dirindukan oleh semua orang
mukmin.
Setiap orang beriman pasti berharap dan merindukan akan surga, namun disisi
lain dalam suatu riwayat bahwasannya surga yang akan rindu terhadap
penghuninya.
Dalam sebuah hadits yang berasal dari Ibnu Abbas ra, dikatakan bahwa ada 4
golongan manusia yang dirindukan oleh surga. Nabi Muhammad SAW bersabda:
Artinya: "Surga merindukan empat golongan: orang yang membaca Al Quran, menjaga
lisan (ucapan), memberi makan orang lapar, dan puasa di bulan Ramadhan." (HR. Abu
Daud dan Tirmidzi).
Dari hadist diatas dijelaskan bahwa 4 golongan yang dirindukan surga adalah
sebagai berikut :
Dua yang dapat mencelakakan manusia, yaitu yang berada diantara dua bibir
(yaitu lidah), dan yang berada diantara dua kaki (yaitu kemaluan). Manusia sering
terpeleset oleh lidah atau lisannya yang mengakibatkan sakit hati saudaranya.
Bahkan dalam suatu pepatah mengatakan bahwasannya lidah itu lebih tajam dari
pada pedang. Hal ini saking berbahayanya lidah ketika kita tidak dapat
menjaganya. Maka disini pantas ketika orang yang dapat menjaga lisannya dalam
artian tidak pernah melukai hati saudaranya dengan lisannya, maka orang yang
demikian telah dirindukan oleh surga.
Orang yang mampu menjaga lidahnya, tidak akan menyakiti orang lain dengan
bahasa yang digunakan. Ia akan sangat berhati-hati dalam berkata agar tidak
menyinggung perasaan orang lain. Bila kita mampu menjaga lidah, begitu banyak
kenikmatan yang akan diperoleh. Manfaatkanlah karunia Allah yang telah
dilimpahkan kepada manusia terutama lisan kita untuk berdakwah, menyambung
silaturahmi, bertilawah, berzikir,beristigfar dan berdoa. Lebih – lebih dibulan
Ramadhan ini jika kita tidak bisa akan berakibat dosa dan bisa menghapus fahala
dan ibadah puasa kita akan sia-sia sebagaimana sabada Rasululloh SAW” Banayak
dianatara orang yang berpuasa tidak dapat apa-apa dari ibadah puasanya kecuali
haus dan dahaga saja “
3. Orang yang memberi makan orang yang kelaparan, seperti seperti orang yang
berpuasa serta para fakir miskin dan yatim piatu
Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah Dzat Maha Pengasih dan Penyayang yang
memberikan balasan atas sekecil apapun amalan kebaikan yang dilakukan oleh
hamba-Nya.
Bila kita memberikan minum kepada saudara kita yang kehausan, maka Allah
akan memberi kita minum pada hari kiamat nanti disaat orang-orang sedang
dilanda dahaga, bila kita memberi makan kepada saudara kita yang sedang
kelaparan, niscaya Allah akan memberi kita makan di saat orang-orang kelaparan
pada hari akhir nanti.
Nabi SAW bersabda, “Siapapun mukmin memberi makan mukmin yang kelaparan.
Pada hari kiamat nanti Allah akan memberinya makanan dan buah-buahan surga.”
(HR. Tirmidzi).
Bila kita memberi pakaian kepada saudara kita didunia ini, niscaya Allah akan
memberi kita pakaian yang indah disaat orang-orang telanjang pada hari
perhitungan nanti, bila kita memudahkan urusan saudara kita yang sedang
kesulitan dan dihimpit permasalahan, yakinlah bahwa Allah akan memudahkan
urusan kita sejak di dunia ini. Pertolongan Allah akan datang kepada seorang
hamba manakala sang hamba menolong saudaranya.
“Dari Abu Sa’id Al Khudry ra. bahwa Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam
bersabda, “Siapa saja orang Islam yang memberi pakaian kepada orang
Islam, niscaya Allah akan memberikannya pakaian dari hijaunya Surga. Dan siapa
saja orang Islam yang memberikan makan kepada orang Islam yang kelaparan,
niscaya Allah akan memberinya buah-buahan Surga. Dan siapa saja orang Islam
yang memberikan minum kepada orang Islam yang kehausan, niscaya Allah akan
memberinya minuman suci yang tertutup.” (HR. Abu Dawud)
Puasa di bulan ramadhan merupakan salah satu rukun islam, yakni salah satu
yang menjadi tegaknya keislaman seseorang. Berpuasa bukan hanya menahan
tidak makan dan minum saja melainkan menjaga panca indra kita serta syahwat
kita untuk tidak melakukan hal-hal kejelekan. Orang yang berpuasa cenderung
bisa lebih menahan diri baik itu pandangannya, syhwatnya, lisannya, bahakan
perbuatan-perbuatannya, karena takut membatalkan puasanya.
Disamping dengan puasa kita akan mendapat pahala dan dirindukan oleh surga,
dosa kita yang telah lalu juga akan diampuni oleh Allah. Sebagaimana dalam hadis
dalam kitab Sahih Bukhari:
"Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, karena iman dan ikhlas, maka
akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari Muslim)
Itulah ke empat golongan yang dirindukan oleh surga, oleh karena itu marilah kita
senantiasa berlomba-lomba untuk meraih ridho Allah swt serta menjadi orang
yang kelak di rindukan oleh surga. Karena sungguh kennikmatan yang kekal dan
abadi serta kenikmatan yang amat yang tidak akan ditemukan di dunia adalah
kenikmatan surga yang Allah berikan kepada hambanya yang beriman dan
bertaqwa.
َو َن َف َعنِي َوِإيَّا ُك ْم ِب َمافِ ْي ِه ِمنْ آ َي ِة َو ِذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم َو َت َق َّب َل هللاُ ِم َّنا،آن ْال َعظِ ي ِْم
ِ ْك هللا لِي َو َل ُك ْم فِى ْالقُر َ ار َ َب
هللا ال َعظِ ْي َم ِإ َّن ُه ه َُو ال َغفُ ْو ُر الرَّ ِحيْم َ َوَأقُ ْو ُل َق ْولِي َه َذا َفأسْ َت ْغفِ ُر،العلِ ْي ُم َ َو ِم ْن ُك ْم ِتالَ َو َت ُه َوِإ َّن ُه ه َُو ال َّس ِم ْي ُع
Khutbah II