Anda di halaman 1dari 29

QUNUT DAN ZIARAH KUBUR

DOA QUNUT
‫ْت َوتَ َولَّنِ ْى فِ ْي َم ْن ‪‬‬ ‫اَللّهُ َّم ا ْه ِدنِ ْى فِ ْي َم ْن هَ َدي َ‬
‫ْت َو َعافِنِى فِ ْي َم ْن َعافَي َ‬
‫ك‬ ‫ْت فَاِ نَّ َ‬‫ضي َ‬ ‫ْت َوقِنِ ْي َش َّر َما قَ َ‬‫ار ْك لِ ْى فِ ْي َما اَ ْعطَي َ‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ب‬ ‫و‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ْت‬ ‫ي‬‫َّ‬ ‫تَ َول‬
‫ْت َوالَ يَ ِع ُّز َم ْن‬ ‫ك َواِ نَّهُ الَ يَ ِذلُّ َم ْن َوالَي َ‬‫ضى َعلَ ْي َ‬ ‫ض ْى َوالَ يُ ْق َ‬ ‫تَ ْق ِ‬
‫ْت‬ ‫ضي َ‬ ‫ك ْال َح ْم ُد َعلَى َما قَ َ‬ ‫ْت فَلَ َ‬
‫ت َربَّنَا َوتَ َعالَي َ‬ ‫ار ْك َ‬‫ْت تَبَ َ‬ ‫َعا َدي َ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَى َسيِّ َدنَا ُم َح َّم ٍد النَّبِ ِّي‬ ‫ك َو َ‬ ‫ك َواَتُ ْوبُ اِلَ ْي َ‬ ‫َواَ ْستَ ْغفِ ُر َ‬
‫صحْ بِ ِه َو َسلَّ َم‬ ‫ْاالُ ِّم ِّي َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬
 Artinya: Ya Allah, berikanlah kami petunjuk seperti orang-
orang yang telah Engkau beri petunjuk, Berilah kami
kesehatan seperti orang-orang yang telah Engkau beri
kesehatan. Berilah kami pertolongan sebagaimana orang-
orang yang telah Engkau beri pertolongan. Berilah berkah
pada segala yang telah Engkau berikan kepada kami.
Jauhkanlah kami dari segala kejahatan yang telah Engkau
pastikan. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha
menentukan dan Engkau tidak dapat ditentukan. Tidak akan
hina orang yang Engkau lindungi. Dan tidak akan mulia
orang yang Engkau musuhi. Engkau Maha Suci dan Maha
luhur. Segala puji bagi-Mu dan atas segala yang Engkau
pastikan. Kami memohon ampun dan bertaubat kepada-
Mu.
 Doa qunut di atas memiliki banyak manfaat yakni sebagai
berikut:

 1. Memohon petunjuk Dalam doa qunut, kita meminta


diberi petunjuk, “Allahumahdina fiiman hadait” yakni
memohon kepada Allah agar diberikan hidayah
sebagaimana orang yang telah beri petunjuk.” Sebagian
ulama menjelasakan, bukan hanya minta petunjuk tapi
juga minta dimasukkan dalam komunitas orang-orang
yang diberi petunjuk dan dihindarkan dari kesesatan.
 2. Memohon perlindungan Allah Dalam doa
qunut, kita minta perlindungan Allah dari
segala bentuk marabahaya dan penyakit.
“Berilah aku perlindungan sebagaimana orang
yang Engkau lindungi.” Perlindungan ini
bersifat umum. Baik perlindungan dari godaan
jin, sihir dan sejenisnya. Maupun perlindungan
dari bahaya kasat mata seperti kecelakaan dan
bencana. Juga perlindungan dari penyakit
sehingga Allah menjaga kesehatan kita.
 3. Diberikan Berkah Dalam doa qunut, kita
juga minta agar diberikan keberkahan dalam
hidup baik harta, anak maupun sitri/suami.
“Berilah berkah pada segala yang telah
Engkau berikan kepada kami”.
 4. Dijauhkan dari Kejahatan Kita juga minta
dijauhkan dari semua kejahatan. “Jauhkanlah
kami dari segala kejahatan yang telah Engkau
pastikan. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat
yang Maha menentukan dan Engkau tidak
dapat ditentukan”.
 5. Memohon kemuliaan Dalam doa qunut,
kita juga mohon agar terhindar dari sifat hina
dan meminta agar dimuliakan.
“Sesungguhnya orang yang Engkau bela
tidak akan terhina. Dan tidak akan mulia
orang yang Engkau musuhi.”
 Fasal tentang Doa Qunut
 Doa qunut ada tiga macam. Pertama, doa
Qunut Nazilah, yaitu doa yang dibacakan
setelah ruku’ (i’tidal) pada rakaat terakhir
shalat. Hukumnya sunnah hai’ah (kalau lupa
tertingal tidak disunatkan bersujud sahwi).
Qunut Nazilah dilaksanakan karena ada
peristiwa (mushibah) yang menimpa, seperti
bencana alam, flu burung dan lainnya.
 Qunut Nazilah ini mencontoh Rasulullah SAW Yang
memanjatkan doa Qunut Nazilah selama satu bulan
atas mushibah terbunuhnya qurra’ (para sahabat
Nabi SAW yang hafal al Qur’an) di sumur Ma’unah.
Juga diriwayatkan dari Abi Hurairah ra. bahwa
“Rasulullah SAW kalau hendak mendoakan untuk
kebaikan seseorang atau doa atas kejahatan
seseorang, maka beliau doa qunut setelah ruku’
(HR. Bukhori dan Ahmad).<>
 Kedua, qunut shalat witir. Menurut pengikut Imam Abu
Hanifah (hanafiyah) qunut witir dilakukan dirakaat yang
ketiga sebelum ruku’ pada setiap shalat sunnah.
Menurut pengikut Imam Ahmad bin Hambal (hanabilah)
qunut witir dilakukan setelah ruku’. Menurut Pengikut
Imam Syafi’i (syafi’iyyah) qunut witir dilakukan pada
akhir shalat witir setelah ruku’ pada separuh kedua
bulan Ramadlan. Akan tetapi menurut pengikut Imam
Malik qunut witir tidak disunnahkan.
 Ketiga, doa qunut pada raka’at kedua shalat
Shubuh. Menurut pengikut Imam Abu Hanifah
dan Imam Ahmad doa qunut shalat Shubuh
hukumnya tidak disunnahkan karena hadits
Nabi SAW bahwa ia pernah melakukan doa
qunut pada saat shalat Fajar selama sebulan
telah dihapus (mansukh) dengan ijma’
sebagaiman diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud:
 ً‫شهْرا‬
َ ‫صالَ ِة الفَجْ ِر‬ َ َ‫ َأنَّهُ َعلَ ْي ِه ال َّسالَ ُم قَن‬:‫ابن َم ْسع ُْو ٍد‬
َ ‫ت فِ ْي‬ ُ ‫َر َوى‬
ُ‫ثُ َّم تَ َر َكه‬
 “Diriwayatkan oleh Ibn Mas’ud: Bahwa Nabi
SAW telah melakukan doa qunut selama satu
bulan untuk mendoakan atas orang-orang
Arab yang masih hidup, kemudian Nabi SAW
meninggalkannya.” (HR. Muslim)
 Menurut pengikut Imam Malik (Malikiyyah) doa qunut shalat
Shubuh hukumnya sunnah tetapi disyaratkan pelan saja
(sirr). Begitu juga menurut Syafi’iyyah hukumnya sunnah
ab’adl (kalau lupa tertinggal disunatkan sujud sahwi)
dilakukan pada raka’at yang kedua shalat Shubuh. Sebab
Rasulullah SAW ketika mengangkat kepala dari ruku’ (i’tidal)
pada rakaat kedua shalat Shubuh beliau membaca qunut.
Dan demikian itu “Rasulullah SAW lakukan sampai
meninggal dunia (wafat)”. (HR. Ahmad dan Abd Raziq) Imam
Nawawi menerangkan dalam kitab Majmu’nya:
 ْ‫ازلَةٌ َأ ْم لَ ْم تَ ْن ِزل‬َ ‫ن‬ ْ
‫ت‬ َ ‫ل‬‫ز‬َ َ ‫ن‬ ‫ء‬
ٌ ‫ا‬ ‫و‬
َ ‫س‬
َ ‫ا‬َ ‫ه‬ ْ
‫ي‬ ِ ‫ف‬ ُ
‫ت‬ ‫و‬
ْ ُ ‫ن‬َُ‫َم ْذهَبُنَا َأنَّهُ يُ ْستَ َحبُّ الق‬
ِ
ِ َ‫َوبِهَ َذا قَا َل َأ ْكثَ ُر ال َّسل‬
‫ف‬
 “Dalam Madzhab kita (madzhab Syafi’i)
disunnahkan membaca qunut dalam shalat
Shubuh, baik karena ada mushibah maupun
tidak. Inilah pendapat mayoritas ulma’ salaf”.
(al-Majmu’, juz 1 : 504)
 Tentang bagaimana dua hadits tentang doa qunut pada
shalat Shubuh yang tampa’ tidak sejalan. Cara kompromi
untuk mendapat kesimpulan hukum (thariqatu al-jam’i
wa al-taufiiq) dapat diuraikan, bahwa hadits Abu Mas’ud
(dalil pendapat Hanafiyyah dan Hanabilah) menegaskan
bahwa Nabi SAW telah melakukan qunut selama sebulan
lalu meninggalkannya tidak secara tegas bahwa hadits
tersebut melarang qunut shalat Shubuh setelah itu.
Hanya menurut interpretasi ulama yang menyimpulkan
bahwa qunut shalat Shubut dihapus (mansukh) dan tidak
perlu diamalkan oleh umat Muhammad SAW. Sedangkan
hadits Anas bin Malik (dalil pendapat Malikiyyah dan
Syafi’iyyah) menjelaskan bahwa Nabi SAW melakukan
qunut shalat Shubuh dan terus melakukannya sampai
beliau wafat.
 Kesimpulannya, ketika interpretasi sebagian ulama
bertentangan dengan pendapat ulama lainnya dan
makna teks tersurat (dzahirun nashs) hadits, maka yang
ditetapkan (taqrir) adalah hukum yang sesuai dengan
pendapat ulama yang berdasrkan teks tersurat hadits
shahih. Jadi, hukum doa qunut pada shalat Shubuh
adalah sunnah ab’adl, yakni ibadah sunnah yang jika lupa
tertinggal mengerjakannya disunatkan melakukan sujud
sahwi setelah duduk dan membaca tahiyat akhir sebelum
salam.
 Anjuran Melaksanakan
Ziarah Kubur
 Ziarah kubur merupakan salah satu
perbuatan yang mengalami perubahan
(nasikh-mansukh). Pada zaman awal-awal
Islam, Rasulullah melarang melakukan
praktik ini, tapi kemudian larangan tersebut
mansukh (diubah) menjadi suatu perbuatan
yang diperbolehkan untuk dilakukan.
 Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah bersabda
dalam salah satu hadist
 ‫ُور فَ ُزورُوهَا‬
ِ ‫ب‬ُ ‫ق‬ ْ
‫ال‬ ُ ‫ك ْن‬
‫ت نَهَ ْيتُ ُك ْم َع ْن ِزيَا َر ِة‬
 Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur,
tapi (sekarang) berziarahlah kalian,” (HR.
Muslim).
 Perilaku ziarah kubur juga dilakukan oleh
Rasulullah, hal ini beliau lakukan setelah
malaikat Jibril menemui Rasulullah seraya
ْ ‫ْأتِ َيَأ ْه َل‬OOO‫ْأ ُمر َُكَأ ْن َت‬OO‫“ ِإ َّن َرب ََّك َي‬
berkata: O‫هُ ْم‬O َ‫ ُر ل‬Oِ‫تَ ْستَ ْغف‬OOO‫ َف‬O‫لبَقِ ْي ِع‬OO‫ا‬
 Tuhanmu memerintahkanmu agar mendatangi
ahli kubur baqi’ agar engkau memintakan
ampunan buat mereka” (HR. Muslim)
‫ان َرسُو ُل هَّللا ِ ‪-‬صلى هللا عليه وسلم‪ُ - -‬كلَّ َما َك َ‬
‫ان لَ ْيلَتُهَا ِم ْن ‪‬‬ ‫َ‬
‫آخ ِر اللَّي ِْل ِإلَى‬ ‫ُول هَّللا ِ ‪-‬صلى هللا عليه وسلم‪ - -‬يَ ْخ ُر ُج ِم ْن ِ‬ ‫َرس ِ‬
‫ون‬‫ين َوَأتَا ُك ْم َما تُو َع ُد َ‬ ‫ار قَ ْو ٍم ُمْؤ ِمنِ َ‬ ‫يع فَيَقُو ُل ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َد َ‬‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ق‬‫َ‬ ‫ب‬ ‫ْ‬
‫ال‬
‫يع‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ق‬‫َ‬ ‫ب‬ ‫ل‬
‫ِ‬ ‫ْ‬
‫ه‬ ‫َأل‬ ‫رْ‬ ‫ِ‬ ‫ف‬‫غ‬‫ْ‬ ‫ا‬ ‫م‬
‫َّ‬ ‫ُ‬ ‫ه‬‫َّ‬ ‫الل‬ ‫ون‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ق‬‫ح‬‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ال‬ ‫م‬‫ْ‬ ‫ُ‬
‫ك‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫ُ‬ ‫هَّللا‬ ‫َغ ًدا ُمَؤ َّجلُ َ‬
‫ون َوِإنَّا ِإ ْن َشا َء‬
‫ْال َغرْ قَ ِد‬
 “Rasulullah setiap kali giliran menginap di rumah
‘Aisyah, beliau keluar rumah pada akhir malam
menuju ke makam Baqi’ seraya mengucapkan
salam: ‘Salam sejahtera atas kalian wahai penghuni
kubur dari kalangan kaum mukmin. Segera datang
apa yang dijanjikan pada kalian besok. Sungguh,
kami Insya Allah akan menyusul kalian. Ya Allah
ampunilah penghuni kubur Baqi’ Gharqad,” (HR.
Muslim).
 Berdasarkan dalil-dalil dalam hadits di atas, tidak
dapat disangsikan lagi bahwa ziarah kubur adalah
hal yang diperbolehkan bahkan tergolong sebagai
hal yang dianjurkan (sunnah). Anjuran
melaksanakan ziarah kubur ini bersifat umum, baik
menziarahi kuburan orang-orang shalih ataupun
menziarahi kuburan orang Islam secara umum. Hal
ini seperti ditegaskan oleh Imam Al-Ghazali:
 ‫زيارة القبور مستحبة على الجملة للتذكر واالعتبار وزيارة قبور‬
‫الصالحين مستحبة ألجل التبرك مع‬
‫“ االعتبار‬
Ziarah kubur disunnahkan secara umum dengan
tujuan untuk mengingat (kematian) dan mengambil
pelajaran, dan menziarahi kuburan orang-orang
shalih disunnahkan dengan tujuan untuk tabarruk
(mendapatkan barakah) serta pelajaran,” (Al-Ghazali,
Ihya’ Ulum ad-Dien, juz 4, hal. 521). Baca juga:
 Bahkan legalitas melaksanakan ziarah kubur ini
telah disepakati oleh seluruh mazhab umat
islam. Hal ini seperti disampaikan dalam kitab
Hujjah Ahlissunnah Wal Jama’ah: ‫لقبور‬OO‫زيارة ا‬
‫ا‬O‫له‬O‫لمسلمينك‬OO‫هبا‬O‫جيزها مذا‬OOO‫“ ت‬
 Ziarah kubur diperbolehkan oleh seluruh
mazhab umat islam,” (KH. Ali Maksum Krapyak,
Hujjah Ahlissunnah Wal Jama’ah, hal. 53).
 Maka dapat disimpulkan bahwa praktek ziarah
kubur merupakan salah satu ajaran agama Islam
yang secara tegas dianjurkan oleh syariat. Dan
sebaiknya seseorang pada saat melaksanakan
ziarah kubur agar senantiasa menjaga adab-adab
dalam berziarah kubur, agar ziarah kubur yang
dilakukannya mendapatkan pahala dan
kemanfaatan serta dilakukan dengan cara yang
benar

Anda mungkin juga menyukai