Anda di halaman 1dari 10

TUGAS ASWAJA

QUNUT SUBUH

KELOMPOK 1
NAMA ANGGOTA KELOMPOK:
*Afni
*Aula
*Refan
*Altof
*Adi

SMK Al HASYIMY IBRAHIMY


2023/2024
DAFTAR ISI
BAB l
PEMBUKAAN.......................................................................
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................
BAB ll
PEMBAHASAN....................................................................
2.1 MEMAHAMI QUNUT DAN DALILNYA.............................
2.2 SEJARAH QUNUT SHALAT SUBUH..................................
BAB lll
PENUTUP............................................................................
3.1 KESIMPULAN................................................................
BAB l
Qunut adalah membaca doa setelah berdiri dari ruku’ dan
sebelum sujud. Demikian maknanya secara umum dalam
pandangan pakar-pakar Islam. Cukup kuat riwayat yang
menyatakan Nabi saw pernah melakukan qunut selama
sebulan penuh, mendoakan pada pembangkang dari suku
Ru’al dan Zakwan, yang membunuh pengajar-pengajar al-
Qur’an yang beliau utus untuk mengajar mereka.
Beliau juga membaga qunut–setelah perjanjian Hudaibiyah–
untuk mendoakan kaum lemah dan orang-otang tertindas di
kota Mekkah. Ada lagi riwayat yang menyatakan bahwa
beliau juga–di samping shalat subuh–pernah ber-qunut pada
shalat maghrib, Isya, Dzuhur, bahkan shalat Ashar.
Dengan demikian Nabi saw., menurut aneka riwayat, pernah
membaca qunut pada semua shalat. Dari aneka riwayat itu
timbul berbagai pendapat sejalan dengan penilaian tentang
ke-shahih-an riwayat atau pengompromiannya. Ada yang
berpegang pada riwayat yang menyatakan bahwa Nabi saw.
Selalu membaca qunut dalam setiap shalat sehingga mereka
menganjurkan pembacaannya setiap shalat.
Ada lagi yang berkata bahwa Nabi tidak selalu membaca
qunut, maka anjuran ber-qunut dilaksanakan bila ada sebab-
sebab tertentu, musalnya adanya petaka atau krisis (Qunut
Nazilah). Ada lagi yang berpendapat bahwa qunut dilakukan
setelah shalat yang dilaksanakan tidak dengan suara nyaring.
Pendapat lain sebaliknya, yakni tidak membaca qunut kecuali
pada shalat yang dilaksanakan dengan bacaan di-jahar-kan,
yakni subuh, Maghrib, dan Isya. Ada lagi yang menjadikannya
khusus pada shalat Subuh.
Alasannya antara lain Firman Allah “pelihara segala shalat
(mu), dan (peliharalah) shalat wustha. Berdirilah demi Allah
qanitin” (QS. Al-Baqarah [2]: 238).
Penganut paham ini memahami shalat wustha dalam arti
shalat subuh dan berdirilah qanitin dalam arti berdirilah
melaksanakan qunut, bukan seperti pemahaman ulama lain
bahwa shalat wustha adalah shalat Ashar dan berdirilah
qanitin dalam arti laksanakanlah shalat secara sempurna dan
khusyu’. Tentu saja masing-masing masih memilik alasan-
alasan lain yang bulan di sini tempatnya dirinci.

BAB ll

A . MEMAHAMI QUNUT DAN DALILNYA

-Menurut bahasa qunut berasal dari bahasa Arab ‫ قنوت‬yang


berarti merendahkan diri, tunduk atau ta’at kepada Allah
SWT. Selain itu qunut juga dapat diartikan sebagai berdiri
tegak, diam.
Adapun pengertian Qunut menurut istilah (terminology),
adalah Dzikir-dzikir khusus yang mencakup atas doa dan
pujian kepada Allah SWT. Syeikh Nawawi al-Bantani
menambahkan dalam kitab al-Tsimar al-Yani’ah bahwa Qunut
adalah dzikir-dzikir khusus yang mencakup atas doa dan
pujian kepada Allah SWT.

-Qunut Subuh
Menurut istilah, qunut shalat subuh adalah bacaan doa yang
dibaca oleh musalli (orang yang shalat) setelah iktidal dan
sebelum sujud pada rakaat kedua dalam shalat subuh. Tidak
ada qunut dalam shalat lima waktu, kecuali hanya pada shalat
subuh saja.
Bacaan qunut shalat subuh pertama kali dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW. Bacaan qunut ini dibaca pada waktu
sedang melaksanakan shalat subuh pada rakaat terakhir
setelah iktidal dan sebelum sujud. Membaca doa qunut pada
shalat subuh adalah bentuk keutamaan sebagaimana hadis
nabi:
Artinya: shalat yang lebih utama adalah memanjangkan
qunut (HR.Bukhari)

Nabi di dalam shalat subuh pernah membaca doa qunut


tetapi tidak selalu. Dari perilaku inilah umat Islam khususnya
warga Nahdatul Ulama(NU) selalu melakukannya.

Ada beberapa hadis Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan


tentang doa qunut dalam shalat subuh. Diantara hadist Nabi
Muhammad SAW tersebut adalah:
1.Hadist dari Anas bin Malik
Artinya: Rasullah SAW senantiasa membaca qunut pada
shalat subuh hingga beliau wafat
(HR. Ahmad bin Hambal)
2.Hadis dari Ibnu Sirrin
Berbunyi: dari Ibnu Sirrin berkata, “Pernah aku bertanya
kepada Anas, Pernahkah Rasullah SAW qunut di sembahyang
subuh? Ia menjawab: Ya, yaitu sesudah rukuk sebentar. (HR.
Bukhari dan Muslim)
3.Hadis dari Ibnu Abbas
Berbunyi: dari Ibnu Abbas RA bahwasannya Nabi Muhammad
SAW pernah mengajarkan kepada mereka akan doa ini, yakni:
Allahumahdini hingga akhirnya, supaya mereka membacanya
di waktu subuh. (HR. Baihaqi)
4.Hadis dari Abu Hurairah RA
Berbunyi: Dari Abu Hurairah RA bahwasannya Rasulullah
SAW, adalah ia bila mengangkat kepalanya dari rukuk dari
sembahyang subuh di rakaat yang kedua, ia angkat dua belah
tangannya lalu Ia berdoa dengan doa ini: Allahumahdinii fii
man hadaita wa aafinii fii man aafaita (hingga akhir). (HR.
Hakim)

-Qunut termasuk amalan yang disunahkan dalam shalat.


Qunut yang disunahkan ada tiga macam: qunut subuh, qunut
witir pada separuh akhir Ramadhan, dan qunut nazilah.
Terkait qunut shubuh, Imam Al-Nawawi dalam Al-Adzkar
mengatakan sebagai berikut:
‫اعلم أن القنوت في صالة الصبح سنة للحديث الصحيح فيه عن أنس رضي هللا‬
.‫عنه أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم لم يزل يقنت في الصبح حتى فارقا الدنيا‬
‫رواه الحاكم أبو عبد هللا في كتاب األربعين وقال حديث صحيح‬
Artinya: Qunut shalat subuh disunahkan berdasarkan hadits
shahih dari Anas bahwa Rasulullah SAW selalu qunut sampai
beliau meninggal. Hadits riwayat Hakim Abu Abdullah dalam
kitab Arba’in. Ia mengatakan, itu hadits shahih. (Lihat:
Muhyiddin Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Adzkar, Beirut,
Darul Fikri, 1994, halaman: 59).
Menurut Imam an-Nawawi, qunut subuh sunah muakkadah,
meninggalkannya tidak membatalkan shalat, tetapi
dianjurkan sujud sahwi, baik ditinggalkan sengaja atau tidak.
Doa qunut shubuh adalah sebagai berikut:
‫ار ْك ِل ْى فِ ْي َما‬ ِ َ‫عا َفيْتَ َوت ََولَّنِ ْى فِ ْي َم ْن ت ََولَّيْتَ َوب‬ َ ‫عافِنِى فِ ْي َم ْن‬َ ‫اَللّ ُه َّم ا ْه ِدنِ ْى فِ ْي َم ْن َه َديْتَ َو‬
‫علَيْكَ َواِ نَّهُ الَ يَ ِذ ُّل َم ْن‬ َ ‫ضى‬ َ ‫ض ْى َوالَ يُ ْق‬ِ ‫ضيْتَ فَ ِا نَّكَ تَ ْق‬
َ َ‫طيْتَ َوقِنِ ْي ش ََّر َما ق‬ َ ‫اَ ْع‬
َ‫ضيْت‬ َ َ‫علَى َما ق‬ َ ‫ار ْكتَ َربَّنَا َوتَ َعالَيْتَ فَلَكَ ْال َح ْم ُد‬ َ ‫َوالَيْتَ َوالَ َي ِع ُّز َم ْن‬
َ ‫عا َديْتَ تَ َب‬
‫علَى آ ِل ِه‬ َ ‫ي َو‬ ِّ ‫ي اْالُ ِ ّم‬ َ ‫علَى‬
ِّ ِ‫سيِّ َدنَا ُم َح َّم ٍد النَّب‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ ‫ب اِلَيْكَ َو‬ُ ‫َواَ ْستَ ْغ ِف ُركَ َواَت ُ ْو‬
‫سلَّ َم‬
َ ‫ص ْح ِب ِه َو‬
َ ‫َو‬

Allahummahdini fî man hadait, wa ‘âfini fî man ‘âfait, wa


tawallanî fî man tawallait, wa bâriklî fî mâ a‘thait, wa qinî
syarra mâ qadhait, fa innaka taqdhî wa lâ yuqdhâ ‘alaik, wa
innahû lâ yazillu man wâlait, wa lâ ya‘izzu man ‘âdait,
tabârakta rabbanâ wa ta‘âlait, fa lakal hamdu a’lâ mâ qadhait,
wa astagfiruka wa atûbu ilaik, wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ
muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alâ âlihi wa shahbihi wa
sallam

B. SEJARAH QUNUT SHALAT SUBUH


Sejarah doa Qunut pertama kali bermula saat Rasulullah SAW
kedatangan tamu yang berasal dari daerah bernama distrik
Bi’ Ma’un.
Hal itu diriwayatkan langsung oleh Rasulullah SAW, dalam
riwayatnya tamu yang datang ke hadapan Rasullah
merupakan sebuah utusan dari daerah tersebut.
Utusan tersebut lantas menceritakan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW mengenai kondisi yang ada di daerahnya.
Ia mengatakan jika ada banyak orang di daerahnya yang baru
memeluk agama Islam. Mendengar kabar tersebut, Rasulullah
SAW merasa bahagia mendengarnya.
Tidak hanya menyampaikan kondisi orang muslim yang ada di
sana, orang yang menjadi utusan tersebut meminta kepada
Rasulullah agar mengirimkan guru agama untuk menjadi
pengajar di sana.
Tanpa pikir panjang, Rasulullah menyanggupi permintaan
seorang utusan itu. Beliau mengirimkan sebanyak 70 hafidz
(penghafal Al-Quran) ke daerah distrik Bi Ma’un.
Namun apa yang terjadi di daerah tersebut tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan, ketujuh puluh hafidz yang
diutus oleh Rasulullah ternyata tidak disuruh mengajar,
melainkan mereka semua dianiaya dan dibunuh.
Mendengar kabar 70 hafidz yang diutus disiksa dan dibunuh,
Rasulullah SAW murka dan berdoa kepada Allah SWT agar
melaknat mereka. Bahkan dalam doanya Beliau memohon
agar setiap suku di daerah tersebut turut diberikan hukuman.
Alih-alih doa Rasulullah terjawab untuk melaknat para
pembunuh dan tempat tinggal mereka, Allah SWT lantas
menurunkan firman yang menyebutkan bahwa tugas Nabi
Muhammad SAW adalah untuk berdakwah, bukan untuk
melaknat atau berdoa meminta hukuman untuk seseorang.
Lantas Allah SWT memberikan kesabaran terhadap Nabi
Muhammad SAW dan meminta kepadanya agar mengubah
doa melaknat tersebut menjadi sebuah doa untuk 70 hafidz
yang wafat.
Dari doa untuk 70 hafidz yang dianiaya dan terbunuh itulah
kemudian dikenal sebagai doa qunut, yakni doa untuk
menggantikan munajat laknat Nabi Muhammad SAW kepada
para pembunuh di daerah distrik Bi’ Ma’un.
Sementara itu, pemaknaan dari kata qunut memiliki arti yang
beragam. Qunut bisa diartikan sebagai ketaatan, shalat,
berdiri lama, diam, dan berdoa.
Menurut Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa makna qunut
adalah berdoa. Doa yang baik ataupun yang buruk Secara
Syar’i, qunut merupakan nama sebuah doa saat berdiri dalam
shalat pada tempat tertentu.
BAB lll
Kesimpulan Pendapat pertama: Kunut subuh disunnahkan
dibaca secara terus-menerus. Ulama yang berpendapat
demikian adalah Malik, Ibnu Abi Laila, Al-Hasan bin Sholih
dan Imam Syafi’iy.

Kesimpulan Pendapat kedua: Kunut subuh tidak disyariatkan


karena sudah mansukh atau terhapus hukumnya. Ulama yang
berpendapat demikian adalah Abu Hanifah, Sufyan Ats-Tsaury
dan lain-lainnya dari ulama Kufah

Kesimpulan Pendapat ketiga: Membaca kunut pada Sholat


subuh tidaklah disyariatkan kecuali membaca kunut nazilah
maka boleh membaca kunut nazilah dalam Sholat subuh dan
Sholat lainnya. Ulama yang berpendapat demikian adalah
Imam Ahmad, Al-Laits bin Sa’d, Yahya bin Yahya Al-Laitsy.

Anda mungkin juga menyukai