Anda di halaman 1dari 23

1.

Menundanunda Shalat dari waktu yang telah ditetapkan


Hal ini merupakan pelanggaran yang sering di lakukan di masyarakat .jika
kita menunda sholat sama saja menunda rahmat Allah SWT.
firman Allah ,
, "Sesungguhnya shalat suatu kewajiban yang telah ditetepkan waktunya
bagi orang-orang beriman". (QS. An-Nisa : 103)


Menunda shalat berjamaah karena sebab talim atau acara menurut jumhur ulama diperbolehkan
dengan syarat tidak luput dari waktu shalat fardhu yang telah ditetapkan. Terkecuali shalat
fardhu Magrib waktunya tidak boleh ditunda tanpa ada udzur syari, karena waktu Magrib hanya
terbatas sekali berbeda dengan shalat subuh, dzuhur, Asyar, dan shalat Isya. Allah Swt
menerangkan hakikat makna dari waktu-waktu shalat diantara,
)301 : ]4[ (
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman. )QS. Annisa ]4[ : 103(.
Kalimat Kitaban Mauquta ) ; shalat fardhu yang ditentukan waktunya( menurut ahli
ushul adalah dari sejak awal jatuhnya waktu shalat fardhu sampai kepada akhir dari batas waktu
shalat fardhu tersebut.
Sebagaimana ulama ushul menjabarkan tentang waktu kewajiban dalam pelaksanaan shalat
fardhu apakah wajib segera atau kewajiban tersebut memiliki waktu yang luas. Sebagaimana
kaidah dibawah ini,
) : 15-16 ,
)674 ,
Apakah perintah )jatuhnya kewajiban waktu/zaman shalat fardhu) itu segera ditunaikan atau
tidak.
Dalam melaksanakan shalat fardhu baik berjamaah ataupun sendirian dari segi waktu dapat
digolongkan kepada beberapa waktu yang sunnah, makruh dan waktu yang haram. Sebagai
contoh, jika shalat zuhur di Jakarta jatuh waktunya jam 12,00 dan habis waktunya jam 03.00.
Maka jatuh hukum sunnah muakkad atau wajib ainnya antara jam 12 s.d jam 2.30. antara jam
2.30 s.d jam 2.45 jatuh hukumnya makruh. Jika melaksanakannya pada pukul 2.45 sampai jam
03.00 atau sudah masuk waktu shalat fardhu Asyar maka hukumnya adalah Haram.
Namun shalat yang luput tersebut tetap wajib dilaksanakan. Begitulah dengan waktu shalat
fardhu lainnya terkecuali shalat Maghrib waktunya sangat terbatas, sepakat jumhur ulama tidak
boleh menundanya, jika ditunda tanpa udzur syari hukumya makruh dan bisa jatuh Haram jika
luput sampai masuk kepada waktu salat fardhu Isya. Jumhur ulama yang memaknai tentang
Alwaqtu Muwassa )waktu keluasan dalam melakukan shalat baik sendirian atau berjamaah)
sebagaimana kaidah di bawah ini yang menyebutkan,
.. ) : 15-16 ,
)674 ,
Kewajiban melakukan )perintah) diawal waktu (shalat) itu adalah kewajiban yang memiliki
tenggang waktu yang luas. Artinya masa antara waktu shalat fardhu yang satu kepada fardhu
yang lainnya adalah diperbolehkan didalamnya melakukan shalat baik berjamaah ataupun
sendirian. Namun kaidah ini bukan berarti untuk meringan-ringankan atau untuk menunda-nunda
waktu shalat. Dari kaidah ini diperbolehkannya jika kita berada dalam kondisi sedang
mengikuti/memimpin majelis Talim/acara yang belum selesai, maka diperbolehkan untuk
menunda shalat berjamaah.
Menunda bukan berarti meninggalkan berjamaah. Menunda bukan berarti luput sampai kepada
waktu fardhu berikutnya. Penundaan ini bukan termasuk udzur syarI, penundaan ini adalah
penundaan yang bersifat mubah/boleh artinya kita boleh mengambil atau menggunakan dari
jarak waktu-waktu shalat fardhu yang telah ditentukan batasan-batasannya tersebut.





2. Tidak shalat berjamah di masjid bagi laki-laki
Rasullah bersabda, "Barang siapa yang mendengar
panggilan (azan) kemudina tidak menjawabnya (dengan mendatangi shalat
berjamaah), kecuali uzur yang dibenarkan". (HR. Ibnu Majah Shahih) Dalam
hadits bukhari dan Muslim disebutkan. "Lalu aku bangkit (setelah shalat dimulai)
dan pergi menuju orang-orang yang tidak menghadiri shalat berjamaah, kemudian
aku akan membakar rumah-rumah mereka hingga rata dengan tanah."
Memang ada ikhtilaf ulama apakah Wajib Ain bagi laki-laki hukumnya
shalat berjamaah di masjid atau hukumnya sunnah saja. Akan tetapi pendapat
terkuat hukumnya wajib. Dengan beberapa alasan berikut:

1. Allah yang langsung memerintahkan dalam al-Quran agar shalat berjamaah.
Allah Taala berfirman,

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang-orang yang
ruku. (Al-Baqarah: 43)
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,
} {
makna firman Allah rukulah beserta orang-orang yang ruku, faidahnya yaitu
tidaklah dilakukan kecuali bersama jamaah yang shalat dan bersama-sama.[1]

2. saat-saat perang berkecamuk, tetap diperintahkan shalat berjamaah. Maka
apalagi suasana aman dan tentram. Dan ini perintah langsung dari Allah dalam al-
Quran
Allah Taala berfirman,

Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu


hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan
dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian
apabila mereka (yang shalat bersamamu) sujud (telah menyempurnakan satu
rakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi
musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum shalat, lalu
shalatlah mereka denganmu. (An-Nisa 102(
Ibnu Mundzir rahimahullah berkata,
. :

pada perintah Allah untuk tetap menegakkan shalat jamaah ketika takut (perang)
adalah dalil bahwa shalat berjamaah ketika kondisi aman lebih wajib lagi.[2]

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah menjelaskan,



Ayat ini merupakan dalil yang sangat jelas bahwa shalat berjamaah hukumnya
fardhu ain bukan hanya sunnah atau fardhu kifayah, Seandainya hukumnya
sunnah tentu keadaan takut dari musuh adalah udzur yang utama. Juga bukan
fardhu kifayah karena Alloh menggugurkan kewajiban berjamaah atas rombongan
kedua dengan telah berjamaahnya rombongan pertama dan Allah tidak memberi
keringanan bagi mereka untuk meninggalkan shalat berjamaah dalam keadaan
ketakutan (perang).[3]

3.Orang buta yang tidak ada penuntut ke masjid tetap di perintahkan shalat
berjamaah ke masjid jika mendengar adzan, maka bagaimana yang matanya sehat?
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata,

Seorang buta pernah menemui Nabi shallallahu alaihi wasallam dan berujar,
Wahai Rasulullah, saya tidak memiliki seseorang yang akan menuntunku ke
masjid. Lalu dia meminta keringanan kepada Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam untuk shalat di rumah, maka beliaupun memberikan keringanan
kepadanya. Ketika orang itu beranjak pulang, beliau kembali bertanya, Apakah
engkau mendengar panggilan shalat (azan)? laki-laki itu menjawab, Ia.
Beliau bersabda, Penuhilah seruan tersebut (hadiri jamaah shalat).[4]
Dalam hadits yang lain yaitu, Ibnu Ummi Maktum (ia buta matanya). Dia berkata,

- -

.
Wahai Rasulullah, di Madinah banyak sekali tanaman dan binatang buas. Nabi
shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Apakah kamu mendengar seruan adzan
hayya alash sholah, hayya alal falah? Jika iya, penuhilah seruan adzan
tersebut.[5]

4.wajib shalat berjamaah di masjid jika mendengar adzan
Sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,

Barangsiapa yang mendengar azan lalu tidak mendatanginya, maka tidak ada
shalat baginya, kecuali bila ada uzur. [6]

5.Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan ancaman kepada laki-laki
yang tidak shalat berjamaah di masjid dengan membakar rumah mereka.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

Shalat yang dirasakan paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat
isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaannya, niscaya
mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak. Sungguh aku
berkeinginan untuk menyuruh seseorang sehingga shalat didirikan, kemudian
kusuruh seseorang mengimami manusia, lalu aku bersama beberapa orang
membawa kayu bakar mendatangi suatu kaum yang tidak menghadiri shalat,
lantas aku bakar rumah-rumah mereka.[7]
Ibnu Mundzir rahimahullah berkata,

keinginan beliau (membakar rumah) orang yang tidak ikut shalat berjamaah di
masjid merupakan dalil yang sangat jelas akan wajib ainnya shalat berjamaah di
masjid[8]

6.tidak shalat berjamaah di masjid di anggap munafik oleh para sahabat.
Dari Abdullah bin Masud radhiallahu anhu dia berkata:


Menurut pendapat kami (para sahabat), tidaklah seseorang itu tidak hadir
shalat jamaah, melainkan dia seorang munafik yang sudah jelas
kemunafikannya. Sungguh dahulu seseorang dari kami harus dipapah di antara
dua orang hingga diberdirikan si shaff (barisan) shalat yang ada.[9]

7.shalat berjamaah mendapat pahala lebih banyak
Dalam satu riwayat 27 kali lebih banyak
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda,

Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian dengan 27


derajat.[10]
diriwayat yang lain 25 kali lebih banyak:
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda,


Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian dengan 25
derajat.[11]
Banyak kompromi hadits mengenai perbedaan jumlah bilangan ini. Salah satunya
adalah mafhum adad yaitu penyebutan bilangan tidak membatasi.

8.keutamaan shalat berjamaah yang banyak
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda,

Barang siapa shalat isya dengan berjamaah, pahalanya seperti shalat setengah
malam. Barang siapa shalat isya dan subuh dengan berjamaah, pahalanya seperti
shalat semalam penuh.[12]

9. tidak shalat berjamaah akan dikuasai oleh setan
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

Tidaklah tiga orang di suatu desa atau lembah yang tidak didirikan shalat
berjamaah di lingkungan mereka, melainkan setan telah menguasai mereka.
Karena itu tetaplah kalian (shalat) berjamaah, karena sesungguhnya srigala itu
hanya akan menerkam kambing yang sendirian (jauh dari kawan-kawannya).[13]

10.amal yang pertama kali dihisab adalah shalat, jika baik maka seluruh amal baik
dan sebaliknya, apakah kita pilih shalat yang sekedarnya saja atau meraih pahala
tinggi dengan shalat berjamaah?
Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,


Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab dari amal perbuatan manusia
pada hari kiamat adalah shalatnya. Rabb kita Jalla wa Azza berfirman kepada
para malaikat-Nya -padahal Dia lebih mengetahui, Periksalah shalat hamba-
Ku, sempurnakah atau justru kurang? Sekiranya sempurna, maka akan
dituliskan baginya dengan sempurna, dan jika terdapat kekurangan maka Allah
berfirman, Periksalah lagi, apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat
sunnah? Jikalau terdapat shalat sunnahnya, Allah berfirman,
Sempurnakanlah kekurangan yang ada pada shalat wajib hamba-Ku itu dengan
shalat sunnahnya. Selanjutnya semua amal manusia akan dihisab dengan cara
demikian.[14]

Khusus bagi yang mengaku mazhab Syafii )mayoritas di Indonesia(, maka Imam
Syafii mewajibkan shalat berjamaah dan tidak memberi keringanan (rukshah).
Imam Asy Syafii rahimahullah berkata,

Adapun shalat jamaah, aku tidaklah memberi keringanan bagi seorang pun
untuk meninggalkannya kecuali bila ada udzur.[15]
Berikut ini beberapa keutamaan shalat berjamaah di masjid.
1. Memenuhi panggilan azan dengan niat untuk melaksanakan shalat berjamaah.
2. Bersegera untuk shalat di awal waktu.
3. Berjalan menuju ke masjid dengan tenang (tidak tergesa-gesa).
4. Masuk ke masjid sambil berdoa.
5. Shalat tahiyyatul masjid ketika masuk masjid. Semua ini dilakukan dengan niat
untuk melakukan shalat berjamaah.
6. Menunggu jamaah (yang lain).
7. Doa malaikat dan permohonan ampun untuknya.
8. Persaksian malaikat untuknya.
9. Memenuhi panggilan iqamat.
10. Terjaga dari gangguan setan karena setan lari ketika iqamat dikumandangkan.
11. Berdiri menunggu takbirnya imam.
12. Mendapati takbiratul ihram.
13. Merapikan shaf dan menutup celah (bagi setan).
1 4 . Menjawab imam saat mengucapkan samiallah.
15. Secara umum terjaga dari kelupaan.
16. Akan memperoleh kekhusyukan dan selamat dari kelalaian.
17. Memosisikan keadaan yang bagus.
18. Mendapatkan naungan malaikat.
19. Melatih untuk memperbaiki bacaan al-Quran.
20. Menampakkan syiar Islam.
21. Membuat marah (merendahkan) setan dengan berjamaah di atas ibadah, saling
taawun di atas ketaatan, dan menumbuhkan rasa giat bagi orangorang yang malas.
22. Terjaga dari sifat munafik.
23. Menjawab salam imam.
24. Mengambil manfaat dengan berjamaah atas doa dan zikir serta kembalinya
berkah orang yang mulia kepada orang yang lebih rendah.
25. Terwujudnya persatuan dan persahabatan antartetangga dan terwujudnya
pertemuan setiap waktu shalat.
26. Diam dan mendengarkan dengan saksama bacaan imam serta mengucapkan
amiin saat imam membaca amiin, agar bertepatan dengan ucapan amin para
malaikat.[16]

Masih banyak dalil-dalil lainnya mengenai wajib dan keutamaan shalat berjamaah
di masjid.


3. Tidak tuma'minah dalam shalat
Makna tuma'minah adalah, seseorang yang melakukan shalat, diam (tenang) dalam
ruku'.i'tidal,sujud dan duduk diantara dua sujud. Dia harus ada pada posisit ersebut,
dimana setiap ruas-ruas tulang ditempatkan pada tempatnya yang sesuai. Tidak
boleh terburu-buru di antara dua gerakan dalam shalat, sampai dia seleasi
tuma'ninah dalam posisi tertentu sesuai waktunya. Nabi
bersabda kepada seseorang yang tergegesa dalam shalatnya tanpa
memperlihatkan tuma;minah dengan benar, "Ulangi shalatmu, sebab kamu belum
melakukan shalat.". Diriwayatkan oleh Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya dari
Zaid bin Wahb bahwa dia berkata:
"Hudzaifah pernah melihat seorang lelaki yang shalat tanpa
menyempurnakan ruku dan sujud, maka dia menegur: Engkau belum shalat
dan jika engkau mati dalam keadaan seperti ini maka engkau mati tidak
dalam fitrah yang telah ditetapkan oleh Allah terhadap Nabi Muhammad
SAW.[8]

Hadits ini menjelaskan tentang wajibnya thumaninah dalam ruku dan sujud dan
melalaikannya bisa mengakibatkan batalnya shalat, sebab Hudzaifah berkata:
Engkau belum shalat. Hal ini sama dengan apa yang dikatakan oleh Rasulullah
SAW kepada orang yang buruk dalam shalatnya, sebagaimana dijelaskan di dalam
hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah RA bahwa Nabi
memasuki mesjid dan seorang lelaki masuk setelah beliau, lalu mengerjakan shalat.
Selesai shalat kemudian lelaki tersebut mengucapkan salam kepada Rasulullah
SAW dan beliau menegurnya:"Kembalilah dan shalatlah sebab engkau belum
shalat. Akhirnya, dia kembali dan shalat seperti sebelumnya kemudian dia
mendatangi Nabi dan mengucapkan salam kepada beliau dan Nabi
Muhammad SAW tetap mengatakan: Kembalilah dan shalatlah sebab
sesungguhnya engkau belum shalat. Beliau menegurnya sampai tiga kali.
Lalu lelaki itu bertanya: Demi Zat yang telah mengutusmu dengan kebenaran
aku tidak bisa melakukan yang lebih baik dari selain itu. Maka ajarkanlah
aku!. Maka Nabi bersabda: Apabila engkau mendirikan shalat maka
bertakbirlah, kemudian bacalah dari bacaan Al-Quran yang mudah bagimu,
kemudian rukulah sehingga engkau benar-benar thumaninah dalam ruku,
kemudian tegaklah sehingga engkau benar-benar berdiri tegak, kemudian
bersujudlah sehingga engkau benar-benar tenang dalam bersujud, kemudian
bangkitlah dari sujud sehingga dirimu tenang duduk antara dua sujud, dan
kerjakanlah hal itu dalam seluruh rangkaian shalatmu.
4. Tidak khusu' dalam shalat, dan melakukan gerakan-gerakan yang
berlebihan di dalamnya.
Rasulallah bersabda, "Sesungguhnya, seseorang beranjak
setelah mengerjakan shalatnya dan tidak ditetapkan pahala untuknya kecuali
hanya sepersepuluh untuk shalatnya, sepersembilan, seperdelapan, seperenam,
seperlima, seperempat, sepertiga atau setangah darinya. " (HR. Abu Dawud,
Shahih) mereka tidak mendapat pahala shlatnya dengan sempurna disebabkan tidak
adanya kekhusyu'an dalam hati atau melakukan gerakan-gerakan yang melalaikan
dalam shalat.
Hudzaifah pernah berkata: Apa yang pertama hilang dari agama kalian adalah
khusyu', dan apa yang paling akhir hilang dari agama kalian adalah sholat, banyak
orang sholat tapi tidak ada kebaikan pada mereka, kalian nanti akan masuk masjid
dan tidak ada lafi orang khusyu'" (al-Madarij 1/521).
Allah berfirman :
.

Peliharalah segala shalat [mu], dan [peliharalah] shalat wusthaa [1]. Berdirilah
karena Allah ]dalam shalatmu[ dengan khusyu. )al-Baqarah: 238)

( 54 )
Dan mintalah pertolongan [kepada Allah] dengan sabar dan [mengerjakan] shalat.
Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang
yang khusyu, )al-Baqarah: 45)
Khusyu' merupakan kekuatan sholat. Tanpa khusyu' sholat seakan tidak
mempunyai makna bagi pelakunya, karena sholat hanya berupa aktifitas fisik yang
rutin, tanpa kenikmatan dan tanpa rasa hidmat di dalamnya.
Menghancurkan dan merusak kekhusyu'an dalam sholat adalah salah satu misi
syetan di dunia ini. Firman Allah dalam menceritakan misi syetan tersebut:

71 )
Kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari
kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka
bersyukur ]taat[. (al-A'raaf: 17)
Rasulullah s.a.w. bersabda
). (
Yang pertama akan hilang ari umatku adalah khusyu', hingga kalian tidak lagi
melihat orang khusyu'. (H.R. Tabrani. Sahih)
Hudzaifah pernah berkata: Apa yang pertama hilang dari agama kalian adalah
khusyu', dan apa yang paling akhir hilang dari agama kalian adalah sholat, banyak
orang sholat tapi tidak ada kebaikan pada mereka, kalian nanti akan masuk masjid
dan tidak ada lafi orang khusyu'" (al-Madarij 1/521).
Maka khsyu' ini juga merupakan salah satu sifat orang beriman. Allah berfirman:
{ }
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (1) [yaitu] orang-orang
yang khusyu dalam shalatnya.
Ibnu Katsir mengatakan: khusyu' adalah tidak bergerak, tenang, penuh tawadlu'
karena disebabkan takut kepada Allah dan perasaan diawasi Allah. Khusyu' adalah
sadarnya hati seakan berdiri di depat Allah dengan penuh penghormatan,
pengabdian. (al-Madarij 1/520).
Tempat khusyu' adalah di dalam hari dan membekas ke seluruh tubuh manusia.
Kalau hati sudah tidak khusyu' maka seluruh anggota tubuh tidak lagi beribadah
secara serius karena hati ibarat komandonya dan anggota badan adalah tentaranya.
Khusyu' juga menjadi bukti keikhlasan. Karena hanya mereka yang ikhlash ibadah
karena Allah dan sholat karenaNya yang dapat melakukan khusyu' secara
sempurna. Tanpa keikhlasan, maka seseorang hanya melakukan kekhusyu'an palsu
atau yang sering disebut kekhusyu'an dusta.
Ibnu Qayyim mengatakan ada dua jenis khusyu', yaitu khusyu' iman dan khusyu'
munafik. khusyu' Iman adalah hatinya menghadap Allah dengan penghormatan,
pengagungan, ketenangan, penuh harapan dan rasa malu, lalu hatinya penuh
dengan cinta dan pengakuan kepada Allah yang membekas ke seluruh anggota
badannya.
Adapun khusyu' munafik adalah fisiknya khusyu' tapi hatinya tidak. Para sahabat
sering berdoa: Ya Allah lindungilah aku dari khusyu' munafik. (Ruh 314).
Ulama mengatakan bahwa hukum khusyu' adalah wajib, karena banyaknya dalil
yang menganjurkan khusyu' dan mencela orang yang tidak khusyu' dalam sholat.
Rasulullah s.a.w. bersabda:"Lima sholat yang diwajibkan oleh Allah, barang siapa
memperbaiki wudlunya dan melaksanakan sholat pada waktunya,
menyempurnakan ruku'nya dan kekhusyu'annya, maka ia mendapatkan janji Allah
untuk mengampuninya. Barang siapa tidak melakukan itu, maka ia tidak
mendapatkan janji Allah, kalau Allah berkehendak maka Mengampuninya, kalau
Allah berkehendak maka akan menyiksanya." (H.R. Abu Dawud sahih)
Dalam hadist lain Rasulullah s.a.w. bersabda:"Barang siapa berwudlu dan
memperbaiki wudlunya kemudaian ia sholat dua rakaat, ia konsentrasikan hati dan
wajahnya (dan tidak diganggu oleh nafsunya), maka ia akan diampuni dosanya
yang telah telah lewat. (H.R. Bukhari).
Rasulullah s.a.w. juga pernah bersabda:"Banyak sekali orang yang sholat hanya
mendapatkan capek berdiri" (H.R. Nasai: hasan).
1. Beranggapan bahwa saat sholat ia sedang menghadap kepada Allah.
Dalam sebuah hadist Rasulullah s.a.w. bersabda:"Sesungguhnya
kalian apabila sholat maka sesungguhnya ia sedang bermunajat
(bertemu) dengan Tuhannya, maka hendaknya ia mengerti bagaimana
bermunajat dengan Tuhan. Hakim: sahih).
2. Memperhatikan pembatas depan sholat. Sebaiknya ketika sholat
menghadap pembatas depan, misalnya dinding atau pembatas yang
polos. Tujuannya adalah agar pandangan mata kita tidak terganggu
oleh obyek-obyek visual yang mengganggu konsentrasi kita.
Rasulullah s.a.w. bersabda" Hendaklah kalian ketika sholat menaruh
pembatas di depannya agar syetan tidak memutuskan sholatnya" (Abu
Dawud: sahih). Sebaiknya pembatas tersebut berjarak tiga jengkal dari
tempatnya berdiri dan sejengkal dari tempat sujudnya. (Fathul Bari).
3. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada. Rasulullah
s.a.w. bersabda: Kami para nabi diperintahkan agar dalam sholat
meletakkan tangan kanan di atas atas tangan kiri (Thabrani:sahih).
Imam Ahmad menjelaskan bahwa tujuannya adalah agar kita
menundukkan diri di depan Allah dengan khusyu'. Ibnu Hajar
mengatakan bahwa sikap seperti itu adalah sikap seorang yang
meminta dengan merendahkan diri dan sikap seperti itu lebih
mengantarkan kepada kekhusyu'an.
4. Mengarahkan pandangan mata pada tempat sujud. Dai Aisyah r.a.
Rasulullah s.a.w. ketika sholat beliau menundukkan kepalanya dan
pandangannya tertuju ke tempat sujud. (Hakim:sahih). Begitu juga
ketika beliau memasuki Ka'bah beliau tidak memalingkan
pandangannya dari tempat sujudnya hingga keluar dari Ka'bah".
(Hakim: sahih).
5. Ingat kematian saat sholat. Rasulullah s.a.w. pernah
bersabda:"Ingatlah mati saat kamu sholat, sesungguhnya seseorang
yang ingat mati saat sholat maka ia akan memperbaiki sholatnya, dan
sholatlah seperti sholatnya orang yang mengira itu sholatnya yang
terakhir" (Dailami: sahih). Rasul juga pernah berpesan kepada Abu
Ayub r.a. "Sholatlah seperti sholatnya orang yang pamitan" (Ahmad:
sahih).
Penyebab-penyebab sholat kita tidak khusyu diantaranya:
- Memakai pakaian yang polos dan tidak banyak warna. Karena itu akan menarik
pandangan mushalli dan mengganggu konsentrasinya dalam sholat. Rasulullah
pernah sholat dan terganggu dengan kelambu Aisyah yang berwarna-warni lalu
beliau meminta untuk menyingkirkannya. (Bukhari dll.).
- Hindari solat di waktu makan. Rasulullah s.a.w. bersabda"Tidak baik sholat di
hadapan makanan" (Muslim). Riwayat lain mengatakan "Ketika maka malam
sudah siap dan datang waktu sholat, maka dahulukan makan malam" (Bukhari).
- Hindari menanah buang air besar, kecil dan angin. Rasulullah s.a.w. melarang
sholat sambil menahan kencing (Ibnu Majah:sahih). Riwayat lain mengatakan
bahwa Rasululllah s.a.w. bersabda kalau kalian akan sholat dan ingin ke wc
maka pergilah ke wc dulu (Abu Dawud:sahih).
- Hindari sholat dalam keadaan ngantuk berat. Rasulullah s.a.w. bersabda "Kalau
kalian sholat dan ngantuk maka tidurlah hingga ia mengerti apa yang dikatakan"
(Bukhari). Riwayat lain dengan tambahan: ditakutkan ketika kalian ngantuk dan
melakukan sholat maka ia tidak sadar maunya meminta ampunan Allah tapi
malah mengumpat dirinya. (Bukhari)
- Hindari sholat di tempat yang kurang rata atau kuarng bersih karena itu akan
menganggu konsentrasi saat sujud. Rasulullah s.a.w. bersabda "Janganlah kau
membersihkan tempat sujudmu (dari kerikil) saat sholat, kalau terpaksa
melakukannya maka itu cukup sekali (Abu Dawud:sahih).
- Jangan membaca terlalu keras sehingga mengganggu orang sholat di samping
kita. Rasulullah s.a.w. bersabda "Ingatlah bahwa kalian semua menghadap Allah,
janganlah saling mengganggu, jangan membaca lebih keras dari saudaranya
dalam sholat" (Abu Dawud: sahih).
- Jangan tengak-tengok saat sholat. Rasulullah s.a.w. mengingatkan bahwa
tengak-tengok dalam sholat adalah gangguan syetan. (Bukhari). Dalam hadist
lain dikatakan "Allah senantiasa melihat hambanya saat sholat selama ia tidak
menengok, kalau menengok maka Allah meninggalkannya" (Abu Dawud: sahih).
- Jangan melihat ke arah atas. Rasulullah s.a.w. pernah bersabda "Ada orang-
orang sholat sambil menghadap ke atas, mudah-mudahan matanya tidak
kembali" (Ahmad:sahih).
- menahan mulut ketika ingin menguap. Sabda Rasulullah s.a.w. Ketika kalian
menguap saat sholat, maka tahanlah sekuatnya karena syetan akan masuk ke
mulut kalian" (Muslim).




5. Sengaja mendahului gerakan iman atau tidak mengikuti gerakan-
gerakannya.
Perbuatan ini dapat membatalkan shalat atau rakaat-rakaat. Merupakan suatu
kewajiban bagi mukmin untuk mengikuti imam secara keseluruhan tanpa
mendahuluinya atau melambat-lambatkan sesudahnya pada setiap rakaat shalat.
Rasulallah bersabda, "Sesungguhnya dijadikan imam itu
untuk diikuti keseluruhannya. Jika ia bertakbir maka bertakbirlah, dan jangan
bertakbir sampai imam bertakbir, dan jika dia ruku' maka ruku'lah dan jangan
ruku' sampai imam ruku' ". (HR. Bukhari).Demikian seperti dia rukuk dan
mengangkat sebelum imam rukuk.Apabila dilakukan oleh lupa maka dia kembali
kepada imam dan shalatnya tidak batal,tetapi ulama Hanafi mengatakan:Shalatnya
batal meskipun dia mendahului oleh lupa apabila dia tidak mengulangnya bersama
imam.Maka apabila dia mengulangnya bersama imam atau sesudahnya dan
bersalam bersama imam,maka tidaklah batal shalatnya.
Dan ulama syafii berkata:Shalat makmum tidak batal kecuali mendahului
dua rukun perbuatan)fili(tanpa udzur seperti oleh lupa demikian juga apabila
didahului imam )dua rukun fili(secara sengaja dan tanpa udzur ,seperti bacaannya
yang lambat

6. Berdiri untuk melengkapi rakaat yang tertinggal sebelum imam
menyelesaikan tasyahud akhir dengan mengucap salam ke kiri dan kekanan
Rasulallah bersabda, "Jangan mendahuluiku dalam ruku',
sujud dan jangan pergi dari shalat (Al-Insiraf)". Para ulama berpedapat bahwa Al-
Insiraf, ada pada tasyahud akhir. Seseorang yang mendahului imam harus tetap
pada tempatnya sampai imam menyelesaikan shalatnya (sempurna salamnya). Baru
setalah itu dia berdiri dan melengkapi rakaat yang tertinggal.

9. Memandang keatas selama shalat atau melihat ke kiri dan ke kanan tanpa
alasan tertentu.
Rasulallah bersabda, "Cegalah orang-orang itu untuk
mengangkat pandangan keatas atau biarkan pandangan mereka tidak kembali
lagi". (HR. Muslim)

10. Melihat ke sekeliling tanpa ada keperluan apapun.
Diriwayatkan dari Aisyah , bahwa ia berkata, "Aku berkata kepada
Rasulallah tentang melihat ke sekeliling dalam shalat Beliau
,bawajnem "Itu adalah curian yang sengaja dibisikan setan
pada umat dalam shalatnya". (HR. Bukhari)

11. Seorang wanita yang tidak menutupi kepala dan kakinya dalam shalat.
Sabda Rasulallah , "Allah tidak menerima shalat wania yang
sudah mencapai usia-haid, kecuali jika dia memakai jilbab (khimar)". (HR.
Ahmad)

12. Berjalan di depan orang yang shalat baik orang yang dilewati di
hadapanya itu sebagai imam, maupun sedang shalat sendirian dan melangka
(melewati) di antara orang selama khutbah shalat Jum'at.
Rasulallah bersabda, "Jika orang yang melintas didepan
orang yang sedang shalat mengetahui betapa beratnya dosa baginya melakukan
hal itu, maka akan lebih baik baginya untuk menunggu dalam hitungan 40 tahun
dari pada berjalan didepan orang shalat itu". (HR. Bukhari dan Muslim). Adapun
lewat diantara shaf orang yang sedang shalat berjamaah, maka hal itu
diperbolehkan menurut jumhur bedasarkan hadits Ibnu Abbas
: "Saya datang dengan naik keledai, sedang saya pada waktu itu mendekati baligh.
Rasulallah sedang shalat bersama orang orang
Mina menghadap kedinding. Maka saya lewat didepan sebagian shaf, lalu turun
dan saya biarkan keledai saya, maka saya masuk kedalam shaf dan tidak ada
seorangpun yang mengingkari perbuatan saya". (HR. Al-Jamaah). Ibnu Abdil Barr
berkata, "Hadits Ibnu Abbas ini menjadi pengkhususan dari hadits Abu Sa'id yang
berbunyi "Jika salah seorang dari kalian shalat, jangan biarkan seseorangpun
lewat didepannya". (Fathul Bari: 1/572)

13. Tidak mengikuti imam (pada posisi yang sama) ketika datang terlambat
baik ketika imam sedang duduk atau sujud.
Sikap yang dibenarkan bagi seseorang yang memasuki masjid adalah segera
mengikuti imam pada posisi bagaimanapun, baik dia sedang sujud atau yang
lainnya.

14. Seseorang bermain dengan pakaian atau jam atau yang lainnya.
Hal ini mengurangi kekhusyu'an. Rasulallah melarang
mengusap krikil selama shalat, karna dapat merusak kekhusyu'an, Beliau
,adbasreb "Jika salah seorang dari kalian sedang shalat, cegahlah ia
untuk tidak menghapus krikil sehingga ampunan datang padanya". (Hadits Shahih
Riwayat Ahmad)

15. Menutup mata tanpa alasan
Hal ini makruh sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah,
"Menutup mata buka dari sunnah rasul ". Yang terbaik
adalah, jika membuka mata tidak merusak kekhusyu'an shalat, maka lebih baik
melakukannya. Namun jika hiasan, ornament dsn sebagainya disekitar orang yang
shalat atau antara dirinya dengan kiblat mengganggu konsentrasinya, maka
dipoerbolehkan menutup mata. Namun demikian pernyataan untuk melakukan hal
itu dianjurkan (mustahab) pada kasus ini. Wallahu A'lam.

16. Makan atau minum atau tertawa.
"Para ulama berkesimpulan oragn yang shalat dilarang makan dan minum. Juga
ada kesepakatan diantara mereka bahwa jika seseorang melakukannya dengan
sengaja maka ia harus mengulang shalatnya.

17. Mengeraskan suara hingga mengganggu orang-orang di sekitarnya.
Ibnu Taimuiyah menyatakan, "Siapapun yang membaca Al-Qur'an dan orang lain
sedang shlat sunnah, maka tidak dibenarkan baginya untuk membacanya dengan
suara keras karean akan mengganggu mereka. Sebab, Nabi
pernah meninggalkan sahabat-sahabatnya ketika merika shalat ashar dan Beliau
,adbasreb "Hai manusia setip kalian mencari pertolongan
dari Robb kalian. Namun demikian, jangan berlebihan satu sama lain dengan
bacaan kalian".

18. Menyela di antara orang yang sedang shalat.
Perbuatan ini teralarang, karena akan mengganggu. Orang yang hendak
menunaikan shalat hendaknya shalat pada tempat yang ada. Namun jika ia melihat
celah yang memungkinkan baginya untuk melintas dan tidak mengganggu, maka
hal ini di perbolehkan. Larangan ini lebih ditekankan pada jama'ah shalat Jum'at,
hal ini betul-betul dilarang. Nabi bersabda tentang merka
yang melintasi batas shalat, "Duduklah! Kamu mengganggu dan terlambat
datang".

19. Tidak meluruskan shaf.
Nabi bersabda, "Luruskan shafmu, sesungguhnya
meluruskan shaf adalah bagian dari mendirikan shalat yang benar" (HR. Bukhari
dan Muslim).

20. Mengangkat kaki dalam sujud.
Hal ini bertentangan dengan ynag diperintahkan sebagaimana diriwayatkan dalam
dua hadits shahih dari Ibnu Abbas , "Nabi telah
memerintah bersujud dengan tujuh anggota tubuh dan tidak mengangkat rambur
atau dahi (termasuk hidung), dua telapak tangan, dua lutut, dan dua telapak
kaki." Jadi seseorang yang shalat (dalam sujud), harus dengan dua telapak kaki
menyentuk lantai dan menggerakan jari-jari kaki menghadao kiblat. Tiap bagian
kaki haris menyentuk lantai. Jika diangkat salah satu dari kakinya, sujudnya tidak
benar. Sepanjang dia lakukanutu dalam sujud.

21. Melatakkan tangan kiri dia atas tangan kanan dan memposisikannya di
leher.
Hal ini berlawanan dengan sunnah karena Nabi meletakkan
tangan kanan di atas tangan kiri dan meletakkan keduanya di dada beliau. Ini
hadits hasan dari beberapa sumber yang lemah di dalamya. Tapi dalam
hubungannya saling menguatkan di antara satu dengan lainnya.

22. Tidak berhati-hati untuk melakukan sujud dengan tujuh angota
tubuh(seperti dengan hidung, kedua telapak tangan, kedua lutuk dan jari-jari
kedua telapak kaki).
Rasulallah bersabda, "Jika seorang hamba sujud, maka tujuh
anggota tubuh harus ikut sujud bersamanya: wajah, kedu telapak tangan kedua
lutut dan kedua kaki". (HR. Muslim)

23. Menyembunyikan persendian tulang dalam shalat.
Ini adala perbuatan yang tidak dibenarkan dalam shalat. Hal ini didasarkan pad
sebuah hadits dengan sanad yang baik dari Shu'bah budak Ibnu Abbas yang
berkata, "Aku shalat di samping Ibnu Abbas dan aku menyembunyikan
persedianku." Selesai shalat di berkata, "Sesungguhnya kamu kehilangan ibumu!,
karena menyembunyikan persendian ketika kamu shalat!".

24. Membunyikan dan mepermainkan antar jari-jari (tasbik) selama dan
sebelum shalat.
Rasulallah , "Jika salah seorang dari kalian wudhu dan
pergi kemasjid untuk shalat, cegahlah dia memainkan tangannya karena (waktu
itu) ia sudah termasuk waktu shalat." (HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi)

25. Menjadikan seseorang sebagai imam, padahal tidak pantas, dan ada orang
lain yang lebih berhak.
Merupakan hal yang penting, bahwa seorang imam harus memiliki pemahaman
tentang agama dan mampu membaca Al-Qur'an dengan benar. Sebagaimana sabda
Nabi "Imam bagi manusia adalah yang paling baik
membaca Al-Qur'an" (HR. Muslim)

26. Wanita masuk ke masjid dengan mempercantik diri atau memakai
harum-haruman.
Nabi bersabda, "Jangan biarkan perrempuan yang berbau
harum menghadiri shalat isya bersama kita." (HR. Muslim)

27. Shalat dengan pakaian yang bergambar, apalagi gambar makhluk
bernyawa.
Termasuk pakaian yang terdapat tulisan atau sesuatu yang bisa merusak
konsentrasi orang yang shalat di belakangnya.

28. Shalat dengan sarung, gamis dan celana musbil melebihi mata kaki).
Banyak hadits rasulallah yang meyebutkan larangan berbuat
isbal diantaranya :
A. Rasulallah bersabda : sesungguhnya allah tidak menerima
shalat seseorang lelaki yang memakain sarung dengan cara musbil." (HR. Abu
Dawud (1/172 no. 638)
B. Rasulallah bersabda : Allah tidak )akan( melihat
shalat seseorang yang mengeluarkan sarungnya sampai kebawah (musbil) dengan
perasaan sombong." (Shahih Ibnu Khuzaimah 1/382)
C. Rasulallah bersabda : "Sarung yang melebihi kedua mata
kaki, maka pelakunya di dalam neraka." (HR.Bukhari : 5887)

29. Shalat di atas pemakaman atau menghadapnya.
Rasulallah ,adbareb "Jangan kalian menjadikan kuburan
sebagai masjid. Karena sesungguhnya aku telah melarang kalian melakukan hal
itu." (HR. Muslim : 532)

30. Shalat tidak menghadap ke arah sutrah (pembatas).
Nabi melarang perbuatan tersebut seraya bersabda : "Apabila
salah seorang diantara kalian shalat menghadap sutrah, hendaklah ia mendekati
sutahnya sehingga setan tidak dapat memutus shalatnya. (Shahih Al-Jami' : 650)
Inilah contoh perbuatan beliau "Apabila beliau
,ayniputunem gnay nupgnaroes ada kadit gnay akubret tpamet id talahs
maka beliau menamcapkan tombak di depannya, lalu shalat menghadap tombak
tersebut, sedang para sahabat bermakmum di belakangnya. Beliau
kraibmem kadit an ada sesuatu yang lewat di antara dirinya dan sutrah
tresebut." Shifat Shalat Nabi , karya Al-Albani (hal : 55)

Anda mungkin juga menyukai