Anda di halaman 1dari 27

Tata Cara Shalat Shalat Sunah

SHALAT SUNAH ADALAH YANG APABILA DIKERJAKAN


MENDAPAT PAHALA DAN APABILA DITINGGALKAN TIDAK
BERDOSA.
PELAKSANAAN SHALAT SUNAH BISA DIKERJAKAN SECARA
PRIBADI (MUNFARID) ATAU BISA DIKERJAKAN SECARA
BERJAMAAH.
SHALAT SUNAH MUNFARID ADALAH SHALAT YANG
DIKERJAKAN SENDIRIAN
SHALAT SUNAH BERJAMAAH ADALAH SHALAT SUNAH YANG
DIKERJANAKAN SECARA BERJAMAAH ATAU DIKERJAKAN
LEBIH DARI SATU ORANG SECARA BERSAMA SAMA. SALAH
SATUNYA ADA YANG JADI IMAM DAN YANG LAINNYA
MENJADI MAKMUM
Shalat sunah munfarid dan shalat sunah berjamaah

Shalat sunah munfarid


1. Shalat witir
2. Shalat dhuha
3. Shalat tahiyatul masjid
4. Shalat syukril wudhu
5. Shalat istikhoroh
6. Shalat tahajjud
Shalat sunah Berjamaah
7. Shalat Idul Fitri
8. Shalat Idul Adha
9. Shalat sunah gerhana bulan dan matahari
10. Shalat sunah Istisqo’
11. Shalat sunah tarawih
Dasar hukum shalat sunah
 Dari Ibnu Umar, ia berkata: Aku menghafal dari Rasululah
sepuluh rakaat, yaitu dua rakaat sebelum Dzuhur, dua rakaat
stelahnya, dua rakaat setelah magrib di rumahnya, dua rakaat
setelah tinggi dirumahnya, dan dua rakaat sebelum subuh.
Hadis Muttafaq Alaihi. Dalam riwayat Bukhari dan Muslim.
Dan dua rakaat setelah (shalat) Jumat di rumahnya .
Dasar hukum shalat sunah

 Menurut riwayat Muslim, disebutkan dua rakaat fajar itu lebih baik dari pada dunia dan seisinya
 Dari Abu Hurairah, ia mengatakan bahwa Rasulullah bersabda Shalat yang (derajatnya)
palingutama setelah shalat fardhu adalah shalat malam. Dikeluarkan oleh Muslim
 Dari Aisyah, ia berkata: disetiap malam Rasulullah selalu melaksanakan shalat witir yang
berakhir hingga waktu sahur. Hadis Muttafaq Alaihi
 Dari Aisyah, ia berkata: Rasulullah melaksanakan shalat malam sebanyak tiga belas rakaat, lima
rakaat diantaranya shalat witir. Dan beliau tidak pernah duduk kecuali pada rakaat terakhir
Shalat rawatib
 Shalat Sunah rawatib adalah shalat sunah yang mengiringi shalat fardhu lima waktu. Ada yang
dikerjakan sebelum shalat fardhu yang disebut shalat sunah qabliyah. Ada pula yang dikerjakan
sesudah shalat fardhu yang disebut shalat sunah ba’diyah
 Hukum shalat sunah rawatib adalah sunnah, adapun macamnya ada dua yaitu sunah muakkad
(sangat dianjurkan untuk dikerjakan) dan ghairu muakkad (tidak terlalu dianjurkan/ditekankan
untuk dikerjakan). Sunnah muakkad ialah shalat yang sering dikerjakan oleh rasulullah dan
jarang ditinggalkan oleh beliau.
 Ghairul muakkad ialah yang jarang dilaksanakan dan sering pula ditinggalkannya.
Shalat sunah rawatib muakkad
1. Dua rakaat sebelum shalat subuh (shalat fajar/qabliyah subuh)
2. Dua rakaat sebelum dan sesudah shalat dzuhur (qabliyah dan ba’diyah)
3. Dua rakaat sesudah shalat magrib (ba’diyah)
4. Dua rakaat sesudah shalat Isya (ba’diyah)

Hadis nabi. Dari aisyah rha. “Tidak ada shalat sunah yang paling dipentingkan oleh Nabi selain dua
rakaat sebelum subuh”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Shalat tahajud
 Shalat Tahajud berasal dari kata “tahajjada”yang diambil dari kata “hujad” yang berarti tidur.
Kata tahajjada dipahami oleh al Baqa’i dalam arti tinggalkan tidur untuk melaksanakan shalat.
Shalat ini dinamai juga shalat qiyamul al lail (bangun malam) atau shalat al alail (shalat malal),
karena ia dilaksankan diwaktu malam yang bersamaan dengan waktu tidur. Sehingga ada yang
memahami kata tersebut dalam arti bangun dan sadar sesudah tidur.
 Secara terminologi fiqh, shalat tahajud di definisikan sebagai shalat sunah yang dilakukan
sesudah menjalankan shalat Isya dan setelah bangun dari tidur di malam hari, meskipun tidurnya
hanya sebentar
Hukum shalat tahajud

 Hukum shalat tahajud adalah sunah muakkad, artinya sangat dianjurkan dan ditekankan untuk
dilaksanakannya. Bahkan saking penting nya shalat tahajud ini, Nabi SAW, bersabda “shalat yang
paling utama setelah shalat maktubah (fardhu) adalah shalat malam (tahajud). HR. Muslim
 Asal muasal munculnya shalat tahajud dalam kitab tafsir Ath Thabari, bahwa perkara pertama
kali diwajibkan kepada nabi, setelah nabi menyeru manusia agar mengesakan Allah STW, adalah
perintah shalat tahajud.
Ayat Quran tentang shalat qiyamul al lail

‫ٱ‬ ‫ٱ‬ ‫ٱ‬


٣ ‫ ِن ّ ۡص َف ُه ٓۥ َأ ِو ن ُق ۡص ِم ۡن ُه قَ ِلياًل‬٢ ‫ ُق ِم ل َّ ۡي َل اَّل قَ ِلياٗل‬١ ‫يَٰ َٓأهُّي َا لۡ ُم َّز ِّم ُل‬
‫ِإ‬ ‫ٱ‬
٤ ‫َأ ۡو ِز ۡد عَلَ ۡي ِه َو َر ِت ّ ِل لۡ ُق ۡر َء َان تَ ۡرِتياًل‬
 1. Hai orang yang berselimut (Muhammad)
 2. bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya)
 3. (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit
 4. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. (QS. Al
Muzammil 73: 1-4)
Waktu shalat tahajud
 Waktu shalat tahajud bisa dilakukan dipermulaan malam, dipertengahannya, atau diakhir.
 Shalat tahajud bisa dilaksanakan di permulaan selepas waktu isya dan syaratnya sudah tidur
walaupun sebentar kisaran di pukul 22.00 wib)
 Shalat tahajud bisa dikerjakan dipertengahan malam kisaran pukul 01.00 wib)
 Shalat tahajud bisa dikerjakan diakhir malam kisaran pukul 03.00 wib sampai menjelang subuh)
 Dari umar bin abasah ra. Bahwa rasulullah bersabda “Paling dekatnya Tuhan kepada hambaNya
adalah pada sepertiga malam yang terakhir. Bila engkau mampu menjadi orang yang berzikir
kepada Allah pada waktu itu, maka lakukanlah. (HR. Al Hikam, Tirmidzi)
Bilangan rakaat shalat tahajud
 Dari ibnu Abbas ra. Ia berkata “shalat Nabi SAW sebanyak 13 rakaat, yakni shalat malam (HR.
Bukhari)
 Hadis Zaid bin Khalid al Juhani ra. Bahwa aku perhatikan shalat malam Rasulullah saw, yaitu
beliau shalat dua rakaat yang ringan, kemudian shalat dua rakaat yang panjang sekali. Kemudian
beliau shalat dua rakaat dan dua rakaat ini tidak sepanjang dua rakaat sebelumnya. Kemudian
beliau shalat dua rakaat (tidak sepanjang dua rakaat sebelumnya), kemudian shalat dua rakaat
(tidak sepanjang dua rakaat sebelumnyaa), kemudian witir satu rakaat yang demikian adalah 13
rakaat (HR. Malik, Muslim, Abu daud)
 Dari Aisyah rha. Ia berkata Nabi biasa melakukan shalat malam 13 rakaat, termasuk witir dan
shalat fajar dua rakaat (HR. Bukhari)
Shalat dhuha
 Shalat dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu matahari naik sepenggalah hingga
menjelang tengah hari. Tetapi lebih utama dikerjakan sesudah lewat seperempat siang hari
 Dari Zaid bin Aqram, bahwa ia melihat orang orang mengerjakan shalat Dhuha (pada waktu yang
belum begitu siang).
 Awal Shalat dhuha diqiyaskan dengan penjelasan: anak anak untasudah bangun karena panas
matahari itudiqiyaskan dengan pagi hari kira kira pukul 07.00 WIB
Keutamaan shalat dhuha
1. shalat dhuha menjadi sedekah
2. diberi kecukupan dan kelapangan rizki oleh Allah
Dari Abu Darda dan Abu Dzar Al Giffari rha, dari Rasulullah saw, dari Allah STW, Dia berfirman
“Wahai anak Adam, rukulah untukKu, diawal siang (shalat dhuha) empat rakaat, maka aku akan
mencukupkan bagi diajhirnya (HR. Ahmad dan Tirmidzi No. 475)
3. Allah akan mengampuni dosa dosa orang yang membiasakan shalat dhuha
Rasulullah bersabda” barang siapa yang menjaga dua rakaat shalat dhuha, maka dosa dosanya akan
diampuni walau sebanyak buih di alutan. (HR. Ibnu Majah, Ahmad dan Abu Hurairah)
4. Allah akan membangunkan istana di surga bagi orang yang gemar shalat dhuha
5. Mendapatkan pahala seperti shalat haji dan umrah
Bilangan rakaat shalat dhuha
 Dari Aisyah rha. Ia berkata, Rasulullah saw. Biasa melaksanakan shalat dhuha empat rakaat, dan
kadang kadang melebihi ari itu. (HR. Muslim)
 Dari Anas ra. Ia berkata, Rasulullah bersabda “barang siapa shalat dhuha dua belas rakaat, maka
Allah membangun untuknya istana di surga (HR. Tirmizi)
Shalat tarawih
 Shalat tarawih adalah shalat sunah yang dikerjakan pada setiap malam bulan Ramadhan sesudah
mengerjakan shalat fardhu Isya. Bisa dikerjakan berjamaah maupun sendiri. Disebut tarawih,
karena shalat ini mempunyai rakaat dan bacaan yang panjang sehingga dalam
melaksanakannyamemakan waktu yang lama, dan dengan demikian memerlukan “istirahat”,
dan istirahat ini biasanya dilakukan pada setiap dua kali atau empat kali salam. Tarawih secara
bahasa artinya beberapa kali istirahat
 Nabi bersabda “barang siapa menunaikan qiyamul lail ramadhan karena iman dan mengharapkan
ridha Allah, maka akan diampuni dosa dosa yang telah lalu (HR. Jamaah)
Hukum shalat tarawih
 Hukum shalat tarawih adalah sunah muakkad, artinya dianjurkan untuk dikerjakan oleh setip
muslim baik laki laki dan perempuan
 Waktu shalat tarawih bisa dikerjakan setelah shalat Isya, awal malam lebih utama bagi mereka
yang tidak terbiasa atau khawatir tidak mampu bangun malam untuk shalat tarawih
 Waktu shalat tarawih bisa di akhir malam lebih utama bagi mereka yang terbiasa dan tidak
khawatir untuk bangun malam shalat qiyamul lail
 Bilangan jumlah shalat tarawih dan witir sebagai rangkaian nya bisa hanya 11 rakaat 8 rakaat
shalat tarawih dan witir 3 rakaat, atau 23 rakaat 20 rakaat shalat tarawih dan witir 3 rakaat.
Shalat hari raya
 Shalat hari raya disebut juga shalat Id. Shalat Hari Raya ada dua yaitu shalat hari raya Idul Fitri
dan hari raya Idul Adha.
 Shalat hari raya idul fitri adalah shalat sunah dua rakaat yang dikerjakan pada tanggal 1 syawal.
Sedangkan shalat hari raya idul adha adalah shalat sunah dua rakaat yang dikerjakan pada tanggal
10 Dzulhijah.
 Asal muasal shalat hari raya. Dari Anas bin Malik ra. Ia berkata, Rasulullah saw datang ke
Madinah, sedang penduduknya mempunyai dua hari raya yang mereka gunakan untuk
mengadakan permainan dan bersenang senang. Maka beliau bersabda, Apakah kedua hari ini?,
Mereka menjawab, Hari yang kami gunakan untuk bersenang senang di masa jahiliyah. Beliau
kemudian bersabda “ Allah telah menggantikan kedua hari raya tuan tuan dengan dua hari raya
yang lebih baik, yaitu hari raya idul adha dan hari raya idul fitri”. (HR. Abu Daud)
Hukum shalat hari raya
 Mayoritas ulama termasuk imam malik dan imam syafi’i berpendapat bahwa hukum shalat hari
raya adalah sunah muakkad (sangat dianjurkan untuk dikerjakan). Sedangkan imam hanafi
berpendapat hukum shalat hari raya adalah fardhu ‘ain. Namun bagi imam hambali hukum shalat
hari raya adalah fardhu kifayah.
 Fardhu ‘ain ialah kewajiban yang dibebankan kepada setiap muslimsebagai suatu kewajiban
individual.
 Fardhu kifayah ialah kewajiban yang dibebankan kepada muslim, tetapi apa bila ada satu orang
yang mengerjakan nya maka gugurlah kewajibannya atas yang lain karena telah diwakilkan oleh
yang shalat
 Waktu menunaikan shalat hari raya sejak matahari naik setinggi satu atau dua penggalah (kira
kira pukul 07.00) dengan dua rakaat.
 Dari Ibnu Abbas ra. Sesungguhnya nabi mengerjakan shalat pada hari raya dua rakaat, dan tidak
shalat apapun sebelum dan sesudahnya. (HR. Jamaah)
Sunah sunah pada hari raya
 Menggemakan takbir di masjid
 Mandi sebelum berangkat shalat idul fitri atau idul adha
 Makan dn minum sebelum berangkat shalat idul fitri atau idul adha
 Memakai pakaian terbaik dan memakai wewangian
 Mengikutsertakan istri dan anak
 Mendengarkan khutbah shalat idul fitri atau idul adha
Shalat istikharah
 Shalat istikahrah adalah shalat sunah dua rakaat yang dilakukan ketika seseorang dihadapkan
pada persoalan kehidupan atau pilihan yang sulit dalam rangka memohon kepada Allah agar
diberi petunjuk terhadap pilihan yang lebih baik dan terbaik diantara beberapa pilihan, sehingga
hatinya mantap dan tidak bimbang serta tidak menyesal dikemudian hari.
 Allah berfirman “ Boleh jaddi kamu membenci sesuatu padalah ia amat baik bagimu, dan boleh
jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu
tidak mengetahui.
Hukum dan waktu shalat istikharah
 Hukum shalat istikahrah adalah sunah muakkad bagi orang yang sedang dihadapkan pada
permasalahan pelikyang menuntut pilihan yang terbaik. Rasulullah sangat menganjurkan shalat
istikharah melalui sabdanya “tidak akan kecewa orang yang istikharah (memohon pilihan yang
lebih baik dari Allah), tidak menyesal orang yang bermusyawarah dan tidak akan melarat orang
yang hidupnya hemat. (HR. Ath Thabrani)
 Waktu shalat istikharah ialah setiap saat ketika ada persoalan pelik, bisa diwaktu siang, maupun
malam. Maun utamanya dimalam hari pada sepertiga malam terakhir.
 Shalat istikharah dikerjakan dua rakaat secara sendirian tanpa berjamaah.
Shalat gerhana

 Shalat gerhana adalah shalat sunah dua rakaat yang dikerjakan ketika terjadi gerhana matahari
ataupun gerhana bulan. Dalam terminologi fikih shalat gerhana bulan disebut juga shalat khusuf,
sedangkan shlat gerhana matahari disebut shalat kusuf.
 Asal muasal terjadinya shalat gerhana. Diseritakan oleh Al Mughirah Ibnu Syu’bah ra. Berkata,
“pada zaman Rasulullah pernah terjadi gerhana matahari, yaitu bertepatan dengan wafatnya
Ibrahim (putra Nabi dari istri Mariah al Qibthiyah). Lalu orang orang berseru bahwa terjadinya
gernaha matahari karena wafatnya Ibrahim. Maka Rasulullah saw bersabda, “sesungguhnya
matahari dan bulan adalah dua tanda diantara tanda tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak
terjadi gerhana karena kematian atau kehidupan seseorang, jika kalian melihat keduanya, maka
berdoalah kepada Allah dan shalatlah sampai kembali seperti semula. (HR. Muttafaqah Alaihi).
Menurut riwayat Bukhari disebutkan sampai terang kembali.
Hukum dan waktu shalat gerhana

 Shalat gerhana hukumnya sunah muakkad (sangat dianjurkan untuk dikerjakan) mana kala terjadi
gerhana matahari atau bulan. Adapun waktu pelaksanaannya adalah 1) shalat gerhana matahari
dimulai dari terjadinya gerhana atau mulainya tampak gerhana sampai pulih kembali seperti
semula. 2) shalat gerhana bulan dimuali dari terjadinya gernaha sampai terbit matahari
Tatacara shalat gerhana
 Shalat gerhana dapat dilaksanakan sendirian (munfarid) atau berjamaah, namun dianjurkan
berjamaah
 Shalat gerhana terdiri dari dua rakaat, setiap rakaatnya dilakukan dengan dua kali berdiri dan dua
kali rukuk. Namun menurut ulama imam Hanafi, shalat gerhana dikerjkan seperti shalat sunah
lainnya
 Dalam pelaksanaan shalat gerhana, hendaklah diperpanjang berdirinya dan memperbanyak
membaca tasbih atau surah al Quran yang panjang, begitu pula rukunya dipanjangkan
 Selesai shalat dua rakaatdapat dilanjutkan dengan khutbah dua kali
Shalat istisqa
 Shalat Istisqa adalah shalat memohon hujan kepada Allah swt, karena adanya kemarau panjang.
Shalat istisqa terdiri dari dua rakaat dan dilaksanakan berjamaah
 Dari Abdulah bin Zaid Al Mazini ra. Ia berkata “sesungguhnya Nabi saw keluar bersama orang
banyak untuk meminta hujan, lalu beliau shalat bersama orang orang dengan dua rakaat dengan
mengeraskan bacaan dalam kedua rakaat itu. (HR. Jamaah)
 Hukum dan waktu shalat Istisqa. Hukum shalatnya adalah sunah muakkad (sangat dianjurkan)
ketika dalam kondisikekeringan atau kemarau panjang. Shalat ini dilakukan kapanpun dengan
syarak dalam kondisi kekeringan yang membutuhkan air dan pada saat itu lama sekali turun
hujan.
Tata cara shalat istisqa

 Sebelum hari pelaksanaan shalat istisqa, seluruh penduduk hendaknya berpuasa 4 hari
 Selama puasa hendaknya memperbanyak amal kebajikan, bertaubah, beristigfar, dan menjauhi
dari kemaksiatan
 Pada hari ke empat,masih dalam keadaan puasa semua orang tanpa terkecuali keluar menuju
tanah lapangan untuk menunaikan shalat istisqa
 Bagi yang mempunyai hewan ternakpun dibawa kelapangan, karena pada hakikatnya hewan juga
membutuhkan air
 Shalat istisqa dikalsanakan dua rakaat secara berjamaah tanpa diawali dengan adzan dan iqomat
 Setelah selesai shalat, dilanjutkan dengan dua kali khutbah
 Ketika khatib berdoa, hendaknya wajah dihadapkan ke arah kiblat sembari menngangkat kedua
tangan
Hikmah bagi yang selalu mengerjakan shalat sunah

 Menutupi Kekurangan dalam Sholat Fardhu


 Ibadah Sunnah Paling Afdhal
 Bisa Menemani Nabi di Surga
 Dosanya Berguguran Ketika Ruku' dan Sujud
 Dicintai Oleh Allah SWT
 Doanya Mustajab
 Diangkat Derajatnya di Sisi Allah SWT

Anda mungkin juga menyukai