Anda di halaman 1dari 13

Terbiasa Shalat Rawatib

Bina Pribadi Islami


SMPIT Generasi Rabbani
Kota Bengkulu
Shalat Fardhu hukumnya wajib bagi muslim. Shalat Fardhu
ialah amalan pertama yang dihisab pada hari perhitungan.
Selain shalat fardhu, yaitu shalat Sunnah Rawatib.

Ummu Habibah R.A berkata : “Aku mendengar Rasulullah


SAW bersabda, Barangsiapa yang Shalat 12 Rakaat dalam
sehari semalam maka dibangunkan baginya sebuah rumah
didalam surga.” (HR. Muslim)
Standar Kompetensi 1. Melakukan Ibadah Yang Benar

Kompetensi Dasar 1.1 Terbiasa Shalat Sunnah Rawatib.

Tujuan Pembelajaran 1. Memahami Shalat Sunnah Rawatib


2. Memahami Jenis-jenis Shalat Sunnah Rawatib
3. Mengetahui Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib
Pengantar
Salah satu amalan yang bisa kita keja untuk menambah amalah
dari ibadah wajib ialah amalan Sunnah. Banyak sekali amalan
Sunnah yang bisa kita kerjalan, salah satunya ialah Shalat Sunnah.

Namun, ada satu amalan Shalat Sunnah yang selalu dikerjakan


Nabi Muhammad SAW selalu mengerjakan Shalat Sunnah Rawatib
ini. Beliau tak pernah Meninggalkannya meski dalam keadaan
Musafir.
Pendalaman Materi
A.Pengertian Shalat Sunnah Rawatib
Şalat sunah rawatib adalah Shalat sunah yang dikerjakan sebelum sesudah Shalat
fardu.
Sebelum Shalat Fardhu (Qabliyah)
Sesudah Shalat Fardhu (Ba’diyah)
Niat şalat sunah rawatib ini tidak perlu dilafalkan sampai bersuara, tetapi cukup
diucapkan dalam hati. Pelafalan niat şalat sunah rawatib ini mungkin bertujuan untuk
memantapkan niat yang sudah ada di dalam hati.
Ibnu Qudamah berkata, “Setiap sunah rawatib qabliyah, maka waktunya dimulai
dari masuknya waktu şalat fardu hingga şalat fardu dikerjakan, dan şalat rawatib ba'diyah,
maka waktunya dimulai dari selesainya şalat fardu hingga berakhirnya waktu şalat fardu
tersebut." (H.R. Al-Mughni) Terdapat dua şalat sunah rawatib, yakni şalat sunah rawatib
muakkad serta ghairu muakkad. Tentunya kedua amalan sunah ini mempunyai niat şalat
sunah rawatib yang berbeda.
MUAKKAD dan GHAIRU MUAKKAD
 Şalat Sunah Rawatib Muakkad
Şalat sunah rawatib muakkad ini bersifat sangat dianjurkan untuk dikerjakan.
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan 12 rakaat pada şalat sunah rawatib,
maka Allah akan bangunkan baginya rumah di surga, 4 rakaat sebelum Zuhur, 2 rakaat sesudahnya, 2
rakaat sesudah Magrib, 2 rakaat sesudah Isya, dan 2 rakaat sebelum Subuh." (H.R. Tirmidzi dan
Nasa'i)

 Şalat Sunah Rawatib Ghairu Muakkad


Ialah şalat sunah rawatib --yang kurang ditekankan. Berikut adalah jumlah şalat sunah ghairu
muakkad.
1. 2 atau 4 rakaat sebelum şalat Asar (jika dikerjakan 4 rakaat, dikerjakan dengan 2 kali
salam).
2. 2 rakaat sebelum Maghrib.
3. 2 rakaat sebelum Isya.
Lanjutan Ghairu Muakkad..

Mengenai Shalat Sunnah Rawatib yang dikerjakan 4 rakaat


harus dengan 2 kali salam didasarkan hadist berikut. Asy-
Syaikh Muhammad bin Utsaimin berkata : “Shalat Sunnah
Rawatib terdapat didalamnya salam. Seseorang yang shalat
rawatib 4 rakaat maka dengan 2 salam bukan 1 salam,
karena sesungguhnya nabi bersabda : Shalat (sunah) di
waktu malam dan siang dikerjakan 2 rakaat salam 2 rakaat
salam.” (Majmu’ Fatawa Asy-Syaikh Utsaimin 14/288)
KEUTAMAAN DZIKIR SHALAT RAWATIB

 Dibuatkan Rumah di Syurga


Dari Aisyah R.A berkata, “Rasulullah bersabda : Barangsiapa tak meninggalkan 12 rakaat pada Shalat Sunnah Rawatib,
maka Allah akan bangunkan baginya rumah di surga.” (H.R. Tirmidzi dan Nasa’i)

 Lebih Baik daripada Dunia dan Seisinya


“2 rakaat sebelum Subuh lebih aku cintai daripada dunia seisinya.” (H.R. Muslim)

 Diharamkan Api Neraka


Ummu Habibah R.A berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda : Barangsiapa yang menjaga shalat 4 rakaat
sebelum dzuhur dan 4 rakaat sesudahnya, Allah haramkan baginya api neraka.”
(HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)
WAWASAN

Şalat sunah fajar adalah şalat sunah yang dikerjakan di waktu fajar. la sama dengan
şalat sunah qabliyah Subuh. Dikerjakan 2 rakaat setelah azan sebelum iqamah.
Rasulullah saw. amat menjaga salat ini,
Keutamaannya begitu besar dan dapat kita lihat dalam hadis dari 'Aisyah r.a.
Rasulullah saw. bersabda, "Dua raka'at fajar (şalat sunah qabliyah Subuh) lebih baik
daripada dunia dan seisinya." (H.R. Muslim).
Berikut adalah cara Rasulullah saw. dalam melaksanakan şalat sunah fajar :
1. Dilakukan antara azan dan iqamah. Berdasarkan hadis dari Nafi', dari Ibnu 'Umar
yang berkata, "Ummul Mukminin Hafshah pernah mengabarkan, 'Rasulullah saw.
dahulu diam antara azannya muazin hingga salat Subuh. Sebelum şalat Subuh dimulai,
beliau dahului dengan dua rakaat ringan." (H.R. Bukhari dan Muslim)
2. Şalat dengan bacaan ringan. Dari sayyidah 'Aisyah r.a., sebaik-baiknya surah yang
dibaca dalam dua rakaat salat sunnah fajar adalah surah al-Kāfirun dan al-Ikhlās." (H.R.
Muslim)
Lanjutan
3. Menggantinya (qadha) jika luput mengerjakan. Jika tidak sempat mengerjakan şalat sunah fajar,
ketahuilah masih berkesempatan melakukannya di waktu lain. Sebab, ia ibadah yang unik, meski
statusnya adalah sunah bisa dikerjakan di luar waktunya. Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang
belum şalat sunah dua rakaat Subuh, maka hendaknya melakukannya setelah terbit matahari." (H.R.
Tirmidzi)

Dalam hadis yang lain disebutkan pernah Qais bin Qahd r.a. șalat Subuh bersama Rasulullah saw. dan
belum melakukan şalat sunah dua rakaat qabliyah Subuh. Ketika Rasulullah saw. telah salam, maka ia
pun salam bersama beliau. Kemudian, ia bangkit dan melakukan şalat dua rakaat qabliyah Subuh, dan
Rasulullah saw. melihat perbuatan tersebut dan tidak mengingkarinya. (H.R. Tirmidzi)

Jika kalian tidak sempat mengerjakan şalat sunah fajar sebelum Subuh, kalian bisa pilih mengerjakannya
setelah waktu syuruq atau langsung setelah şalat Subuh. Keduanya diperbolehkan berdasar dalil dua
hadis di atas. Namun, alangkah lebih baiknya, kalian mengerjakannya setelah matahari terbit atau
syuruq. Ini lebih baik untuk menghindari mengerjakan şalat pada waktu yang dilarang.
Tokoh Inspirasi
Rasulullah MengQada Şalat Rawatib
Rasulullah saw. mencontohkan kepada kita untuk istiqamah dalam mengerjakan ibadah, tidak terkecuali şalat sunah
rawatib. Bahkan, Rasulullah saw. pernah mengqada atau mengganti şalat sunah qabliyah Zuhur.

Pernah Kuraib pembantu Ibnu Abbas diutus untuk menemui Aisyah r.a. untuk menanyakan dua rakaat setelah şalat
Asar. Kuraib lantas diminta Aisyah r.a. untuk menemui Ummu Salamah r.a.. Ummu Salamah r.a. menjelaskan bahwa
Rasulullah saw. memang pernah melarang mengerjakan dua rakaat setelah Ashar. Namun, Ummu Salamah sempat
menyaksikan Nabi melakukan şalat sunah tersebut di dalam rumah. Ketika itu, dia sudah mengerjakan şalat Asar.
Ummu Salamah kemudian mengutus seorang budak wanita untuk menanyakan hal tersebut kepada Rasulullah saw..
Rasulullah saw, pun bersabda, “Wahai putri Abu Umayyah, engkau bertanya tentang dua rakaat setelah Asar?
Sesungguhnya beberapa orang dari Abdul Qais mendatangiku untuk mengislamkan beberapa_ orang dan kaumnya,
sehingga aku tidak sempat mengerjakan dua rakaat setelah Zuhur. Maka, yang kukerjakan adalah şalat tersebut." (H.R.
Bukhari Muslim)

Hadiš ini menunjukkan disyariatkannya menggada şalat sunah rawatib setelah Zuhur jika seseorang tidak sempat
mengerjakannya.
Evaluasi

NO Salat Rawatib Hari Ke -


1 2 3 4 5 6 7
1 2 Rakaat sebelum Subuh
2 2 Rakaat sebelum Dzuhur
3 2 Rakaat sesudah Dzuhur
4 2 Rakaat sesudah Maghrib
5 2 Rakaat sesudah Isya
Jazakumullahu
Khoiron

Anda mungkin juga menyukai