Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Şalat sunah fajar adalah şalat sunah yang dikerjakan di waktu fajar. la sama dengan
şalat sunah qabliyah Subuh. Dikerjakan 2 rakaat setelah azan sebelum iqamah.
Rasulullah saw. amat menjaga salat ini,
Keutamaannya begitu besar dan dapat kita lihat dalam hadis dari 'Aisyah r.a.
Rasulullah saw. bersabda, "Dua raka'at fajar (şalat sunah qabliyah Subuh) lebih baik
daripada dunia dan seisinya." (H.R. Muslim).
Berikut adalah cara Rasulullah saw. dalam melaksanakan şalat sunah fajar :
1. Dilakukan antara azan dan iqamah. Berdasarkan hadis dari Nafi', dari Ibnu 'Umar
yang berkata, "Ummul Mukminin Hafshah pernah mengabarkan, 'Rasulullah saw.
dahulu diam antara azannya muazin hingga salat Subuh. Sebelum şalat Subuh dimulai,
beliau dahului dengan dua rakaat ringan." (H.R. Bukhari dan Muslim)
2. Şalat dengan bacaan ringan. Dari sayyidah 'Aisyah r.a., sebaik-baiknya surah yang
dibaca dalam dua rakaat salat sunnah fajar adalah surah al-Kāfirun dan al-Ikhlās." (H.R.
Muslim)
Lanjutan
3. Menggantinya (qadha) jika luput mengerjakan. Jika tidak sempat mengerjakan şalat sunah fajar,
ketahuilah masih berkesempatan melakukannya di waktu lain. Sebab, ia ibadah yang unik, meski
statusnya adalah sunah bisa dikerjakan di luar waktunya. Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang
belum şalat sunah dua rakaat Subuh, maka hendaknya melakukannya setelah terbit matahari." (H.R.
Tirmidzi)
Dalam hadis yang lain disebutkan pernah Qais bin Qahd r.a. șalat Subuh bersama Rasulullah saw. dan
belum melakukan şalat sunah dua rakaat qabliyah Subuh. Ketika Rasulullah saw. telah salam, maka ia
pun salam bersama beliau. Kemudian, ia bangkit dan melakukan şalat dua rakaat qabliyah Subuh, dan
Rasulullah saw. melihat perbuatan tersebut dan tidak mengingkarinya. (H.R. Tirmidzi)
Jika kalian tidak sempat mengerjakan şalat sunah fajar sebelum Subuh, kalian bisa pilih mengerjakannya
setelah waktu syuruq atau langsung setelah şalat Subuh. Keduanya diperbolehkan berdasar dalil dua
hadis di atas. Namun, alangkah lebih baiknya, kalian mengerjakannya setelah matahari terbit atau
syuruq. Ini lebih baik untuk menghindari mengerjakan şalat pada waktu yang dilarang.
Tokoh Inspirasi
Rasulullah MengQada Şalat Rawatib
Rasulullah saw. mencontohkan kepada kita untuk istiqamah dalam mengerjakan ibadah, tidak terkecuali şalat sunah
rawatib. Bahkan, Rasulullah saw. pernah mengqada atau mengganti şalat sunah qabliyah Zuhur.
Pernah Kuraib pembantu Ibnu Abbas diutus untuk menemui Aisyah r.a. untuk menanyakan dua rakaat setelah şalat
Asar. Kuraib lantas diminta Aisyah r.a. untuk menemui Ummu Salamah r.a.. Ummu Salamah r.a. menjelaskan bahwa
Rasulullah saw. memang pernah melarang mengerjakan dua rakaat setelah Ashar. Namun, Ummu Salamah sempat
menyaksikan Nabi melakukan şalat sunah tersebut di dalam rumah. Ketika itu, dia sudah mengerjakan şalat Asar.
Ummu Salamah kemudian mengutus seorang budak wanita untuk menanyakan hal tersebut kepada Rasulullah saw..
Rasulullah saw, pun bersabda, “Wahai putri Abu Umayyah, engkau bertanya tentang dua rakaat setelah Asar?
Sesungguhnya beberapa orang dari Abdul Qais mendatangiku untuk mengislamkan beberapa_ orang dan kaumnya,
sehingga aku tidak sempat mengerjakan dua rakaat setelah Zuhur. Maka, yang kukerjakan adalah şalat tersebut." (H.R.
Bukhari Muslim)
Hadiš ini menunjukkan disyariatkannya menggada şalat sunah rawatib setelah Zuhur jika seseorang tidak sempat
mengerjakannya.
Evaluasi