Anda di halaman 1dari 29

Bab I

Pendahuluan

1.1  Latar Belakang
Setiap ummat muslim diwajibkan untuk mendirikan sholat, karena sholat merupakan
tiang agama. Tiang penopang yang akan menentukan berdiri atau tidaknya agama dalam diri
masing – masing ummat muslim.
Sholat terbagi menjadi dua macam, yang pertama sholat wajib yakni sholat yang
diwajibkan bagi setiap muslim untuk mendirikannya. Yang kedua sholat sunnah yakni sholat
yang hukumnya sunnah.

Sholat sunnah dapat dikerjakan berjamaah maupun munfarid dan terbagi dalam dua
macam yakni sholat sunnah mu’akat dan ghairu mu’akad. Mu’akad artinya dianjurkan, jadi
sholat sunnah itu ada yang dianjurkan untuk ummat muslim melaksanakannya, ada juga
sholat sunnah yang tidak dianjurkan melaksanakannya, tapi sebagaimana hukumnya sunnah
bila dikerjakan berpahala ditinggalkan tidak apa-apa.
Walau demikian kita sebagai ummat muslim tentu ingin meningkatkan amalan ibadah
dan ketakwaan kita.  Dengan semakin banyak kita mengerjakan sholat sunnah tanpa melihat
itu dianjurkan atau tidaknya akan menambah amalan di luar kewajiban sholat lima waktu
yaitu satu kebaikan dalam bentuk sholat yang bukan merupakan keharusan tetapi bernilai
ibadah, yang dilakukan dengan ihklas dan kerelaan hati.
       Dalam riwayat Imam Muslim yang bersumber dari sahabat Rabi’ah bin Ka’ab Al Aslamiy
ra. Juga diterangkan bahwa Rasulullah SAW telah bersaabda yang artinya :
“Saya pernah bermalam bersama Rasulullah SAW. Saya mendatangi beliau sambil berkata
kepadaku,”Mohonlah Saya berkata, “Saya memohon kepada engkau untuk dapat menyertai
engkau (ya Rasulullah) di surga”. Beliau bersabda, “Ada lagi yang lain?” Saya menjawab,
“Cukup itu saja”. Sabdanya, “Tolonglah aku agar permohonanmu terkabul dengan jalan
kamu melakukan banyak sujud (sholat)” 
Sholat sunnah disariatkan untuk menyempurnakan sholat fardu. Karena sholat adalah
amal ibadah penentu dari amal ibadah yang lain dihadapan Allah SWT nanti, Rasulullah SAW
pernah bersabda:
“AWWALU MAA YUHAASABU `ALAIHIL `ABDU YAUMAL QIYAAMATI ASH SHALAATU FA IN
SHALUHAT SHALUHA SAAIRU `AMALIHI WA IN FASADA SAA-IRU `AMALIHII”
Artinya :
“Awal mula amalan yang yang dihisap atas seorang hampa pada hari kiamat nanti adalah
sholat, maka apabila sholat itu baiklah seluruh amalannya, dan apabila Sholat itu jelek, maka
jelek pulalah seluruh amalannya.” (Hadits riwayat Imam Thabrani)
       Keutamaan sholat sunnah secara singkat adalah untuk menambah tabungan amal nanti
di akhirat serta menambah kebaikan bagi diri si pelakunya. Karena dengan senantiasa
mengerjakan ibadah-ibadah yang sunnah maka dengan sendirinya  ibadah yang fardu pun
akan terlaksana dengan baik.
1.2  Rumusan Masalah

1.       Apakah yang dimaksud dengan sholat sunnah?


2.       Apa dalil yang mendasari pelaksanaan sholat sunnah?
3. Apakahsajakah yang termasuk dalam klasifikasi sholat sunnah berjamaah, beserta
karakteristik nya?
4. Apasajakah yang termasuk kedalam klasifikasi sholat sunnah munfarid, beserta
karakteristiknya?

1.3  Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah supaya ummat muslim dapat mengetahui
bagaimanakah atau apa yang dimaksud dengan sholat sunnah dan apa saja kegunaan dari
sholat sunnah tersebut, sehingga kita bisa mengetahui, mengamalkan, serta membentuk
pribadi muslim yang sempurna.
Bab II
Pembahasan

2.1 PENGERTIAN SHALAT SUNAH

Salat sunah atau salat nawafil (jamak: nafilah) adalah salat yang dianjurkan


untuk dilaksanakan namun tidak diwajibkan sehingga tidak berdosa bila ditinggalkan
dengan kata lain apabila dilakukan dengan baik dan benar serta penuh ke ikhlasan akan
tampak hikmahdan rahmat dari Allah SWT yang begitu indah. Salat sunah menurut
hukumnya terdiri atas dua golongan yakni:
  Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat (hampir
mendekati wajib), seperti salat dua hari raya, salat sunah witr dan salat sunah thawaf.
 Ghairu Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat,
seperti salat sunah Rawatib dan salat sunah yang sifatnya insidentil (tergantung
waktu dan keadaan, seperti salat kusuf/khusuf hanya dikerjakan ketika terjadi
gerhana).

2.2 DALIL YANG MENDASARI PELAKSANAAN SHOLAT SUNNAH

Dasar pelaksanaan sholat sunnah sangat kuat dan mendasar. Sholat sunnah
didasari oleh hadis dan sunah Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Jadi
sholat sunnah itu bukan sholat yang hanya dibuat – buat tapi sholat yang berdasArkan
pada dalil – dalil naqli.
Dalil tersebut yang kemudian dijabarkan oleh para ulama dan umara untuk
disampaikan pada seluruh ummat muslim, baik itu jenis maupun tata cara
pelaksanaannya yang sesuai dengan hadis dan sunnah.
Sebagimana yang telah diterangkan oleh Allah SWT di dalam hadis QudsiNya
yang artinya : “ Hambaku senantiasa mendekatkan diri kepada Ku dengan melakukan
hal-hal yang sunnah, sehingga Aku menyenangi dan mencintainya. Karenanya Akulah
yang menjadi mendengarnya yang dengannya ia mendengar; Akulah yang menjadi
penglihatannya dengan ia melihat, Aku menjadi lidahnya dengannya ia berkata; dan
Aku menjadi akalnya yang dengannya ia berfikir. Apabila ia meminta sesuatu
kepadaKu, niscaya Aku menolongnya. Ibadah yang dilakukannya kepadaKu yang paling
aku senangi adalah menunaikan kewajibannya dengan sebaik-baiknya untukKu”. (HR.
Imam Thabrani)

Di antara rahmat Allah SWT kepada hambanya adalah bahwa Allah SWT
mensyari'atkan bagi setiap kewajiban, sunnah yang sejenis; agar orang
mukmin bertambah imannya dengan melakukan yang sunnah, dan menyempurnakan
yang wajib pada hari kiamat, karena kewajiban-kewajiban mungkin ada yang kurang.
Anjuran untuk melaksanakan sholat sunnah, antara lain berdasarkan hadits dari
Rabi’ah bin Malik yang mengatakan bahwa Rasullah memerintahkan kepada saya,
dengan sabdanya:
 “Bermohonlah, maka saya menjawab: “Saya mohon kepadamu agar  saya dapat
menemanimu di surga”. Kemudian beliau bersabda:“Adakah selain itu?” Saya
menjawab: “Ya, hanya itu”. Beliaubersabda lagi: “Maka bantulah saya, agar berhasil
permohonan itudengan membanyakkan sujud (salat sunat)”.
Dari Ummu Aabibah. RA isteri nabi SAW beliau berkata, aku mendengar
Rasulullah SAW bersabda: “tidaklah seorang hamba muslim shalat sunnah bukan
fardhu untuk Allah setiap hari dua belas rakaat, kecuali Allah membangunkan baginya
rumah di surga, atau kecuali dibangunkan baginya rumah di surga.” (HR. Muslim).
Dari Ibnu Umar.RA berkata: "Aku shalat bersama Rasulullah SAW sebelum
dhuhur dua rakaat, dan setelahnya dua rakaat, setelah maghrib dua rakaat, setelah
shalat isya' dua rakaat, setelah shalat jum'at dua rakaat, adapun shalat maghrib, isya',
dan jum'at, maka aku shalat bersama nabi rdi rumahnya.” (muttafaq alaih)

2.3 SHALAT SUNAH BERJAMAAH

Shalat sunah berjamaah adalah salat sunah yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
secara bersama-sama. Salah seorang bertindak sebagai imam dan lainnya menjadi
makmum.

1.     SHALAT IDAIN

 PENGERTIAN  
Shalat Id adalah shalat yang dilakukan pada waktu hari raya, karena dalam tradisi Islam
terdapat dua hari raya, yakni Idul Fitri dan Idul Adha maka dalam satu tahun terdapat dua
shalat Id. Shalat hari raya berjumlah dua rakaat, dan sunah dengan berjamaah, serta
dikerjakan sebelum khutbah. Akan tetapi, bagi orang yang mengerjakan ibadah haji
disunahkan mengerjakannya tanpa berjamaah. Bagi orang yang mengerjakannya tanpa
berjamaah tidak disunahkan melakukan khutbah setelahnya.

 HUKUM SHALAT ‘IDUL FITRI DAN ‘IDUL ADHA


Mengerjakan shalat ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha (‘idain) berhukum sunah muakkad.

 DALIL
Firman Allah swt.:
)3:‫ (الكوثر‬.‫حر‬ َ ‫ص ِّل لِ َرب َِّك َوا ْن‬
َ َ‫ف‬
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkorbanlah.” (QS. Al Kautsar: 3)
Hadits Nabi Muhammad saw.:
‫ون ْال ِعي َد ْي ِن‬
َ ُّ‫ُصل‬
َ ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َما ي‬ِ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َوَأبُو بَ ْك ٍر َو ُع َم ُر َر‬ َ ‫َك‬
َ ِ‫ان َرسُو ُل هللا‬
)‫ (متفق عليه‬  ‫ة‬ ْ ‫قَ ْب َل ْال ُخ‬
ِ َ ‫طب‬
“Rasulullah saw., Abu Bakar, Umar melakukan shalat dua hari raya sebelum khutbah
dilaksanakan.” (Muttafaq ‘Alaih)

  WAKTU PELAKSANAAN
Pelaksanaan shalat hari raya dimulai saat matahari terbit sampai dengan tergelincir, dan
yang paling utama adalah mengerjakannya ketika matahari sudah naik kira-kira satu
tombak dalam pandangan mata.
  TEMPAT PELAKSANAAN
Tempat pelaksanaan shalat ‘ied lebih utama (lebih afdhol) dilakukan di tanah lapang,
kecuali jika ada udzur seperti hujan. Abu Sa’id Al Khudri mengatakan,
‫صلَّى‬
َ ‫ىال ُم‬ ْ ِ‫ ْالف‬ ‫يَ ْو َم‬ ‫يَ ْخ ُر ُج‬ – ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ – ِ ‫هَّللا‬ ‫ َرسُو ُل‬ ‫ان‬
ْ َ‫ِإل‬ ‫ َواَألضْ َحى‬ ‫ط ِر‬ َ ‫َك‬
“Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar pada hari raya ‘Idul Fithri dan ‘Idul
Adha menuju tanah lapang.”[9]

  KESUNAHAN DI HARI RAYA


1.      Melantunkan takbir
Kesunahan ini dimulai sejak terbenamnya matahari hari raya ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha,
dan berakhir ketika imam memulai shalat ‘id. Hanya saja, pada hari raya ‘Idul Adha tetap
disunahkan melantunkannya setiap selesai mengerjakan shalat fardlu, shalat rawatib,
shalat sunah mutlak, dan shalat janazah. Kesunahan ini berlangsung sampai waktu Ashar
tanggal 13 Dzulhijjah.
Adapun bacaan takbir yang dimaksud adalah:
‫ هللاُ َأ ْكبَ ُر‬،‫ هللَا ُ اَ ْكبَ ُر َو ِهللِ ْال َح ْم ُد‬،ُ‫ َوهللاُ اَ ْكبَر‬،ُ‫ الَ اِ ٰلهَ اِالَّ هللا‬،ُ‫ هللَا ُ َأ ْكبَر‬،ُ‫ هللَا ُ َأ ْكبَر‬،ُ‫هللَا ُ َأ ْكبَر‬
،ُ‫ق َو ْع َده‬ َ ‫ص َد‬َ ،‫ الَ ِإ ٰلهَ ِإال هللاُ َوحْ َد ْه‬،ً‫ص ْيال‬ ِ ‫ َوَأ‬ ً‫ان هللاِ بُ ْك َرة‬ َ ‫ َو ُسب َْح‬،ً‫كبيراً َو ْال َح ْم ُد ِهللِ َكثِيْرا‬
ُ‫اب َوحْ َده‬ َ ‫ َوهَ َز َم اَْألحْ َز‬،ُ‫ َوَأ َع َّز ُج ْن َده‬،ُ‫ص َر َع ْب َده‬ َ َ‫ون‬، َ
ٰ
‫ هللاُ َأ ْكبَ ُر َ ِوهللِ ْال َح ْمد‬،ُ‫الَ ِإلهَ ِإالَّ هللاُ َوهللاُ َأ ْكبَر‬

 Catatan:
a.         Takbir yang disunahkan pada setiap selesai shalat disebut takbir muqayyad.
b.         Takbir yang disunahkan tidak pada setiap shalat disebut takbir mursal.

2.      Mandi dengan niat untuk melaksanakan shalat hari raya:

‫ اَْألضْ ٰحى ُسنَّةً ِهللِ تَ َع ٰالى‬/ ‫ط ِر‬


ْ ِ‫ْت ْال ُغ ْس َل لِ ِع ْي ِد ْالف‬
ُ ‫نَ َوي‬ .
3.      Berangkat pagi-pagi, kecuali bagi imam disunahkan berangkat ketika shalat hendak
dilaksanakan.
4.   Berhias diri dengan memakai parfum, pakaian yang bagus, memotong kuku, serta
menghilangkan bau yang tidak sedap.
5.    Menempuh jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.
6.    Makan terlebih dahulu sebelum berangkat shalat ‘Idul Fitri, sedangkan pada ‘Idul Adha,
sunah melakukan shalat terlebih dahulu.
7.    Tahniah (ungkapan suka cita) atas datangnya hari raya disertai dengan berjabat tangan.
Seperti lafadh:

‫تَقَب ََّل هللاُ ِمنَّا َو ِم ْنك‬


8.   Menjawab ucapan suka cita (tahni’ah) dengan bacaan:

‫ ُك َّل َع ٍام َوَأ ْنتُ ْم بِ َخي ٍْر‬،‫ َأحْ يَا ُك ُم هللاُ َِأل ْمثَالِ ِه‬،‫تَقَب ََّل هللاُ ِم ْن ُك ْم‬.
  PELAKSANAAN SHALAT DAN KHUTBAH
       1.  Ketika imam sampai di masjid, muraqi segera berdiri untuk memberi aba-aba dimulainya
shalat, yakni dengan lafadh:
ْ ِ‫صلُّ ْوا ُسنَّةً لِ ِع ْي ِد ْالف‬
ُ‫ اَْألضْ ٰحى َر ْك َعتَي ِْن َجا ِم َعةً َر ِح َم ُك ُم هللا‬/ ‫ط ِر‬ َ .
        2.  Imam segera menuju mihrab (tempat imam), lalu niat shalat disertai takbiratul ihram.
Niatnya adalah:

‫ اَْألضْ ٰحى َر ْك َعتَ ْي ِن ِهللِ تَ َع ٰالى‬/ ‫ط ِر‬ َ ‫ُأ‬.


ْ ِ‫صلِّ ْي ُسنَّةً لِ ِع ْي ِد ْالف‬
3.  Setelah takbiratul ihram, dilanjutkan membaca do’a iftitah, kemudian melakukan takbir
sebanyak tujuh kali pada raka’at pertama, dan lima kali pada raka’at kedua. Lalu, membaca
tasbih di sela-sela takbir:

ُ‫َأ ْكبَر‬ ُ‫ان هللاِ َو ْال َح ْم ُد ِهللِ َوالَ ِإ ٰلهَ ِإالَّ هللاُ َوهللا‬
َ ‫ُسب َْح‬
“Subhanallah wal hamdulillah wa  laa ilaha illallah wallahu akbar. Allahummaghfirlii
war hamnii (Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya, tidak ada sesembahan yang
benar untuk disembah selain Allah. Ya Allah, ampunilah aku dan rahmatilah aku).”
Namun ingat sekali lagi, bacaannya tidak dibatasi dengan bacaan ini saja. Boleh juga
membaca bacaan lainnya asalkan di dalamnya berisi pujian pada Allah Ta’ala.
4.  Setelah selesai melakukan takbir ketujuh, dilanjutkan membaca ta’awwudz, surat Al
Fatihah dan surat-surat yang disunahkan; seperti surat Qaf atau Al A’la pada raka’at
pertama, dan surat Al Qamar atau surat Al Ghasyiyah pada raka’at kedua.
5.  Selesai melaksanakan shalat, muraqi segera berdiri untuk memberi aba-aba dimulainya
khutbah, disusul dengan membaca shalawat sambil menyerahkan tongkat. Redaksinya
semisal:

/ ‫ط ِر‬ ْ ِ‫ يَ ْو ُم ِع ْي ِد ْالف‬،َ‫ ِإ ْعلَ ُم ْوا َأ َّن يَ ْو َم ُك ْم ٰهذا‬،ُ‫َم َعا ِش َر ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َو ُز ْم َرةَ ْال ُمْؤ ِمنِي َْن َر ِح َم ُك ُم هللا‬
‫ َو َح َّر َم َعلَ ْي ُك ْم‬،‫ يَ ْو ُم َأ َح َّل هللاُ لَ ُك ْم فِ ْي ِه الطَّ َعا َم‬،‫ َويَ ْو ُم ْال َم ْغفُ ْور‬،‫ َويَ ْو ُم ال ُّسر ُْو ِر‬،‫اَْألضْ ٰحى‬
،ُ‫ار ُك ُم هللا‬ َ ‫ َوا ْس َمع ُْوا َأ َج‬،ُ‫صتُ ْوا َأثَابَ ُك ُم هللا‬ ِ ‫ َأ ْن‬،‫ص ِع َد ْال َخ ِطيْبُ َعلَى ْال ِم ْنبَ ِر‬ َ ‫ ِإ َذا‬w،‫فِ ْي ِه الصِّ يَا َم‬
َ ‫صلِّ َع ٰلى َسيِّ ِدنَا َو َم ْوالَنا‬ َ ‫ اللّ ٰـهُ َّم‬،‫صلِّ َع ٰلى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫ اللّ ٰـهُ َّم‬.ُ‫َوَأ ِط ْيع ُْوا َر ِح َم ُك ُم هللا‬
‫آل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ ِ ‫صلِّ َو َسلِّ ْم َع ٰلى َسيِّ ِدنَا َو َم ْوالَنَا ُم َح َّم ٍد َو َع ٰلى‬ َ ‫ اللّ ٰـهُ َّم‬،‫ ُم َح َّم ٍد‬.
6.  Setelah itu, khotib menuju mimbar khutbah.
7.  Kemudian muraqi membaca do’a:

‫لى‬ ٰ ‫ َويَ ِّسرْ هُ ْم َع‬،‫ت‬ ِ ‫ َو ْال ُمْؤ ِمنِي ِْن َو ْال ُمْؤ ِمنَا‬w،‫ت‬
ِ ‫ ِم َن ْال ُمسْـلِ ِمي َْن َو ْال ُمسْـلِ َما‬،‫اَللّ ٰـهُ َّم قَ ِّو ْاِإل سْـالَ َم‬
‫ك يَاَأرْ َح َم الرَّا ِح ِمي َْن‬
َ ِ‫اص ِري َْن بِ َرحْ َمت‬ ِ َّ‫اخي َْر الن‬ َ َ‫ َوي‬،‫ك بِ ْال َخي ِْر‬َ ‫اختِ ْم لَنَا ِم ْن‬
ْ ‫ َو‬،‫ِإقَا َم ِة ال ِّدي ِْن‬.
8.  Selesai do’a, khotib mengucapkan salam kemudian duduk.

ُ‫اَل َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬


9.  Lalu, muraqi membaca takbir sebanyak tiga kali:

3 ‫ هللَا ُ َأ ْكبَرْ َو ِهللِ ْال َح ْمد‬، ْ‫ َآل ِإ ٰلهَ ِإالَّ هللاُ َوهللاُ َأ ْكبَر‬، ْ‫ هللَا ُ ََأ ْكبَر‬، ْ‫ هللَا ُ َأ ْكبَر‬، ْ‫× اَهللُ َأ ْكبَر‬
10. Kemudian, khotib melaksanakan khutbah pertama. Selesai khutbah, khotib duduk sejenak,
disusul muraqi membaca shalawat:

‫آل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ ٰ ‫لى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َع‬
ِ ‫لى‬ َ ‫اَللّ ٰـهُ َّم‬.
ٰ ‫ص ِّل َع‬
11. Selesai duduk, khotib melanjutkan dengan khutbah kedua sampai selesai.

2.     SHALAT TARAWIH

 PENGERTIAN
Shalat Tarawih (kadang-kadang disebut teraweh atau taraweh) adalah salat sunnat yang
dilakukan khusus hanya pada bulan ramadan. Tarawih dalam bahasa Arab adalah bentuk
jama’ dari ٌ ‫ْحة‬
َ ‫تَرْ ِوي‬ yang diartikan sebagai "waktu sesaat untuk istirahat". Fakta menarik
salat ini ialah bahwa Rasulullah hanya pernah melakukannya secara berjamaah dalam 3
kali kesempatan. Disebutkan bahwa Rasulullah kemudian tidak melanjutkan pada malam-
malam berikutnya karena takut hal itu akan menjadi diwajibkan kepada ummat muslim.
 HUKUM SHALAT TARAWIH
Hukum melaksanakannya adalah sunah muakkad.
 DALIL SUNNAH-NYA SHALAT TARAWIH
Hadits sahih riwayat Bukhari & Muslim (muttafaq alaih)

‫من قام رمضان إيمانا ً واحتسابا ً ُغفر له ما تقدم من ذنبه‬ 


Artinya: Barangsiapa menegakkan Ramadhan dalam keadaan beriman dan mengharap
balasan dari Allah k, niscaya diampuni dosa yang telah lalu.
  BILANGAN RAKAAT SHALAT TARAWIH
  Delapan rakaat ditambah Witir
  Dua puluh rakaat ditambah Witir
  Tiga puluh enam rakaat ditambah Witir

  NIAT SHALAT TARAWIH

َ‫تَ َعالَى‬ ِ‫هلل‬ ‫ِإ َما ًما‬/‫ َمْأ ُمو ًما‬ ‫ َر ْك َعتَي ِْن‬ ‫يح‬ َ ‫ُأ‬
ِ ‫التَّ َر‬ َ‫ ُسنَّة‬ ‫صلِّى‬
ِ ‫او‬
"Ushalli sunnatat taraawiihi rak'ataini (ma'muman/imaaman) lillahi ta'aalaa."
Artinya: " Aku niat Salat Tarawih dua rakaat (menjadi makmum/ imam) karena Allah
Ta'ala"
ATAU

َ‫تَ َعالَى‬ ِ‫هلل‬ ‫ َر ْك َعتَي ِْن‬ ‫يح‬


ِ ‫او‬ َ ‫ُأ‬
ِ ‫التَّ َر‬ َ‫ ُسنَّة‬ ‫صلِّى‬
"Usholli sunnatattarowihi rok'ataini lillahi
ta'ala"
Artinya: " Aku niat Salat Tarawih dua rakaat karena Allah Ta'ala"

  PELAKSANAAN SHALAT TARAWIH


a. Waktu pelaksanaannya setelah shalat isya sampai dengan fajar sidiq (menjelang waktu
subuh).
b. Diutamakan secara berjamaah tetapi boleh juga dilaksanakan sendirian (munfarid)
c. Lebih utama setiap dua rakaat salam. Namun, apabila dilaksanakan empat rakaat tidak
perlu ada tasyahud awal supaya tidak menyerupai shalat fardu.

  DOA SETELAH SHALAT TARAWIH

،‫ َولِل َّزكا َ ِةفَا ِعلِي َْن‬،‫صاَل ِة َحافِ ِظي َْن‬ ِ ‫ َولِ ْلفَ َرآِئ‬،‫اَللَّهُ َّم اجْ َع ْلنا َ بِاِإْل ْي َما ِن َكا ِملِي ْْن‬
َّ ‫ َولِل‬،‫ض ُمَؤ ِّدي َْن‬
‫ َوفِى‬،‫ضي َْن‬ ِ ‫ْر‬ِ ‫ َو َع ِن اللَّ ْغ ِو ُمع‬،‫ َوبِ ْالهُ َدى ُمتَ َم ِّس ِكي َْن‬،‫ك َرا ِجي َْن‬ َ ‫ َولِ َع ْف ِو‬،‫ك طَالِبِي َْن‬ َ ‫َولَ َما ِع ْن َد‬
‫ َو َعلَى‬،‫ َولِلنَّ ْع َمآ ِء َشا ِك ِري َْن‬،‫اضي َْن‬ ِ ‫ء َر‬wِ ‫ضآ‬َ َ‫ َوبِ ْالق‬،‫اغبِي َْن‬
ِ ‫ َوفِى اَأْل ِخ َر ِة َر‬،‫ال ُّد ْنيَا َزا ِه ِدي َْن‬
،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة َسآِئ ِري َْن‬َ ‫ت لِ َوآ ِء َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬َ ْ‫ َوتَح‬،‫صابِ ِري َْن‬ َ ‫ْالبَآَل ِء‬
‫ َو َعلَى َس ِري ِْر ْال َك َرا َم ِة‬،‫ار نَا ِجي َْن‬ ِ َّ‫ َو ِم َن الن‬،‫اخلِي َْن‬ ِ ‫ َواِلَى ْال َجنَّ ِة َد‬،‫ار ِدي َْن‬ ِ ‫ض َو‬ ِ ‫َواِلَى ْال َح ْو‬
‫ َو ِم ْن‬،‫اج ُمتَلَبِّ ِسي َْن‬ ٍ َ‫ق َو ِد ْيب‬ٍ ‫س َواِ ْستَب َْر‬ ٍ ‫ َو ِم ْن ُس ْن ُد‬،‫ َو ِم ْن ح ُْو ٍر ِعي ٍْن ُمتَ َز ِّو ِجي َْن‬،‫قَا ِع ِدي َْن‬
‫س َم ْن‬ ٍ ‫ق َو َكْأ‬ ِ َ‫ب َواَب‬
َ ‫ار ْي‬ ٍ ‫ بَِأ ْك َوا‬،‫اربِي َْن‬
ِ ‫صفَّى َش‬ َ ‫ َو ِم ْن لَبَ ٍن َو َع َس ٍل ُم‬،‫ط َع ِام ْال َجنَّ ِة َآ ِكلِي َْن‬ َ
‫ َو َحس َُن‬w،‫ت َعلَ ْي ِه ْم ِم َن النَّبِيِّي َْن َوالصِّ ِّد ْيقِي َْن َوال ُّشهَ َدآ ِء َوالصَّالِ ِحي َْن‬ َ ‫ َم َع الَّ ِذي َْن اَ ْن َع ْم‬،‫َم ِعي ٍْن‬
‫ اَللَّهُ َّم اجْ َع ْلنَا فِى هَ َذا ال َّشه ِْر ال َّش ِر ْيفَ ِة‬.‫ل ِم َن هللاِ َو َكفَى بِاهللِ َعلِ ْي ًما‬wُ ْ‫ك ْالفَض‬ َ ِ‫ َذل‬،‫ك َرفِ ْيقًا‬ َ ‫ُأ ْولَِئ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَى‬ َ ‫ َو‬.‫ َوالَ تَجْ َع ْلنَا ِم َن اَْأل ْشقِيَآ ِء ْال َمرْ ُد ْو ِدي َْن‬،‫ار َك ِة ِم َن ال ُّس َع َدآ ِء ْال َم ْقب ُْولِي َْن‬ َ َ‫ْال ُمب‬
‫ك يَآاَرْ َح َم الرَّا ِح ِمي َْن‬ َ ِ‫ بِ َرحْ َمت‬،‫صحْ بِ ِه اَجْ َم ِعي َْن‬ َ ‫َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َوَألِ ِه َو‬

Artinya: Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang


melaksanakan kewajiban- kewajiban terhadap-Mu, yang memelihara shalat, yang
mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-
Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang
menyenangi akherat , yang ridha dengan ketentuan, yang ber¬syukur atas nikmat yang
diberikan, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan
kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, sampai kepada telaga (yakni telaga Nabi
Muhammad) yang masuk ke dalam surga, yang duduk di atas dipan kemuliaan, yang
menikah de¬ngan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan
surga, yang minum susu dan madu yang murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama
orang-orang yang Engkau beri nikmat dari para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang
shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan
cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia
dan diberkahi ini tergolong orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah
Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya, Semoga Allah
mencurahkan rahmat-Nya atas penghulu kita Muhammad, keluarga beliau dan shahabat
beliau semuanya, berkat rahmat-Mu, oh Tuhan, Yang Paling Penyayang di antara yang
penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.

3.  SHALAT WITIR

  PENGERTIAN
Secara bahasa witir berarti ganjil. Sehingga shalat witir adalah shalat yang jumlah bilangan
rakaatnya ganjil. Paling sedikit satu rakaat dan paling banyak 11 rakaat. Shalat witir tidak
hanya dilakukan setelah shalat tarawih di bulan Ramadhan. Namun, pada malam hari di
luar bulan Ramadhan umat Islam pun dianjurkan untuk melaksanakan shalat witir sebagai
penutup shalat-shalat sunah malam hari.

  HUKUM SHALAT WITIR


Hukum melaksanakannya adalah sunah muakkad.
  NIAT SHALAT WITIR
  Shalat witir I
َ ‫ُأ‬
ِ ‫ َر ْك َعتَي‬ ‫ ْال ِو ْت ِر‬ َ‫ ُسنَّة‬ ‫صلِّي‬
Jadi Imam: ‫تَ َعال‬ ِ‫هلل‬ ‫اِ َما ًما‬ ‫ْن‬
ُ ‫ َمْأ‬ ‫ َر ْك َعتَي ِْن‬ ‫ ْال ِو ْت ِر‬ َ‫ ُسنَّة‬ ‫صلِّي‬
Jadi makmum: ‫تَ َعال‬ ِ‫هلل‬ ‫م ْو ًما‬ َ ‫ُأ‬
Artinya: Saya berniat shalat sunnah witir dua rakaat jadi imam/makmum karena Allah
Ta’ala.
  Shalat witir II
َ ‫ُأ‬
َ  ‫ ْال ِو ْت ِر‬ ً‫ ُسنَّة‬ ‫صلِّي‬
Jadi Imam: ‫تَ َعالى‬ ِ‫هلل‬ ‫اِ َما ًما‬ َ‫ر ْك َعة‬
ُ ‫ َمْأ‬ َ‫ َر ْك َعة‬ ‫ ْال ِو ْت ِر‬ ً‫ ُسنَّة‬ ‫صلِّي‬
Jadi makmum: ‫تَ َعالى‬ ِ‫هلل‬ ‫م ْو ًما‬ َ ‫ُأ‬
Artinya: Saya berniat shalat sunnah witir satu rakaat jadi imam/makmum karena Allah
Ta’ala.

  PELAKSANAAN SHALAT WITIR


a. waktunya pada malam hari setelah shalat isya’
b. dilaksanakan secara berjamaah atau sendirian (munfarid)
c. jumlah rakaatnya ganjil Dalam pelaksanaannya ada dua macam niat, yakni niat untuk shalat
2 rakaat dan ditutup dengan niat untuk shalat 1 rakaat.

  DOA SHALAT WITIR


Disunahkan setelah shalat witir sesuai dengan hadis riwayat Abu Dawud dan Imam
Turmuzi untuk membaca
‫ ْالقُ ُّد ْوس‬ ‫ك‬
ِ ِ‫ ْال َمل‬ ‫ان‬
َ ‫ ُسب َْح‬ Sebanyak tiga kali. Pada kali yang ketiga dibaca dengan suara yang
lebih besar. Selanjutnya dibaca :
َ ‫ث‬  ‫ص ي‬ ِ ْ‫اَل ُأح‬ ‫ك‬ َ ‫ ِم ْن‬ ‫ك‬ َ ِ‫ب‬ ‫ َوَأ ُع ْو ُذ‬ ‫ك‬ َ ِ‫ ُعقُ ْوبَت‬ ‫ ِم ْن‬ ‫ك‬ َ ِ‫ َوبِ ُم َعافَات‬ ‫ك‬ َ ‫ َس َخ ِط‬ ‫ ِم ْن‬ ‫اك‬َ ‫ض‬ َ ‫بر‬ِ  ‫َأ ُع ْو ُذ‬ ‫ِإنِّي‬ ‫اَللَّهُ َّم‬
‫ك‬ َ ‫نَ ْف ِس‬ ‫ َعلَى‬ ‫ْت‬ َ ‫َأ ْثنَي‬ ‫ َك َما‬ ‫ت‬ َ ‫َأ ْن‬ ‫ْك‬
َ ‫ َعلَي‬ ‫نَا ًء‬
Atau bila ingin membaca doa yang lebih panjang setelah membaca ‫الملكالقدو‬ ‫سبحان‬
‫س‬ kemudian dilanjutkan dengan membaca :
‫ َوتَ َع َّز‬ ‫ت‬ ِ ‫لجبَر ُْو‬ َ ‫بِاْل ِع َّز ِة َو ْا‬ ‫ض‬َ ْ‫ َواَْألر‬ ‫ت‬ ِ ‫ال َّس َم َوا‬ ‫ت‬ wَ ‫ َجلَّ ْل‬ ‫وح‬
ِ ُّ‫ َوالر‬ ‫ ْال َماَل ِئ َك ِة‬  ُّ‫ َرب‬  ٌ‫قُ ُّدوس‬ ‫ُسبُّو ٌح‬
‫ت‬ِ ‫بِاْل َم ْو‬ ‫ ْال ِعبَا َد‬ ‫ت‬ َ ْ‫ َوقَهَّر‬ ‫بِاْلقُ ْد َر ِة‬ ‫ت‬ َ ‫ْز‬
َ ‫ث‬  ‫ص ي‬ ِ ْ‫اَل ُأح‬ ‫ك‬ َ ‫ ِم ْن‬ ‫ك‬ َ ِ‫ب‬ ‫ َوَأ ُع ْو ُذ‬ ‫ك‬ َ ِ‫ ُعقُ ْوبَت‬ ‫ ِم ْن‬ ‫ك‬ َ ِ‫ َوبِ ُم َعافَات‬ ‫ك‬ َ ‫ َس َخ ِط‬ ‫ ِم ْن‬ ‫اك‬َ ‫ض‬ َ ‫بر‬ِ  ‫َأ ُع ْو ُذ‬ ‫ِإنِّي‬ ‫اَللَّهُ َّم‬
‫ا‬ ‫ ِم َن‬ ‫ت‬ ُ ‫ ُك ْن‬ ‫ِإنِّي‬ ‫ك‬ َ َ‫َأ ْنتَ ُس ْب َحان‬  ‫إاَّل‬ َ‫إلَه‬  ‫اَل‬ ‫قَيُّو ُم‬ ‫يَا‬ ‫ َح ُّي‬ ‫يَا‬ ‫ك‬ َ ‫نَ ْف ِس‬ ‫ َعلَى‬ ‫ْت‬ َ ‫َأ ْثنَي‬ ‫ َك َما‬ ‫ت‬
َ ‫َأ ْن‬ ‫ْك‬
َ ‫ َعلَي‬ ‫نَا ًء‬
‫ك‬ َ ِ‫ َكلِ َمات‬ ‫ َو ِم َدا َد‬ ‫ك‬ َ ‫ َو ِزنَةَ َعرْ ِش‬ ‫ك‬ َ ‫نَ ْف ِس‬ ‫ضى‬ َ ‫ َو ِر‬ ‫ك‬ َ ِ‫ َخ ْلق‬ ‫ َع َد َد‬ ‫اَبَدًا‬ ‫لَحْ ظَ ٍة‬  ِّ‫ ُكل‬ ‫لظَّالِ ِمينَفِي‬
4.SHALAT SUNAH GERHANA (MATAHARI  DAN BULAN)
  PENGERTIAN
Shalat sunah Gerhana adalah shalat sunah yang di lakukan saat terjadi gerhana, baik
gerhana matahari (Kusuf) ataupun gerhana bulan (Khusuf). Shalat sunah Gerhana
termasuk shalat sunah Muakkadah, shalat sunah gerhana di lakukan dengan bilangan
rakaat seperti rakaat sebelum terjadi gerhana, jika gerhana itu terjadi sesudah dhuhur dan
sebelum Ashar, maka di kerjakan empat rakaat seperti shalat Ashar, dan dan sebelum
shalat Maghrib maka shalat sunah Gerhana di lakukan sebanyak empat rakaat mengikuti
shalat Ashar, begitu seterusnya. Dalam shalat gerhana mata hari yang terjadi pada waktu
siang, bacaan tersebut dengan suara perlahan, tetapi dalam shalat gerhana bulan yang
terjadi pada waktu malam, bacaan tersebut dengan suara keras atau nyaring.

  TATA CARA
1.      Berniat di dalam hati dan tidak dilafadzkan karena melafadzkan niat termasuk perkara
yang tidak ada tuntunannya dari Nabi kita shallallahu ’alaihi wa sallam dan beliau
shallallahu ’alaihi wa sallam juga tidak pernah mengajarkannya lafadz niat pada shalat
tertentu kepada para sahabatnya.
a.       Shalat Sunah Gerhana Bulan
USHALLI SUNNATA LIKHUSUUFIIL GAMARI RAK'ATAINI LILLAHI TA'ALA, ALLAAHU AKBAR.
Artinya : Aku berniat shalat sunah gerhana rembulan dua rakaat karena Allah Ta'ala Allah
Maha Besar.

b.      Niat Shalat Gerhana Matahari.


USHALLI SUNNATA LIKHUSUFI SYAMSI RA'ATAINI LILLAHI TA'ALA, ALLAAHU AKBAR.
Artinya : Aku berniat shalat sunah gerhana matahari dua rakaat karena Allah Ta'ala Allah
Maha Besar

2.      Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.


Membaca do’a istiftah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca
surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaherkan (dikeraskan suaranya,
bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah:
ِ ‫ ْال ُخس‬ ‫صالَ ِة‬
 ‫بِقِ َرا َءتِ ِه‬ ‫ُوف‬ َ  ‫فِى‬ – ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ – ‫النَّبِ ُّى‬ ‫َجهَ َر‬
”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menjaherkan bacaannya ketika shalat gerhana.”(HR.
Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)
3.      Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya.
Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan
 ’SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD’
4.      Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al
Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
5.      Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’
sebelumnya.
Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal).
6.      Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud
kemudian sujud kembali.
7.      Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama
hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
8.      Salam.
9.      Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran untuk
berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak.

4.     SHALAT SUNAH ISTISQO


  PENGERTIAN
Istisqo secara bahasa adalah meminta turun hujan. Secara istilah yaitu meminta kepada
Allah SWT agar menurunkan hujan dengan cara tertentu ketika dibutuhkan hamba-
Nya.Hukum shalat Istisqo adalah sunnah muakkadah bagi yang terkena musibah
kelangkaan air untuk minum dan kebutuhan lainnya. Dan dianjurkan bagi kaum muslimin
lainnya yang masih mendapatkan air, sebagai bentuk ukhuwah dan tolong menolong dalam
kebaikan dan ketakwaan.

  DALIL SHALAT ISTISQO


Allah SWT berfirman:
‫) َويُ ْم ِد ْد ُك ْمبَِأ ْم‬11(‫ ِم ْد َرارًا‬ ‫ َعلَ ْي ُك ْم‬ ‫ال َّس َما َء‬ ‫)يُرْ ِس ِل‬10(‫ َغفَّارًا‬ ‫ان‬ ُ ‫فَقُ ْل‬
َ ‫ َك‬ ُ‫ِإنَّه‬ ‫ َربَّ ُك ْم‬ ‫ا ْستَ ْغفِرُوا‬ ‫ت‬
)12(‫َأ ْنهَارًا‬ ‫لَ ُك ْم‬  ْ‫ َويَجْ َعل‬ ‫ت‬ ٍ ‫ َجنَّا‬ ‫لَ ُك ْم‬  ْ‫ َويَجْ َعل‬ ‫ين‬ َ ِ‫ َوبَن‬ ‫ال‬
ٍ ‫َو‬
Maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, –sesungguhnya Dia
adalah Maha Pengampun–,niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,
dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai” (QS. Nuh: 10-12)
Hadits Rasulullah SAW:
َ :‫قَا َل‬ ‫ َع ْنهُ َما‬ ُ ‫هَّللَا‬ ‫ض َي‬
ِ ‫ َر‬ ‫س‬ ٍ ‫ َعبَّا‬ ‫ا ْب ِن‬ ‫َع ِن‬
َّ‫صل‬َ َ‫ف‬ ,‫ض ِّرعًا‬ َ َ‫ ُمت‬ , ‫ ُمتَ َر ِّساًل‬ ,‫ ُمتَ َخ ِّشعًا‬ , ‫ ُمتَبَ ِّذاًل‬,‫اضعًا‬ِ ‫ ُمتَ َو‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫اَلنَّبِ ُّي‬ ‫ َخ َر َج‬ (
ْ‫اَلتِّر‬ ُ‫َّحه‬
َ ‫صح‬ َ ‫ َو‬ ,ُ‫اَ ْل َخ ْم َسة‬ ُ‫ َر َواه‬  ) ‫هَ ِذ ِه‬ ‫طبَتَ ُك ْم‬ ْ ‫يَ ْخطُ ْب ُخ‬ ‫لَ ْم‬ ,‫اَ ْل ِعي ِد‬ ‫فِي‬ ‫صلِّي‬
َ ُ‫ي‬ ‫ َك َما‬ ,‫ َر ْك َعتَ ْي ِن‬ ‫ى‬
َ ‫ ِحب‬ ‫ َواب ُْن‬ ,َ‫ َع َوانَة‬ ‫ َوَأبُو‬ , ُّ‫ِم ِذي‬
‫َّان‬
Ibnu Abbas Radhiyallaahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam keluar dengan
rendah diri, berpakaian sederhana, khusyu’, tenang, berdoa kepada Allah, lalu beliau shalat
dua rakaat seperti pada shalat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti pada shalat hari
raya, beliau tidak berkhutbah seperti khutbahmu ini.

Riwayat Imam Lima dan dinilai shahih oleh Tirmidzi, Abu Awanah, dan Ibnu Hibban.
‫واُل‬w‫ َو َر ُس‬ ‫ر‬w ِ wَ‫ ْال ِم ْنب‬ َ‫ ِو َجاه‬ ‫ان‬ َ ‫ َك‬ ‫ب‬ ٍ ‫بَا‬ ‫ ِم ْن‬ ‫ ْال ُج ُم َع ِة‬ ‫يَ ْو َم‬ ‫ َد َخ َل‬  ‫ َر ُجاًل‬ ‫َأ َّن‬ ‫يَ ْذ ُك ُر‬ ‫ك‬ ٍ ِ‫ َمال‬ ‫ب َْن‬ ‫س‬ ِ َ‫َأن‬ ‫عن‬
wَ‫فَقَالَي‬ ‫قَاِئ ًما‬ ‫ َو َسلَّ َم‬ ‫ َعلَ ْي ِه‬ ُ ‫هَّللا‬ ‫صلَّى‬
َ  ِ ‫هَّللا‬ ‫ُول‬َ ‫ َرس‬ ‫فَا ْستَ ْقبَ َل‬  ُ‫يَ ْخطُب‬ ‫قَاِئ ٌم‬ ‫ َو َسلَّ َم‬ ‫ َعلَ ْي ِه‬ ُ ‫هَّللا‬ ‫صلَّى‬ َ  ِ ‫هَّلل‬
 ‫صلَّى‬ َ ‫اللَّ ِه‬ ‫ َرسُو ُل‬ ‫فَ َرفَ َع‬ ‫ال‬ َ َ‫ق‬ ‫يُ ِغيثُنَا‬ َ ‫هَّللا‬ ‫ع‬ُ ‫فَا ْد‬ ‫ال ُّسبُ ُل‬ ‫ت‬ ْ ‫ َوا ْنقَطَ َع‬ ‫ ْال َم َوا ِشي‬ ‫ت‬ ْ ‫هَلَ َك‬ ِ ‫هَّللا‬ ‫ُول‬َ ‫ َرس‬ ‫ا‬
 ‫فِي‬ ‫ َمانَ َرى‬ ِ ‫ َوهَّللا‬ َ‫ َوال‬  ُ‫َأنَس‬ ‫ال‬ َ َ‫ق‬ ‫ا ْسقِنَا‬ ‫اللَّهُ َّم‬ ‫ا ْسقِنَا‬ ‫اللَّهُ َّم‬ ‫ا ْسقِنَا‬ ‫اللَّهُ َّم‬ ‫ال‬
َ َ‫فَق‬ ‫يَ َد ْي ِه‬ ‫ َو َسلَّ َم‬ ‫ َعلَ ْي ِه‬ ُ ‫هَّللا‬
 ‫ت‬ ْ ‫فَطَلَ َع‬ ‫ارقَا َل‬ ٍ ‫ َد‬ َ‫ َوال‬ ‫ت‬ ٍ ‫بَ ْي‬ ‫ ِم ْن‬ ‫ َس ْل ٍع‬ ‫ َوبَي َْن‬ ‫بَ ْينَنَا‬ ‫ َو َما‬ ‫ َش ْيًئا‬ َ‫ َوال‬ ً‫قَ َز َعة‬ َ‫ َوال‬ ‫ب‬ ٍ ‫ َس َحا‬ ‫ ِم ْن‬ ‫ال َّس َما ِء‬
 ‫ َرَأ ْينَا‬ ‫ َما‬ ِ ‫قَالَ َوهَّللا‬ ‫ت‬ ْ ‫َأ ْمطَ َر‬ ‫ثُ َّم‬ ‫ت‬ ْ ‫ا ْنتَ َش َر‬ ‫ال َّس َما َء‬ ‫ت‬ ْ َ‫تَ َو َّسط‬ ‫فَلَ َّما‬ ‫س‬ِ ْ‫التُّر‬ ‫ ِم ْث ُل‬ ٌ‫ َس َحابَة‬ ‫ َو َراِئ ِه‬ ‫ِم ْن‬
 ‫ َعلَ ْي ِه‬ ُ ‫هَّللا‬ ‫صلَّى‬ َ ‫اللَّ ِه‬ ‫ َو َرسُو ُل‬ ‫ ْال ُم ْقبِلَ ِة‬ ‫ ْال ُج ُم َع ِة‬ ‫فِي‬ ‫ب‬ ِ ‫ ْالبَا‬ ‫ك‬َ ِ‫ َذل‬ ‫ ِم ْن‬ ‫ َر ُج ٌل‬ ‫ َد َخ َل‬ ‫ثُ َّم‬ ‫ ِستًّا‬ ‫س‬َ ‫ال َّش ْم‬
 ‫ع‬ُ ‫فَا ْد‬ ‫ال ُّسبُ ُل‬ ‫ت‬ ْ ‫اَأْل ْم َوالُ َوا ْنقَطَ َع‬ ‫ت‬ ْ ‫هَلَ َك‬ ِ ‫هَّللا‬ ‫ُول‬ َ ‫ َرس‬ ‫يَا‬ ‫ال‬ َ َ‫فَق‬ ‫قَاِئ ًما‬ ُ‫فَا ْستَ ْقبَلَه‬  ُ‫يَ ْخطُب‬ ‫قَاِئ ٌم‬ ‫َو َسلَّ َم‬
 ‫ َعلَ ْينَا‬  ‫ َواَل‬ ‫ َح َوالَ ْينَا‬ ‫قَااَل للَّهُ َّم‬ ‫ثُ َّم‬ ‫يَ َد ْي ِه‬ ‫ َو َسلَّ َم‬ ‫ َعلَ ْي ِه‬ ُ ‫هَّللا‬ ‫صلَّى‬
َ  ِ ‫هَّللا‬ ‫ َرسُو ُل‬ ‫فَ َرفَ َع‬ ‫ال‬ َ َ‫ق‬ ‫يُ ْم ِس ْكهَا‬ َ ‫هَّللا‬
) ‫البخاري‬ (  ‫ َو َمنَابِتِال َّش َج ِر‬ ‫ َواَأْل ْو ِديَ ِة‬ ‫ب‬ ِ ‫ َوالظِّ َرا‬ ‫ َواآْل َج ِام‬ ‫ال‬ ِ َ‫ َو ْال ِجب‬ ‫اآْل َك ِام‬ ‫ َعلَى‬ ‫اللَّهُ َّم‬
Dari Anas bin Malik RA menyebutkan bahwa ada seorang lelaki pada hari Jum’at masuk dari
pintu menuju mimbar. Sedang Rasulullah SAW berkhutbah. Dia menemui rasul SAW sambil
berdiri dan berkata: wahai Rasulullah SAW telah musnah binatang ternak dan sumber mata
air sudah tidak mengalir. Mohonlah pada Allah agar menurunkan air untuk kami. Berkata
Anas: Maka Rasulullah SAW mengangkat kedua tangan ke langit dan berdoa: Ya Allah
turunkan bagi kami hujan 3x. Berkata Anas RA Demi Allah pada saat kami tidak melihat di
langit mendung, gumpalan awan atau apapun. Dan sebelumnya di antara rumah kami dan
gunung tidak ada penghalang untuk melihatnya”. Berkata Anas RA, “Maka muncullah di
belakangnya mendung seperti lingkaran. Dan ketika sampai di tengah, menyebar dan
turunlah hujan.” Anas RA berkata: “Maka kami tidak melihat matahari selama enam hari”.
Kemudian muncul lagi lelaki tersebut dari arah pintu yang sama pada Jum’at sesudahnya
dan Rasul SAW sedang khutbah. Dia menghadap Rasul saw sambil berdiri dan berkata:
“Wahai Rasulullah SAW harta-harta hancur dan sungai-sungai penuh, berdoalah kepada
Allah agar menghentikannya. Maka Rasulullah SAW mengangkat tangan dan  berdoa Ya
Allah berilah hujan sekeliling kami bukan  adzab bagi kami, jatuh pada tanah, gunung-
gunung, pegunungan, bukit-bukit, danau- danau dan tempat tumbuh pepohonan” (HR.
Bukhari)

  Macam-Macam Istisqo
a.Istisqo yang paling ringan, yaitu doa tanpa shalat dan tidak juga setelah shalat di masjid
atau selain masjid, sendiri atau jamaah. Dan sebaiknya dilakukan oleh orang-orang yang
shalih.
b.Istisqo pertengahan, yaitu doa setelah shalat Jum’at atau shalat lainnya, ketika khutbah
Jum’at atau khutbah yang lain.
c.Istisqo yang paling utama adalah Istisqo dengan di dahului shalat dua rakaat dan dua
khutbah. Dilakukan oleh muslim, baik musafir atau muqim, penduduk kampung atau kota.

  Waktu Istisqo
Jika hanya doa, maka dapat dilakukan kapan saja, dan lebih baik jika dilakukan saat
khutbah Jum’at. Jika doa dan shalat maka dapat dilakukan kapan saja, tetapi jangan
dilakukan pada waktu yang dimakruhkan shalat. Waktu yang utama adalah pada waktu
Dhuha sampai Zhuhur sebagaimana shalat Id.

  Tempat Shalat Istisqo


Shalat Istisqo  dapat dilakukan di masjid atau di luar masjid

  Adab sebelum shalat Istisqo


1.      Memperbanyak  istighfar dan taubat di hari-hari sebelumnya
2.      Menghindari perbuatan zhalim dan mengembalikan hak-hak orang yang terzhalimi
3.      Didahului dengan berpuasa tiga hari
4.      Hari pelaksanaan dianjurkan puasa.
5.      Memperbanyak sedekah.
6.      Sebelum pelaksanaan, disunnahkan melakukan thaharah seperti, mandi,
bersiwak, menjauhkan perhiasan dan wangi-wangian, memakai baju yang sederhana.
7.      Berangkat ke tempat dalam keadaan tawadhu, khusyu’, berharap pada Allah.

  Tata Cara Pelaksanaan Shalat Istisqo


1.      Shalat dua rakaat, sebagaimana shalat ‘Ied, rakaat pertama takbir tujuh kali dan kedua lima
kali. Ibnu Abbas berkata:” lakukan pada Istisqo seperti pada waktu ‘Ied”.
2.      Rakaat pertama disunnahkan membaca surat Al-A’la dan rakaat kedua surat Al-Ghasiyah
3.      Setelah shalat, diteruskan dengan khutbah dua kali.
4.      Berdoa menghadap kiblat dan mengangkat dua tangan.
5.      Dianjurkan doa Istisqo dibacakan oleh Ahli Bait dan orang shalih
6.      Bertawasul dengan amal shalih
7.      Khusus untuk kaum lelaki disunnahkan memindahkan dan membalikkan selendang atau
sorbannya.
8.      Dianjurkan imam keluar bersama masyarakat.
9.      Dianjurkan membawa binatang ternak.

  Doa Istisqo
َّ‫اَلل‬,‫ي ُِري ُد‬ ‫ َما‬ ‫يَ ْف َع ُل‬ ُ ‫هَّللَا‬  ‫ِإاَّل‬ َ‫ِإلَه‬  ‫اَل‬ ,‫اَلدِّي ِن‬ ‫يَ ْو ِم‬ ‫ك‬ ِ ‫اَلر‬ ‫اَلرَّحْ َم ِن‬ ,‫ين‬
ِ ِ‫ َمال‬ ,‫َّح ِيم‬ َ ‫اَ ْل َعالَ ِم‬  ِّ‫ َرب‬ ِ ‫هَّلِل‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد‬
‫ َماَأ ْن َز ْل‬  ْ‫ َواجْ َعل‬ ,‫ْث‬ َ ‫ ْال َغي‬ ‫ َعلَ ْينَا‬  ْ‫َأ ْن ِزل‬ ,‫ء‬wُ ‫اَ ْلفُقَ َرا‬ ‫ َونَحْ ُن‬ ‫اَ ْل َغنِ ُّي‬ ‫ت‬َ ‫َأ ْن‬ ,‫ت‬
َ ‫َأ ْن‬  ‫ِإاَّل‬ َ‫ِإلَه‬  ‫اَل‬ ,ُ ‫هَّللَا‬ ‫ت‬َ ‫َأ ْن‬ ‫هُ َّم‬
‫ ِحي ٍن‬ ‫ِإلَى‬ ‫ َوبَاَل ًغا‬ ً‫قُ َّوة‬ ‫ت‬ َ
ً ‫ َس ّحا‬  ً‫ ُم َجلِّال‬ ً ‫ َغ َدقا‬ ً ‫ َم ِريئا‬ ً ‫هَنِيئا‬ ً ‫ ُم ِغيثا‬ ً ‫ َغيْثا‬ ‫ا ْسقِنا‬ ‫اللَّهُ َّم‬ ,‫ا ْسقِنَا‬ ‫اللَّهُ َّم‬ ‫ا ْسقِنَا‬ ‫اللَّهُ َّم‬ ‫ا ْسقِنَا‬ ‫اللَّهُ َّم‬
‫إنَّانَ ْستَ ْغفِ ُر‬ ‫اللَّهُ َّم‬ ‫األو ِديَ ِة؛‬
ْ  ‫ون‬ ِ ُ‫ َوبُط‬ ،‫ال َّش َج ِر‬ ‫ت‬ ِ ِ‫ َو َمناب‬ ‫ب‬ ِ ‫الظِّ َرا‬ ‫على‬ ‫اللَّهُ َّم‬ ‫ َداِئماً؛‬ ً ‫طبَقا‬ َ  ً ‫عا ّما‬
ِ‫القَان‬ ‫تَجْ َع ْلنا ِم َن‬ ‫ َوال‬ ‫ْث‬ َ ‫ال َغي‬ ‫ا ْسقِنا‬ ‫اللَّهُ َّم‬ ‫ ِم ْد َراراً؛‬ ‫ َعلَيْنا‬ ‫السَّما َء‬ ‫سل‬ ِ ْ‫فأر‬ ،ً‫ َغفّارا‬ ‫ت‬ َ ‫ ُك ْن‬ ‫ك‬ َ َّ‫ِإن‬ ‫ك‬ َ
 ‫نشكوه‬ ‫ماال‬ ‫والضنك‬ ‫والجهد‬ ‫الألواء‬ ‫من‬ ‫والخلق‬  ‫والبهائم‬ ‫والبِال ِد‬ ‫العبا ِد‬ ِ ِ‫ب‬ ‫إن‬ َّ  ‫اللهم‬ .‫ين‬ َ ‫ِط‬
.‫إليك‬ ‫إال‬
‫بَ َركا‬ ‫ ِم ْن‬ ‫لَنا‬ ‫ت‬ ْ ِ‫وأ ْنب‬،‫السَّما ِء‬ ‫ت‬ ِ ‫بَ َركا‬ ‫ ِم ْن‬ ‫ َوا ْسقِنا‬ ،‫الضَّرْ َع‬ ‫لَنا‬ ‫ َوأ ِد َّر‬ ،‫ال َّزرْ َع‬ ‫لَنا‬ ‫ت‬ ْ ِ‫أ ْنب‬ ‫اللَّهُ َّم‬
ُ‫يَ ْك ِشف‬ ‫ال‬ ‫ما‬ ‫البَال ِء‬ ‫ َعنَّا ِم َن‬ ‫ف‬ ْ ‫وا ْك ِش‬ ،‫ي‬ َ ْ‫والعُر‬ ‫ َوالجُو َع‬ ‫الج ْه َد‬ َ  ‫ َعنَّا‬ ‫ارْ فَ ْع‬ ‫اللَّهُ َّم‬ ‫ض؛‬ ِ ْ‫األر‬ ‫ت‬ ِ
‫ك‬ َ ‫ َغ ْي ُر‬ ُ‫ه‬
‫وق‬،‫إجابتك‬ ‫ووعدتنا‬ ‫بدعائك‬ ‫أمرتنا‬ ‫أنت‬ ‫اللهم‬ .‫األعداء‬ ‫على‬ ‫وانصرنا‬ ‫الغيث‬ َ  ‫اسقنا‬ ‫اللهم‬
‫ف‬ ‫وإجابتك‬ w،‫قارفنا‬ ‫ما‬ ‫بمغفرة‬ ‫علينا‬ ‫امنن‬ ‫اللهم‬ ،‫وعدتنا‬ ‫كما‬ ‫فأجبنا‬ ‫أمرتنا‬ ‫كما‬ ‫دعوناك‬ ‫د‬
‫رزقنا‬ ‫وسعة‬ ،‫سقيانا‬ ‫ي‬.
Segala puji bagi Allah Rabbul ‘alamin yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang
merajai hari pembalasan, tidak ada Tuhan selain Allah yang melakukan apa yang Ia
kehendaki, ya Allah Engkaulah Allah tidak ada Tuhan selain Engkau, Engkau Mahakaya dan
kami orang-orang fakir, turunkanlah pada kami hujan, dan jadikan apa yang Engkau
turunkan sebagai kekuatan dan bekal hingga suatu batas yang lama.
Ya Allah, turunkan bagi kami hujan 3x, Ya Allah, turunkan bagi kami hujan   yang
menyuburkan, menyejahterakan, bermanfaat, mengalir dari atas ke bawah merata, dan
terus-menerus kebaikannya bagi negeri dan penghuninya. Ya Allah pada pegunungan, sawah
ladang dan danau-danau. Ya Allah kami beristighfar kepada-Mu, sesungguhnya Engkau
penerima ampun, turunkan kepada hujan dari langit yang terus menerus memberikan
kebaikan. Ya Allah turunkanlah hujan dan jangan jadikan kami termasuk orang-orang yang
putus asa. Ya Allah negeri dan penduduknya mengalami kesulitan, kesengsaraan, kesempitan
dan kami tidak mengadu kecuali kepada-Mu. Ya Allah tumbuhkanlah bagi kami tanaman,
suburkanlah susu-sus ternak kami, turunkanlah hujan dari keberkahan langit dan
tumbuhkanlah tanaman dari keberkahan bumi. Ya Allah angkatlah dari kami kesusahan,
kelaparan, dan terbukanya aurat, singkapkan dari kami musibah dan tidak ada yang dapat
menyingkapkannya kecuali Engkau
Ya Allah turunkanlah hujan dan tolonglah kami atas musuh. Ya Allah Engkau telah
memerintahkan kami untuk berdoa, dan berjanji untuk mengabulkan. Dan kami telah berdoa
sebagaimana engkau perintahkan, maka kabulkanlah sebagaimana Engkau telah janjikan.
Ya Allah berikanlah anugerah ampunan-Mu atas kesalahan kami, dan kabulkan hujan untuk
kami dan kelapangan rezeki.

  Doa Ketika Hujan Telah Turun

َ  ُ‫اجْ َعله‬ ‫اللّهُ َّم‬


ْ‫الل ِه َو َرح‬ ‫بِفَضْ ِل‬ ‫ ُم ِطرْ نَا‬ :‫ويقولون‬.‫علينا‬ ‫وال‬ ‫حوالينا‬ ‫اللهم‬ .ً ‫نافعا‬ ً ‫هَنِيئا‬ ً ‫صيِّبَا‬
‫َمتِ ِه‬
Ya Allah jadikan hujan yang menyejahterakan dan bermanfaat. Ya Allah turunkan di
sekeliling kami bukan adzab bagi kami. Dan jamaah mengucapkan:” Hujan turun dengan
karunia dan rahmat Allah.

6.     SHALAT JENAZAH
  PENGERTIAN
Shalat Jenazah termasuk dari macam-macam shalat-shalat sunnah, shalat jenazah
dilakukan umat islam jika ada seseorang (muslim) lainnya yang meninggal dunia. Hukum
Shalat Jenazah adalah "Fardhu Kifayah" artinya jika tidak ada yang menshalati jenazah
yang masih hidup semuanya berdosa.

  SYARAT
Shalat jenazah sama halnya dengan shalat Fardhu/Sunnah yaitu dalam hal diwajibkan
menutupi aurat, suci dari hadats besar/kecil, suci badan, suci pakaian dan tempatnya dan
harus menghadap kiblat.
Jenazah harus sudah dimandikan/disucikan dan dikafankan, jenazah diletakan sebelah
kiblat/didepan orang yang menshalatkan, kecuali kalaushalat dilakukan di kubur/shalat
ghaib.
  RUKUN DAN TATA CARA
Shalat jenazah berbeda dengan shalat fardhu/sunnah, shalat jenazah tidak dengan
adzan/iqamat, ruku', sujud, i'tidal dan tahiyyat. Shalat jenazah dilakukan hanya dengan
empat takbir dan dua salam dilakukan dalam keadaan berdiri.

Cara-cara shalat jenazah :


a.  Niat
Shalat jenazah sama seperti shalat fardhu/sunnah harus diawali dengan niat, tidak sah
shalat seseorang jika tidak diawali dengan niat. dan niatnya adalah semata-mata hanya
untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT.
Niat untuk jenazah laki-laki :
"Ushalli 'alaa haadzal mayyiti arba'a takbiiraatin fardhal kifaayati lillaahi ta'aalaa"
Artinya : Saya niat shalat atas mayyit (laki-laki) ini empat takbir fardhu kifayah karena Allah
SWT.

Niat untuk jenazah perempuan : 


 "Ushalli 'alaa haadzihil maytati arba'a takbiiraatin fardhal kifaayati lillaahi ta'aalaa" 
Artinya : Saya niat shalat atas mayyit (perempuan) ini empat takbir fardhu kifayah karena
Allah SWT.
b.  Takbiratul ihram (Allaahu Akbar) / Takbir pertama
Setelah takbiratul ihram (Allahu Akbar) / takbir pertama diteruskan membaca Surat Al-
Fatihah sampai dengan selesai.
c.  Takbiratul ihram (Allaahu Akbar) / Takbir kedua
Setelah takbiratul ihram (Allahu Akbar) / takbir kedua diteruskan dengan membaca
Shalawat atas Nabi Muhammad SAW.:
"Allahumma shalli 'alaa muhammad, wa 'alaa ali muhammad"
Artinya : "Ya Allah limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW., beserta
keluarganya".
d.  Takbiratul ihram (Allaahu Akbar) / Takbir ketiga
Setelah takbiratul ihram (Allahu Akbar) / takbir ketiga diteruskan membaca Do'a :
 "Allaahummaghfir lahu (haa) warhamhu (haa) wa'aafihii (haa) wa'fu 'anhu (haa)".
Artinya : " Ya Allah, ampunilah dia, kasianilah dia sejahterakanlah dia dan ampunilah segala
dosa dan kesalahannya".
e.  Takbiratul ihram (Allaahu Akbar) / Takbir keempat
Setelah takbiratul ihram (Allahu Akbar) / takbir keempat diteruskan membaca Do'a
" Allaahumma laa tahrimnaa ajrahu (haa) walaa taftinaa ba'dahu (haa) waghfir lanaa wa
lahu (haa)".
f.  Mengucapkan Salam
Terakhir mengucapkan slam sambil menengokkan muka kekanan dan kekiri dengan
bacaan :            "Assalaamu 'alaikum wa rahmatul laahi wa barakaatuh"            
Artinya : "Keselamatan, Rahmat dan Berkat Allah SWT., semoga tetap pada kamu sekalian".
2.4           SHALAT SUNAH MUNFARID
Shalat sunah munfarid adalah shalat yang dilakukan sendirian, tidak ada imam maupun
makmum. Shalat sunah munfarid sebenarnya bias dikerjakan secara berjamaah, tetapi
lebih dianjurkan untuk dikrjakan sendiri.

1.SHALAT RAWATIB
  PENGERTIAN

Shalat sunnah rawatib ada dua macam yaitu (a) qabliyyah (‫)قبلية‬ yaitu shalat
sunnah yang dilakukan sebelum shalat fardhu; dan (b) ba'diyyah (‫)بعدية‬ yaitu
shalat sunnah yang dilakukan setelah shalat fardhu.

Secara etimologis (‫)لغة‬ kata rawatib (‫)رواتب‬ berasal dari bahasa Arab yang merupakan


bentuk jamak dari kata ratibah (‫)راتبة‬ yang bermakna tetap atau abadi. Secara
terminologi shalat sunnah rawatib adalah shalat yang dilakukan beriringan dengan shalat
fardhu dan dilakukan sebelum atau sesudah shalat fardhu.
  KEUTAMAAN FADILAH MELAKSANAKAN SHALAT RAWATIB
- Hadits riwayat Bukhari
‫ ما من عبد مسلم يصلي هلل كل يوم ثنتي‬:‫سمعت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول‬
‫عشرة ركعة تطوعا غير فريضة إال بنى هللا له بيتا في الجنة‬
Nabi bersabda: Tidak ada seorang hamba yang shalat sunnah setiap hari sebanyak 12 rakaat
kecuali Allah membangun untuknya sebuah rumah di surga.

- Hadits sahih riwayat Muslim


ٌ ‫ بُنِ َي لَهُ بِ ِه َّن بَي‬،‫صلَّى ْاثنَتَ ْي َع ْش َرةَ َر ْك َعةً فِي يَ ْو ٍم َولَ ْيلَ ٍة‬
‫ْت فِي ال َجنَّ ِة‬ َ ‫َم ْن‬
Artinya: Barang siapa yang shalat 12 rokaat sehari semalam maka dibangun baginya rumah
di surga.
- Hadits sahih riwayat Bukhari Muslim (muttafaq alaih)dari Ibnu Umar

ُّ ‫ َو َر ْك َعتَ ْي ِن بَ ْع َد‬،‫الظه ِْر‬


،‫الظه ِْر‬ ُّ ‫ُول هللا صلى هللا عليه وسلم َر ْك َعتَ ْي ِن قَ ْب َل‬ ُ ‫صلَّي‬
ِ ‫ْت َم َع َرس‬ َ
‫ َو َر ْك َعتَي ِْن بَ ْع َد ال ِع َشا ِء‬،‫ب‬
ِ ‫ َو َر ْك َعتَ ْي ِن بَ ْع َد ال َم ْغ ِر‬،‫َو َر ْك َعتَي ِْن بَ ْع َد ال ُج ُم َع ِة‬
Artinya: Saya pernah shalat bersama Rasul dua rakaat sebelum dzuhur, 2 rakaat setelah
dzuhur, 2 raka'at setelah Jum'at, 2 rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isya'.

  WAKTU PELAKSANAAN SHALAT RAWATIB

Ada 5 (lima) waktu shalat sunnah rawatib dengan total 12 raka'at 6 raka'at ba'diyyah dan 6
raka'at qabliyyah dengan rincian sebagai berikut:

1. Dua raka'at sebelum shalat subuh.


2. Empat roka'at sebelum shalat dhuhur (dilakukan dua rakaat-dua rakaat atau 2x salam)
3. Dua roka'at setelah shalat dhuhur.
4. Dua roka'at setelah shalat maghrib.
5. Dua raka'at setelah shalat isya'.

 NIAT SHALAT RAWATIB


 
1. Sebelum subuh:
‫ْح َر ْك َعتَي ِْن ُسنَّةً ِهللِ تَ َعال َي‬ َ ‫ُأ‬
ُ ‫صلِي قَ ْبلِيَّةَ ال‬
ِ ‫صب‬
Artinya: Niat shalat sunnah qobliyyah subuh dua rakaat karena Allah.

2. Sebelum dzuhur:
َ ‫ُأ‬
‫صلِي قَ ْبلِيَّةَ الظُه ِْر َر ْك َعتَ ْي ِن ُسنَّةً ِهللِ تَ َعال َي‬
Artinya: Niat shalat sunnah qobliyyah dzuhur dua rakaat karena Allah.

3. Setelah shalat dzuhur:


َ ‫ُأ‬
‫صلِي بَ ْع ِدبّةَ الظُه ِْر َر ْك َعتَي ِْن ُسنَّةً ِهللِ تَ َعال َي‬
Artinya: Niat shalat sunnah ba'diyyah dzuhur dua rakaat karena Allah.
4. Setelah shalat maghrib:
َ ‫ُأ‬
‫صلِي بَ ْع ِدبّةَ الَم ْغ ِرب َر ْك َعتَ ْي ِن ُسنَّةً ِهللِ تَ َعال َي‬
Artinya: Niat shalat sunnah ba'diyyah maghrib dua rakaat karena Allah.

5. Setelah shalat isya':


َ ‫ُأ‬
‫صلِي بَ ْع ِدبّةَ الِع َشاء َر ْك َعتَ ْي ِن ُسنَّةً ِهللِ تَ َعال َي‬
Artinya: Niat shalat sunnah ba'diyyah isya' dua rakaat karena Allah. 
 BACAAN SHALAT RAWATIB
 

1. Rakaat pertama membaca Al-Fatihah dan surat Al-Kafirun


 (‫الكافرون‬ ‫يايها‬ ‫)قل‬.
2. Rakaat kedua membaca Al-Fatihah dan surat Al-Ikhlas (‫أحد‬ ‫هللا‬ ‫هو‬ ‫)قل‬.

2. SHALAT TAHIYATUL MASJID

  PENGERTIAN
Secara bahasa tahiyatul masjid berarti menghormati masjid. Sedangkan shalat tahiyatul
masjid adalah shalat dua rakaat yang dilaksanakan sesaat setelah kita memasuki masjid.
  HUKUM 
Hukum melaksanakannya adalah sunah, sebagaimana hadis Rasulullah SAW :
 ِ‫هللا‬ ‫ َرس ُْو ُل‬ ‫قَا َل‬ َ‫قَتَا َدة‬ ‫َأبِ ْي‬ ‫ َع ْن‬e ‫ُصلِّي َْر ْك َعتَي ِْن‬ ِ ‫ ْال َمس‬ ‫َأ َح ُد ُك ُم‬ ‫ َد َخ َل‬ ‫ِإ َذا‬  
َ ‫ي‬ ‫ َحتّى‬  ْ‫يَجْ لِس‬ َ‫فَال‬ ‫ْج َد‬
)‫ومسلم‬ ‫البخارى‬ ‫(رواه‬
Artinya :“Dari Abu Qatadah, Rasulullah SAW bersabda : apabila salah seorang di antara
kamu masuk ke masjid maka janganlah duduk sebelum shalat (tahiyat masjid) dua rakaat.”
(HR. Bukhari dan Muslim).
  TATA CARA PELAKSANAAN
a.       Jumlah rakaatnya hanya 2 rakaat.
b.      Dilaksanakan secara munfarid (sendirian).
c.       Waktunya setiap saat memasuki masjid, baik untuk melaksanakan shalat fardu maupun
ketika akan beri’tikaf

  PANDUAN PRAKTEK  
1. Berniat shalat Tahiyatul Masjid
َ ‫ُأ‬
ِ ‫ ْال َمس‬ َ‫تَ ِحيَّة‬ ً‫ ُسنَّة‬ ‫صلِّي‬
‫تَ َعالى‬ ِ‫هلل‬ ‫ َر ْك َعتَ ْي ِن‬ ‫ْج ِد‬
     “Saya berniat shalat tahiyat masjid dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
2. Takbiratul ihram
3. Shalat dua rakaat seperti biasa.
            4. Salam.

3. SHALAT TAHAJUD

  PENGERTIAN
Shalat tahajud adalah shalat sunnah yang sering dilakukan di malam hari setelah shalat
isya’ dan setelah tidur walau hanya sebentar. Jumlah shalatnya paling sedikit dua raka’at,
sedang banyaknya tidak ada batasan.  Artikel di bawah membahas tata cara
pelaksanaan shalat tahajud secara detail.
Bagi orang yang biasa shalat tahajud, kemudian tidak bangun pada malam hari sehingga
tidak melakukan shalat tahajud, maka disunnahkan untuk mengqodho-nya di siang hari
sebelum dhuhur. 

  NIAT SHALAT TAHAJUD


َ ‫ُأ‬
‫ِهَلل‬ ‫ َر ْك َعتَي ِْن‬ ‫التَهَ ُج ِد‬ َ‫ ُسنّة‬ ‫صلِّي‬
Artinya: Aku niat shalat sunnah tahajud dua raka’at karena Allah ta’ala.

  TATA CARA DAN BACAAN SHALAT TAHAJUD


1. Setelah takbirotul ihram (takbir pertama), baca surat Al Fatihah dan setelah itu
disunnahkan membaca surat Al-Kafirun (Qul Ya Ayyuhal Kafirun.. dst)
2. Raka’at kedua membaca Al Fatihah dan surat Al Ikhlas.
3. Waktu ruku’ membaca Subhana Rabbiyal Adzimi Wabihamdih 3x.
4. Waktu sujud membaca Subhana Rabbiyal A’la Wabihamdih 3x.
5. Setelah tahiyyat dan salam membaca do’a di bawah.
  BACAAN DOA SETELAH SHALAT TAHAJUD
‫ال َح ْم‬ ‫ك‬ َ َ‫ِفي ِهنَول‬ ‫و َم ْن‬ ‫األرض‬ ِ ‫ َو‬ ‫ت‬ ِ ‫ال َس َموا‬ ‫قَيِّ ُم‬ ‫أنت‬َ  ‫الح ْم ُد‬
َ  ‫لك‬ َ  ‫اَلَلهُم‬ ‫ِالرحيم‬ َ  ‫الرحْ من‬ َ  ِ‫هللا‬ ‫بِس ِْم‬
‫ َح‬ ‫ك‬ َ ‫ولِقا ُء‬ ‫ق‬ ُ ‫الح‬ ‫ك‬ َ ‫الحقُ َو َو ْع ُد‬ ‫أنت‬ ‫الحم ُد‬ ‫ك‬ َ َ‫ول‬ ‫يهن‬
َ َ‫ف‬ ‫و َمن‬ ‫األرض‬ ِ ‫ َو‬ ‫ت‬ ِ ‫ال َس َموا‬ ‫نُو ُر‬ ‫ت‬ َ ‫َأ ْن‬ ‫ُد‬
‫وال‬ ‫ق‬ ٌ ‫ َح‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلي‬ ‫حقٌومحم ٌد‬ ‫يون‬ َ َ‫والنَب‬ ‫ق‬ ٌ ‫ َح‬ ‫والنا ُر‬ ‫ق‬ ٌ ‫ح‬ ُ‫والجنة‬ ‫ق‬ ٌ ‫ َح‬ ‫ك‬ َ ُ‫وقَول‬ ‫ق‬ ٌ
‫ َحا‬ ‫ك‬ َ َ‫ َول‬ ‫ت‬wُ ‫اص ْم‬
َ ‫ َخ‬ ‫ك‬ َ ِ‫ َوب‬ ‫ْت‬ ُ ‫َأنَب‬ ‫ك‬
َ ‫ َوإلَ ْي‬ ‫لت‬
ُ ‫تَ َو َك‬ ‫ليك‬َ ‫َأ َم ْنتُ َو َع‬ ‫ك‬
َ ِ‫ َوب‬ ‫ت‬ ُ ‫َأ ْسلَ ْم‬ ‫ك‬ َ َ‫ل‬ ‫اللهم‬ ‫ق‬ ٌ ‫ َح‬ ُ‫َسا َعة‬
 ‫ت‬ َ ‫َأ ْن‬ ‫ني‬ِ ‫ ِم‬ ‫َأ ْعلَ ُمبِ ِه‬ ‫ت‬َ ‫َأ ْن‬ ‫ َو َما‬ ‫ت‬ُ ‫َأ ْعلَ ْن‬ ‫ َوما‬ ‫ت‬ ُ ْ‫َأ ْس َرر‬ ‫وما‬ ‫ت‬ ُ ْ‫وماَأ َّخر‬ ‫ت‬ ِ ْ‫فَا ْغفِر‬ ‫ت‬
ُ ‫قَ َّد ْم‬ ‫ َما‬ ‫لي‬ ُ ‫َك ْم‬
‫باهلل‬ ‫إال‬ َ‫قُ ّوة‬ ‫ َوال‬ ‫ َح ْو َل‬ َ‫ َوال‬ ‫ت‬ َ ‫َأ ْن‬ ‫إال‬ َ‫الُمَؤ ِّخ ُراَل إلَه‬ ‫ت‬َ ‫ َوَأ ْن‬  ‫الُمقَ ِّد ُم‬
Bismillahirrohmanirrohim, Allahumma lakal hamdu anta qoyyimussamawati walardli
wamanfihinna walakal hamdu anta hurussamawati walardli waman fihinna walakal hamdu
antal haqqu wawa’dukal haqqu waliqoukal haqqu waqoulukal haqqu waljannatu haqqun
wannaru haqqun wannabiyyuna haqqun wa Muhammadun SAW haqqun wassa’atu haqqun.
Allahumma laka aslamtu wabika amantu wa’alaika tawakkaltu wailaika anabtu wabika
khoshomtu walaka hakamtu faghfirli ma qoddamtu wama akhortu wama asrortu wama
a’lantu wama anta a’lamu bihi minni antal muqoddimu wa antal muakhiru lailahailla anta
wa la haula wala quwwata illa billah.

  BACAAN DOA SAAT SUJUD SHALAT TAHAJUD


َ َ‫ب‬ ‫ َوفِي‬ ‫نُ ْورًا‬ ‫ َس ْم ِعي‬ ‫ َوفي‬ ‫نُ ْورًا‬ ‫قَ ْلبِي‬ ‫في‬
 ‫نُ ْورًا َوتَحتِي‬ ‫يَميِني‬ ‫ َو َع ْن‬ ‫نُ ْورًا‬ ‫ص ِري‬ ِ   ْ‫اجْ َعل‬ ‫الَلهُ َّم‬
‫نُ ْورًا‬ ‫ َواجْ َع ْلنِي‬ ‫نُ ْورًا‬
Allahummaj’al fi qolbi nuron wa fi sam’i nuron wa fi bashori nuron wa’an yamini nuron
watahti nuron waj’alni nuron

  WAKTU PELAKSANAAN SHALAT TAHAJUD


Waktu pelaksanaan shalat tahajud adalah mulai setelah isya’ sampai sepertiga akhir
malam. Ulama membagi waktu shalat tahajud menjadi tiga, yaitu:
1. Sepertiga malam pertamam. Dari jam 19.00 sampai jam 22.00
2. Sepertiga malam kedua. Dari jam 22.00 sampai 01.00
3. Seperti malam ketiga. Dari jam 01.00 sampai masuknya waktu subuh

  DALIL SUNNAH DAN KEUTAMAAN (FADHILAH) SHALAT TAHAJUD


1. Al Quran Surat Al Isra’ 17:79,
‫محمودا‬ ‫مقاما‬ ‫ربك‬ ‫يبعثك‬ ‫أن‬ ‫عسى‬ ‫لك‬ ‫نافلة‬ ‫به‬ ‫فتهجد‬ ‫الليل‬ ‫ومن‬
“Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan
bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”
2. Hadits riwayat Bukhari dari Ibnu Abbas:
َ ‫َك‬
‫السما‬ ‫أنتقيم‬ ‫الحمد‬ ‫لك‬ ‫اللهم‬ :‫قال‬ ‫يَتَهَ َّج ُد‬ ‫الليل‬ ‫ ِم َن‬ ‫قام‬ ‫إذا‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫النبُي‬ ‫ان‬
‫واألرض‬ ‫وات‬
“Nabi kalau bangun malam selalu melakukan shalat tahajud dan membaca doa allahumma
laka-l hamdu …dst.”
3. Al-Quran Surat Adz-Zariyat ayat 17 dan 18:
َ ‫يَ ْستَ ْغفِر‬ ‫هُ ْم‬ ‫ار‬
‫ُون‬ َ ‫ َوبِاَأْلس‬ ‫ُون‬
ِ ‫ْح‬ َ ‫يَه َْجع‬ ‫ َما‬ ‫اللَّي ِْل‬ ‫ ِم َن‬  ‫قَلِياًل‬ ‫َكانُوا‬
“(orang-orang yang bertakwa)… Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan
selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.”
4. Hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah
 ُ‫صاَل ة‬ َ ‫ ْالفَ ِر‬ ‫بَ ْع َد‬ ‫صاَل ِة‬
َ ‫يض ِة‬ َ ‫ َوَأ ْف‬ ‫ ْال ُم َح َّر ُم‬ ِ ‫هَّللا‬ ‫ َش ْه ُر‬ ‫ان‬
َّ ‫ال‬ ‫ض ُل‬ َ ‫ض‬َ ‫ َر َم‬ ‫ َشه ِْر‬ ‫بَ ْع َد‬ ‫صيَ ِام‬ َ ‫َأ ْف‬
ِّ ‫ال‬ ‫ض ُل‬
‫اللَّ ْي ِل‬
“Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah (bulan
Muharram). Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.”
5. Hadits riwayat Muslim:
 ،‫صالةالليل‬ ‫كيف‬ ‫هللا‬ ‫رسول‬ ‫يا‬ ‫فقال‬ ‫رجل‬ ‫قام‬ :‫قال‬ ‫أنه‬ ‫عنهما‬ ‫هللا‬ ‫رضي‬ ‫عمر‬ ‫ابن‬ ‫عن‬
‫مثنى‬ ‫ َم ْثنَى‬ ‫اللَيل‬ ُ‫صالة‬ :‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫هللا‬ ‫رسول‬ ‫قال‬
“Seorang laki-laki berdiri (di depan Nabi) dan bertanya, ‘Wahai Nabi, bagaimana cara shalat
malam?’ Nabi menjawab, ‘Shalat malam itu dua (rakaat) dua (rakaat).”

4..SHALAT DHUHA

  PENGERTIAN
Shalat dhuha adalah salah satu dari sekian macam shalat sunnah yang dianjurkan oleh Nabi
Muhammad untuk dilakukan selain shalat tahajud, shalat sunnah rawatib, shalat witir, dan
lain-lain. Shalat dhuha dilakukan pada pagi hari. Dari naiknya matahari sekitar sepenggalah
sampai sebelum masuk waktu dzuhur 

  FADHILAH/KEUTAMAAN,SHALAT,DHUHA
Tujuan utama dalam melaksanakan shalat dhuha adalah ibadah mengikuti suri tauladan
Nabi. Selain itu, ia merupakan amalan ibadah yang dapat memudahkan jalan bagi
pelakunya. Terutama, dalam segi kelapangan memperoleh rizki.

  DALIL SHALAT DHUHA

1. Hadits riwayat Muslim:


‫ض َحي‬
ُ ‫ من ال‬w‫ضت الفِصال‬
َ ‫األواِبين إذا َر َم‬
َِّ ‫صالة‬
Artinya: shalatnya orang yang bertaubat adalah saat anak unta terbakar (oleh panas
matahari) di waktu pagi.
2. Hadits riwayat Ibnu Khuzaiman dan Hakim
‫ وهي صالة األوابين‬w،‫ال يحافظ على صالة الضحى إال أواب‬
Artinya: Hanya orang yang bertaubat yang memelihara shalat dhuha karena shalat dhuha
adalah shalatnya orang-orang yang bertobat.

3. Hadits riwayat Ashbahani


‫اح َدةً يَ ْق َرُأ بِفَاتِ َح ِة‬ِ ‫ت فِي يَ ْو ِم ْال ُج ُم َع ِة فِي َد ْه ِر ِه َم َّرةً َو‬ ٍ ‫صلَّى الضُّ َحى َأرْ بَ َع َر َك َعا‬ َ ‫َم ْن‬
‫ق َع ْش َر‬ ِ َ‫ت َوقُلْ َأ ُعو ُذ بِ َربِّ ْالفَل‬ ٍ ‫اس َع ْش َر َمرَّا‬ ِ َّ‫ت َوقُلْ َأ ُعو ُذ بِ َربِّ الن‬ ٍ ‫ب َع ْش َر َمرَّا‬ ِ ‫ْال ِكتَا‬
َ‫ت َوآيَة‬ ٍ ‫ُون َع ْش َر َمرَّا‬ َ ‫ت َوقُلْ هُ َو هَّللا ُ َأ َح ٌد إحْ َدى َع ْش َرةَ َم َّرةً َوقُلْ يَا َأيُّهَا ْال َكافِر‬ ٍ ‫َمرَّا‬
‫ين‬ َ ‫ين َم َّرةً َو َسبَّ َح َس ْب ِع‬ َ ‫ت فِي ُكلِّ َر ْك َع ٍة فَِإ َذا تَ َشهَّ َد َسلَّ َم َوا ْستَ ْغفَ َر َسب ِْع‬ ٍ ‫ْال ُكرْ ِس ِّي َع ْش َر َمرَّا‬
‫ان هَّللا ِ َو ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َواَل إلَهَ إاَّل هَّللا ُ َوهَّللَا ُ َأ ْكبَ ُر َواَل َح ْو َل َواَل قُ َّوةَ إاَّل بِاَهَّلل ِ ْال َعلِ ِّي‬
َ ‫َم َّرةً ُسب َْح‬
ِّ‫س َو ْال ِجن‬ ِ ‫ض َو َش َّر اِإْل ْن‬ ِ ْ‫ت َو َش َّر َأ ْه ِل اَأْلر‬ ِ ‫اوا‬ َ ‫ْال َع ِظ ِيم َدفَ َع هَّللا ُ َع ْنهُ َش َّر َأ ْه ِل ال َّس َم‬
Arti kesimpulan: shalat dhuha akan membentengi diri dari keburukan penghuni langit dan
bumi dan gangguan manusia dan jin.(Hadits riwayat Asbahani dari Ibnu Abbas - lihat
Hasyiah Al-Jamal)

  WAKTU,SHALAT,DHUHA
Shalat dhuha dilaksanakan pada pagi sampai siang hari. Dari setelah matahari agak tinggi
(irtifa' asy-Syamsi) sampai sebelum masuk waktu dzuhur. Adapun waktu terbaik adalah
dengan mengakhirkan sampai waktu agak siang (panas). Kira-kira antara jam 8 sampai jam
10.

  JUMLAH RAKAAT SHALAT DHUHA


Paling sedikit dua rakaat. Sedang paling banyak adalah delapan rokaat.
Berdasarkan hadits dari Abu Dzar berikut:
‫ فلم أر‬،‫أن النبي صلى هللا عليه وسلم دخل بيتها يوم فتح مكة وصلى ثماني ركعات‬
‫صالة قط أخف منها؛ غير أنه يتم الركوع والسجود‬
Artinya: Nabi Muhammad pada hari pembebasan Makkah (fathu Makkah) masuk ke
rumahnya dan shalat delapan rakaat. Aku tidak pernah melihat shalat yang lebih ringan
(lebih cepat) dari itu. Akan tetapi beliau tetap menyempurnakan ruku' dan sujud (hadits
sahih riwayat Bukhari dan Muslim).

Namun, menurut kitab Ar-Raudhah, jumlah rakaat dhuha terbanyak adalah 12 rakaat.


Apabila melaksanakan shalat dhuha lebih dari dua rakaat, maka yang utama dilaksanakan
dengan dipisah salam setiap dua rakaat berdasarkan hadits riwayat Ahmad dan lain-
lain ‫مثنى‬ ‫مثنى‬ ‫والنهار‬ ‫الليل‬ ‫صالة‬. Shalat malam atau siang (hendaknya dilakukan) dua
rakaat dua rakaat.Namun boleh dilakukan delapan rakaat dengan satu kali salam.
  NIAT SHALAT DHUHA
َ ‫ُأ‬
ُ ‫صلِّي ُسنَّةَ ال‬
‫ َر ْك َعتَين ِهللِ تَ َعال َي‬w‫ض َحي‬
Saya niat shalat dhuha dua rakaat karena Allah. 

  BACAAN SHALAT DHUHA 


Bacaan saat shalat dhuha sama dengan shalat lain. Yaitu, surat al-fatihah dan surat pendek.
1. Surat Al-Fatihah (wajib).
2. Surat pendek (sunnah/tidak wajib)
3. Tahiyat (tasyahud) saat duduk rakaat terakhir.

Bacaan Quran selain Al-Fatihah yang paling dianjurkan adalah: Surat Al-Kafirun pada
rakaat pertama dan Al-Ikhlas pada rakaat kedua. Selain itu, sunnah juga membaca surat As-
Syams dan Ad-Dhuha
 DOA SHALAT DHUHA
 

Menurut keterangan dalam kitab  ‫الطالبالمعروف‬ ‫منهج‬ ‫شرح‬ ‫بتوضيح‬ ‫الوهاب‬ ‫فتوحات‬


‫الجمل‬ ‫بحاشية‬  doa yang disunnahkan untuk dibaca setelah shalat dhuha adalah sebagai
berikut:
‫ض َحاُؤ ك َو ْالبَهَا بَهَاُؤ ك َو ْال َج َما ُل َج َمالُك َو ْالقُ َّوةُ قُ َّوتُك َو ْالقُ ْد َرةُ قُ ْد َرتُك‬ َ ‫إن الضُّ َحى‬ َّ ‫اللَّهُ َّم‬
ِ ْ‫ان فِي اَأْلر‬
‫ض‬ َ ‫ان ِر ْزقِي فِي ال َّس َما ِء فََأ ْن ِز ْلهُ َوِإ ْن َك‬
َ ‫إن َك‬ ْ ‫َو ْال ِعصْ َمةُ ِعصْ َمتُك اللَّهُ َّم‬
‫ق‬ َ ‫ان َح َرا ًما فَطَهِّرْ هُ َوِإ ْن َك‬
ِّ ‫ان بَ ِعيدًا فَقَ ِّر ْبهُ ِب َح‬ َ ‫ْسرًا فَيَ ِّسرْ هُ َوِإ ْن َك‬
ِ ‫ان ُمع‬ َ ‫ َوِإ ْن َك‬ ُ‫فََأ ْخ ِرجْ ه‬
َ ‫ك َوبِهَاِئك َو َج َمالِك َوقُ َّوتِك َوقُ ْد َرتِك آتِنِي َما آتَيْت ِعبَا َدك الصَّالِ ِح‬
‫ين‬ َ ‫ض َحاِئ‬
َ
  HUKUM,SHALAT,DHUHA,BERJAMAAH

Ada sebagian umat Islam yang suka melaksanakan shalat dhuha secara berjamaah. Adapun
hukumnya adalah boleh dan tidak makruh tapi juga tidak sunnah. Akan tetapi lebih utama
dilakukan sendirian

5..SHALAT ISTIKHAROH
  PENGERTIAN
Shalat Istikharah adalah Shalat yang dilakukan untuk mencari kebenaran / kebaikan dari
dua urusan. Shalat istikharah dianjurkan melaksanakannya untuk segala urusan bersifat
mubah seperti menikah, perdagangan, dan perjalanan (safar). shalat istikharah umumnya
dilaksanakan pada sepertiga malam, namun pada dasarnya shalat istikharah dapat
dilaksanakan pada waktu kapanpun jika pelaksanaan shalat istikharah sudah dihadapkan
dengan urusan yang sudah mendesak.
Adapun urusan yang bersifat wajib, bukan menjadi domain shalat istikharah karena
ketentuan kewajiban sudah jelas dan bukan pilihan. Demikian pula urusan yang
diharamkan tidak diperkenankan melaksanakan shalat istikharah, karena terhalang oleh
hukum syariat.
Shalat istikharah sesuai hadist yang diriwayatkan oleh Jabir, Rasulullah bersabda :
)‫ أللهم… (رواه البخاري‬:‫اذا هم أحد كم باألمر فليركع ركعتين ثم ليقل‬
  CARA PELAKSANAAN
a. Jumlah rakaatnya hanya 2 rakaat.
b. Dilaksanakan secara munfarid (sendirian).
c. Waktunya pagi, siang, atau malam hari.

  NIAT SHALAT ISTIKHAROH


َ ‫ُأ‬
َ ‫ ْاِإل ْستِ َخ‬ َ‫ ُسنَّة‬ ‫صلِّي‬
‫تَ َعال‬ ِ ‫هَّلِل‬ ‫ َر ْك َعتَيْن‬ ‫ار ِة‬
“Aku Niat Shalat Sunnah Istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
Rakaat pertama setelah membaca surat al-Fatihah membaca surah al-Kafirun. Dan rakaat
kedua setelah al-Fatihah membaca surat al-Ikhlas. Lalu salam dan membaca doa shalat
istikharah.
  DOA SHALAT ISTIKHAROH
 ‫تَ ْق ِد ُر‬ ‫ك‬َ َّ‫فَِإن‬،‫ ْال َع ِظي ِْم‬ ‫ك‬َ ِ‫فَضْ ل‬ ‫ ِم ْن‬ ‫ك‬ َ ُ‫ َوَأ ْسَأل‬ ،‫ك‬ َ ‫ َوَأ ْستَ ْق ِدر‬ ،‫ك‬
َ ِ‫بِقُ ْد َرت‬ ‫ُك‬ َ ‫بِ ِع ْل ِم‬ ‫ُك‬
َ ‫َأ ْستَ ِخ ْير‬ ‫ِإنِّ ْي‬ ‫اللَّهُ َّم‬
 ‫ َويُ َس َّمى‬- ‫اَْأل ْم َر‬ ‫َأنَّهَ َذا‬ ‫تَ ْعلَ ُم‬ ‫ت‬ َ ‫ ُك ْن‬ ‫ِإ ْن‬ ‫اَللَّهُ َّم‬ .‫ب‬ِ ‫ ْال ُغي ُْو‬ ‫ َعالَّ ُم‬ ‫ت‬ َ ‫ َوَأ ْن‬ ،‫َأ ْعلَ ُم‬ َ‫ َوال‬ ‫ َوتَ ْعلَ ُم‬ ،ُ‫َأ ْق ِدر‬ َ‫َوال‬
 ،‫فِ ْي ِه‬ ‫لِ ْي‬ ‫ار ْك‬ ِ َ‫ب‬ ‫ثُ َّم‬ ‫لِ ْي‬ ُ‫لِ ْي َويَ ِّسرْ ه‬ ُ‫فَا ْقدُرْ ه‬  ْ‫َأ ْم ِري‬ ‫ َو َعاقِبَ ِة‬ ‫اش ْي‬ ِ ‫ َو َم َع‬ ‫ ِد ْينِ ْي‬ ‫فِ ْي‬ ‫لِ ْي‬ ‫ َخ ْي ٌر‬ -ُ‫َحا َجتَه‬
‫ َوا‬ ‫ َعنِّ ْي‬ ُ‫فَاصْ ِر ْفه‬  ْ‫َأ ْم ِري‬ ‫ َو َعاقِبَ ِة‬ ‫ ِد ْينِي َْو َم َعا ِش ْي‬ ‫فِ ْي‬ ‫لِ ْي‬  ٌّ‫ َشر‬ ‫اَْأل ْم َر‬ ‫هَ َذا‬ ‫َأ َّن‬ ‫تَ ْعلَ ُم‬ ‫ت‬ َ ‫ ُك ْن‬ ‫َوِإ ْن‬
‫بِ ِه‬ ‫ضنِ ْي‬ ِ ْ‫َأر‬ ‫ َكانَثُ َّم‬ ‫ْث‬ ُ ‫ َحي‬ ‫ ْال َخي َْر‬ ‫لِ َي‬  ْ‫ َوا ْقدُر‬ ُ‫ َع ْنه‬ ‫صْ ِر ْفنِ ْي‬
“Ya Allah hamba memohon agar Tuhan memilihkan mana yang baik menurut Engkau Ya
Allah. Dan hamba memohon Tuhan memberikan kepastian dengan ketentuan-Mu dan hamba
memohon kemurahan Tuhan yang Besar lagi Agung karena sesungguhnya Tuhan yang
Berkuasasedang hamba tidak tahu dan Tuhanlah yang amat mengetahui segala sesuatu
yang masih tersembunyi. Ya Allah, jika Tuhan mengetahui, bahwa persoalan ini baik bagi
hamba, dan baik pula akibatnya bagi hamba, maka berilah perkara ini kepada hamba, dan
mudahkanlah ia bagi hamba, kemudian berikanlah keberkahan bagi hamba, dan
penghidupan hamba, dan jika tidak baik  akibatnya bagi hamba, maka jauhkanlah ini dari
hamba dan jauhkanlah hamba dari padanya. Dan berilah hamba orang yang rela atas
anugrah-Mu.”

6. SHALAT HAJAT
  PENGERTIAN
Shalat Hajat adalah shalat sunah yang dilakukan karena ada suatu hajat / keperluan,
baik keperluan duniawi atau keperluan ukhrawi. Agar hajat di kabulkan Allah, banyak cara
yang dilakukan diantaranya adalah berdoa dan shalat. Shalat Hajat merupakan cara yang
lebih spesifik untuk memohon kepada Allah agar di kabulkan segala hajat, karena arti
shalat secara bahasa adalah doa.Firman Allah : "Dan mintalah pertolonganlah ( kepada
Allah ) dengan sabar dan shalat" ( Al Baqarah : 45 ).

  CARA PELAKSANAAN
Shalat hajat tidak mempunyai waktu tertentu, asal pada waktu yang tidak dilarang,
misalnya setelah shalat Ashar atau setelah shalat Shubuh. Shalat hajat dilaksanakan dengan
Munfarid ( tidak berjamaah ) minimal dua rokaat dan maksimal dua belas rakaat. Jika
dilaksanakan pada malam hari maka setiap dua rakaat sekali salam dan jika dilaksanakan
pada siang hari maka boleh empat rakaat dengan sekali salam dan seterusnya. Sabda Nabi
saw : "Siapa yang berwudhu dan sempurna wudhunya, kemudian shalat dua rakaat ( Shalat
Hajat ) dan sempurna rakaatnya maka Allah berikan apa yang ia pinta cepat atau lambat"
( HR.Ahmad ).

1.   Niat shalat Hajat di dalam hati berbarengan dengan Takbiratul Ihram


"Aku niat shalat sunah hajat karena Allah"
2.  Membaca doa Iftitah
3.  Membaca surat al Fatihah
4.  Membaca salah satu surat di dalam al quran. Afadhalnya, rokaat pertama membaca surat al
Ikhlas dan rakaat kedua membaca ayat kursi ( surat al Baqarah : 255 ).
5. Ruku' sambil membaca Tasbih tiga kali
6. I'tidal sambil membaca bacaannya
7.  Sujud yang pertama sambil membaca Tasbih tiga kali
8. Duduk antara dua sujud sambil membaca bacaannya.
9.  Sujud yang kedua sambil membaca Tasbih tiga kali.
10. Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian 
Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali.Jika dilaksakan empat
rakaat dengan satu salam maka setelah dua rakaat langsung berdiri tanpa memakai
Tasyahhud awal, kemudian lanjutkan rokaat ke tiga dan ke empat, lalu Tasyhhud akhir
setelah selesai membaca salam dua kali.
11.Setelah selesai shalat Hajat bacalah zikir yang mudah dan berdoa sampaikan hajat yang kita
inginkan kemudian mohon petunjuk kepada Allah agar tecapai segala hajatnya.  

7..SHALAT TASBIH

  PENGERTIAN
Salat Tasbih merupakan salat Sunnah yang di dalamnya pelaku salat akan membaca
kalimat tasbih (kalimat "Subhanallah wal hamdu lillahi walaa ilaaha illallahu wallahu
akbar") sebanyak 300 kali (4 raka'at masing-masing 75 kali tasbih). Salat ini
diajarkan Rasulullah SAW kepada pamannya yakni sayyidina Abbas bin Abdul Muthallib.
Namun beberapa ulama berbeda pendapat tentang hal ini.
  HIKMAH
Hikmah salat adalah dapat mencegah perbuatan keji dan kemungkaran, tentu saja
dari salat tasbih yang dilakukan dengan hati yangikhlas diharapkan akan dapat pula
seseorang yang melakukannya dicegah atau terjaga dari perbuata-perbuatan yang keji lagi
mungkar.

  NIAT SHALAT
Niat salat ini, sebagaimana juga salat-salat yang lain cukup diucapkan di dalam hati dan
tidak perlu dilafalkan, tidak terdapat riwayatyang menyatakan keharusan untuk
melafalkan niat akan tetapi yang terpenting adalah dengan niat hanya
mengharapkan Ridho AllahTa'ala semata dengan hati yang ikhlas dan khusyu.

  CARA PELAKSANAAN
Salat tasbih dilakukan 4 raka'at (jika dikerjakan siang maka 4 raka'at dengan sekali salam,
jika malam 4 raka'at dengan dua salam ) sebagaimana salat biasa dengan tambahan bacaan
tasbih pada saat-saat berikut:

No Waktu Jml. Tasbih


.
1 Setelah pembacaan surat al fatihah dan surat pendek saat berdiri 15 kali
2 Setelah tasbih ruku' (Subhana rabiyyal adzim...) 10 Kali
3 Setelah I'tidal 10 Kali
4 Setelah tasbih sujud pertama (Subhana rabiyyal a'la...) 10 Kali
5 Setelah duduk di antara dua sujud 10 Kali
6 Setelah tasbih sujud kedua (Subhana rabiyyal a'la...) 10 Kali
7 Setelah duduk istirahat sebelum berdiri (atau sebelum salam 10 Kali
tergantung pada raka'at keberapa)
Jumlah total satu raka'at 75
Jumlah total empat raka'at 4 X 75
= 300 kali

8..SHALAT MUTLAK

  PENGERTIAN
Shalat sunah yang boleh dikerjakan pada waktu kapan saja, kecuali waktuyang terlarang
untuk mengerjakan shalat sunah. Jumlah rakaatnya tidak terbatas.Shalat sunah muthlaq
yakni sunah yang tidak bersebab, bukan karena masuk masjid, bukankarena shalat
qabliyah atau ba’diyah shalat fardhu, dan yang lainnya.Shalat ini semata-mata shalat sunah
muthlaq, kapan pun dan di mana pun dapat dikerjakan,asal jangan waktu haram.
  WAKTU YANG DIHARAMKAN
1. Waktu matahari sedang terbit hingga naik setombak/lembing.
2. Ketika matahari berada tepat di puncak ketinggiannya hingga tergelincirnya. Kecualipada
hari Jumat ketika orang masuk masjid untuk mengerjakan shalat tahiyyatul-masjid.
3. Sesudah shalat asar sampai terbenam matahari.
4. Sesudah shalat subuh hingga terbit matahari agak tinggi.
5. Ketika matahari sedang terbenam sampai sempurna terbenamnya.

  LAFAZH NIAT
Ushallii sunnatar rak’ataini lillaahi ta’aalaa. Allaahu akbar
 Artinya: “Aku niat shalat sunah dua raka’at karena Allah. Allaahu akbar.”

 Shalat sunah tidak terbatas, beberapa saja yang sanggup kita laksanakan, dan tiap-
tiap duaraka’at satu salam

Bab III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Sholat sunnah adalah ibadah sholat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW di luar
sholat yang hukumnya wajib. Sholat sunnah dikerjakan guna mendekatkan diri kepada
Allah SWT,  menyempurnakan sholat fardhu, bertaubat kepada Allah SWT agar
hajatnya dikabulkan, meningkatkan derajat dan martabat serta menjernihkan akal
pikiran setiap pelakunya.
Dasar pelaksanaan sholat sunnah sangat kuat dan mendasar. Sholat sunnah
didasari oleh hadis dan sunah Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Dalil
tersebut yang kemudian dijabarkan oleh para ulama dan umara untuk disampaikan
pada seluruh ummat muslim, baik itu jenis maupun tata cara pelaksanaannya yang
sesuai dengan hadis dan sunnah.

Sholat sunnah terbagi menjadi 2 yaitu :


  Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat (hampir
mendekati wajib), seperti salat dua hari raya, salat sunah witir dan salat sunah thawaf.
 Ghairu Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat,
seperti salat sunah Rawatib dan salat sunah yang sifatnya insidentil (tergantung
waktu dan keadaan, seperti salat kusuf/khusuf hanya dikerjakan ketika terjadi
gerhana).

Dalam pengerjaannya, sholat sunnah dapat dilakukan secara berjamaah maupun


munfarid, harus sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan serta pada waktu dan
tempat yang afdhal.

3.2 Saran
Sholat sunnah akan mendapatkan pahala apabila di kerjakan, maka apabila kita ingin
mendapatkan pahala tambahan di samping sholat wajib dapat di laksanakan dengan
melakukan sholat sunnah, wallohu a’lam.

Daftar Pustaka

  http://nurhasanah.blog.com/2010/06/28/materi-salat-sunnah-berjamaah-dan-munfarid/
  http://paismpn4skh.wordpress.com/2010/01/02/shalat-sunah-berjamaah-dan-munfarid/http://
s1.islasunahmhouse.com/data/id/ih_articles/chain/Summary_of_the_Islamic_Fiqh_Tuwajre/
03_Worship/02_Salah/id_salat_16a.pdf
  http://orgawam.wordpress.com/2008/05/27/macam-macam-shalat-sunnah/
  http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_sunah
  http://abangdani.wordpress.com/2010/11/15/panduan-shalat-idain-shalat-pada-dua-hari-raya/
  http://el.ibbien.com/index.php/kajian-fiqh/215-tata-cara-shalat-hari-raya-idul-fitri-dan-idul-adha-
  http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Tarawi

Anda mungkin juga menyukai