Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nuril Ilmi

NIM : D75214045

CLASS: Intensive Keagamaan ( L )

Pada artikel islami ini akan di bahas mengenai pengertian Shalat sunnah, jenis
sholat sunah, waktu melaksanakan shalat sunah dan waktu yang haram untuk
mengerjakan sholat.

Salat sunah
Berdasarkan Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Salat sunah atau salat nawafil (jamak: nafilah)


adalah salat yang dianjurkan untuk dilaksanakan
namun tidak diwajibkan sehingga tidak berdosa bila
ditinggalkan dengan kata lain apabila dilakukan
dengan baik dan benar serta penuh ke ikhlasan
akan tampak hikmah dan rahmat dari Allah SWT
yang begitu indah. Salat sunah menurut hukumnya
terdiri atas dua golongan yakni:

 Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan


dengan penekanan yang kuat (hampir mendekati wajib), seperti salat dua
hari raya, salat sunah witr dan salat sunah thawaf.
 Ghairu Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan yang
kuat, seperti salat sunah Rawatib dan salat sunah yang sifatnya insidentil
(tergantung waktu dan keadaan, seperti salat kusuf/khusuf hanya
dikerjakan ketika terjadi gerhana).
Menurut Gunawan dalam artikelnya di blog Cerita Islami Online, Shalat
sunnah atau yang disebut juga dengan shalat nawafil merupakan sholat yang
dianjurkan untuk dikerjakan, namun hukumnya tidak wajib. Jadi apabila
seseorang mengerjakan sholat sunah maka ia akan mendapatan pahala, jika tidak
dikerjakan pun ia juga tidak mendapatkan dosa, namun sangat sayang jika tidak
dikerjakan karena kita tidak mendapatkan pahala. Berdasarkan hukumnya, sholat
sunah ada dua macam yaitu sholat sunah muakadah dan shalat sunah ghairu
mu’akadah.

Shalat sunah muakadah merupakan sholat yang sangat dianjurkan untuk


dikerjakan (hampir mendekati sholat wajib), yang termasuk shalat sunah muakad
adalah shalat hari raya idhul fitri, sholat hari raya idhul adha, shala sunnah witir,
dan shalat sunah thawaf. Shalat sunah ghairu mu’akad merupakan shalat yang
dianjurkan untuk dilakukan tapi tidak mendekati wajib, seperti shalat sunnah
rawatib dan lain-lain.

Sedangkan Menurut Rahmat Hidayat dalam Blognya, Shalat sunnah adalah semua
shalat yang dikerjakan di luar shalat yang difardhukan. Shalat sunnah disebut
shalat nawaafli atau shalat naafilah.
Rasulullah saw. selalu mengerjakan shalat sunnah baik di siang hari maupun di
malam hari. Semua shalat sunnah yang dikerjakan itu adalah untuk mendekatkan
diri kepada Allah dan mengharapkan tambahan pahala yang lebih banyak. Dan
juga untuk menambah ketaqwaan kepada Allah swt.

Dapat disimpulkan bahwa, Shalat sunnah merupakan pelengkap shalat fardhu,


artinya shalat sunnah pahalanya sebagai pelengkap shalat fardhu. Ibarat dalam
suatu bangunan, shalat fardhu sebagai rumahnya, sedangkan shalat sunnahnya
sebagai perlengkapannya, seperti kursi, meja dan sebagainya. Karena itu, shalat
shalat sunnah ini sangat baik dan penting dikerjakan oleh semua kaum muslimin
dan muslimat.

Shalat sunnah itu banyak sekali macam dan jumlahnya, tapi pada dasarnya dapat
ditinjau dari dua segi, yaitu :
a). Pelaksanaannya, dan
b).Waktunya
Pembagian Menurut Pelaksanaan

 Salat sunah ada yang dilakukan secara sendiri-sendiri (munfarid)


diantaranya:
o Salat Rawatib
o Salat Tahiyatul Wudhu
o Salat Istikharah
o Salat Mutlaq
o Salat Dhuha
o Salat Tahiyatul Masjid
o Salat Tahajud
o Salat Hajat
o Salat Awwabin
o Salat Tasbih
o Salat Taubt
 Sedangkan yang dapat dilakukan secara berjamaah antara lain:
o Salat Tarawih
o Salat Ied
o Salat Gerhana
o Salat Istisqa'

Waktu shalat sunah

Untuk waktu sholat sunah ada tiga waktu, yaitu shalat sunah yang dikerjakakan
pada malam hari atau yang disebut dengan qiyamul lail (misalnya shalat tahajud,
sholat tarawih), Sholat sunah yang dikerjakan pada pagi hari misalnya shalat
dhuha, dan sholat sunah yang bisa dikerjakan pada siang hari dan pagi hari,
contohnya shalat sunah wudlu.

Waktu yang dilarang untuk shalat

Ada waktu-waktu tertentu dimana kita dilarang atau diharamkan untuk


melakukan sholat, yaitu sebagai berikut :

– Ketika matahari terbit hingga ia naik setinggi lembing

Dari Abu Hurairah: Rasulullah SAW telah melarang shalat sesudah shalat
Shubuh sehingga terbit matahari (H.R. Bukhari dan Muslim)
– Ketika matahari sedang berada tepat dipuncaknya hingga ia mulai condong
(kecuali di hari Jum’at)

Rasulullah saw besabda :


Dari Abu Hurairah : Rasulullah saw. telah melarang shalat waktu tengah hari
tepat, sampai tergelincir matahari terkecuali hari Jum’at

– Ketika waktu sesudah ashar hingga terbenamnya matahari

Dari Abu Hurairah: Rasulullah saw. telah melarang shalat sesudah shalat Ashar
(H.R. Bukhari)
Dari Ibnu Umar berkata: “Rasulullah saw. bersabda : Apabila sinar matahari
terbit maka akhirkanlah (jangan melakukan) shalat hingga matahari tinggi. Dan
apabila sinar matahari terbenam, maka akhirkanlah shalat hingga matahari
terbenam”. (HR. Bukhari)

– Ketika setelah subuh

– Ketika matahari terbenam hingga benar-benar matahari terbenam.

 Ditinjau dari segi waktu pelaksanaannya shalat sunnah dibagi menjadi dua bagian,
yaitu :
a). Shalat Sunnah Rawatib
Shalat sunnah rawatib adalah semua shalat yang dikerjakan sebelum maupun
sesudah shalat fardhu. Jika shalat sunnah itu dikerjakan sebelum mengerjakan
shalat fardhu, maka disebut shalat qabliyah, sedangkan apabila dikerjakan
sesudah shalat fardhu disebut shalat bakdiyah.

Karena itu shalat sunnah rawatib ada dua macam. Ada yang sebelum shalat
fardhu dan ada yang sesudah shalat fardhu.
Bilangan rakaat shalat sunnah rawatib semuanya ada 22 rekaat, yaiktu :

 Sebelum shubuh 2 rakaat


 Sebelum zhuhur 4 rakaat
 Sesudah zhuhur 4 rakaat
 Sebelum ashar 4 rakaat
 Sebelum maghrib 2 rakaat
 Setelah maghrib 2 rakaat
 Sebelum isya 2 rakaat
 Sesudah isya 2 rakaat

Diantara shalat sunnah diatas, ada yang muakkad artinya sunnah yang sangat
dianjurkan atau dikuatkan untuk dikerjakan diantaranya :

 Sebelum shubuh 2 rekaat


 Sebelum  zhuhur 2 rekaat
 Sesudah zhuhur 2 rekaat
 Sebelum ashar 2 rekaat
 Sesudah maghrib 2 rekaat
 Sesudah isya 2 rekaat

Selain dari shalat sunnah tersebut, ada shalat sunnah yang disebut ghairu
muakkad, artinya shalat sunnah yang tidak begitu dianjurkan.

b). Shalat Sunnah ghairu rawatib


Adalah shalat sunnah yang bukan shalat sunnah rawatib. Yang termasuk dalam
shalat sunnah ghairu rawatib ialah :

 Shalat tahiyyatul masjid


 Shalat dhuha
 Shalat tahajjud
 Shalat istikharah
 Shalat hajat
 Shalat tawaf
 Shalat idul fitri dan adha
 Shalat tarawih dan witir
 Shalat safat dan sebagainya

Anda mungkin juga menyukai