Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BANGKITNYA NASIONALISME DI INDIA SAAT KOLONIALISME INGGRIS


HINGGA TERCAPAINYA KEMERDEKAAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas :

Mata Kuliah Sejarah Asia Selatan

Dosen Pengampu : Drs. Jayusman, M.Hum.

Disusun Oleh Kelompok 8 :

1. Muhammad Hanif Faisal (3101420052)


2. Dhoni Frizky Arya Sahab (3101420065)
3. Fadhilah Nur Aini Putri (3101420066)
4. Tamira Auga Abadi (3101420069)
5. Dharu Sinar Mustikasari (3101420078)

Prodi : Pendidikan Sejarah 2020 B

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukurkehadirat Allah swt, atas segala nikmat dan karunia-Nya,
makalah yang berjudul “BANGKITNYA NASIONALISME DI INDIA SAAT
KOLONIALISME INGGRIS HINGGA TERCAPAINYA KEMERDEKAAN” dapat di
selesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi dan junjungan kita,
Muhammad SAW, keluarganya, dan sahabatnya.
Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu penyusunan makalah dan telah member motivasi untuk pembuatan
makalah ini.
Penulis telah berupaya menyajikan makalah dengan sebaik-baiknya. Di samping itu
apabila dalam makalah didapati kekurangan dan kesalahan, baik dalam pengetikan maupun
isinya, makapenulis dengan senang hati menerima saran dan kritik yang konstruktif dari
pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah berikutnya. Semoga makalah yang
sederhana ini dapat menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat.

Brebes, 12 Desember 2020

PENULIS

ii | P a g e
DAFTAR ISI
JUDUL ……………………………………………………………......................... i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….... ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………… 4
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………… 5
C. Tujuan …………………………………………………………………… 5
D. Manfaat Pembahasan …………………………………………………………… 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Kolonialisme Inggris di India …………………………… 6
B. Dampak Bagi Masyarakat …………………………………………………… 7
C. Timbulnya Pergerakan Kebangsaan India dan Perkembangannya …………… 8
D. Perkembangan Nasionalisme Di India …………………………………… 10
BAB III
A. Kesimpulan ………………………………………………………………….... 13
B. Saran …………………………………………………………………………… 14
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….... 15

iii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Gerakan nasionalis India banyak mendapat tantangan dari ummat Islam India
sendiri, untuk menghadapi ummat Islam dan organisasi Islam yang menentang
gerakan nasionalis ini, maka pada tahun 1929 dibentuk kelompok nasionalis lslam di
dalam Partai Kongres yang diketuai oleh Abu Kalam Azad sendiri. Tujuannya untuk
membangkitkan jiwa patriotisme di kaIangan ummat Islam India dan mencari
penyelesaian tentang perbedaan faham dan tujuan antara ummat Islam dan ummat
Hindu. Namun karena begitu besamya kecurigaan ummat Islam terhadap mayoritas
Hindu dan sulit untuk dihilangkan, maka sia-sialah usaha Azbul Kalam Az.ad itu
(Hanm Nasution, 1975:205).
Awal mula aktivitas Inggris di India adalah dalam bidang perdagangan yang
dilakukan oleh badan niaga EIC (English Eag India Company) sejak dibentuk pada
1600 dari para pedagang London. Oleh pemerintah Kerajaan Inggris, badan niaga
tersebut diberi hak monopoli perdagangan di wilayah antara Inggris dengan dunia
Timur (India, Indonesia dan China). EIC mengembangkan sayap kekuasaannya, tidak
hanya dalam bidang ekonomi, tetapi juga politik. Inggris berpandangan bahwa semua
orang Jajahannya harus dapat diubah untuk memenuhi standar Inggris dan mengikuti
peradaban Inggris. Dengan cara menyelenggarakan pendidikan berperadaban Inggris.
Kebijakan untuk mengembangkan pendidikan Barat (Inggris) pertama kali dilakukan
pada masa Gubernur Jenderal Lord Bentinck yang mana memberlakukan bahasa
Inggris sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah India.
Bangkitnya kesadaran nasionalisme di India pada abad XIX dan awal abad
XX oleh beberapa faktor yaitu eksternal dan internal. Faktor eksternal terutama adalah
penjajahan Inggris terhadap India dengan kebijakan-kebijakan politik, ekonomi,
sosial, budaya dan agamanya. Faktor internal adalah tumbuhnya kesadaran dari dalam
rakyat India, khususnya golongan terpelajar, bahwa mereka dijajah oleh Inggris.
Kemajuan harus diupayakan oleh diri sendiri. Demikian kebebasan dan
kemerdekaannya. Kesadaran itu di picu oleh pemberontakan kaum sepoy 1857.
Fenomena penting terjadi di india saat menjelang berakhirnya abad ke-19 dan awal
abad ke-20, ialah bangkitnya nasionalisme (kesadaran nasional) yang memperoleh
ekspresi dan momentum pada berdirinya organisasi all india national congress
(selanjutnya disingkat kongres) dalam tahun 1885 dan all Indian muslim league

4|Page
(selanjutnya disingkat liga muslim) pada 1906. Semenjak berdirinya All Indian
National congress (kongres) pada 1885 dan liga muslim pada 1906, pergerakan
kebangsaan india seolah terefleksi pada dua organisasi ini. Sehingga berbicara
tentang perkembangan pegerakan kebangsaan india, yang dibahas adalah aktivitas
kongres liga muslim, relasi siantara keduanya serta relasinya dengen pemerintah
kolonial inggris.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Latar belakang Kolonialisme Inggris di India?
2. Bagaimana Dampak Kolonialisme Inggris di India bagi masyarakat?
3. Bagaimana Timbulnya Pergerakan Kebangsaan India dan Perkembangannya?
4. Bagaimana Perkembangan Nasionalisme di India?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui dan mempelajari tentang
Bangkitnya Nasionalisme di India saat Kolonialisme Inggris hingga tercapainya
Kemerdekaan.
D. Manfaat Pembahasan
Makalah ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan informasi dan
gambaran yang komprehensif kepada pembaca, terutama mahasiswa pendidikan
sejarahl yang mengkaji mengenai Bangkitnya Nasionalisme di India saat
Kolonialisme Inggris hingga tercapainya Kemerdekaan.

5|Page
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Kolonialisme Inggris Di India


Awal mula aktivitas Inggris di India adalah dalam bidang perdagangan yang
dilakukan oleh badan niaga EIC (English Eag India Company) sejak dibentuk pada
1600 dari para pedagang London. Oleh pemerintah Kerajaan Inggris, badan niaga
tersebut diberi hak monopoli perdagangan di wilayah antara Inggris dengan dunia
Timur (India, Indonesia dan China). EIC mengembangkan sayap kekuasaannya, tidak
hanya dalam bidang ekonomi, tetapi juga politik.
Robert Clive dianggap sebagai peletak dasar kekuasaan Inggris di India. Ia
mampu bersaing dan mengalahkan kekuatan Prancis dalam Peperangan Carnatic
(1746-1752 dan 1756 1763) serta mampu menguasai Benuala dalam Perang Plassey
(Juni 1757) dan Perang Buxor (Oktober 1764). Inggris juga telah berhasil mengusir
Portugis dari anak Benua India, dan setelah itu Inggris juga sukses mengeliminasi
kekuatan Belanda di Srilangka. Sebagai hasilnya, EIC memperoleh hak diwani, yaitu
hak untuk mengumpulkan penghasilan atas tiga wilayah, Benggala, Bihar dan Orissa.
(Sethi, 1951: 494). Pada masa pembentukan sejarah British India yang dikuasai oleh
Inggris, penyusunan struktur pemerintahan kolonial Inggris serta dibentuknya Board
of Control, sebuah badan yang bertugas mengawasi pemerintahan EIC di Indonesia,
Warren Hastings menjadi gubernur jenderal yang pertama.
Lord Wellesley (Gubernur Jenderal EIC di India), mampu merubah peta
politik India. Dengan mencanangkan kebijakan Subsidiarry Allances (Raja-raja India
yang bersekutu dengan Inggris harus menyerahkan urusan politik luar negerinya
kepada Inggris, membayar upeti dan mengusir perwira-perwira Eropa selain Inggris),
Wellesley berhasil menjadikan EIC sebagai kekuatan politik terbesar di India karena
menguasai Bengala, Bihar, Orissa, Mysore, Oudh dan sebagian Maratha. Kekuasaan
kolonial Inggris mulai kokoh di anak Benua India semenjak pertengahan abad ke-19,
setelah melalui proses penaklukan kerajaan-kerajaan pribumi India selama sekitar satu
abad, dengan menerapkan metode divide et impera atau divide and rule memecah
belah lalu menguasainya. Inggris berpandangan bahwa semua orang Jajahannya harus
dapat diubah untuk memenuhi standar Inggris dan mengikuti peradaban Inggris.
Dengan cara menyelenggarakan pendidikan berperadaban Inggris. Kebijakan untuk
mengembangkan pendidikan Barat (Inggris) pertama kali dilakukan pada masa

6|Page
Gubernur Jenderal Lord Bentinck yang mana memberlakukan bahasa Inggris sebagai
bahasa pengantar di sekolah-sekolah India. Dengan begitu Inggris dapat menciptakan
struktur masyarakat India menurut persepsi mereka sendiri, yang membedakan antara
ras yang satu dengan yang lain. Contoh ras yang dinilai unggul ialah orang Pukhtun,
Punjab, Sikh dan Gurkha. Ras yang dinilai rendah misalnya orang Benggall.
B. Dampak Bagi Masyarakat
Dampak penjajahan Inggris atas masyarakat India dapat dipisahkan menjadi
dua, negatif dan positif. Dampak negatif di sini ialah terjadinya disintegrasi
masyarakat India (terutama Muslim) hampir dalam seluruh aspek kehidupan politik,
ekonomi, sosial, budaya dan agama. Secara ringkas dapat ditunjukkan bahwa dalam
bidang politik, masyarakat India tidak memiliki kemerdekaan dan martabat. Kekuatan
dan kekuasaan politik mereka hancur. Dalam bidang ekonomi seperti diungkap oleh
Jawaharlal Nehru (1951:274-285), terjadinya eksploitas besar-besaran atas kekayaan
India yang dibawa ke Inggris dan di Inggris telah membantu mempercepat timbulnya
Revolusi Industri. Selanjutnya industri rakyat india hancur dan bidang pertaniannya
sehingga sering timbul wabah kelaparan. Selama satu abad antara 1800-1900, sekitar
12,5 juta rakyat India tewas menjadi korban wabah kelaparan (Mulia, 1959: 124).
Dalam bidang sosial-budaya, terdapat upaya inggris untuk menjadikan orang orang
India berperadaban Barat (Inggris). Kemudian praktik-praktik diskriminas antara ras,
kelas sosial yang berbeda diberlakukan oleh Ingera Dalam bidang agama, meskipun
kebijakan kolonial Inggris bersikap netrat, tetapi lebih mementingkan agama Kristen,
seperti nampak dari banyaknya misionaris Kristen yang beroperasi di india, antara
lain yang berkedok menyelenggarakan lembaga pendidikan. Lalu Inggris terkadang
ikut campur dalam soal agama, misalnya agama Hindu: melarang upacara Sati (ikut
terjunnya seorang istri dalam pembakaran Jenazah suaminya), memperbolehkan janda
menikah lagi, dan lain-lain.
Sementara dampak positif penjajahan Inggris terhadap rakyat India ialah
berupa warisan Infrastruktur dan suprastruktur yang dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan oleh rakyat India sendiri, meliputi bidang pendidikan, administrasi-
politik, sosial-ekonomi dan kebudayaan. Bidang pendidikan, institusi pendidikan
Barat telah diberlakukan Inggris mulai dari tingkat dasar hingga universitas
Universitas yang pertama didirikan ialah Universitas Calcutta pada 1857 dan dalam
jangka 30 tahun kemudian, empat universitas baru didirikan, yakni di Bombay.
Madras, Labore dan Allahabad Majumdar, 1956: 819-821). Kendatipun pendidikan

7|Page
Barat lebih diminati oleh kelas menengah Hindu dibanding Muslim, pendidikan Barat
ini mampu melahirkan golongan elite intelektual (kaum terpelajar) India yang
belakangan memiliki kesadaran nasional atas realitas yang dihadapi bangsanya.
Pentingnya pendidikan Barat bagi orang-orang India, bukan hanya untuk mengisi
jabatan-jabatan administratif seperti pegawai ICS (Indian Civi Service/Pamong Praja
India), melainkan mengilhami mereka (khususnya kaum terpelajar) dengan ide-ide
liberal seperti demokrasi, hak-hak asasi manusia, kebebasan dan juga nasionalisme.
C. Timbulnya Pergerakan Kebangsaan India Dan Perkembangannya
Fenomena penting terjadi di india saat menjelang berakhirnya abad ke-19 dan
awal abad ke-20, ialah bangkitnya nasionalisme (kesadaran nasional) yang
memperoleh ekspresi dan momentum pada berdirinya organisasi all india national
congress (selanjutnya disingkat kongres) dalam tahun 1885 dan all Indian muslim
league (selanjutnya disingkat liga muslim) pada 1906. Menurut majumdar (1956:888),
fenomena nasionalisme itu dilatarbelakangi oleh gelombang liberalisme yang melanda
inggris selama abad ke-19 dan telah mempengaruhi kaum terpelajar india (mayoritas
hindu) dengan semangat demokrasi dan patriotisme nasional. Kaum terpelajar ingin
menyaksikan India bersatu secara bulat dan rakyat mendapatkan hak untuk
memerintah diri mereka sendiri.
Sebelum kongres lahir, Mr. Surendranath Bannerjie sebenarnya telah
mendirikan organisasi the Indian association dalam tahun 1876, untuk melakukan
agitasi terhadap ICS, UU Persenjataan dan UU pers dari Viceroy lord lytton (1876-
1880). Ia juga mempelopori pengumpulan dana nasional seluruh india (All Indian
National fund) untuk memberikan beasiswa ke pelajar india yang kurang mampu.
Malahan dalam tahun 1883, ia memimpin penyelenggaraan konfrensi nasional india
(Indian National Confrence) di Calcutta yang dihadiri oleh para wakil dari seluruh
India (Majumdar, 1956: 890).
Kesadaran nasional di kalangan muslim india, untuk sebagian besar adalah
jasa dari Sir sayyid ahmad khan (1817-1898). Tokoh yang dikenal sebagai “Bapak
modernisasai muslim anak benua india” ini menyaksikan realitas keterbelakangandan
ketertinggalan kaum muslim dibandingkan kaum Hindu. Dia lalu memusatkan diri
pada upaya pembaharuan pendidikan untuk mengejarketerbelakangan dan
ketertinggalan itu. Sebagai contoh, tahun 1860 mendirikan Muhammadan anglo
Oriental college di aliagarh, yang kemudian dikembangkan menjadi universitas
muslim Aligarh pada 1875. Belakangan Universitas ini banyak menelorkan pejuang-

8|Page
pejuang kemerdekaan nasional Pakistan, seperti Muhammad ali Jinnah dan liaquat ali
khan.
Semenjak berdirinya All Indian National congress (kongres) pada 1885 dan
liga muslim pada 1906, pergerakan kebangsaan india seolah terefleksi pada dua
organisasi ini. Sehingga berbicara tentang perkembangan pegerakan kebangsaan
india, yang dibahas adalah aktivitas kongres liga muslim, relasi siantara keduanya
serta relasinya dengen pemerintah kolonial inggris. Perbedaan orientasi perjuangan
antara kongres dengan liga muslim sudah Nampak sejak awal kiprah kedua organisasi
ini. Kendatipun terdapat perbedaan orientasi, kedua organisasi ini pernah dapat
melakukan kerja sama dan bahu-membahu dalam pejuangan pergerakan kebangsaan
india.
Setelah PD I usai, terdapat beberapa perkembangan yang menarik untuk
dicatat. Pertama, Pemerintah kolonial Inggris berusaha melakuakan
pembatasan/retriksi terhadap aktivitas politik orang-orang India, baik kongres maupun
Liga muslim dan terhadap pers. Pada maret 1919 misalnya, pemerintah kolonial
inggris memberlakukan Rowlat Act, yang berisi larangan bagi orang india untuk
berkumpul, mengadakan rapat lebih dari empat orang dan ancaman bagi siapa saja
yang berani melakukan pengacauan politik. Ketika UU ini dilanggar, akibatnya timbul
pembantaian massal, seperti peristiwa Amritsar Massacre pada 13 April 1919, yang
menimbulkan korban 379 orang tewas dan 1137 orang lainnya terluka (Majumdar,
1956 : 984). Kendatipun demikian pemerintah kolonial inggris berusaha menghibur
orang-orang india dengan mengesahkan Montague-chelmford reform pada desember
1919 yang memberi kesempatan kepada orang-orang india untuk berpartsipasi secara
aktif dalam pemerintahan (system diarchy), orang-orang india tetap tidak buas
terhadap inggris.
Kedua, Perubahan karakter organisasi kongres dari bersifat elitisme
konstitusional dan gradualisme menjadi gerakan yang berbasis massa. Perubahan ini,
selain sebagai reaksi atas kebijakan inggris yang retriktif dan wafatnya tokoh moderat
semacam Gokhale, juga karena suntikan baru dengan tampilannya Mohandas
karamchand Gandhi diatas panggung politik india.
Setelah mengumukan India dalam keadaan darurat perang PD II pecah (September
1939), pemerintah kolonial inggris berupaya menarik simpati dan partisipasi rakyat
india untuk membantu peperangan mereka. Pada oktober 1939, Inggris berjanji untuk
memodifikasi government of india act 1935 sesuai dengan PD II dan menjadikan

9|Page
india sebagai dominion. Tawaran ini ditolak oleh kongres. Kaum nasionalis yang
moderat, seperti di dalam liga muslim, juga tidak puas. Bahkan pada November 1939,
kongres mengundurkan dari pemerintahan.
D. Perkembangan Nasionalisme Di India
1. Gambaran Umum Pola Perkembangan Nasionalisme Di India
Bangkitnya kesadaran nasionalisme di India pada abad XIX dan awal abad XX
oleh beberapa faktor yaitu eksternal dan internal. Faktor eksternal terutam adalah
penjajahan Inggris terhadap India dengan kebijakan-kebijakan politik, ekonomi,
sosial, budaya dan agamanya. Faktor internal adalah tumbuhnya kesadaran dari dalam
rakyat India, khususnya golongan terpelajar, bahwa mereka dijajah oleh Inggris.
Kemajuan harus diupayakan oleh diri sendiri. Kesadaran itu di picu oleh
pemberontakan kaum sepoy 1857.
Perjuangan melawan penjajahan harus dilakukan dalam bentuk organisasi-
organisasi/ gerakan-gerakan, yang pada awalnya berorientasi pada pembaharuan
sosial dan spiritual keagamaan serta peningkatan pendidikan, baru kemudian bergerak
di bidang budaya dan politik. Gerakan sosial-spiritual-keagamaan terefleksikan upaya
untuk mengantisipasi kehidupan modern, dan mencerminkan perjuangan melawan
penjajah Inggris. Pada Abad XIX seorang tokoh radikal Kongres, B.G Tilak
memimpin majalah mingguan kesari berbahasa Maratha. Lewat majalah itu Tilak
menyebarluaskan cita-cita politik baru, yakni perjuangan dengan prinsip “menolong
diri sendiri”(Self-Helf) dan berupaya mengunggah kesadaran nasional dikalangan
masa Hindu (Mulla, 1959: 148).
India memiliki pemimpin Kharismatik mampu menggalang masa dan
membangkitkan kesadaran nasional mereka. Mahatma Gandhi (1869-1948) yang
menjadi simbol perjuangan pergerakan kebangsaan India dan perlawanan kepada
kolonialisme Inggris tanpa kekerasan. Moralitas Gandhi mampu memberikan
keteladanan dan semangat bagi masyarakat Hindu India. Kemudian Jawaharlal Nehru
(1889-1964) seorang penerus Gandhi yang idealis, modernis dan kharismatik.
Peristiwa -peristiwa momentum pergerakan kebangsaan India, Momentum pertama
tahun 1885 saat berdirinya kongres dipandang sebagai simbol kebangkitan nasional
India. Kemudian tahun 1921 tahun penting dalam sejarah perjuangan India(ketika
kongres dalam sidang menetapkan program satyagraha atau non-violence
(perlawanan tanpa kekerasan), non cooperation (tidak mau bekerja sama dengan
Inggris) dan civil-isobedience (tidak patuh pada peraturan Inggris). Selanjutnya

10 | P a g e
tahun 1929 kongres merumuskan tujuan gerakannya ialah urnasvaraj (kemerdekaan
penuh). Lalu pada 1937 pertama kalinya kongres membentuk kabinet dan
mengorganisasikan kemerdekaan sendiri dalam pemilu 1936-1937. Tonggak
terpenting kemerdekaan India peristiwa Agustus 1942, saat kongres melancarkan
gerakan Quit India mengusir Inggris dari India. Puncak perjuangan pada 15 Agustus
1947 ketika Inggris memberikan kemerdekaan kepada India. Di kalangan masyarakat
muslim, Momentum Pertamanya tahun 1906 berdirinya organisasi liga muslim.
Kemudian pada 1916 ketika liga muslim bekerja sama dengan kongres. Berikutnya
pada 1919 berdiri gerakan khilafat dimana gerakan liga muslim didukung oleh
kongres. Dalam sidang tahunan liga Muslim 1930 pertama kalinya gagasan pendirian
sebuah negara bagi umat islam. Namun demikian, pemerintah kolonial Inggris
mewariskan suatu sistem politik. Sistem politik ialah demokrasi liberal atau
parlementer yang sangat menjunjung tinggi kebebasan dan hak-hak asasi manusia.
2. Tokoh-Tokoh Pendiri Bangsa India dan Pakistan
1. Tokoh Pendiri Bangsa India
a. Mohandas Karamchand Gandhi
Mahatma Gandhi yang nama aslinya Mohandas Karamchand Gandhi
lahir di Porbandar, Gujarat, India Britania, pada 2 Oktober 1869. Beliau
dipanggil Mahatma Gandhi (Bahasa Sansekerta: Jiwa Agung). Merupakan
seorang pemimpin spiritual dan politikus dari India. Mahatma Gandhi
dianggap sebagai salah seorang tokoh yang terlibat dalam gerakan
kemerdekaan India. Dia adalah aktivis yang tidak menggunakan kekerasan,
yang mengusung gerakan kemerdekaan melalui aksi demontrasi damai.
Anggota keluarga Gandhi suku Bhaniya dari Kasta Waisya.
b. Jawaharlal Nehru
Jawaharlal Nehru yang lahir pada 14 November 1889 dan meninggal
pada 27 Mei 1964 pada umur 74 tahun merupakan negarawan India yang
pertama. Beliau menjabat sebagai perdana Menteri India dari 1947 sampai
1964. Sebagai tokoh terkemuka dalam gerakan kemerdekaan India, Nehru
dipilih partai Kongres untuk memangku jabatan Perdana Menteri Independen
India yang pertama. Dia terpilih kembali saat Partai Kongres memenangkan
pemilihan umum pertama India pada tahun 1952. Dia sering disebut Pandit
Nehru (kata pandit yang dalam Bahasa Sansekerta dan Hindi artinya “sarjana”
atau “guru” juga bermakna Kasta Brahman. Nehru merupakan tokoh

11 | P a g e
kharismatik dan radikal karena menganjurkan kemerdekaan India yang penuh
dari kerajaan Inggris.
2. Tokoh Pendiri Bangsa Pakistan
a. Muhammad Ali Jinnah
Mohammad Ali Jinnah (25 Desember 1876-11 September 1948)
adalah seorang politikus muslim India dan pemimpin liga muslim India yang
mendirikan Negara Islam Pakistan, serta menjabat sebagai Gubernur Jendral
yang pertama. Pada mulanya dia ikut berjuang Mahatma Gandhi dalam
kongres kebangsaan India untuk menuntut kemerdekaan India. Tetapi sesudah
pemilihan 1937, beliau menuntut sebuah negara khas untuk orang muslim,
beliau kemudian memimpin orang islam berjuang melalui Liga Muslim untuk
menumbuhkan sebuah negara untuk orang islam, yaitu Pakistan (Wikipedia,
diakses 21 April 2012). Muhammad Ali Jinnah dilahirkan di Distrik Karachi
wilayah Sindh. Keluarganya merupakan pedagang gujarati yang kaya raya.
Muhammad Ali Jinnah dapat dikatakan identik dengan sejarah kontemporer
Pakistan dan dia digelari dengan Quaid-e-Azam (pemimpin besar).
b. Liaquat Ali Khan
Liaquat Ali Khan lahir di wilayah Karnal pada 1 Oktober 1895. Beliau
dikenal sebagai tangan kanan atau pembantu utama Muhammad Ali Jinnah.
Beliau adalah politikus Pakistan yang diangkat menjadi Perdana Menteri (PM)
pertama Pakistan, mendampingi Muhammad Ali Jinnah yang ditunjuk sebagai
Gubernur Jendral. Bersama Muhammad Ali Jinnah, Liaquat Ali Khan
merupakan salah satu tokoh pendiri (the founding father) Negara Pakistan.
Beliau juga pernah menjadi Menteri Pertahanan. Tokoh ini memainkan peran
penting dalam proses pembagian India dan didirikannya Pakistan. Sayangnya
beliau meninggal dalam sebuah pembunuhan di Rawalpindi pada 16 Oktober
1951 (Wikipedi, diakses 21 April 2012).
Liquat Ali Khan lahir di kota Muzaffarnagar. Liquat Ali Khan diundang
bergabung partai Kongres dengan kesadaran sendiri untuk masuk dalam Liga
Muslim. Liquat Ali Khan dikenal pendukung dan pembantu setia Muhammad
Ali Jinnah. Liquat Ali Khan dikenal sebagai seorang tokoh antikomunis. Dia
terbunuh pada 1951 oleh orang yang membencinya, Sa’ad Babrak. Setelah
kematiannya, Liaquat Ali Khan diberi gelar Quaid-e-Millat(pemimpin bangsa)
dan Shaheed-e-Millat (Pahlawan Bangsa) (Wikipedia, diakses 22 April 2012).

12 | P a g e
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Awal penjajahan Inggris di kawasan India adalah dengan aktivitas yang
dilakukan oleh EIC(English Eag India Company). Badan niaga ini di beri hak oleh
pemerintah Inggris untuk memonopoli perdagangan wilayah antara Inggris dengan
dunia Timur. EIC mengembangkan sayap kekuasaannya, tidak hanya dalam bidang
ekonomi, tetapi juga politik. Pada Pertengahan Abad Ke-19,EIC menjadi kekuatan
politik terbesar di India. Kekuasaan kolonial Inggris mulai kokoh di anak Benua
India, setelah melalui proses penaklukan kerajaan-kerajaan pribumi India selama
sekitar satu abad, dengan menerapkan metode divide et impera atau divide and rule
memecah belah lalu menguasainya.
Fenomena penting terjadi di india saat menjelang berakhirnya abad ke-19 dan
awal abad ke-20, ialah bangkitnya nasionalisme (kesadaran nasional) yang
memperoleh ekspresi dan momentum pada berdirinya organisasi all india national
congress (selanjutnya disingkat kongres) dalam tahun 1885 dan all Indian muslim
league (selanjutnya disingkat liga muslim) pada 1906. Menurut majumdar (1956:888),
fenomena nasionalisme itu dilatarbelakangi oleh gelombang liberalisme yang melanda
inggris selama abad ke-19 dan telah mempengaruhi kaum terpelajar india (mayoritas
hindu) dengan semangat demokrasi dan patriotisme nasional. Kaum terpelajar ingin
menyaksikan India bersatu secara bulat dan rakyat mendapatkan hak untuk
memerintah diri mereka sendiri.
Bangkitnya kesadaran nasionalisme di India pada abad XIX dan awal abad
XX oleh beberapa faktor yaitu eksternal dan internal. Faktor eksternal terutama adalah
penjajahan Inggris terhadap India dengan kebijakan-kebijakan politik, ekonomi,
sosial, budaya dan agamanya. Faktor internal adalah tumbuhnya kesadaran dari dalam
rakyat India, khususnya golongan terpelajar, bahwa mereka dijajah oleh Inggris.
Kemajuan harus diupayakan oleh diri sendiri. Demikian kebebasan dan
kemerdekaannya. Tokoh yang terkenal dalam memperjuangkan kemerdekaan india
seperti Mahatma Gandhi, Jawaharlal Nehru, Muhammad Ali Jinnah, dan Liaquat Ali
Khan.

13 | P a g e
B. Saran
Dalam hal ini yang dapat dijadikan dari peristiwa diatas adalah tentang
bagaimana rasa nasionalisme harus ada pada diri masing masing warga. Peristiwa di
atas juga menyadarkan kita arti penting kebersaman dan menjaga kerukunan satu
sama lain, jangan mau dipecah belah oleh pihak mana pun. Rasa Nasionalisme harus
tetap ada dan selalu terjaga, agar Negara yang kita cintai ini tetap utuh selamanya.

14 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=nasionalisme+di+india&oq=nasionalisme

Suwarno M.Si,. 2012, Dinamika Sejarah Asia Selatan, Purwokerto, Ombak

15 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai