Anda di halaman 1dari 9

PERLAWANAN

KESULTANAN PALEMBANG
DISUSUN OLEH:
ELVAN AULIA SYEHAN
LUTHFIYAH RAHMAH AZZAHRO
NUR HALIMAH
TIARA NUR MAULANI

XI FARMASI III
SMK NEGERI 7 BANDUNG
PERLAWANAN KESULTANAN PALEMBANG

Palembang termasuk wilayah kekuasaan Demak.


Oleh Demak, Palembang dijadikan pangkalan untuk
menyerang Portugis di Malaka sekaligus untuk
membendung serangan orang Eropa ke Jawa.
Setelah Raja Demak (Raden Patah) wafat, sebagian
bangsawan Demak melarikan diri ke Palembang.
Mereka mendirikan kesultanan Palembang dengan
VOC terjadi pada 1610. Tetapi, karena VOC tidak
dipedulikan kepentingannya, maka selalu terjadi
kesenggangan.
PERLAWANAN KESULTANAN PALEMBANG

Pada tahun 1658, wakil dagang VOC,


Ockierszbeserta pasukannya dibunuh dan dua
kapalnya yaitu Wachter dan Jacatra dirampas.
Akibatnya, pada 4 November 1659 terjadi
peperangan antara Kesultanan Palembang dengan
VOC dibawah pimpinan Laksamana Joan Van
DerLaen.
PERLAWANAN KESULTANAN PALEMBANG

Pada perang ini, Keraton Kesultanan Palembang


dibakar. Demikian pula kota dan permukiman
penduduk Cina, Portugis, Arab, dan bangsa-bangsa
lainnya yang berada disebrang kota dibakar. Kota
Palembang dapat direbut lagi oleh pasukan
Palembang dan kemudian dilakukan pembangunan-
pembangunan, kecuali Masjid Agung.
PERLAWANAN KESULTANAN PALEMBANG

Sejak timah ditemukan, di Bangka, pada


pertengahan abad ke 18, Palembang dan wilayahnya
menjadi incaran Inggris dan Belanda. Demi menjalin
kontrak dagang, bangsa Eropa berniat menguasai
Palembang. Pada tahun 1812, Sultan Mahmud
berperang melawan pasukan Inggris yang mulai
menguasai wilayah Nusantara setelah Belanda
menyerah. Benteng Kesultanan Palembang di
Bontang direbut oleh Inggris sehingga terpaksa
Sultan mengungsi ke Muara Belida.
SEJARAH

Pada tanggal 19 Maret 1812, Sultan Mahmud


Badaruddin diperintah Inggris untuk turun tahta.
Oleh Inggris, Aahmad Najmuddin, adik Mahmud
Badaruddin, naik singgasana Palembang. Pada 1816,
Inggris menyerahkan Palembang kepada Belanda
kembali.
Sejak pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin
II, Palembang mendapat serangan dari pasukan
Hindia Belanda pada Juli 1819 atau yang dikenal
sebagai “Perang Menteng”.
PERANG MENTENG

Perang Menteng ini diambil dari kata


“Muntingre”. Yaitu serangan besar-besaran oleh
pasukan Belanda pimpinan JC. Wolberbaek yang
terjadi pada Oktober 1819 juga dapat dipukul
mundur oleh prajurit-prajurit Kesultanan
Palembang. Tetapi, pada Juni 1821, pihak Belanda
mencoba untuk melakukan penyerangan dengan
banyak Armada dibawah pimpinan panglima
Jenderal De Kock. Sultan Mahmud Badaruddin II
ditangkap kemudian dibuang ke Ternate.
PERANG

Kesultanan palembang sejak 7 Oktober 1823


dihapuskan dan kekuasaan daerah Palembang
berada langsung dibawah Pemerintah Hindia
Belanda dengan penempatan Presiden Jan Cornelis
Reijinst yang tidak terima pada Sultan Ahmad
Najaruddin Prabu Anom karena memberontak.
Akhirnya, ia ditangkap kemudian diasingkan ke
Banda dan seterusnya dipindahkan ke Manado.
ANYQUESTION?

Anda mungkin juga menyukai