0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
471 tayangan9 halaman
Dokumen ini membahas tentang perlawanan Kesultanan Palembang terhadap penjajahan asing, mulai dari Portugis, Belanda, hingga Inggris. Kesultanan Palembang berusaha mempertahankan kemerdekaannya melalui perang melawan pasukan asing, namun akhirnya jatuh ke tangan Hindia Belanda pada tahun 1823 dan sistem kesultanan dihapus.
Dokumen ini membahas tentang perlawanan Kesultanan Palembang terhadap penjajahan asing, mulai dari Portugis, Belanda, hingga Inggris. Kesultanan Palembang berusaha mempertahankan kemerdekaannya melalui perang melawan pasukan asing, namun akhirnya jatuh ke tangan Hindia Belanda pada tahun 1823 dan sistem kesultanan dihapus.
Dokumen ini membahas tentang perlawanan Kesultanan Palembang terhadap penjajahan asing, mulai dari Portugis, Belanda, hingga Inggris. Kesultanan Palembang berusaha mempertahankan kemerdekaannya melalui perang melawan pasukan asing, namun akhirnya jatuh ke tangan Hindia Belanda pada tahun 1823 dan sistem kesultanan dihapus.
KESULTANAN PALEMBANG DISUSUN OLEH: ELVAN AULIA SYEHAN LUTHFIYAH RAHMAH AZZAHRO NUR HALIMAH TIARA NUR MAULANI
XI FARMASI III SMK NEGERI 7 BANDUNG PERLAWANAN KESULTANAN PALEMBANG
Palembang termasuk wilayah kekuasaan Demak.
Oleh Demak, Palembang dijadikan pangkalan untuk menyerang Portugis di Malaka sekaligus untuk membendung serangan orang Eropa ke Jawa. Setelah Raja Demak (Raden Patah) wafat, sebagian bangsawan Demak melarikan diri ke Palembang. Mereka mendirikan kesultanan Palembang dengan VOC terjadi pada 1610. Tetapi, karena VOC tidak dipedulikan kepentingannya, maka selalu terjadi kesenggangan. PERLAWANAN KESULTANAN PALEMBANG
Pada tahun 1658, wakil dagang VOC,
Ockierszbeserta pasukannya dibunuh dan dua kapalnya yaitu Wachter dan Jacatra dirampas. Akibatnya, pada 4 November 1659 terjadi peperangan antara Kesultanan Palembang dengan VOC dibawah pimpinan Laksamana Joan Van DerLaen. PERLAWANAN KESULTANAN PALEMBANG
Pada perang ini, Keraton Kesultanan Palembang
dibakar. Demikian pula kota dan permukiman penduduk Cina, Portugis, Arab, dan bangsa-bangsa lainnya yang berada disebrang kota dibakar. Kota Palembang dapat direbut lagi oleh pasukan Palembang dan kemudian dilakukan pembangunan- pembangunan, kecuali Masjid Agung. PERLAWANAN KESULTANAN PALEMBANG
Sejak timah ditemukan, di Bangka, pada
pertengahan abad ke 18, Palembang dan wilayahnya menjadi incaran Inggris dan Belanda. Demi menjalin kontrak dagang, bangsa Eropa berniat menguasai Palembang. Pada tahun 1812, Sultan Mahmud berperang melawan pasukan Inggris yang mulai menguasai wilayah Nusantara setelah Belanda menyerah. Benteng Kesultanan Palembang di Bontang direbut oleh Inggris sehingga terpaksa Sultan mengungsi ke Muara Belida. SEJARAH
Pada tanggal 19 Maret 1812, Sultan Mahmud
Badaruddin diperintah Inggris untuk turun tahta. Oleh Inggris, Aahmad Najmuddin, adik Mahmud Badaruddin, naik singgasana Palembang. Pada 1816, Inggris menyerahkan Palembang kepada Belanda kembali. Sejak pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang mendapat serangan dari pasukan Hindia Belanda pada Juli 1819 atau yang dikenal sebagai “Perang Menteng”. PERANG MENTENG
Perang Menteng ini diambil dari kata
“Muntingre”. Yaitu serangan besar-besaran oleh pasukan Belanda pimpinan JC. Wolberbaek yang terjadi pada Oktober 1819 juga dapat dipukul mundur oleh prajurit-prajurit Kesultanan Palembang. Tetapi, pada Juni 1821, pihak Belanda mencoba untuk melakukan penyerangan dengan banyak Armada dibawah pimpinan panglima Jenderal De Kock. Sultan Mahmud Badaruddin II ditangkap kemudian dibuang ke Ternate. PERANG
Kesultanan palembang sejak 7 Oktober 1823
dihapuskan dan kekuasaan daerah Palembang berada langsung dibawah Pemerintah Hindia Belanda dengan penempatan Presiden Jan Cornelis Reijinst yang tidak terima pada Sultan Ahmad Najaruddin Prabu Anom karena memberontak. Akhirnya, ia ditangkap kemudian diasingkan ke Banda dan seterusnya dipindahkan ke Manado. ANYQUESTION?