Anda di halaman 1dari 12

Perlawanan Sultan

Agung terhadap VOC

Disusun oleh
Kelompok 3
XI-MIPA 4
START
Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Mataram mencapai
puncak kejayaannya. Pada saat itu Mataram menguasai hampir
seluruh Pulau Jawa. Sultan Agung merupakan Raja Mataram
yang gigih memerangi VOC. Kedudukan VOC di Batavia
dianggap Sultan Agung sebagai ancaman terhadap dominasi
Mataram di Jawa. Maka dari itu Sultan Agung mengirim
pasukan Mataram ke Batavia untuk menyerang VOC.
Ada beberapa alasan mengapa Sultan Agung (Mataram)
merencanakan serangan ke Batavia (VOC). Alasan Sultan Agung
menyerang VOC yakni:

Tindakan monopoli yang dilakukan VOC,

VOC sering menghalang-halangi kapal-kapal dagang


Mataram yang akan berdagang ke Malaka,

VOC menolak untuk mengakui kedaulatan Mataram,

Keberadaan VOC di Batavia telah memberikan ancaman


serius bagi masa depan Pulau Jawa.

Exit Home
Home Exit
BIODATA SULTAN
AGUNG

Sultan Agung Adi Prabu Hanyokrokusumo


Masa kekuasaan 1613 – 1645
Pendahulu Adipati Martapura
Pengganti Amangkurat I
Lukisan Sultan Agung Adi Ratu Kulon putri
Prabu Hanyakrakusuma Kesultanan Cirebon
Pasangan
Ratu Wetan putri
Sultan Agung Adi Prabu Adipati Batang
Hanyokrokusumo, lahir: Kutagede, Wangsa Dinasti Mataram
Kesultanan Mataram, 1593 - wafat: Karta Panembahan
(Plered, Bantul), Kesultanan Mataram, Ayah
Hanyakrawati
1645) adalah Sultan ke-tiga Kesultanan
Ratu Mas Adi Dyah
Mataram yang memerintah pada tahun Ibu
Banawati
1613-1645.
1
Serbuan
Pertama ke
Batavia
Perlawanan rakyat Mataram pertama terhadap VOC di Pada tanggal 22 agustus 1628
Batavia dilakukan pada bulan Agustus 1628 yang pasukan Mataram berhasil
Home dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso.
mendarat di Marunda dan
Exit
mendirikan benteng pertahan dari
bambu. Namun, upaya ini diketahui
oleh VOC yang kemudian membakar
perkampungan di sekitar benteng
tersebut.

"Serangan Besar di Batavia oleh


Sultan Mataram" pada tahun 1628

Kemudian datang pasukan bantuan


Mataram yang dipimpin oleh
Tumenggung Suro Agul-Agul, Kiai
Dipati Mandurarejo, dan Dipati
Upasonto, serta laskar orang Sunda
yang dipimpin oleh Dipati Ukur.
Upaya yang dilakukan pasukan
Mataram berikutnya adalah
Home membendung Sungai Ciliwung agar
Exit
penghuni benteng (Belanda)
kekurangan air. Strategi ini ternyata
cukup efektif, terbukti bangsa
Belanda kekurangan air dan terjangkit
wabah penyakit malaria dan kolera Sungai Ciliwung pada
zaman dahulu
Namun, pada akhirnya pasukan
Mataram mengalami kekalahan
dan harus kehilangan Tumenggung Pasukan Mataram
Bahurekso. Akhirnya kembali
Kegagalan tersebut disebabkan ke Yogyakarta.
kalah dalam persenjataan dan Meskipun Mataram
kalah stamina karena harus kalah, Sultan Agung
melakukan perjalanan jauh dari tidak lantas
pusat Mataram di Yogyakarta menyerah.
hingga Batavia.
2
Serbuan
Kedua ke
Batavia
Dibawah pimpinan Tumenggung
Singaranu, Kiai Dipati Juminah, dan Dipati
Home
Purbaya, sekira 80.000 pasukan Mataram
berhasil sampai di depan gerbang Batavia.
Exit

Dalam serangan ini pasukan Mataram


mengepung benteng Hollandia dan
berusaha menerobos masuk ke Batavia.
Serangan kedua pada tahun 1629,
dengan perencanaan yang lebih
sempurna, antara lain:
1. Persenjataan dilengkapi
dengan senjata api dan
meriam. Benteng
2. Pasukan berkuda dan Hollandia
beberapa gajah.
3. Persediaan makanan yang
cukup dan pengadaaan
lumbung-lumbung padi di
Tegal dan Cirebon.
Kegagalan Mataram menyerang Batavia,
Home membuat VOC semakin berambisi mengepung
Mataram. Semakin buruk ketika Sultan Agung
Exit wafat pada tahun 1646, dan diganti dengan
Sunan Amangkurat I yang bahkan bersahabat
dengan VOC dan kejam terhadap rakyat dan
ulama, sehingga menimbulkan perlawanan
rakyat, salah satunya dipimpin oleh Trunajaya.

Tindakan J.P.Coen tersebut menyebabkan pasukan Mataram


yang bertempur di Batavia kekurangan bahan makanan.
Namun, pasukan Mataram pantang mundur. Pasukan
Mataram berhasil mengepung dan menghancurkan Benteng
Hollandia dan mengepung Benteng Bommel. Pada saat itu
pula, tepatnya 21 September 1629, J.P. Coen meninggal
karena penyakit kolera. Tetapi hal ini malah semakin
membakar semangat Belanda, sehingga serangan pasukan
Mataram kedua juga gagal.
J.P. Coen
Dengan mengetahui sejarah tentang perlawanan rakyat
Mataram pada masa Sultan Agung dalam melawan
penjajah, diharapkan agar bisa lebih memahami
bagaimana perjuangan bangsa Indonesia ketika masih
dalam masa kolonial, terutama pada masa penjajahan.
Selain itu pembelajaran yang dapat dipetik dari
perlawanan Sultan Agung tersebut yaitu menerapkan
sikap pantang menyerah untuk mencapai tujuan positif
yang diinginkan serta menjadikan pengalaman sebagai
pembelajaran untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik.

Home Exit

Anda mungkin juga menyukai