Anda di halaman 1dari 2

Perlawanan

SULTAN MAHMUD
BADARUDDIN II
Penyebab PERLAWANAN Waktu TERJADINYA PERLAWANAN
Inggris dan Belanda mengincar Palembang Perlawanan Sultan Mahmud Badaruddin II
untuk menjadi wilayah kekuasaan mereka. terjadi dengan nama Perang “Menteng” pada
Awal mula penjajahan ditandai dengan 12 Juni 1819. Pertempuran terus berlanjut
penempatan loji Belanda atau kantor sampai bulan Oktober 1819. Pada awalnya
dagang di Palembang. Thomas Stamford Belanda terus menerima kekalahan dari
Raffles, perwakilan Inggris, berusaha perlawanan Palembang, sampai pada
membujuk Sultan Badaruddin II agar akhirnya Belanda melakukan penyerangan
mengusir Belanda dari Palembang. Namun, tiba-tiba pada 24 Juni 1821 dini hari.
Kesultanan Palembang dengan tegas
mengatakan bahwa mereka tidak ingin
terlibat dalam konflik antara Inggris dan
Dampak PERLAWANAN
Belanda.Bersamaan dengan lepasnya
Indonesia dari Belanda pada awal abad ke- Sekitar 101 orang dari pihak Belanda tewas
16, Inggris berhasil menduduki Palembang dalam Perang Menteng, sementara jumlah di
dan membentuk sebuah perjanjian pada 14 pihak Palembang tidak diketahui. Badaruddin
Mei 1812. Belanda terus berusaha merebut II bersama keluarganya, termasuk Sultan
Palembang dari tangan Inggris, yang diawali Ahmad Najamuddin III, dibawa ke Batavia,
dengan ditandatanganinya Perjanjian sebelum akhirnya diasingkan ke Ternate
London antara Belanda dan Inggris pada 13 pada 3 Juli 1821 hingga akhir hayatnya.
Agustus 1814. Lewat perjanjian ini, Inggris Akibat dari peperangan ini, Palembang jatuh
terpaksa harus menyerahkan Palembang ke tangan Belanda. Kemudian, pada 7
kepada Belanda. Belanda kemudian Oktober 1823, Kesultanan Palembang resmi
mengangkat Herman Warner Muntinghe dihapus oleh Belanda dan Kuto Tengkuruk
sebagai komisaris di Palembang. Sebagai dihancurkan hingga rata dengan tanah.
komisaris baru di Palembang, Muntinghe
mulai menjajah pedalaman wilayah
Kesultanan Palembang.
Proses PERLAWANAN
Pihak yang menjadi LAWAN
Pada 12 juni 1819, perlawanan pertama
Pada awalnya baik Inggris ataupun Belanda pecah dan dimenangkan oleh pihak
merupakan pihak yang menjadi lawan palembang karna kekuatan armada
dalam perlawanan sultan mahmud palembang (Sriwijaya), hal tersebut
badaruddin II, namun perlawanan menyebabkan Belanda murka dan
terfokuskan pada pihak Belanda menyusun rencana penyerangan
dikarenakan penjajahan muntinghe pada selanjutnya dengan mengirim 2.000
pedalaman wilayah kesultanan Palembang pasukan serta puluhan kapal tempur.
Proses PERLAWANAN
Di saat yang sama, Sultan Badaruddin II Meriam dari pasukan Badaruddin II tidak
juga sudah bersiap apabila ada serangan hanya menghancurkan formasi armada De
balik dari pihak Belanda. Persiapan yang Kock, tetapi membuat mereka kewalahan
dilakukan adalah restrukturisasi dan memilih mundur. Akan tetapi, langkah
pemerintahan dan membangun itu ternyata hanya taktik dari pihak Belanda
perbentengan di antara Pulau Kembaro dan untuk mengatur kembali strategi
Plaju, yang menjadi jalur masuk ke Kota penyerangan. Pada 24 Juni 1821 dini hari,
Palembang. Sultan juga memerintahkan tiba-tiba Belanda memberikan serangan
pasukannya untuk membuat pancang- yang membuat Palembang mengalami
pancang kayu yang berfungsi untuk kekalahan. Penyebab kekalahan Kesultanan
menahan kapal-kapal Belanda. Pada 21 Palembang dalam Perang Menteng adalah
Oktober 1819, pertempuran kedua terjadi serangan mendadak dari Belanda, yang
di Sungai Musi, yang kembali berakhir membuat Badaruddin II berhasil ditangkap.
dengan kekalahan Belanda. Belanda, yang
dipimpin oleh Wolterbeck, memutuskan
untuk mundur ke Batavia, tetapi kembali ke
Palembang pada 9 Mei 1821 di bawah
pimpinan Mayjend de Kock. Pada 21
KELOMPOK 3
Oktober 1819, Sultan Badaruddin II
mengangkat putranya, Pangeran Ratu, ANGGOTA KELOMPOK :
menjadi sultan di Palembang dengan gelar 1. Almas Rasyid Rahman
Ahmad Najamuddin III. Hal ini sengaja 2. Mahagra Novki Alfathir
dilakukan agar Badaruddin II lebih fokus 3. Randa Deswandi
memimpin perlawanan Kesultanan 4. Hazelva Putri Fenisa
Palembang untuk mengusir Belanda. 5. Rahimah Najma Alyaa
Badaruddin II memperkuat benteng-
benteng di Pulau Kembaro dan Plaju
dengan meriam-meriam, serta menyiapkan
sekitar 7.000 hingga 8.000 pasukan. Pada
22 Mei 1821, De Kock dengan armadanya
sampai di Sungai Musi, yang langsung
disambut dengan tembakan meriam.

Anda mungkin juga menyukai