Anda di halaman 1dari 8

Karmawibangga : Historical Studies Journal, Vol: 02, No: 02, 2020: 86-93

e-ISSN: 2715-4483
htpps://journal.upy.ac.id/index.php/karmawibangga

PERANAN SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II DALAM


PERANG PALEMBANG 1819-1821

Rizky Ariyanto
Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta
Email: rizkyari1213@gmail.com

ABSTRAK Sultan Mahmud Badaruddin II; (2) describe


Penelitian ini bertujuan untuk: (1) and analyze the Palembang War 1819-
mendeskripsikan dan menganalisis latar 1821; (3) describe and analyze the role of
belakang dan riwayat hidup Sultan Sultan Mahmud Badaruddin II in the
Mahmud Badaruddin II; (2) Palembang War 1819-1821; (4) describe
mendeskripsikan dan menganalisis and analyze the impact of the Palembang
berlangsungnya Perang Palembang 1819- War 1819-1821.
1821; (3) mendeskripsikan dan This research uses literature
menganalisis peranan Sultan Mahmud method. Data collection is done by
Badaruddin II dalam Perang Palembang collecting written data sources through
1819-1821; (4) mendeskripsikan dan literature studies in books, journals, theses
menganalisis dampak Perang Palembang and the internet. The steps in the research
1819-1821. are as follows; heuristics, source criticism
Penelitian ini menggunakan metode and interpretation and historiography.
literatur. Pengumpulan data dilakukan The results of this study indicate
dengan cara mengumpulkan sumber data that: (1) Sultan Mahmud Badaruddin II is
tertulis melalui studi pustaka di buku, the Sultanate of the Palembang
jurnal, skripsi dan internet. Adapun Darussalam Sultanate who is wise in
langkah-langkah dalam penelitian adalah carrying out his leadership; (2) The
sebagai berikut; heuristik, kritik sumber Palembang War 1819-1821 was divided
dan interpretasi serta historiografi. into three periods, two periods in 1819 and
Hasil penelitian ini diketahui one period in 1821; (3) the Sultan Mahmud
bahwa: (1) Sultan Mahmud Badaruddin II Badaruddin II resisted the Dutch, who were
merupakan sultan Kesultanan Palembang far superior in weaponry and were able to
Darussalam yang bijaksana dalam win the Palembang War in 1819 twice; (4)
menjalankan kepemimpinannya; (2) Perang the impact of this war, namely blocking the
Palembang 1819-1821 terbagi menjadi tiga Sunsang estuary, abolishing the sultanate
periode, dua periode di 1819 dan satu and replacing it with residency.
periode di 1821; (3) Sultan Mahmud
Badaruddin II memberikan perlawanan Keywords: Sultan Mahmud Badarudiin II,
terhadap Belanda yang jauh lebih unggul Palembang War 1819-1821.
dalam persenjataan perang dan mampu dua
kali memenangkan Perang Palembang
1819; (4) dampak yang ditimbulkan oleh
perang ini yaitu diblokadenya muara
Sunsang, dihapuskannya kesultanan dan
digantikan dengan keresidenan.
Kata Kunci: Sultan Mahmud Badarudiin
II, Perang Palembang 1819-1821.
ABSTRACT
This study aims to: (1) describe and
analyze the background and life history of

86
Karmawibangga: Historical Studies Journal, 2 (2), 2020

PENDAHULUAN lingkungan kraton. Selain itu, Sultan


Palembang merupakan salah satu Mahmud Badaruddin II menghapuskan
wilayah terpenting yang berada di Pulau kebijakan pendahulunya yaitu Sultan
Sumatera dikarenakan Palembang Komaruddin Wikramo (memerintah pada
mempunyai keadaan geografis yang sangat 1722) yang memberikan hak terhadap VOC
kaya akan sumber daya alam dan di untuk membeli dan memonopoli
dominasi oleh perairan, yang dimaksud perdagangan timah di pulau Bangka dan
perairan disini ialah sungai bukan laut. Belitung (Suyono, 2003: 145).
Palembang muncul sebagai Kesultanan Peperangan yang terjadi di
Palembang sekitar tahun 1659 dan pernah Kesultanan Palembang Darussalam pada
dipimpin oleh beberapa sultan, salah satu tahun 1819 merupakan sebuah rentetan
sultan yang terkenal pada masa peristiwa yang terjadi sebelum tahun 1819.
pemerintahannya ialah Sultan Mahmud Hal ini tidak terlepas dari pengaruh orang-
Badaruddin II yang mampu mengusir orang Belanda dan Inggris di Nusantara.
bangsa asing di Palembang. Sultan Pengaruh Inggris terhadap Sultan Mahmud
Mahmud Badaruddin II adalah sultan yang Badaruddin II telah lama berlangsung di
ketujuh yang memimpin pada tahun 1803- Kesultanan Palembang Darussalam. Ketika
1821. Ia merupakan sultan yang sangat di masa-masa awal menjabat sebagai sultan
tangguh yang diakui oleh Belanda dan yang baru, Inggris mencoba mendekati
Inggris, karena sangat susah untuk Sultan Mahmud Badaruddin II guna
menaklukkan Kesultanan Palembang melepaskan Pulau Bangka dan Pulau
dibawah kepemimpinannya (Kiagus Imran Belitung dan menyerahkannya kepada
Mahmud, 2004: 33). Inggris dengan imbalan diberikan senjata
Ketika pertama kali dilantik pada bagi Sultan Mahmud Badaruddin II
1803, Sultan Mahmud Badaruddin II Keinginan Inggris untuk menguasai pulau
mengeluarkan kebijakan untuk terus Bangka dan Belitung disebabkan karena
memperkuat pertahanan Kesultanan adanya timah yang merupakan salah satu
Palembang Darussalam dengan cara komoditi paling diminati di Eropa. Selain
mendirikan beberapa benteng pertahanan. itu, jika Inggris berhasil menguasai pulau
Mula-mula benteng yang dibangun berada Bangka dan Belitung, maka gerak pasukan
di hulu sungai Musi yaitu di daerah Banyu Belanda dari Batavia yang akan menguasai
Langu yang dipergunakan untuk Palembang kembali dapat diamati (Farida
menghadapi serangan bala pasukan musuh. R. Wargadalem, 2017: 153-154).
Selain sebagai pertahanan, benteng juga Selaku sultan dari sebuah
digunakan untuk mengawasi aliran kesultanan, sudah selayaknya Sultan
perdagangan dari daerah sampai ke pusat, Mahmud Badaruddin II memiliki
sebagai tempat mendirikan gudang-gudang pengetahuan dan wawasan ilmu
perbekalan, serta sebagai tempat mengatur pengetahuan yang sangat luas. Dalam
siasat menghimpun kekuatan massa pada perjalanan sebuah kesultanan tidak terlepas
saat itu (Djohan Hanafiah, 1996: 47). adanya konflik, baik dengan sebuah
Perlawanan yang dilakukan oleh kelompok, kerajaan maupun dengan
Sultan Mahmud Badaruddin II terhadap pemerintah kolonial Belanda. Demikian
Belanda terlahir dari kesadaran bahwa juga halnya selama menjadi pemimpin dari
untuk menjadi suatu kesultanan yang besar, Kesultanan Palembang Darussalam, Sultan
maka Palembang harus mampu menjaga Mahmud Badaruddin II juga tidak terlepas
kedaulatannya sendiri dari intervensi- dari berbagai macam konflik atau
intervensi bangsa asing. Dalam hal ini peperangan. Baik itu konflik internal
Sultan Mahmud Badaruddin II berusaha kesultanan maupun konflik dengan
untuk mencegah Belanda mencampuri pemerintahan asing (Suyono, 2003: 147).
segala persoalan yang terjadi di dalam

87
Karmawibangga: Historical Studies Journal, 2 (2), 2020

Salah satu konflik yang cukup besar kritik sumber. Pada tahap ini, dilakukan
dalam masa pemerintahan Sultan Mahmud penyeleksian baik dengan kritik intern
Badaruddin II adalah konflik dengan maupun ekstern sehingga didapatkan fakta
pemerintah Hindia Belanda pada tahun sejarah mengenai Peranan Sultan Mahmud
1819 dan 1821. Dimana konflik ini dikenal Badaruddin II dalam Perang Palembang
dengan perang Palembang, yang 1819-1821.
merupakan perang terbesar di lautan pada Selanjutnya tahap yang dilakukan
akhir abad ke 19. Peperangan ini yaitu interprestasi, penulis berusaha
merupakan peperangan terbesar karena mencari fakta-fakta terkait dengan Sultan
memakan banyak korban baik dari segi Mahmud Badaruddin II dan Perang
jumlah pasukan, senjata, alat perang dan Palembang, karena penulis tidak
keuangan (Djohan Hanafiah, 1986: 9). mengetahui secara langsung sosok Sultan
Dengan uraian di atas maka peneliti Mahmud Badaruddin II dalam Perang
tertarik untuk meneliti lebih dalam Palembang melawan pihak Hindia Belanda,
mengenai peranan Sultan Mahmud maka fakta-fakta yang telah ada dijadikan
Badaruddin II dalam perang Palembang, sebagai landasan untuk merekontruksi
karena dalam perang Palembang Sultan peristiwa tersebut.
Mahmud Badaruddin II sebagai raja saat itu Kemudian tahap yang terakhir yaitu
sangatlah berperan penting bagi rakyatnya historiografi, tahapan ini adalah tahapan
guna menghadapi peperangan melawan penulisan sejarah untuk memberikan
pihak kolonial Belanda. jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan
METODE PENELITIAN rumusan-rumusan masalah yang telah
Penulisan artikel ini menggunakan dibuat. Dalam proses penulisan sejarah,
segi peninjauan historis atau sejarah. Dalam penulis berusaha mengusahakan dengan
aspek historis ini, penulis benar-benar selalu memperhatikan proses kronologis
mendalamisuatu peristiwa yang terjadi di dan yang bersifat deskriptif, analitis
masa lampau agar dapat memperoleh suatu (penggambaran).
kebenaran atau fakta yang tentunya dapat HASIL DAN PEMBAHASAN
dipertanggungjawabkan kebenarannya. A. Riwayat Kehidupan Sultan Mahmud
Kemudian untuk mengetahui terjadinya Badaruddin II
suatu peristiwa dan perkembangan zaman Sultan Palembang Darussalam yang
pada masa lampau dapat dilakukan dengan keenam adalah putera mahkota yang
cara pendekatan diakronis (Kartodirdjo, bergelar Sultan Muhammad Bahauddin
1992: 138). memerintah pada dari tahun 1776-1803.
Langkah pertama yang dilakukan Sultan Muhammad Bahauddin digantikan
adalah Heuristik, pada tahap ini peneliti oleh putera mahkota yang bernama Raden
mengumpulkan sumber-sumber sejarah Hasan Pangeran Ratu. Sebagai Sultan
diantaranya berupa literature, buku, jurnal Palembang Darussalam yang ketujuh beliau
ilmiah sesuai tema penelitian. Sumber- bergelar Sultan Mahmud Badaruddin II.
sumber lainnya diantaranya adalah arsip Sultan Mahmud Badaruddin II dilahirkan di
dan dokumen-dokumen. Dalam Palembang pada tahun 1767. Pada saat
mengumpulkan sumber sejarah peneliti dilantik menjadi Sultan, beliau berumur 36
menelusuri di beberapa tempat, diantaranya tahun (Mohd. Umar, R.A., 1980: 8).
perpustakaan UPY, perpustakaan kota Sebelum diangkat menjadi Sultan
Yogyakarta dan perpustakaan Daerah Kerajaan Palembang Darussalam, beliau
Yogyakarta. telah dipersiapkan oleh orang tuanya yang
Setelah melakukan pengumpulan telah mendidik anak itu yang sewaktu kecil
dan membuat catatan-catatan penting dari bernama Raden Hasan Pangeran Ratu.
sumber yang telah didapatkan, maka Masa kecil Raden Hasan tidaklah berbeda
langkah selanjutnya adalah melakukan dengan anak-anak sebayanya. Siang hari

88
Karmawibangga: Historical Studies Journal, 2 (2), 2020

Raden Hasan belajar pengetahuan umum, Kemas Said, dan Haji Lanang terbunuh
sedangkan pada malam hari ia belajar (Woelders 1975: 103,123).
mengaji dan ilmu agama yang lainnya. Perang Palembang dimulai dengan
Sebagai anak raja, guru didatangkan ke serangan singkat terhadap pasukan Belanda
istana untuk khusus mengajar dan pada pukul setengah empat pagi, 12 Juni
mendidik Raden Hasan (Mardanas Safwan, 1819. Penyerangan tersebut merupakan
2010: 18). serangan balasan atas insiden yang
Setelah diangkatnya beliau menjadi menewaskan seorang penduduk
Sultan Kerajaan Palembang Darussalam Palembang. Melihat situasi tersebut,
tahun 1803, Sultan Mahmud Badaruddin II Mutinghe mengambil sikap dengan
telah matang. Sebagai seorang raja, beliau memerintah Mayor Tierlam untuk segera
memiliki kepribadian yang kuat dan juga membawa pasukannya meninggalkan
mempunyai pandangan yang jauh kedepan. keraton Kuto Lamo. Mereka menghuni
Dalam bidang militer, Sultan Mahmud sebuah bangunan yang tengah dibangun
Badaruddin II juga mempunyai untuk kebutuhan mereka. Pada saat mereka
pengetahuan yang cukup luas. Beliau juga tengah menuju bangunan tersebut, mereka
ahli siasat (strategi) yang piawai dalam diserang oleh laskar Palembang sehingga
kemiliteran. Sultan sangatlah yakin bahwa meletuslah pertempuran (Farida R.
musuh-musuh yang akan dihadapi Wargadalem, 2017: 157).
bukanlah dari orang-orang sembarangan Pertempuran kedua ditandai dengan
(Mohd Umar R.A., 1980: 8). enam buah rakit yang dibakar oleh laskar
Dalam kehidupan sehari-harinya Palembang. Selanjutnya, terjadi baku
Sultan Mahmud Badaruddin II merupakan tembak antara kapal-kapal Belanda dan
seorang suami yang baik dan ayah yang laskar Palembang. Pasukan Belanda terjepit
bijaksana. Beliau selalu memperhatikan saat mereka mencoba mendekati gerbang
keluarganya. Sultan menyediakan waktu keraton sambil membordir laskar
khusus untuk keluarganya. Pendidikan Palembang. Sementara itu pasukan Belanda
umum baik pendidikan agama anak-anak yang ada di keraton telah kocar-kacir
beliau sangat dipentingkan oleh Sultan. diserang tanpa bisa membalas. Tembakan
Sultan Mahmud Badaruddin II dikenal meriam kapal ke arah benteng pun tak
sebagai seorang yang alim. Beliau mampu menghancurkan tembok istana
merupakan orang yang sabar dan bertaqwa yang ketebalannya mencapai dua meter dan
kepada Allah. Sultan juga mahir dalam tingginya delapan meter (Suyono, 2003:
karang-mengarang, beliau pernah 153).
mengarang syair, buku, termasuk juga buku Setelah menarik pasukannya,
mengenai Agama (Mardanas Safwan, Mutinghe mengeluarkan intruksi untuk
2010: 20). menyerang kubu-kubu pertahanan
B. Perang Palembang 1819-1821 Palembang, namun sampai pagi dini hari 14
1. Perang Palembang 1819 Juni 1819 tidak terjadi penyerangan
a. Periode Pertama terhadap kubu Palembang. Sebaliknya,
Perang pada periode pertama ini Mutinghe mengirim utusan untuk
dimulai pada tanggal 11 Juni 1819, berawal mengusulkan perundingan agar berdamai
dari sebelas serdadu Belanda memeriksa dengan Pangeran Adipati Tuo. Akan tetapi,
sisi luar keraton dan memicu terjadinya Sultan Mahmud Badaruddin II menolak
bentrokan senjata. Dalam insiden itu Haji berdamai (Farida R. Wargadalem, 2017:
Zain memimpin penyerangan terhadap 157).
serdau Belanda. Pertempuran antara kedua Perang dalam periode pertama ini
belah pihak tidak dapat dihindarkan. berakhir dengan mundurnya armada
Sehingga dalam pertempuran itu Haji Zain, Belanda menuju Sunsang. Kemenangan ini
memberikan semangat untuk terus

89
Karmawibangga: Historical Studies Journal, 2 (2), 2020

mempertahankan keberhasilan tersebut terkena pasak yang telah dipasang pada


bagi Palembang. Terdapat beberapa tokoh dasar sungai. Selain itu, meriam-meriam
yang ikut berperan dalam perang tersebut, sultan juga bekerja maksimal. Ditambah
yang termaktub dalam “Syair Perang dengan musim hujan yang membuat
Mutinghe”, antara lain Khabib Muhammad pasukan Belanda semakin kesulitan. Kapal-
Saleh, Pangeran Puspawijaya, Pangeran kapal Belanda terpaksa berlabuh jauh di
Wirasentika, Pangeran Wiradiwangsa, hilir sungai, di daerah berawa, sebelum
Pangeran Puspadiraja, Haji Abdulrohim, pulau Kembara, tempat pertahanan pasukan
Citrawijaya, Ranggadarpacita, Palembang (Suyono, 2007: 153).
Temenggung Citradinata, dan Haji Mas’ud Belanda tak punya banyak pilihan
(Farida R. Wargadalem, 2017: 158). karena mendaratkan pasukan saja tidak bisa
b. Periode Kedua dilakukan. Banyak korban berjatuhan dan
Ekspedisi ini membawa dua kapal Belanda dapat dipukul mundur. Dalam
perang, dua kapal meriam, empat kapal upaya mundur tersebut, Wolterbeek masih
pengangkut pasukan yang dipersenjatai mencoba menulis surat untuk berunding
dengan lengkap, dan beberapa kapal kecil dengan Sultan Mahmud Badaruddin II
lain, demikian dengan 900 anggota pasukan namun gagal lagi. Mereka akhirnya
daratnya. Armada ini berangkat dari memutuskan untuk kembali ke Batavia dan
Batavia pada 22 Agustus 1819 dan akhir mengakui kekalahannya (Eko Narwiyanto,
Agustus tiba di Muntok. Kekuatan armada 2016: 47).
ini ditambah lagi dengan empat kapal 2. Perang Palembang 1821
perang. Demikian pasukan darat dan Pada tanggal 9 Mei 1821 Belanda
ditambah lagi hingga berkekuatan 1.400 memulai ekspedisinya lagi. Kali ini
orang (Suyono, 2003: 155). dipimpin oleh Mayor de Kock dengan
Sultan Mahmud Badaruddin II armada berkekuatan penuh. Terdapat 47
dengan segenap kemampuannya kapal-kapal perang besar dan kecil, 16
mengambil langkah untuk menyambut kapal pengangkut pasukan, 414 meriam
pasukan Belanda ketika mendengar armada kapal, dan 18 meriam darat. Pasukan laut
mereka sudah sampai di Muntok. Di dasar- tercatat 2.580 orang dan pasukan darat
dasar sungai dipasang pasak agar dapat 1.679 orang. Dalam bulan Mei itu juga,
mengenai lunas kapal Belanda yang lewat. Belanda berhasil melewati Sungai Sunsang.
Selain itu, di samping sungai dipasang De Kock mengirimkan utusan yang terdiri
patok-patok guna menghalangi pendaratan dari pengiring susuhunan ke Palembang,
pasukan Belanda. Sultan Mahmud tugas rombongan ini untuk menyatakan
Badaruddin II juga membuat kekacauan di maksud kedatangan armada Belanda.
Bangka dan dengan demikian, pasukan Alhasil usaha mereka tidak menghasilkan
Belanda menjadi tak berdaya (Djohan apa-apa (Suyono, 2003: 155).
Hanafiah, 1986: 54). Mayor de Kock sangatlah cerdik, demi
Mutinghe dan Wolterbeek sempat mencari informasi ia memberi garam dan
berusaha melakukan perundingan agar beras kepada pendduk aliran Sungai Musi.
sultan menyerahkan diri, namun gagal Maksud dan tujuan pemberian tersebut
karena Sultan menolak perundingan tidak lain dan tidak bukan adalah untuk
tersebut. Sultan menolak perundingan dan menarik hati penduduk sekitar, dan supaya
menyerang kapal-kapal Belanda. Belanda kedatangan mereka diterima oleh orang
juga memutuskan untuk membuka sekitar. Selain itu, mereka juga memberikan
serangan. Pada tanggal 21 Oktober 1819, informasi kepada pihak Belanda tentang
armada Belanda mulai melakukan pertahanan Kesultanan Palembang (Farida
penyerangan yang diperintah oleh R. Wargadalem, 2017: 216).
Wolterbeek. Tetapi naas, kapal mereka Setelah berhasil melumpuhkan
tidak dapat mendekati Palembang karena benteng Gombora dan Plaju, pasukan

90
Karmawibangga: Historical Studies Journal, 2 (2), 2020

Belanda mulai bergerak mendekati keraton. keberhasilan ini sangatlah penting bagi
Pada tanggal 26 Juni 1821 semua pasukan pengukuhan kekuasaan Belanda di
Belanda bergerak siaga di depan keraton Nusantara. Betapa pentingnya kemenangan
Sultan Mahmud Badaruddin II. Keraton perang ini bagi pihak Belanda, setelah
waktu itu diperkuat dengan tujuh belas menebus dua kali kekalahan dalam perang
meriam dan dikelilingi oleh tembok yang Palembang 1819 (Farida R. Wargadalem,
tebal dan tinggi. Kehebatan pertahanan 2017: 218).
keraton terbukti dengan mampunya pihak C. Peranan Sultan Mahmud
Palembang menangkis serangan dari Badaruddin II dalam Perang
pasukan Belanda pada perang palembang Palembang
1819 (Djohan Hanafiah, 1986: 65). Dalam menghadapi sebuah
Ketika kapal-kapal Belanda tiba di pemerintah asing yang memiliki alat perang
depan keraton, Sultan Mahmud Badaruddin yang jauh lebih unggul, Sultan Mahmud
II memutuskan untuk menempuh jalur Badaruddin II memiliki banyak strategi
peundingan. Diutuslah Pangeran Adipati yang ampuh. Berdasarkan pengalaman para
Tuo untuk menemui de Kock diatas kapal sultan-sultan terdahulu di Kesultanan
Johanna. Dalam perundingan itu, Pangeran Palembang Darussalam serta ajaran dari
Adipati Tuo bersedia menyerahkan Sultan kakek dan ayahnya, Sultan Mahmud
Mahmud Badaruddin II kepada pihak Badaruddin II ketika selesai dinobatkan
Belanda, dengan permintaan dirinya tetap menjadi seorang sultan, mengambil
diizinkan tinggal di Palembang. Akan langkah untuk membangun banyak benteng
tetapi, Mayor de Kock menolak tawaran sebagai bentuk pertahanan keamanan
tersebut. Sementara itu, Pangeran Adipati penduduknya serta sebagai tempat
Mudo menyatakan bahwa Sultan Mahmud mengontrol perdagangan di wilayah
Badaruddin II bersedia menyerah tanpa kesultanannya (Djohan Hanafiah, 1996:
syarat agar mencegah terjadinya 17).
pertumpahan darah. Sultan juga meminta Selain itu, Sultan Mahmud
penundaan waktu ke Batavia dengan alasan Badaruddin II juga dikenal sebagai seorang
menyiapkan anak-anak, istrinya serta sultan yang bisa membangkitkan semangat
pengikut setianya yang akan menyertainya pasukannya di medan perang. Melalui
ke Batavia. De Kock mengabulkan keterampilannya di bidang sastra, Sultan
permintaan tersebut dan dengan memberi Mahmud Badaruddin II membuat sebuah
waktu dua hari sultan harus membongkar syair yang bernama Syair Perang Menteng.
semua meriam yang ada di keraton. Syair ini oleh Sultan Mahmud Badaruddin
Selanjutnya, de Kock memerintahkan II digunakan untuk menyemangati
semua armada Belanda menutup jalur pasukannya dalam pertempuran melawan
keluar masuk Sungai Musi untuk mencegah Belanda di tahun 1819. Dengan adanya
Sultan keluar dari ibukota Palembang sebuah penyemangat dan perjuangan dikala
(Mardanas Safwan, 2010: 64-65). berperang, membuat pasukan Sultan
Berita kemenangan atas Kesultanan Mahmud Badaruddin II meraih
Palembang diterima Batavia pada 10 Juli kemenangan di perang itu (Woelders, 1975:
1821. Berita tersebut merupakan berita 3).
yang sangat ditunggu-tunggu oleh mereka. Dalam Perang Palembang 1821,
Keberhasilan diumumkan dengan Pasukan Belanda mengadakan serangan
ditembakkannya meriam di hadapan besar-besaran terhadap Palembang. Sultan
pasukan Belanda sebanyak 101 kali Mahmud Badaruddin II dengan gigihnya
tembakan. Para perwira dan serdadu mempertahankan Kesultanan Palembang.
dianugerahi penghargaan berupa lencana. Sultan menggunakan perahu-perahu
Berita kemenangan tersebut disambut dayung yang dipesenjatai dan tonggak-
antusias di sana. Menurut pihak Belanda, tonggak yang dipasang di sungai guna

91
Karmawibangga: Historical Studies Journal, 2 (2), 2020

menghalangi pergerakan pasukan Belanda. ekspor dan impor pun terganggu. Blokade
Usaha yang dilakukan tersebut sangatlah ini dijalankan dengan bertujuan
besar pengaruhnya karena sulit ditembus “membunuh” Palembang, karena Sunsang
sebagaimana terjadi pada saat Perang merupakan jalan terbaik dan paling ramai
Palembang 1819 (Suyono, 2003: 156). untuk keluar masuknya barang ke
Pada tahun 1821 Sultan Mahmud Palembang (Farida R. Wardalem, 2017:
Badaruddin II mengangkat putera mahkota 165).
Pangeran Ratu menjadi sultan. Sebagai Pada perang Oktober 1819 pasukan
seorang sultan, Pangeran Ratu memakai Belanda juga mengalami kekalahan saat
gelar Sultan Ahmad Najamuddin. Menantu menghadapi pasukan Kesultanan
Sultan diangkat sebagai Panglima Perang Palembang. Cuaca saat itu sangat kurang
kerajaan, kemudian Sultan Mahmud mendukung untuk pasukan Belanda,
Badaruddin II juga mengangkat komandan mereka tidak bisa mendaratkan pasukan
pasukan yang akan memimpin pertempuran dan dipukul mundur oleh pasukan
(Mardanas Safwan, 2010: 61). Kesultanan Palembang. Residen Smissaert
D. Dampak Perang Palembang merupakan salah satu korban
Setiap kejadian besar seperti pemberontakan di Bangka. Kepalanya
peperangan sudah pasti menimbulkan dipenggal dan dipersembahkan kepada
dampak positif maupun negatif bagi kedua Sultan Mahmud Badaruddin II.
belah pihak yang berperang. Hal ini juga Kemenangan perang ini membuat Posisi
terjadi pada Perang Palembang tahun 1819- sultan terhadap pemerintah Belanda
1821. Pertempuran yang terjadi antara semakin kuat (Suyono, 2003: 153).
pasukan Kesultanan Palembang Pada Perang Palembang 1821
Darussalam melawan Hindia Belanda Kesultanan Palembang mengalami
membawa sejumlah dampak umum setelah kekalahan karena serangan besar-besaran
perang. Perang Palembang tahun 1819 Belanda dan siasat liciknya. Seluruh
berakhir setelah ditandai dengan benteng pertahanan Palembang dapat
kembalinya pasukan Wolterbeek ke ditembus oleh Belanda dan sampailah pada
Batavia (Farida R. Wargadalem, 2017: keraton dan mendudukinya. Sultan
161). menyerah tanpa syarat agar tidak terjadi
Perang yang terjadi pada tahun 1819 pertumpahan darah lagi. Sultan dan
terbagi menjadi dua periode pertempuran keluarganya diasingkan ke ternate, dan
yang mana membawa pelajaran baru bagi setelah itu Belanda menyingkirkan semua
pasukan Kesultanan Palembang orang terdekat sultan (Mardanas Safwan,
Darussalam. Pada saat itu kekuatan 2010: 64).
pasukan Belanda dibawah pimpinan KESIMPULAN
Wolterbeek dapat dikalahkan dengan
Dari pembahasan diatas penulis
strategi yang matang meskipun piak
menyimpulkan bahwa Sultan Mahmud
Belanda lebih unggul dalam hal teknologi
Badaruddin II merupakan sultan
dan persenjataan perang. Kemenangan ini
Kesultanan Palembang Darussalam yang
pun disambut dengan suka cita oleh rakyat
bijaksana dalam menjalankan
Kesultanan Palembang Darussalam, baik di
kepemimpinannya, serta mempunyai
kota Palaembang serta daerah iliran (Mohd.
wawasan dan ilmu pengetahuan yang
Umar R.A., 1980: 13).
sangat luas sehingga dicintai oleh
Kekalahan Belanda pada periode
rakyatnya. Perang Palembang 1819-1821
perang pertama memberikan sebuah ide
terbagi menjadi beberapa periode, dalam
untuk memblokade muara Sunsang.
tahun 1819 perang terjadi pada bulan Juni
Dengan terblokadenya muara Sunsang ini,
dan Oktober dan dimenangkan oleh pihak
jalur masuk ke ibu kota Palembang menjadi
Kesultanan Palembang Darussalam,
terputus. Kegiatan perdagangan seperti

92
Karmawibangga: Historical Studies Journal, 2 (2), 2020

sedangkan Perang Palembang pada tahun Narwiyanto, Eko. 2016. Kesultanan


1821 dimenangkan oleh Belanda. Palembang Darussalam: Sejarah
Sultan dengan segala wawasan dan dan Warisan Budayanya. Jember
ilmu pengetahuannya memberikan university press/tarutama
perlawanan terhadap Belanda yang jauh nusantara.
lebih unggul dalam persenjataan perang dan
mampu dua kali memenangkan Perang R.A., Mohd. Umar. 1980. Risalah sejarah
Palembang 1819, dan kalah pada Perang perjuangan Sultan Mahmud
Palembang 1821. Dampak yang Badaruddin II. Tim Perumus
ditimbulkan oleh perang ini yaitu Hasil-Hasil Diskusi Sejarah
diblokadenya muara Sunsang yang Perjuangan Sultan Mahmud
membuat perdagangan di kota Palembang Badaruddin II, Tim Perumus
sempat mati pada waktu itu, dihapuskannya Hasil-Hasil Diskusi Sejarah
kesultanan dan digantikan dengan Perjuangan Sultan Mahmud
keresidenan akibat kekalahan dalam Perang Badaruddin II.
Palembang 1821.
Setelah melakukan penulisan artikel Safwan, Mardanas. 2010. Sultan Mahmud
tentang Peranan Sultan Mahmud Badaruddin II, Riwayat Hidup dan
Badaruddin II dalam Perang Palembang Perjuangannya (1767-1852).
1819-1821 ini penulis memberi beberapa Jakarta: Mutiara Sumber Widya.
saran antara lain: (1) Untuk pendidikan,
dapat menjadikan Sultan Mahmud Suyono, R. P. 2003. Peperangan Kerajaan
Badarudiin II sebagai suri tauladan bagi Di Nusantara: Penelusuran
peserta didik, (2) Untuk masyarakat, agar Kepustakaan Sejarah. Jakarta: PT.
lebih mengenal sosok pahlawan seperti Gramedia.
Sultan Mahmud Badaruddin II dan
mengetahui kejadian Perang Palembang Wargadalem, Farida R. 2017. Kesultanan
1819-1821. Palembang dalam Pusaran
Konflik (1804-1825). Jakarta: PT.
DAFTAR PUSTAKA Gramedia.

Buku Woelders, M.O. 1975. Het Sultanaat


Palembang: 1811-1825. S-
Hanafiah, Djohan. 1996. Perang Gravenhage: M. Nijhoff, VKI 72.
Palembang Melawan V.O.C.
Palembang: Karyasari. Jurnal
Farida, Farida. 2012. “Perang Palembang
_______________. 1986. Perang dan Benteng-benteng
Palembang 1819-1821: Perang Pertahanannya”. UNSRI Press,
Laut Terbesar di Nusantara. Universitas Sriwijaya, Volume 1,
Palembang: Pariwisata Utama. No. 1, diunduh pada 4 Desember
2019.
Kartodirdjo, Sartono. 1992. Pendekatan
Ilmu Sosial dalam Metodologi Sepriady, Jeky. 2019. “Fundamentalisme
Sejarah. Jakarta: PT Gramedia. dalam Syair Perang Palembang”.
Jurnal Program Studi Pendidikan
Mahmud, Kiagus Imran. 2004. Sejarah Sejarah, Universitas PGRI
Palembang. Palembang: Anggrek. Palembang, Volume 5, No. 1,
diunduh pada 4 Desember 2019.

93

Anda mungkin juga menyukai